Lompat ke isi

Al-Istibshar (buku)

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
Al-Istibshar fi Makhtulif min al-Akhbar
Judul Asliالاستبصار فی ما اختلف من الاخبار
PengarangSyekh Thusi
BahasaArab
SubyekHadits fiqhi
GenreHadits
Tahun DisusunAbad Ke-5 H/ke-11 M
Tanggal Penerbitan1426 H/2005
CetakanMu'assasah al-A'lami li al-Mathbu'at, Beirut


Al-Istibshar fi ma Ukhtulif min al-Akhbar (Bahasa Arab:الإستبصار فيما اختُلف من الأخبار) adalah kitab keempat dari Kutub al-Arba'ah dan kumpulan riwayat dari Abu Ja’far Muhammad bin Hasan Thusi (460 H/1068 M), yang lebih dikenal sebagai Syekh Thusi.

Kandungan

Kitab ini terdiri dari hadis-hadis fikih dan merupakan ringkasan dari kitab Tahdzib al-Ahkam. Susunan bab dalam kitab al-Istibshar disusun sedemikian rupa sehingga dua jilid pertamanya (bagian pertama dan kedua) membahas topik-topik yang berkaitan dengan ibadah (kecuali jihad), sementara jilid terakhir (bagian ketiga) dikhususkan untuk bab-bab fikih lainnya seperti uqud, iqa'at, ahkam, hingga hudud dan diyat.

Berdasarkan statistik yang dicatat sendiri oleh penulis, riwayat yang ada dalam kitab al-Istibshar jumlahnya adalah 5511,[1] sedangkan pada cetakan yang telah telaah jumlah hadis itu mencapai 5558. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan cara menghitung dalam beberapa hadis khusus.[2]

Syekh Thusi dalam dua jilid pertama hampir seluruhnya mencatat dan mendokumentasikan hadis-hadis beserta sanad-sanadnya. Namun, dalam jilid terakhir, sanad-sanad ditulis secara ringkas dengan gaya yang mirip dengan kitab Tahdzib al-Ahkam dan lebih mendekati gaya Ibnu Babawaih dalam kitab Man La Yahdhuruhu al-Faqih, di mana dalam kitab tersebut, sanad-sanad riwayat disertakan pada akhir kitab.[3]

Riwayat pertama dalam kitab ini berasal dari Imam Shadiq as yang berkata, Air, apabila mencapai volume kur, tidak akan menjadi najis oleh sesuatu apa pun.[4][catatan 1] Sementara itu, riwayat terakhir dalam kitab ini juga berasal dari Imam Shadiq as yang membahas tentang diyat (denda) bagi seorang wanita yang meminum obat untuk menggugurkan kandungan dan berhasil menggugurkan janinnya.[5]

Tujuan Penulisan

Sebagian ulama dan murid-murid Syekh Thusi memintanya untuk menulis sebuah kitab yang mengumpulkan riwayat-riwayat yang bertentangan dan berlawanan, serta melakukan analisis terhadapnya guna menentukan riwayat-riwayat yang sahih dan tidak sahih. Syekh Thusi dalam kitab ini pertama-tama menyajikan riwayat-riwayat yang ia anggap valid dan sahih, kemudian merujuk pada riwayat-riwayat yang berlawanan, dan berusaha untuk tidak melewatkan satu pun riwayat. Setelah itu, ia melakukan upaya untuk memadukan riwayat-riwayat tersebut dan menganalisisnya.

Dalam mukadimah kitab, setelah menegaskan manfaat dari karya ini, Syekh Thusi mengklaim bahwa karya semacam ini belum pernah ada sebelum penulisan Al-Istibshar. Ia menyatakan, Sebab, tidak ada seorang pun dari para guru kami yang menulis dalam bidang hadis dan fikih mengenai halal dan haram yang serupa dengan ini.[6]

Metode Penulisan

Syekh Thusi dalam karya ini disamping menyatukan hadis-hadis yang memiliki tema yang sama di satu tempat, ia juga meneliti dan mengkritik sanad dan kandungan isinya dan dalam setiap babnya ia memberikan masukan untuk menyelesaikan riwayat-riwayat yang secara lahir terdapat perbedaan atau ia memberikan pendapat tentang lebih kuatnya sanad sekelompok riwayat atas lainnya. Cara menyatukan hadis-hadis ini, memiliki tempat dan kedudukan khusus dalam fikih Syekh Thusi, khususnya dalam kitab al-Istibshar.

Oleh karena itu, kitab ini tidak hanya merupakan sekumpulan kitab-kitab hadis dan tidak memiliki sisi pembahasan fikih. Urutan bab-bab al-Istibshar juga bersesuaian dengan klasifikasi-klasifikasi yang ada pada kutub Arba'ah lainnya.

