Salat Malam
Salat Wajib: Salat Jumat • Salat Id • Salat Ayat • Salat Mayit Ibadah-ibadah lainnya Hukum-hukum bersuci Hukum-hukum Perdata Hukum-hukum Keluarga Hukum-hukum Yudisial Hukum-hukum Ekonomi Hukum-hukum Lain Pranala Terkait |
Salat malam (bahasa Arab: صلاة الليل) adalah paling pentingnya salat-salat mustahab yang terdiri dari 11 rakaat dan waktu pelaksanaannya setelah pertengahan malam hingga waktu salat Subuh . Menurut ayat, " وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ" salat malam diwajibkan kepada Nabi saw dan dianjurkan kepada orang-orang mukmin lainnya. Dalam banyak riwayat, pentingnya salat malam sangat ditekankan dan hal itu dikenal sebagai kemuliaaan seorang mukmin, dan penebus dosa-dosa harian, pelenyap ketakutan azab kubur dan penjamin rejeki. Disarankan untuk mengqadhanya jika waktu pelaksanaannya terlewati.
Tidak ada keharusan yang melazimkan untuk melaksanakan 11 rakaat secara keseluruhan dan dapat dilaksanakan lebih sedikit dari jumlah itu. Namun demikian, mendirikan tiga rakaat terakhir (dua rakaat salat Syafa' dan satu rakaat salat Witir) lebih banyak keutamaannya.
Salat Malam dalam Alquran
Di dalam ayat 79 dari surah Al-Isra', salat ini adalah wajib atas Nabi saw dan salat ini juga dikenal sebagai mukaddimah atau pendahuluan untuk sampai pada maqam atau kedudukan Mahmuda (terpuji): «وَ مِنَ اللَّیلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نافِلَةً لَك عَسی اَنْ یبْعَثَك رَبُّك مَقاماً مَحْمُوداً» "Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud tambahan bagimu:mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji"
Meskipun kata "Tahajud" yang maksudnya adalah salat dan ibadah di malam hari hanya dimuat sekali dalam Alquran, namun di dalam banyak surah ditegaskan pentingnya bangun di malam hari demi melakukan ibadah dan meminta pengampunan di waktu sahur. Memohon pengampunan di waktu sahur merupakan salah satu dari ciri khusus orang-orang yang bertakwa[1] dan bangun di pertengahan malam demi melakukan ibadah merupakan salah satu dari sifat-sifat hamba-hamba Allah, Yang Maha Pemurah [2] dan para mukmin sejati [3] Oleh karena itu, kebesaran pahala salat malam dan menghidupkan malam tidak dapat ditentukan dengan skala manusia: «فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِی لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْینٍ جَزَاءً بِمَا کانُوا یعْمَلُونَ» [4]
Di dalam ayat 2 surah Al-Muzzammil «قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا» (Berdirilah di sebagian dari malam), pertama Nabi saw diajak untuk melaksanakan salat Tahajud, kemudian semua orang mukmin dengan mengikuti beliau.
Salat Malam dalam Riwayat
Dalam beberapa riwayat telah ditekankan secara menyeluruh untuk mentradisikan salat malam. Nabi saw dalam wasiatnya kepada Imam Ali as bersikeras mengulangi sebanyak tiga kali atas pelaksanaan salat malam: وَ عَلَیك بِصَلوةِ اللَّیلِ وَ عَلَیك بِصَلوةِ اللَّیلِ وَعَلَیك بِصَلوةِ اللَّیلِ [5]. Di tempat lain, kepada semua Muslim beliau mengatakan: "Atas kalian semua untuk salat malam, meskipun hanya satu rakaat, karena salat malam mencegah seseorang dari dosa, meredamkan murka Allah (kepada manusia) dan menolak panasnya api di hari Kiamat".[6]
Begitu sangat penting hal ini hingga sampai batas bahwa jika salat tersebut terlewati dan tidak sempat dilakukan maka dipesankan untuk diqadha pada waktu yang lain [7] dan orang yang meninggalkannya diperkenalkan sebagai orang-orang yang merugi. [8] Di dalam letih dan lelahnya perjalanan juga dianjurkan untuk mendirikan salat tersebut sebelum tidur. [9]Di sebagian hadis-hadis Sunni dikatakan bahwa salat malam pada permualaan Islam adalah diwajibkan dan setelahnya disunnahkan. [10]
Di dalam perkataan para maksum as disebutkan bahwa dosa [11] [12] dan kebanyakan makan [13] adalah dua hal yang menyebabkan seseorang tidak mendapat taufik untuk melaksanakan ibadah tersebut.
