Shahifah Sajjadiah

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Shahifa Sajadiyah)
Terjemahan Bahasa Indonesia Shahifah Sajjadiyah
Terjemahan Bahasa Indonesia Shahifah Sajjadiyah
Judul AsliAl-Shahifah al-Sajjadiah
PengarangImam Ali Zainal Abidin al-Sajad as
BahasaArab
SubyekDoa
Terjemahan Bahasa Indonesia
Judul Bahasa IndonesiaShahifah Sajjadiyyah, gita suci keluarga Nabi
Penerjemahjalaluddin Rakhmat


Shahifah Sajjadiah (bahasa Arab: الصحيفة السجادية) adalah kitab yang menghimpun munajat dan doa-doa yang didiktekan Imam Ali Zainal Abidin as kepada Imam Baqir as dan Zaid bin Ali. Kitab ini merupakan salah satu warisan terpenting Syiah. Kitab ini juga terkenal dengan nama-nama seperti "Saudari Al-Qur'an" dan "Injilnya Ahlulbait as".

Pada awalnya, di dalam Shahifah Sajjadiah terhimpun 75 doa, namun sebagiannya hilang beberapa tahun kemudian hingga sekarang hanya tersisa 54 doa.

yang dalam Mazhab Syiah merupakan kitab terpenting setelah Alquran dan Nahjul Balaghah. Shahifah Sajjadiah juga dikenal dengan sebutan Zabur Aali Muhammad (Zabur Keluarga Muhammad) dan Injil Ahlulbait. Banyak kitab yang sengaja ditulis untuk memberikan syarah atas kitab tersebut. Agha Buzurg Tehrani (ulama yang ahli dalam mengenal kitab/buku) dalam kitab al-Dzari'ah menyebutkan ada sekitar 50 kitab syarah Shahifah Sajjadiah. Diantara kitab-kitab syarah tersebut yang paling terkenal adalah kitab Riyadlu al-Shalihin.

Shahifah Sajjadiah atau yang disingkat dengan Shahifah telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, di antaranya bahasa Inggris, Perancis, Turki, Urdu, Spanyol, Bosnia, Albania, Tamil, Indonesia dan lain-lain. Bagi Mazhab Syiah, Shahifah sangatlah penting. Di samping itu sebagian cendekiawan Sunni juga memuji kefasihan dan balaghah-nya.

Meskipun kandungannya adalah doa, namun Shahifah bukanlah sekedar kitab doa. Doa-doanya mengandung dan menjelaskan banyak sekali tentang makrifat Islam. Dalam kitab tersebut diterangkan berbagai macam tema berbentuk doa. Diantaranya tentang ketuhanan, kosmologi, antropologi, metafisika, malaikat, risalah para nabi, kedudukan Nabi Muhammad saw dan Ahlulbait as, imamah, akhlak, hari raya, masalah-masalah sosial dan ekonomi, sejarah, nikmat-nikmat Allah, adab berdoa, membaca Alquran, berzikir, shalat, beribadah dan sebagainya. Doa Shahifah yang termashur adalah doa Makarimul Akhlak.


Nama-nama

Doa, Munajat dan Ziarah

Menurut sebagian ulama, Shahifah Sajjadiah adalah khazanah pengetahuan Islam terbesar setelah Alquran dan Nahjul Balaghah. Sebab itu Shahifah Sajjadiah dijuluki dengan Ukhtu Alquran (saudari Alquran) Zabur Aali Muhammad (Zaburnya Keluarga Muhammad), Injil Ahlilbait (Injilnya Ahlulbait) dan Shahifah al-Kamilah (Shahifah yang sempurna). [1]

Dikatakan, sebab dinamakannya Shahifah al-Kamilah karena menurut Mazhab Syiah Zaidiah, dalam Shahifah ada catatan yang kurang, bahkan sampai setengah dari Shahifah al-Kamilah yang ada. Karena itu Mazhab Syiah Imamiah (untuk menyangkal mereka) menyebut Shahifah tersebut dengan sebutan Shahifah al-Kamilah (Shahifah yang sempurna). [2]