Meskipun Syekh Thusi dalam menulis kitab al-Istibshar banyak merujuk pada kitab Tahdzib al-Ahkam dari sisi tujuan penulisan secara umum, tetapi kitab al-Istibshar dari segi pengklasifikasian dan pengurutan hadis-hadis dalam setiap bab memiliki kekhususan tertentu dan dikenal sebagai karya yang mandiri. Kemandirian ini terlihat secara terang dalam daftar isi yang ditulis olehnya [7] dan juga menurut pendapat ulama sezamannya, seperti Najasyi. [8]

Ciri Khas

  • Kitab ini adalah kitab pertama yang ditulis untuk mengumpulkan riwayat-riwayat yang saling bertentangan.
  • Kitab ini memiliki 5511 hadis.[9]
  • Kitab Istibshar, disamping merupakan kitab penting, juga memiliki kekomprehensifan yang cukup sedemikian sehingga Ibnu Thawus terkait dengan riwayat-riwayat yang berbeda-beda berkata: Apabila ada perbedaan dalam riwayat, maka pastinya hal itu juga disebutkan dalam kitab Istibshar.
  • Pada permulaan setiap bab, pertama kali ia akan mengetengahkan riwayat-riwayat yang muktabar, kemudian disusul dengan riwayat-riwayat yang tidak muktabar.
  • Kitab ini tidak menyebutkan semua bab-bab fikih dan hanya mengisyaratkan bab-bab yang didalamnya terdapat riwayat-riwayat yang mengandung perbedaan namun urutan-urutan babnya mengikuti urutan-urutan kitab-kitab fikih, yaitu diawali dengan kitab Thaharah dan diakhiri dengan kitab Diyat.

Kedudukan

Kitab ini termasuk kitab riwayat-riwayat muktabar Syiah dan setiap faqih dan mujtahid ketika akan melakukan istinbath hukum syar'i, harus merujuk kepada riwayat-riwayat yang ada dalam kitab ini.

Kitab al-Istibshar merupakan salah satu dari kutub Arba'ah dan sejajar dengan kitab Al-Kafi Syekh Kulaini, kitab Man La Yahdhuruhu al-Faqih Syekh Shaduq dan Tahdzib al-Ahkam karya Syekh Thusi yang lain. Syekh Thusi menulis kitab ini setelah menulis kitab Tahdzib al-Ahkam.

Mengingat pentingnya dan nilai kitab Al-Istibshar, namanya selalu tercantum dalam daftar kitab-kitab rujukan, dan para ulama serta fukaha Syiah saling memberikan ijazah (izin meriwayatkan) untuk meriwayatkan isinya. Makarim Syirazi berpendapat bahwa sebagian ulama Imamiyah menganggap semua riwayat yang terdapat dalam Kutub Arba'ah, termasuk Al-Istibshar, sebagai riwayat yang sahih dan tidak memerlukan telaah ilmu rijal, seperti yang diyakini oleh kalangan Akhbari, termasuk Muhammad Amin Astarabadi. Namun, di sisi lain, mayoritas ulama Syiah tidak menerima kepastian kesahihan seluruh riwayat yang terdapat dalam Kutub Arba'ah. Mereka menegaskan perlunya merujuk pada ilmu rijal untuk membedakan antara hadis sahih, dhaif, hasan dan mu'watsaq.[10]

Cetakan dan Penerbitan

Kitab ini dicetak dan diterbitkan oleh Penerbit Dar al-Kitab al-Islamiyah, Teheran dalam 4 jilid pada tahun 1390.

Al-Istibshar pada tahun 1307 H kembali dicetak sebanyak 3 jilid di Lucknow. Kemudian pada tahun 1315 dan 1317 H juga dicetak di Teheran.

Cetakan yang diteliti oleh Hasan Musawi Khurasan dan Muhammad Akhundi terbit di Najaf (1357-1375) dalam 4 jilid (jilid ketiga dalam 2 jilid) dan telah beberapa kali dicetak ulang.

Cetakan Klasik

Terkait dengan cetakan kuno al-Istibshar, harus diketengahkan pula tentang naskah yang tidak lengkap menurut laporan Agha Buzurg Tehrani [11] yang disimpan dalam Perpustakaan Sayid Hadi Kasyif al-Ghita di Najaf yang ditulis Ja’far bin Ali Masyhadi. Berdasarkan laporan ini, naskah tersebut dicocokkan dengan tulisan tangan Syekh Thusi dan tahun penyelesaiannya tercatat pada tahun 573 H.