Pengaruh-pengaruh Salat Malam dalam Hadis-hadis
|
Tata Cara Salat Malam
Salat malam adalah 11 rakaat yang dilakukan sebagai berikut:
- Delapan rakaat; yaitu mendirikan empat salat dua rakaat dua rakaat dengan niat melakukan salat sunnah
- Kemudian diteruskan dengan mendirikan satu salat dua rakaat dengan niat salat Syafa'; di rakaat pertama setelah membaca surah Al-Fatihah mustahab membaca surah An-Nas, dan di rakaat kedua membaca surah Al-Falaq.
- Kemudian satu rakaat dengan niat salat witir.[47] yang mana dianjurkan setelah Al-Fatihah, membaca surah Al-Ikhlash sebanyak 3 kali dan satu kali surah Al-Falaq dan satu kali An-Nas. Dan dianjurkan pula untuk memperpanjang qunut pada salat ini.[48]
Disunnahkan dalam qunut salat witir untuk mendoakan 40 orang mukmin, membaca istigfar 70 kali: اَسْتَغْفِرُاللّهَ رَبّی وَ اَتُوبُ اِلَیهِ dan 7 kali membaca: هذا مَقامُ الْعائِذِ بِك مِنَ النّارِ (inilah tempat hamba berlindung pada-Mu dari api neraka, ampunilah aku), 300 kali mengucapkan اَلعَفو (lebih sedikit dari yang tertulis juga tidak masalah) dan kemudian membaca doa:رَبِّ اغْفِرْلی وَارْحَمْنی وَ تُبْ عَلی اِنَّك اَنْتَ التَّوّابُ الْغَفُورُ الرَّحیمُ (Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha menerima taubat, Maha Pengampun dan Maha Pemurah.
- Bagian paling utama dari salat malam adalah salat Witir dan syaf', dan salat syaf' lebih utama dari witir.
- Waktu salat malam adalah dari pertengahan malam sampai waktu fajar shadiq. Waktu sahur adalah waktu yang paling baik. Sepertiga dari akhir malam seluruhnya dihitung dari sahur, dan paling utama dari semuanya adalah melaksanakan salat malam mendekati waktu fajar.[49]
Hukum-Hukum Salat Malam
- Salat Malam bisa dicukupkan dengan melaksanakan salat Syafa' dan salat Witir, bahkan ketika waktu sempit bisa dicukupkan dengan salat Witir saja.
- Waktu Salat Malam dimulai dari pertengahan malam syar'i hingga fajar shadiq. Waktu sahar lebih utama (memiliki keutamaan yang lebih besar) daripada waktu-waktu yang lain, dan sepertiga dari akhir malam dihitung sebagai waktu sahar. Lebih utama dari itu semua adalah mengerjakan Salat Malam pada saat-saat mendekati sahar.
- Seseorang boleh mengerjakan Salat Malam dengan posisi duduk. Tetapi apabila ia salat dengan posisi duduk, maka lebih baik dua rakaat yang dilakukan dengan duduk untuk dihitung satu rakaat dengan berdiri.
- Seorang musafir dan orang yang sulit baginya untuk mengerjakan Salat Malam setelah pertengahan malam tiba, maka ia bisa mengerjakannya pada awal malam.
- Tidak wajib membaca surah dalam rakaat-rakaat Salat Malam dan boleh mencukupkan dengan membaca surah Al-Fatihah. Tentunya membaca surah lebih banyak memiliki keutamaan. Demikian juga membaca qunut pada rakaat-rakaat kedua hukumnya mustahab dan boleh ditinggalkan.
