Dzatu 'Irq

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia

Dzatu 'Irq (bahasa arab: ذات عرق), bagian kecil dari wadi (lembah) Aqiq, adalah termasuk salah satu miqat haji dan tempat persinggahan dalam rute perjalanan Mekah dan Kufah. Pada peristiwa Karbala, antara Imam Husain as dan Bisyr bin Ghalib terjadi dialog di tempat ini. Sariyyah Dzatu 'Irq pada tahun ke-3 H terjadi di sana.

Posisi

Tanah Dzatu 'Irq merupakan bagian dari Wadi Aqiq dan perbatasan antara Najd dan Tihamah yang terletak di 92 km timur laut Mekah. Dikatakan, Dzatu 'Irq diambil dari nama gunung di dekat Mekah.[1] Tempat persinggahan ini terletak di antara Kebun bani 'Amir dan Ghamrah. [2]

Miqat Haji

Fukaha Syiah meyakini Wadi Aqiq sebagai miqat orang-orang Irak dan penduduk timur. Wadi Aqiq meliputi Maslakh, Ghamrah dan Dzatu 'Irq. Mayoritas mereka membolehkan ihram dari masing-masing tempat ini. [3] Sejumlah orang dari mereka membolehkan ihram dari Dzatu 'Irq dalam kondisi terpaksa. [4] [5]

Kejadian-kejadian

Sariyyah Dzatu 'Irq (sariyyah Zaid bin Haritsah, sariyyah Qiradah) pada Jumadil Akhir tahun ke-3 H (28 bulan setelah Hijrah) yang dikomandani oleh Zaid bin Haritsah terjadi di tempat ini.

Dzatu 'Irq adalah tempat atau rumah pertama yang disinggahi Imam Husain as setelah Mekah. [6] Pada peristiwa Karbala, Imam Husain as bertemu dan bercakap-cakap dengan Bisyr bin Ghalib dari bani Asad di tempat ini. Basyar melaporkan situasi dan kondisi Kufah kepada Imam as. [7] Kemudian Ibnu Ghalib bertanya soal tafsir ayat 71 surah al-Isra kepada Imam as.[8] Dalam kitab Amāli Syekh Shaduq, tempat percakapan ini disebut Tsa'labiyah.[9]

Menurut pernyataan Muhammad as-Samawi dalam kitab Ibshārul 'Ain fi Anshāril Husain, Muhammad dan 'Aun putra-putra Abdullah bin Ja'far menyampaikan surat ayah mereka ke Imam as di Wadi Aqiq dan bergabung dengannya. Namun Abdullah bin Ja'far dengan Yahya bin Said yang membawa surat jaminan keamanan dari pihak 'Amr bin Said (pegawai Madinah) dan di Dzatu 'Irq mereka berjumpa dengan Imam as, setelah Imam as tidak menggubris surat jaminan keamanan mereka tersebut, Abdullah memohon diri untuk tidak bergabung bersama Imam as dan akhirnya mereka kembali. [10]

Percakapan Imam Husian as dengan Basyar bin Ghalib di Dzatu 'Irq

Imam Husain as: "Bagaimana Anda melihat penduduk Kufah?"

Basyar bin Ghalib: "Hati-hati mereka bersama Anda tapi pedang-pedang mereka bersama bani Umayyah."

Imam as: "Anda benar wahai saudara bani Asad, Allah akan melakukan apa yang dikehendakinya dan akan memerintahkan apa yang diinginkan."

Basyar: "Apa tafsir ayat : یوم ندعو کل اناس بامامهم "(Ingatlah) hari dimana Kami akan memanggil setiap manusia dengan imam mereka?"

Imam as: "Itu adalah Imam dan pemimpin yang mengajak masyarkat kepada jalan kebenaran dan kebahagiaan, sekelompok orang mengikuti dia. Dan ada pemimpin lain yang menyeru kepada penyimpangan dan kebinasaan, sekelompok orang juga mengikuti dia. Kelompok pertama berada dalam surga dan kelompok kedua berada dalam neraka. [11] Inilah makna ayat lain فريق فی الجنة و فريق في السعير; sekelompok orang di surga dan sekelompok lagi di neraka."[12]

Catatan Kaki

  1. Mu'jamul Buldān, jld.4, hlm.108.
  2. Al-Maqdisi, hlm.106.
  3. Ibnu Barraj, jld.1, hlm.214; Ibnu Hamzah, hlm.160.
  4. Ath-Thusi, jld.1, hlm.210, 312; Shahibul Jawāhir, jld.18, hlm.106.
  5. Ihram: Site Kantor Ayatullah Sistani
  6. Al-Irsyād, jld.2, hlm.69.
  7. Ibnu A'tsam, al-Futuh, jld.5, hlm. 70-71
  8. As-Shaduq, Amāli, hlm.153
  9. As-Shaduq, Amāli, hlm.153.
  10. As-Samawi, Ibshārul 'Ain, hlm.75.
  11. Ibnu A'tsam, al-Futuh, jld.5, hlm.70-71; al-Kharazmi, jld.1, hlm.319.
  12. Ash -Shaduq, Amāli, hlm.153.

Daftar Pustaka

  • Al-Baladzuri, Ahmad bin Yahya. Jumalun min Ansābil Asyrāf, riset: Suhail Zikar dan Riyadh Zirikli. Beirut: Darul Fikr, 1417 H.
  • Al-Hamawi al-Baqdadi, Yaqut. Mu'jamul Buldān. Beirut: Dar Shadir, 1995 M.
  • Al-Kharizmi, Muwaffaq bin Ahmad. Maqtalul Husain as. Qom: Anwarul Huda, 1423 H.
  • Al-Maqdisi, Muhammad bin Ahmad, Ahsan at-Taqāsim fi Ma'rifatil Aqālim, Maktabah Madbuli, Kairo, 1411 H.
  • As-Samawi, Muhammad bin Thahir, Ibshārul 'Ain fi Anshāril Husain as, Universitas Syahid Mahallati, Qum, 1419 H.
  • Ath-Thusi (Ibnu Hamzah), Muhammaf bin Ali, al-Wasilah ila Nailil Fadhilah, peneliti/penyunting: Muhammad Hassun, Intisyarat Kitabkhaneh Ayatullah Mar'asyi Najafi, 1408 H.
  • Ath-Thusi,.Muhammad bin Hasan, an-Nihāyah fi Mujarradil Fiqh wal Fatāwa, Bairut, Darul Kitabil Arabi, 1400 H.
  • Ath-Tharablusi, Qadhi (Ibnul Barraj) al-Muhadzdzab, peneliti/penyunting: Tim peneliti dan penyunting dibawah pantauan Syekh Ja'far Subhani, Daftar Intisyarat Islami terkait dengan Jamiah Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qum, 1406 H.
  • Ibnu A'tsam al-Kufi, Ahmad bin A'tsam, al-Futuh, riset: Ali Syiri, Darul Adhwa, Bairut, 1411 H.
  • Syekh al-Mufid, al-Irsyād fi Ma'rifati Hujajillah alal 'Ibād, kongres, Syekh al-Mufid, Qum, 1413 H.
  • Syekh ash-Shaduq, al-Amali, al-A'lami, Bairut, 1400 H.
  • Shahibul Jawahir, Jawāhirul Kalam fi Syarhi Syarāi'il Islam, peneliti/penyunting: Abbas Quchani, Ali Akhundi, Dar Ihya at-Turatsi al-Arabi, Bairut, 1404 H.