Kemudian, harus merujuk pada versi yang disimpan di Perpustakaan Ayatullah Mar'asyi Najafi yang ditulis pada abad 8 Hijriah.[12]

Syarah-syarah

Karya-karya berupa syarah atas kitab al-Istibshar telah ada semenjak abad ke-10 H. Syarah-syarah yang terpenting adalah:

  • Syarah karya Muhammad Ali bin Husain Amili pengarang Madarik al-Ahkam (W. 1009) yang masih disimpan bersama dengan teks al-Istibshar dalam naskah Raudhati. [13]
  • Syarah Husain bin Zainuddin Amili, pengarang kitab Ma'alim al-Din (W. 1011 H) yang diisyaratkan oleh Efendi dalam kitab Riyadh al-Ulama. [14]
  • Syarah Muhammad bin Ali bin Ibrahim Astarabadi pengarang Minhaj al-Mawal (W. 1028 H), naskahnya ada di Najaf dan Masyhad. [15]
  • Istibshar al-I’tibar yang merupakan syarah Abu Ja’far Muhammad bin Hasan bin Zainuddin Amili (W. 1030 H) dan Agha Buzurg Tehrani. [16]
  • Manahij al-Akhbar yang merupakan syarah dari Kamaluddin (Nidham al-Din) Ahmad bin Zainal Abidin Amili. [17]
  • Syarah dari Mula Muhammad Amin Ester Abadi (W. 1036 H) [18]
  • Catatan karya Mir Muhammad Baqir Ester Abadi, terkenal dengan Mir Damad (W. 1040/1041 H) yang kadang-kadang juga disebut sebagai syarah. Naskah-naskah ini ada dalam Perpustakaan Sepahsalar Tehran dan Perpustakaan Chester Beatty di Dublin.[catatan 2] [19]
  • Jami al-Akhbar fi Idhah al-Istibshar yang merupakan syarah karya Abdul latif bin Ali bin Ahmad bin Abi Jami Haritsi (W. 1050 H) murid Syekh Bahai [20]
  • Kasyf al-Asrar fi Syarah al-Istibshar yang merupakan syarah dari kitab al-Istibshar karya Sayid Ni’matullah Jazairi (W. 1112 H) dan naskah tulisan dari Agha Buzurg Tehrani. [21]
  • Nukat al-Irsyad dar syarah Istibshar, karya Syahid Awal, Muhammad bin Maki.
  • Syarah Istibshar karya Sayid Mirza Hasan bin Abdurasul Husaini Zunuzi
  • Syarah Istibshar, karya Amir Muhammad bin Amir Abdul Wasi’ Khatun Abadi, menantu Allamah Majlisi [22]
Kumpulan Penting Hadis Syiah Penulis Tanggal Wafat Jumlah Hadis-hadis Keterangan
Al-Mahasin Ahmad bin Muhammad Barqi 274 H Sekitar 2604 Sekumpulan dari riwayat-riwayat dengan pelbagai tema seperti fiqih dan akhlak
Al-Kafi Muhammad bin Yakub al-Kulaini 329H. Sekitar 16000 Pembagian hadis-hadis akidah dan keyakinan, akhlak daan moral serta hukum fiqih
Kitab Man La Yahdhuruhu al-Faqih Syekh Shaduq 381 H Sekitar 6000 Hadis-hadis Fiqih
Tahdzib al-Ahkam Syekh Thusi 460 H Sekitar 13600 Hadis-hadis tentang Fiqih
Al-Istibshar Syekh Thusi 460 H Sekitar 5500 Hadis-hadis Fiqih
Al-Wafi Faidh al-Kasyani 1091H Sekitar 50000 Kumpulan riwayat-riwayat kitab-kitab Arb'ah dengan membuang hadis-hadis pengulangan dan penerangan sebagian riwayat
Wasail al-Syi'ah Syekh Hurr al-Amili 1104 H 35850 Hadis-hadis Fiqih yang ada di kitab-kitab Arba'ah dan lebih dari tujuh puluh kitab hadis lainnya
Bihar al-Anwar Allamah Majlisi 1110 H Sekitar 85000 Kumpulan terbanyak riwayat-riwayat para maksum dalam pelbagai topik
Mustadrak al-Wasail Mirza Husain Nuri 1320H 23514 Pelengkap hadis-hadis fiqih kitab Wasail al-syiah
Safinatul al-Bihar Syekh Abbas Qummi 1359 H 10 jilid pemberian daftar isi untuk kitab Bihar al-Anwar sesuai dengan huruf alif ba
Mustadrak Safinatu al-Bihar Syekh Ali Namazi 1405 H 10 jilid Takmil Safinatu al-Bihar
Jami'u Ahadits al-Syiah Ayatullah Burujerdi 1380H 48342 Mencakup pustaka hadis-hadis fiqih Syiah yang sesuai pada tempatnya
Mizan al-Hikmah Muhammad Muhammadi Reysyahri Kontemporer 23030 564 tema selain fiqih
Al-Hayat Muhamamd Ridha al-Hakim Kontemporer 12 jilid 40 pasal dalam pelbagai topik pemikiran dan keilmuan


Catatan

  1. إذا كان الماء قدر كر لم ينجسه شئ
  2. Perpustakaan Chester Beatty adalah perpustakaan terkenal di Dublin, Irlandia, yang didirikan oleh Alfred Chester Beatty, seorang miliuner, penggemar antik, dan ahli naskah asal Irlandia, pada tahun 1950.