- Salat Witir adalah satu rakaat dan boleh dikerjakan tanpa qunut.
- Tidak harus mengerjakan 11 rakaat secara berkesinambungan, tapi lebih baik dikerjakan secara terpisah-pisah.
- Pengurangan dan penambahan amalan secara keliru dalam salat mustahab tidak mengharuskan sujud Sahwi.
- Apabila saat melakukan Salat Malam dikumandangkan azan subuh, maka apabila 4 rakaat darinya sudah dikerjakan, ia boleh melanjutkan sisanya dengan mempercepat dan memperingan bacaannya. Dan apabila 4 rakaat belum selesai dikerjakan semuanya, maka 2 rakaat yang sudah dimulai hendaknya diselesaikan, kemudian mengerjakan 2 rakaat salat Nafilah subuh, lalu dilanjutkan dengan 2 rakaat salat subuh. Setelah itu baru meng-qadha sisa dari Salat Malam.
- Meng-qadha salat Malam lebih utama daripada mengerjakannya sebelum pertengahan malam. Oleh karenanya, apabila ia tahu bahwa qadha dari Salat Malam tidak akan tertinggalkan, maka mengerjakan qadhanya adalah lebih utama.[50]
Catatan Kaki
- ↑ Lihat: Q.S. Ali Imran, 17; Q.S. Al-Dzariyat, 17-18.
- ↑ Lihat: Q.S. Al-Furqan, 64.
- ↑ Lihat: Q.S. As-Sajadah, 16.
- ↑ Lihat: Q.S. As-Sajadah, 17.
- ↑ Atas kamu salat malam dan atas kamu salat malam dan atas kamu salat malam.
- ↑ عَلَیکمْ بِصَلاةِ اللَّیلِ وَلَوْ رَکعَةً واحِدَةً، فَاِنَّ صَلاةَ اللَّیلِ مِنْهاةٌ عَنِ اْلاِثْمِ، وَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ تَبارَك وَ تَعالی، وَتَدْفَعُ عَنْ اَهْلِها حَرَّ النَّارِ یوْمَ القِیامَةِ …Kanzul Ummal, 21431/7
- ↑ Rasulullah saw bersabda: "Allah bangga kepada seseorang yang meninggalkan salat malam kemudian dia mengqadhanya di siang hari dan berfirman: 'Wahai para malaikatKu! Hamba-Ku, telah mengerjakan qadha sesuatu yang tidak Aku wajibkan, saksikanlah bahwa Aku mengampuninya'". اِنَّ اللّهَ یبـاهی بِالْعَـبْدِ یقْضی صَلاةَ اللَّیلِ بِالنَّهارِ، یقُولُ، مَلائِکتی عَبْدی یقْضی مـالَمْ اَفْـتَرِضْهُ عَـلَیهِ، اِشْــهَدُوا اَنـّی قَـدْ غَفَـرْتُ لَهُ. Bihār al-Anwār, jld.87, 202.
- ↑ Imam Shadiq as bersabda: Wahai Sulaiman! Jangan kau tinggalkan salat malam, karena orang yang kalah dan merugi adalah orang yang tidak terbangun untuk salat malam: یا سُلَیمانُ لاتَدَعْ قِیامَ اللَّیلِ فَاِنَّ الْمَغْبُونَ مَنْ حُرِمَ قِیامَ اللَّیلِ Bihār al-Anwār, jld.87, 146.
- ↑ Ibrahim bin Siyabah berkata: "Salah satu dari keluarga ku menulis surat kepada Imam Askari as dan bertanya kepadanya tentang salat malam seorang musafir di permulaan malam, Imam dalam menjawabnya menulis: Keutamaan salat malam seorang musafir pada permulaan malam bagaikan keutamaan salat malam di akhir malam tidak dalam perjalanan: ـضْلُ صَـلاةِ الْمُسـافِرِ اَوَّلَ اللَّـیلِ کفَـضْلِ صَــلاةِ الْمُـقِیمِ فِـی الْحَـضَرِ مِـنْ آخِـرِ اللَّیلِ. Bihār al-Anwār, jld.87, 146.