Sanad

Dari segi sanad, Shahifah Sajjadiah memiliki jalur sanad yang mutawatir. Agha Buzurg Tehrani menyatakan, "Sanad Shahifah Sajjadiah bermuara pada Imam Ali Zainal Abidin. Menurut para ulama, sanad tersebut mutawatir. Dalam meriwayatkan riwayat mereka selalu melengkapinya dengan ijin dari para guru mereka" [3]

Bahkan Muhammad Taqi Majlisi mengklaim bahwa, dalam meriwayatkan Shahifah ia memiliki sejuta sanad. [4]Syekh Mufid dalam kitab al-Irsyad, Ali Bin Muhammad Khazaz al-Qommi (murid Syekh Shaduq), Ahmad Bin Iyasyi dan Abu Mufdhil Syaibani dan lainnya juga meriwayatkannya. Ulama mazhab Sunni seperti Ibnu Jauzi dalam kitab Khashaish al-Aimmah dan Sulaiman Bin Ibrahim al-Qanduzi dalam kitab Yanabi'u al-Mawaddah juga menyebutkan kitab Shahifah dan meriwayatkan sebagian doa yang terkandung di dalamnya. [5]

Abu al-Ma'ali Muhammad Bin Ibrahim Kalbasi (1315 H/1897) dalam kitab Risalatun Fi al-Sanad al-Shahifah al-Sajjadiah, secara ringkas menjelaskan tentang keshahihan sanad Shahifah Sajjadiah. [6]

Muatan

Kitab Shahifah Sajjadiyah

Shahifah Sajjadiah bukan sekedar kitab kumpulan doa yang mengajarkan bagaimana cara memohon dan bersimpuh kepada Allah swt, namun kandungannya memuat banyak sekali ilmu pengetahuan dan makrifat Islam. Diantaranya tentang masalah-masalah akidah, budaya, sosial, politik, hukum alam dan syariat Islam, semua itu dijelaskan dalam bentuk doa.

Pada bagian Hubungan dengan Allah swt dijelaskan cara berdoa sesuai dengan situasi dan kondisi serta waktu yang berbeda. Doa-doa tersebut ada yang dianjurkan untuk dibaca setahun sekali, seperti Doa Arafah dan Doa Bulan Ramadhan. Ada yang sebulan sekali, seperti doa ketika melihat bulan sabit. Dan ada pula yang seminggu sekali, bahkan ada yang sifatnya harian.

Tema doa dalam Shahifah bermacam-macam. Banyak sekali makrifat Islam yang dijelaskan di dalam kandungan doa Shahifah. Kitab tersebut memuat banyak pembahasan, diantanya tentang ketuhanan, kosmologi, antropologi, metafisika, malaikat, risalah para nabi, kedudukan Nabi Muhammad saw dan Ahlulbait as, imamah, akhlak, hari raya, masalah-masalah sosial dan ekonomi, sejarah, nikmat-nikmat Allah, adab berdoa, membaca Alquran, berzikir, salat, beribadah dan sebagainya dalam bentuk doa. Doa Shahifah yang termashur adalah doa Makarimul Akhlak. Salah satu muatan politik Islam terpenting dalam Shahifah adalah permasalahan imamah. [7]

Permasalahan yang sangat penting lainnya dalam Shahifah adalah penafian keyakinan tentang tashbih (menyamakan Allah dengan selainnya). [8]

Metode

Imam Sajjad as memulai doanya dengan menyampaikan pujian kepada Allah swt dan menyampaikan shalawat kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya as. [9] Setelah itu beliau menyampaikan permohonannya kepada Allah swt.

Bab-bab Doa

Shahifah Sajjadiah memuat 54 doa, berikut daftar isinya:

  1. Pujian kepada Allah swt
  2. Shalawat kepada Rasulullah saw
  3. Shalawat kepada para malaikat muqarrabin
  4. Doa untuk para pengikut Rasulullah saw
  5. Doa untuk diri Imam dan para ahli wilayahnya
  6. Doa pagi dan sore
  7. Doa ketika menghadapi cobaan dan kesulitan
  8. Doa berlindung dari Akhlak buruk
  9. Doa memohon ampunan Allah swt
  10. Doa memohon perlindungan kapada Allah swt
  11. Doa untuk hasil yang baik
  12. Doa menyampaikan pengakuat dan memohon taubat
  13. Doa menyampaikan permohonan kepada Allah swt
  14. Doa ketika dimusuhi orang zalim
  15. Doa ketika sakit
  16. Doa memohon penghapusan dosa
  17. Doa untuk berlindung dari tipu daya setan
  18. Doa supaya terhindar dari bencana
  19. Doa memohon hujan
  20. Doa untuk memperoleh Akhlak mulia
  21. Doa ketika berduka
  22. Doa ketika dalam kesulitan
  23. Doa memohon kesejahteraan
  24. Doa untuk kedua orangtua
  25. Doa untuk anak
  26. Doa untuk tetangga dan sahabat
  27. Doa untuk para pejuang
  28. Doa ketika berserah diri kepada Allah swt
  29. Doa ketika disempitkan rizki
  30. Doa untuk membayar hutang
  31. Doa taubat
  32. Doa sesudah shalat malam
  33. Doa dalam istikharah
  34. Doa ketika mendapat ujian
  35. Doa saat melihat pecinta dunia
  36. Doa ketika melihat awan, kilat dan mendengar petir
  37. Doa mengakui kekurangan dalam bersyukur kepada Allah swt
  38. Doa memohon maaf atas perbuatan buruk pada manusia dan kurang bisa memenuhi hak-hak mereka.
  39. Doa memohon ampunan dan kasih sayang Allah swt
  40. Doa ketika mendengar berita kematian atau mengingat mati
  41. Doa memohon ditutupi aib dan perlindungan
  42. Doa ketika selesai membaca Alquran
  43. Doa ketika melihat bulan sabit
  44. Doa awal bulan Ramadhan
  45. Doa berpisah dengan bulan Ramadhan
  46. Doa pada Idul Fitri dan hari Jumat
  47. Doa hari Arafah (9 Dzulhijjah)
  48. Doa pada Idul Adha dan hari Jumat
  49. Doa untuk melawan tipuan musuh dan menolak kejahatan mereka
  50. Doa dalam ketakutan kepada Allah swt
  51. Doa ketika merendah di hadapan Allah swt
  52. Doa ketika merintih kepada Allah swt
  53. Doa ketika menghinakan diri di hadapan Allah swt
  54. Doa untuk menghilangkan kecemasan

Terjemah Shahifah

Hingga saat ini shahifah telah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Diantaranya adalah bahasa Inggris, Perancis, Turki, Urdu, Spanyol, Bosnia, Albania, Tamil, Indonesia dan sebagainya. Yang paling banyak adalah terjemah dan syarah dalam bahasa Persia. Diantaranya sebagai berikut:

  1. Terjemah Husain Ansharian, terbitan Payam Azadi, tahun 2001.
  2. Terjemah Kazem Khalkhali dengan pengantar Muhammad Baqir Shadr, terbitan Kazemi, tahun 1983.
  3. Terjemah Abdul Muhammad Ayati.
  4. Terjemah Jawad Fazel Lahiji, terbitan Parsian.
  5. Terjemah Mahdi Ilahi Qomshei, terbitan Danesh Hushyar dan Wafai, tahun 2005.
  6. Terjemah Muhammad Mahdi Fuladund, terbitan Sazeman Tabligat-e Islami, tahun 2000. [10]
  7. Terjemahan berbahasa Inggris dengan judul The Treatise on rights, penerjemah DR. Ali Peirawi dan Lisa Zainab Muregan, cetakan Penerbit Ansharian, tahun 2002-2006.
  8. Terjemahan berbahasa Perancis oleh Faride Mahdawi Damagani, cetakan Penerbit Al-Hadi, tahun 2002. Menurut penerjemah, ini adalah terjemahan Shahifah pertama berbahasa Perancis.
  9. Terjemahan berbahasa Indonesia oleh KH. Jalaluddin Rakhmat diterbitkan oleh Muthahari Press.
Buku Mengenal Shahifah Sajjadiyah

Syarah Shahifah

Syekh Agha Bozorg Tehrani dalam kitabnya yang berjudul al-Dzari'ah menyebutkan sekitar 50 kitab syarah Shahifah Sajjadiah. [11] Sebagian pihak bahkan menyebutkan bahwa syarah Shahifah mencapai 80 kitab lengkap dengan nama-namanya. [12]