Catatan Kaki

  1. Thusi, Al-Istibshar, jld. 4, hlm. 342.
  2. Bujnurdi, jld. 8, hlm. 3296.
  3. Hilli, jld. 1, hlm. 276; Danesy Pazuh, jld. 3, hlm. 1086-1087.
  4. Syekh Thusi, Al-Istbshar, jld. 1, hlm. 6, 1390 H.
  5. Syekh Thusi, Al-Istbshar, jld. 4, hlm. 301, 1390 H.
  6. Thusi, Al-Istibshar, jld. 1, hlm. 3.
  7. Thusi, Al-Fehrest, jld. 1, hlm. 240.
  8. Najasyi, jld. 1, hlm. 403.
  9. Muthahari, Majmu-e Atsar, jld. 14, hlm. 416.
  10. Makarim Syirazi, Dairah al-Ma'arif Fiqh Maqarin, jld. 1, hlm. 312
  11. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syiah, jld. 2, hlm. 14-15.
  12. Perpustakaan Mar’asyi, Naskah Tulisan, jld. 4, hlm. 386-387.
  13. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syiah, jld. 2, hlm. 16.
  14. Efendi, Riyadh al-Ulama wa Hiyadh al-Fudhala, jld. 1, hlm. 232.
  15. Fadhil Mahmud, Fehrest Khathi Kitabkhane-e Jami' Ghuharsyad, jld. 1, hlm. 219-220.
  16. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syiah, jld. 2, hlm. 30-31.
  17. Ketabkhaneh Astan-e Quds, Fehrest, jld. 5, hlm. 182.
  18. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syiah, jld. 13, hlm. 83.
  19. Ibnu Yusuf Syirazi, Fehrest Kitabkhane-e Madrese Ali Sepahsalar, jld. 1, hlm. 244, Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syiah, jld. 13, hlm. 83.
  20. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syiah, jld. 5, hlm. 37-38.
  21. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzariah ila Tashanif al-Syiah, jld. 18, hlm. 17.
  22. Dairah al-Ma’arif Buzurg Islami, terkait dengan al-Istibshar.

Daftar Pustaka

  • Afandi Abdullah. Riyadh al-'Ulama wa Hiyadh al-Fudhala’. disunting oleh Ahmad Husaini Asykuri, Qom: Perpustakaan Ayatullah Mar'asyi Najafi, 1401 H.
  • Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsin. Al-Dhari'ah ila Tasanif al-Syiah. Beirut: Dar al-Adhwa’, tanpa tahun.
  • Da'irah al-Ma'arif al-Kabir al-Islami (Ensiklopedia Besar Islam).
  • Danesypazhuh, Muhammad Taqi. Nasyriyah Kitabkhane-e Markazi Danisygah-e Teheran, Teheran: Penerbitan Universitas Teheran, 1362 S.
  • Fadhil, Mahmud. Fihrest Nuskhe-ha-e Khathi Kitabkhane-e Jami' Gawharsyad. Masyhad: Penerbitan Astan Quds Razavi, 1365 S.
  • Hilli. Rijal, Najaf.
  • Ibnu Yusuf Syirazi. Fehrist Kitabkhaneh Madrese-e Ali Sepahsalar. Teheran: Fakultas Ma'qul wa Manqul, 1313-1315 S.
  • Makarem Syirazi, Nashir. Da'irah al-Ma'arif Fiqh Muqaran. Qom: Penerbit Madrasah Imam Ali bin Abi Thalib, 1385 S/1427 H.
  • Najasyi, Ahmad bin Ali. Al-Rijal. disunting oleh Musa Syubairi Zanjani, Qom: Mu'assasah al-Nasyr al-Islami, 1407 H.
  • Perpustakaan Astan Quds, Fehrest.
  • Perpustakaan Ashifiyah, Naskah-naskah Manuskrip.
  • Perpustakaan Mar'asyi, Naskah-naskah Manuskrip.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Istibshar. disunting oleh Hasan Musawi Khurasan, Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1390 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Fihrest. disunting oleh Muhammad Jawad Qayumi, Qom: Mu'assasah Nashr al-Faqahah, 1417 H.