- ↑ silahkan rujuk: Thabari, jld.29, hlm. 78; Abu Daud, jld.2, hlm. 71-72.
- ↑ seseorang datang ke hadapan Amirul Mukminin as berkata: "Wahai Amirul Mukminin aku telah kehilangan salat malam", Ali as berkata: Kau adalah seseorang yang terbelenggu dengan dosa-doasamu. یا اَمیرَالْمُؤْمِنینَ اِنّی قَدْ حُرِمْتُ الصَّلاةَ بِاللَّیلِ، فَقالَ اَمیرُ الْمُؤْمِنینَ: اَنْتَ رَجُلٌ قَدْ قَیدَتْک ذُنُوبُک. Bihār al-Anwār, jld.87, 146.
- ↑ Imam Shadiq as bersabda: Seorang laki-laki berbuat dosa oleh karena itu dia kehilangan salat malamnya, karena sesungguhnya pekerjaan buruk lebih cepat merasuk ke badan pelakunya di bandingkan pisau yang masuk ke dalam daging: اِنَّ الرَّجُلَ یذْنِبُ الذَّنْبَ فَیحْرَمُ صَلاةَ اللَّیلِ، وَاِنَّ الْعَمَلَ السَّیئَ اَسْرَعُ فِی صاحِبِهِ مِنَ السِّکینِ فِی اللَّحْمِ. Mizan al-Hikmah, hadis 10467/5.
- ↑ Qutb Rawandi meriwayatkan dari Imam Ali as: Jangan kamu tamak pada tiga hal dan dengan tiga hal: Dalam bangun malam dengan kebanyakan makan, dalam cahaya wajah dengan tidur di seluruh waktu-waktu malam dan dalam keselamatan dunia dengan berteman bersama orang yang fasik. Mustadrak al-Wasail, jld.6, hlm. 340.
- ↑ Rasulullah saw bersabda: Dua rakaat salat di pertengahan malam lebih aku sukai dari pada dunia dengan apa yang ada di dalamnya اَلرَّکعَتانِ فِی جَوْفِ اللَّیلِ اَحَبُّ اِلَی مِنَ الدُّنْیا وَما فِیها. Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 148.
- ↑ Imam Shadiq as bersabda: "Kekayaan dan anak keturunan adalah hiasan kehidupan, dan delapan rakaat salat di akhir malam dan satu salat witir adalah hiasan akhirat, yang terkadang Allah swt mengumpulkan semua itu bagi sejumlah orang", اَلمالُ وَآلْبَنُونُ زینَةُ الْحَیوةِ الدُّنْیا وَثَمانُ رَکعاتٍ مِنْ آخِرِ اللَّیلِ وَالْوَتْرُ زینَةُ الآخِرَةِ، وَقَدْ یجْمَعُهَا اللّهُ لاِقْوامٍ. Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 150.
- ↑ Jabir bin Abdillah al-Anshari berkata: Aku mendengar dari Rasulullah saw dia bersabda: Allah tidak memilih Ibrahim as menjadi khalil dan kekasihnya kalau bukan karena dua hal: 1. Pemberian makannya 2. Salat malamnya ketika seluruh masyarakat tertidur lelap. مَا اتَّخَذَّ اللّهُ اِبْراهِیمَ خَلیلاً اِلاّ لاِطْعامِهِ الطَّعامَ، وَصَلاْتِهِ بِاللَّیلِ وَالنَّاسُ نِیامٌ. Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 144.
- ↑ Nabi saw: "Paling baiknya salat setelah salat wajib adalah salat di pertengahan malam" : اَفْضَـلُ الصَّـلاةِ بَـعْدَ الصَّـلاةِ الْمَـکتُوبَةِ الصَّـلاةُ فِی جَوْفِ الَلَّیلِ. Kanz al-Ummal, 7/21397.