Syarah berbahasa Persia

  1. Riyadlu al-Shalihin Fi Syarhi Shahifah Sayyidi al-Sajidin karangan Sayid Ali Khan Madani.
  2. Syuhud wa Syenakht, ditulis oleh Hasan Mamduhi berjumlah 4 jilid dan disertai pengantar dari Ayatullah Jawadi Amuli. Diterbitkan Bustan-e Kitab.
  3. Diyar-e Asyeqan karangan Husain Ansharian.
  4. Tarjumeh-e wa Syarh-e Shahifah Sajjadiah oleh Sayid Ali Naqi Faidhul Islam. [13]

Syarah berbahasa Arab

  1. Amalu al-'Arifin Fi Syarhi Shahifah Sayyidu al-Sajidin oleh Mirza Abdul Wahab Bin Muhammad Shaleh Qazwini (1249 H/1834). Kitab ini sangat lengkap. Keterangannya disertai kutipan hadis dan riwayat. Di dalamnya terdapat ungkapan-ungkapan filsafat dan irfan.
  2. Asfaru al-Da'in 'Ala Syarhi Shahifah Sayyidu al-'Abidin oleh Muhammad Bin Ali Bin Ahmad al-Syami (abad ke-12 H).
  3. Al-Tuhfatu al-Radhawiyah Fi Syarhi al-Shahifah al-Sajjadiyah oleh Qadhi Bin Kasyifuddin Muhammad Ardikani Yazdi (setelah tahun 1057 H/1647). Syarah dari dua doa pertama Shahifah dengan penjelasan yang sangat rinci.
  4. Tibyanu al-Lughah oleh Mirza Muhammad Ali Bin Muhammad Nashir Gilani (1334 H/1916).
  5. Tuhfatu al-Radhawiyah Fi Syarhi al-Shahifah al-Sajjadiyah oleh Qadhi Bin Kasyifuddin Muhammad Ardikani Yazdi (setelah tahun 1057 H/1647). Sebelumnya ia ingin menulis syarah ini dengan bahasa Arab, namun setelah menyelesaikan syarah dua doa pertama ia memutuskan untuk menulisnya dengan bahasa Persia. Tujuannya adalah supaya makna dan rahasia doa Shahifah dapat dimenegerti dengan mudah oleh masyarakat umum. Namun sayangnya syarah tersebut belum berhasil terselesaikan. Dari yang berbahasa Persia baru 11 doa yang berhasil ditulis. [14]

Hasyiah/Catatan Pinggir

  1. Ta'liqat 'Ala al-Shahifah al-Sajjadiyah oleh Mulla Husain bin Murtadha Faidh Kasyani. Ini adalah catatan ringkas yang membahas tentang segi bahasa dan sastra kitab Shahifah. Kitab ini juga dikenal dengan judul Syarh Shahifah Sajjadiyah dan Hasyiyah Shahifah Sajjadiyah, dikarang pada tahun 1055 H/1645.
  2. Hasyiyah al-Shahifah al-Sajjadiyah oleh Sayid Muhammad Baqir bin Muhammad Husaini Astar Abadi (1041 H/1632). Kitab ringkas yang membahas tentang bahasa dan filsafat. Di dalamnya dijelaskan rincian tentang kata-kata yang disebutkan dalam doa Shahifah.
  3. Hasyiyah 'Ala al-Shahifah al-Kamilah oleh Abu Ja'far Muhammad bin Manshur bin Ahmad Bin Idris al-Hilli (598 H/1202). Ini juga merupakan kitab ringkas yang menjelaskan kata-kata sulit dalam doa Shahifah. Kitab ini termasuk syarah pertama dari Shahifah Sajjadiah.