- ↑ Imam Shadiq as: Tiga hal yang menyebabkan kebanggaan seorang mukmin dan hiasan serta ornamen manusia di dunia dan akhirat: 1. Salat di akhir malam 2. Memutus harapan apa yang ada di tangan manusia 3. Menerima wilayah kepemimpinan Imam Maksum dari keluarga Muhammad saw : ثَلاثَةٌ هُنَّ فَخْرُ المُؤْمِنِ وَزینَةٌ فِی الدُّنْیا وَاْلآخِرَةَ: الَصَّلاةُ فِی آخِرِ اللَّیلِ، وَ یأْسُهُ مِمّا فِی اَیدی النّاسِ، وَوِلایةُ اْلاِمامِ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ صَلَّی اللّهُ عَلَیهِ وَآلِهِ. Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 140.
- ↑ Imam Shadiq As: Kemuliaan manusia yang beriman dengan salat malamnya dan kehormatannya dengan tidak menyakiti manusia. شَرَفُ الْمُؤْمِنِ صَلاتُهُ بِاللَّیلِ، وَعِزُّهُ کفُّ الاَذی عَنِ النّاسِ. Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 141.
- ↑ Nabi saw bersabda: Ketika seseorang bangun dari kenikmatan tidurnya dalam keadaan mengantuk demi menyenangkan Tuhannya dengan salat malamnya, Allah membelainya di depan para malaikat-Nya dan berkata: Apakah kalian tidak melihat hambaku yang bangun dari tempat tidur nyenyaknya untuk mendirikan salat yang tidak aku wajibkan kepadanya. saksikanlah bahwa aku mengampuninya. اِذا قـامَ الْعَبْدُ مِنْ لَذیذِ مَضْـجَعِهِ وَالنُّعـاسُ فِی عَینَـیهِ لِیـرْضِی رَبَّـهُ جَلَّ وَ عَزَّبِصَـلاةِ لَیلِهِ، بـاهَی اللّهُ بِهِ مَلائِـکتَهُ، فَقـالَ: اَمـا تَرَوْنَ عَـبْدی هذا، قَدْ قـامَ مِنْ لَذیذِ مَضْـجَعِهِ اِلی صَـلاةٍ لَمْ اَفْـرُضْها عَـلَیهِ اِشْـهَدُوا اَنِّی قَـدْ غَفَـرْتُ لَهُ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 156.
- ↑ Imam Shadiq as bersabda: bukan termasuk pengikut (syiah) kami orang yang tidak mendirikan salat malam: لَیسَ مِنْ شیعَتِنا مَنْ لَمْ یصَلِّ صَلاةَ اللَّیلِ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 162.
- ↑ Rasulullah Saw bersabda: Lakukanlah salat malam, karena itu adalah sunnah para leluhur sebelum kalian. Dan ibadah ditengah malam akan mendekatkan seseorang kepada Allah, mencegahnya dari perbuatan dosa, menutupi kesalahan-kesalahan dan menghilangkan penyakit: عَلَیکمْ بِصَلاةِ اللَّیلِ فَاِنَّهُ دَأْبُ الصّالِحینَ قَبْلَکمْ، وَاِنَّ قِیامَ اللَّیلِ قُرْبٌ اِلَی اللّهِ، وَمِنْهاةٌ عَنِ اْلاِثْمِ، وَتَکفیرُ السَّیئاتِ وَمَطْرَدَةُ الدّاءِ فِی الْجَسَدِ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 123.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 123.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 123.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 123.
- ↑ Amirul Mukmini as bersabda: Ibadah ditengah malam dapat menyehatkan badan, menyenangkan Tuhan yang Maha Besar, memamerkan diri dalam rahmat dan merangkul akhlak para Nabi قیامُ اللَّیلِ مُصِحَّةٌ لِلْبَدَنِ، وَ مَرْضاةٌ لِلرِّبِّ عَزَّوَجَلَّ، وَ تَعَرُّضٌ لِلرَّحْمَةِ وَ تَمَسُّک بِاَخْلاقِ النَّبِیینَ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 144.
- ↑ Imam Shadiq as bersabda: Salat malam membuat wajah indah, memperbagus akhlak, memperharum aroma, memperbanyak rezeki, membuat mampu membayar hutang, melenyapkan kesedihan dan menerangi penglihatan صَلاةُ اللَّیلِ تُحسِنُ الْوَجْهَ، وَتُحْسِنُ الْخُلْقَ، وَتُطِیبُ الرّیحَ، وَتُدِرُّ الرِّزْقَ، وَ تَقْضِی الدَّینَ، وَتَذْهَبُ بالْهَمِّ، وَتَجْلُو الْبَصَرَ Wasail al-Syiah, jld.5, hlm.272.
- ↑ Wasail al-Syiah, jld.5, hlm.272.
- ↑ Wasail al-Syiah, jld.5, hlm.272.
- ↑ Wasail al-Syiah, jld.5, hlm.272.
- ↑ Wasail al-Syiah, jld.5, hlm.272.
- ↑ Wasail al-Syiah, jld.5, hlm.272.
- ↑ Imam Shadiq as bersabda: Seseorang telah berbohong jika ia menduga mendirikan salat malam sementara dia kelaparan. Sebab, salat malam telah menjamin makanan paginya: کذِبَ مَنْ زَعَمَ اَنَّهُ یصَلّی صَلاةَ اللَّیلِ وَهُوَ یجُوعُ اِنَّ صَلاةَ اللَّیلِ تَضْمِنُ رِزْقَ النَّهارَ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 145.
- ↑ Imam Ridha as bersabda: Lakukanlah salat malam, tidak ada seorang hamba yang bangun di akhir malam, mendirikan salat malam delapan rakaat dan dua rakaat salat syaf' dan satu rakaat salat witir dan di dalam qunutnya beristighfar tujuh puluh kali meminta ampunan, kecuali Allah akan melindunginya dari siksa kubur dan azab nereka, memperpanjang umurnya dan membuka jalan hidupnya. Kemudian Imam as mengatakan: Rumah-rumah yang di dalamnya didirikan salat malam, cahayanya bersinar bagi penduduk langit bagaikan bintang-bintang yang bersinar menerangi penduduk bumi. عَـلَیکمْ بِصَـلاةِ اللَّیلِ فَما مِنْ عَـبْدٍ یقُومُ آخِرَ اللَّیلِ فَیصَـلِّی ثَمانَ رَکعاتٍ وَ رَکعَـتَی الشَّفْـعِ وَ رَکعَةَ الْـوَتْرِ وَاسْتَغْـفَرَ اللّهَ فـی قُنُوتِهِ سَبْـعینَ مَرَّةً اِلاّ، اُجیرُ مِنْ عَـذابِ الْقَـبْرِ، وَمِنْ عَـذابِ النّارِ، وَمُـدَّلَهُ فِی عُمْرِهِ، وَوُسِّعَ عَلَیهِ فِی مَعِیشَتِهِ، ثُمَّ قالَ علیهالسلام:اِنَّ الْبَیـوتَ الَّتی یصَـلّی فِیـها بِاللَّیلِ یـزْهَرُنُورُها لاِهْلِ السَّماءِ کما یزْهَرُ نُورُ الْکواکبِ لاِهْلِ اْلاَرْضِ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Rasul saw bersabda: "Salat malam menyebabkan Tuhan senang dan menjadi teman para malaikat dan sunnah para nabi dan cahaya pengetahuan dan merupakan akar keimanan yang menyebabkan ketenangan jiwa dan kebencian setan juga sebagai senjata dalam mengahadapi musuh serta pengijabah doa dan diterimanya amal juga pemberi berkah dalam rejeki. Salat malam adalah perantara antara si pesalat dan malaikat maut dan lentera kuburan dan alas permadaninya di alam kubur dan salat malam akan menjawab pertanyaan Mungkar dan Nakir, dan akan menemani seseorang di alam kubur juga sebagai peziarahnya di sana hingga hari kiamat. صَلاةُ اللَّیلِ مَرْضاةُ الرّبِّ، وَحُبُّ الْمَلائِکةِ، وَسُنَّةُ اْلاَنْبِیاء، وَنُورُ الْمَعْرِفَةِ، وَ اَصْلُ الاْیمانِ، وَ راحَةُ اْلاَبْدانِ، وَکراهِیةُ الشَّیطانِ، وَسِلاحٌ عَلَی الاْعْداءِ، وَ اِجابَةٌ لِلدُّعاءِ، وَقَبُولُ اْلاَعْمالِ، وَبَرَکةٌ فی الرِّزْقِ، وَشفیعٌ بَینَ صاحِبِها وَبَینَ مَلَک الْمَوْتِ، وَ سِر اجٌ فی قَبْرِهِ وَ فِراش تَحْتَ جَنْبِهِ، وَجَوابٌ مَعَ مُنْکرٍ و نَکیرٍ، وَمُونِسٌ وَزائِرٌ فِی قَبْرِهِ اِلی یوْمِ الْقِیامَةِ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 161.