Mustadrak

Sebagian ulama menyusun mustadrak Shahifah Sajjadiyah. Maksud mustadrak di sini adalah doa-doa yang berasal dari Imam Ali al-Sajjad as yang tidak termuat dalam Shahifah Kamilah. Diantaranya adalah sebagi berikut:

  1. Shahifah Tsaniyah karya Syekh Muhammad bin Hasan Hur 'Amili. Ia adalah pengarang kitab Wasail al-Syiah.
  2. Shahifah Tsalisah, al-Duraru al-Mandzumah al-Ma'sturah Fi Jam'i Li Ali al-Ad'iyah al-Sajjadiyah al-Mashhurah karangan Mirza Abdullah bin Isa, beliau dikenal dengan nama Afandi (1130 H/1718). Dalam kitab ini pengarang mengumpulkan doa-doa yang diriwayatkan dari Imam Ali Zainal Abidin as yang tidak termuat di dalam Shahifah Kamilah dan Shahifah Tsaniyah.
  3. Shahifah Rabi'ah oleh Muhaddis Mirza Husain Nuri Thabarsi.
  4. Shahifah Khamisah oleh Allamah Sayyid Muhsin Amin Amili.
  5. Shahifah Sadisah oleh Syekh Muhammad Baqir bin Muhammad Hasan Birjandi Qaini.
  6. Shahifah Sabi'ah oleh Syekh Hadi Kasyif al-Ghitha. Beliau adalah pengarang kitab Mustadrak Nahjul Balaghah.
  7. Shahifah Tsaminah oleh Haji Mirza ali Husaini Mar'asyi Syahrestani Hairi.
  8. Mulhakat Shahifah oleh Syekh Muhammad yang dikenal dengan Taqi Ziyabadi Qazwini, murid Syekh Bahai. [15]

Pandangan Ulama Ahlussunnah

Suatu ketika di Bashrah sedang dibahas tentang kefasihan kitab Shahifah. Salah seorang ahli balagah berkata, 'Saya juga mampu menyampaikan yang mirip itu pada kalian'. Kemudian dia meraih pena dan menundukkan kepalanya (ternyata dia sama sekali tidak mampu membuat satu kalimat pun), saat itu juga dia meninggal karena malu”. [16]

Pada tahun 1353 H/1935 Ayatullah Mar'asyi Najafi mengirimkan tulisan yang diambil dari Shahifah Sajjadiah ke Kairo untuk Thanthawi, seorang ulama Ahlusunnah sekaligus pengarang tafsir Thanthawi (mufti Iskandariah). Setelah ia menerimanya, ia memuji dengan mengungkapkan, "Perkataan ini melebihi perkataan makhluk di bawah perkataan Khalik. [17]

Jauhar Thanthawi: Ruginya kami sampai sekarang ini adalah tidak pernah menemukan karya yang sangat bernilai dan juga warisan Nabi seperti ini. Tiap aku membacanya, yang ada di pikiranku adalah perkataan ini melebihi perkataan mahluk di bawah perkataan Khalik. [18]

Ibnu Jauzi dalam kitab Khashasish al-Aimmah berkata: "Ali Bin Husain Zainal Abidin memiliki hak sebagai guru bagi kaum muslimin dalam mengajarkan bagaimana cara berbicara, menyampaikan dan memohon hajat kepada Allah swt. Karena jika bukan karena dia maka kaum muslimin tidak akan tahu bagaimana tata cara berdialog dan berdoa kepada Allah swt. Imam mengajarkan pada masyarakat bagaimana cara beristigfar kepada Allah, cara memohon diturunkannya hujan, cara meminta perlindungan Allah ketika menghadapi rasa takut dari musuh dan menangkalnya." [19]

Zaki Mubarak dalam kitab al-Tasawuf al-Islami Wa al-Adab Wa al-Akhlak menilai bahwa Shahifah serupa dengan Injil dalam banyak segi. Bedanya adalah Injil memalingkan hati kapada Isa Almasih, sedangkan Shahifah menghadapkan hati ke hadapan Allah swt. [20]

Bahan Bacaan

  1. Pazuhesh Name Shahifah Sajjadiah: Majmu-e Maqalati Dar Sanad-pazuhi wa Nuskhesyenasi Shahifah Sajjadiah (komplikasi artikel mengenai penelusuran sanad Shahifah Sajjadiah), Majid Gulami Jaliseh, Qom, terbitan Dalil-e Ma, 2011.
  2. Majmu-e Maqalati membahas tentang sanad dan catatan berkenaan dengan Shahifah Sajjadiah beserta silsilah riwayat yang berhubungan dengan doa-doa yang ada dalam kitab Shahifah. Di dalamnya termuat berbagai penelitian mengenai para perawi Shahifah Sajjadiah, catatan-catatan mereka, sanad riwayat dan rekomendasi terjemah dan syarah. Di samping itu artikel-artikelnya juga menjelaskan tentang catatan pinggir Ibnu Idris atas Shahifah Sajjadiah, riwayat yang baru terungkap, penulisan mustadrak, terjemah Munajad Khamsa Asyar, rekomendasi syarah-syarah penting, artikel-artikel tentang Shahifah Sajjadiah dan sebagainya.