- ↑ Imam Ali as bersabda: Ketika Allah swt yang Maha Besar berhendak memberi cobaan kepada penduduk bumi, Dia berkata: jika tidak ada orang-orang yang mencintaiKu dengan kebesaran dan keagunganKu dan masjid-masjid yang memeriahkan kebesaranKu dan mereka yang beristighfar di waktu-waktu sahur maka akan Aku turunkan azabKu kepada penduduk bumi. اِنَّ اللّهَ عَزَّوَجَلَّ اِذا اَرادَ اَنْ یصیبَ اَهْلَ اْلاَرْضِ بِعَذابٍ قالَ لَوْلاَ الذَّینَ یتَحابُّونَ بِجَلالی، وَیعْمُرُونَ مَساجِدی وَیسْتَغْفِرُونَ بِاْلاَسْحارِ لاَنْزَلْتُ بِهِمْ عَذابی Bihar al-Anwar, jld.87, hlm. 151.
- ↑ Qummi, Mifathul Jinan, bagian Baqiyat al-Shalihat, tata cara salat malam
- ↑ Nabi saw bersabda: Paling tenangnya kalian dalam penantian di hari kiamat adalah seseorang yang memperpanjang qunutnya di dalam salat witir: اَطْوَلُکمْ قُنُوتا فِی الْوَتْرِ اَطْوَلُکمْ راحَةً یوْمَ القِیامَةِ فِی المَوْقِفِ. Bihār al-Anwār, jld.87, hlm. 287.
- ↑ Qummi, Abbas, Mafatih al-Jinan, hlm. 869-872
- ↑ Lihat: Irfaniyan, Mirza Ghulan Ridha, Shalat al-Lail, hlm. 125-126
Daftar pustaka
- Alqurān Al-Karim
- Allamah Majlisi, Muhammad Baqir. Bihār al-Anwār. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1403 H.
- Thabrisi, Fadhl bin Al-Hasan. Majma’ al-Bayān. Teheran: penerbitan Nasir Khusro, 1372 HS.
- Hur Amili. Muhammad bin Hasan. Wasāil al-Syiah. Qom: Muassasah Al al-Bait Alihim al-Salam, 1409 H.
- Ibnu Babawaih (Syekh Shaduq) Muhammad bin Ali. Al-Tauhid. Riset: Hasyim Husaini Tehrani. Qom: Jami’ah al-Mudarisin fi al-Hauzah al-Ilmiah fi Qom al-Muqaddasah, 1398 H
- Khumaini, Ruhullah ra. Taudhih al-Masāil.
- Irfaniyan, Mirza Ghulam Ridha. Sholāt al-Lail, Fadhluhā wa Waqtuhā wa Adaduhā wa Kaifiyatuhā wa al-Khususiyāt al-Rāji’ah ilahā min Kitāb wa al-Sunnah. Najaf al-Asyraf: Percetakaan al-Adab, 1401 H.
- Kulaini, Muhammad bin Yakub. Al-Kafi. Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1407 H.
- Maliki Tabrizi, Mirza Jawad. Asrār al-Shalah. Terjemah: Ridha Rajab Zadeh. Qom: Penerbit: Peyam Azadi, cet. VII, 1376 HS.
- Qummi, Abbas. Mafātih al-Jinān. Teheran: Nasyr Masyar, cet. I, 1378 HS.