Catatan Kaki

  1. Agha Bozorg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 15, hlm. 18-19.
  2. Muqaddimah Mar'asyi Najafi Bar Shahifah, hlm. 46 mukaddimah.
  3. Agha Bozorg Tehrani, al-Dzari'ah, jld. 15, hlm. 18-19.
  4. Mar'asyi Najafi, Shahifah Sajjadiah, Balaghi, hlm. 9.
  5. Lih. Qanduzi, Yanabi' al-Mawaddah, jld. 1-2, hlm. 599.
  6. Mahnameh Kitab Mah-e Din, Sy. 51,52, hlm. 105-119.
  7. Shahifah Sajjadiah, doa ke-47 bag. 56.
  8. Arbili, Kashfu al-Ghummah, jld. 2, hlm. 89.
  9. Ibnu Abil Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, jld. 13, hlm. 220. Sahmi, Tarikh Jurjan, hlm. 189.
  10. Mah Nameh Kitab Mah-e Din, no. 49-52. Maqaleh-e Kitab Syenasi-e Tafsili Shahifah Sajjadiah, Hakim, Sayid Muhammad Husain.
  11. Al-Dzari'ah, jld. 3, hlm. 345-359.
  12. Lih. Hakim, Sayid Muhammad Husain, Kitab Syenasi-e Tafsili Syuruh wa Tarjumehha-e Shahifah Sajjadiah. Majalah Kitab Mah-e Din, Isfand 1380 HS/2001 dan Farwardin 1381 HS/2002.
  13. Paigah-e Takhassusi Shahifah Sajjadiah (Pusat informasi Shahifah Sajjadiah).
  14. Mah Nameh Kitab Mah-e Din, no. 49-52. Maqaleh-e Kitab Syenasi-e Tafsili Shahifah Sajjadiah, Hakim, Sayid Muhammad Husain.
  15. Lih. Muqaddimah Mar'asyi Najafi, hlm. 41-43.
  16. Muqaddimah Mar'asyi Najafi, hlm. 13.
  17. Muqaddimah Mar'asyi Najafi, hlm. 37. Lih. Pishwayi, Sireh-e Pishwayan, hlm. 270-271.
  18. Muqaddimah Mar'asyi Najafi, hlm. 37. Lih. Pishwai, Sireh-e Pishwayan, hlm. 270-271.
  19. Dikutip dari Muqaddimah Mar'asyi Bar Shahifah, hlm. 43-45.
  20. Dikutip dari Mubasyiri, Shahifah Sajjadiah, mukadimah, hlm. 13.

Daftar Pustaka

  • Arbuli, Abu al-Fath. Kashfu al-Ghummah Fi Ma'rifat al-Aimmah. Beirut: Daru al-Adhwa', 1405 H.
  • Biladzri, Ahmad Bin Yahya Bin Jabir. Insabu al-Ashraf. Beirut: Daru al-Fikri, 1417 H.
  • Mu'tazili, Ibnu Abil Hadid. Syarhu Nahjul Balaghah. Beirut: Muassasah A'lami, 1415 H.
  • Qanduzi, Sulaiman Bin Ibrahim. Yanabi'u al-Mawaddah. Teheran: Uswah, 1416 H.
  • Sahmi, Hamzah Bin Yusuf. Tarikh Jurjan, Alamu al-Kitab. Beirut, Lebanon.
  • Shahifah Sajjadiah. terjemah Asadullah Mubasyiri. Teherani: Nashrani, 1991.
  • Tehrani, Agha Bozorg. al-Dzari'ah Ila Tashanifi al-Syiah. Beirut: Dar al-Adhwa', 1403 H.