Lompat ke isi

Perang Uhud: Perbedaan antara revisi

Dari wikishia
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 69: Baris 69:
{{Sejarah Islam}}
{{Sejarah Islam}}
'''Perang Uhud''' (bahasa Arab:{{ia|غزوة اُحُد}}) adalah salah satu peperangan terkenal antara [[Nabi Muhammad saw]] dengan kaum musyrikin [[Mekah]] yang terjadi pada tahun ke-3 H/625 di samping gunung Uhud. Setelah kaum [[Quraisy]] mengalami kekalahan di [[perang Badar]], mereka dengan komandan [[Abu Sufyan]] hendak menuntut balas atas orang-orang Quraisy yang terbunuh pada perang Badar.
'''Perang Uhud''' (bahasa Arab:{{ia|غزوة اُحُد}}) adalah salah satu peperangan terkenal antara [[Nabi Muhammad saw]] dengan kaum musyrikin [[Mekah]] yang terjadi pada tahun ke-3 H/625 di samping gunung Uhud. Setelah kaum [[Quraisy]] mengalami kekalahan di [[perang Badar]], mereka dengan komandan [[Abu Sufyan]] hendak menuntut balas atas orang-orang Quraisy yang terbunuh pada perang Badar.
Strategi Nabi saw, tokoh-tokoh [[Muhajirin]] dan [[Anshar]] untuk menghadapi serangan musuh adalah tidak keluar dari [[Madinah]] dan bertahan di dalam kota, namun golongan anak muda dan [[Hamzah]], paman Nabi saw menginginkan peperangan di luar kota Madinah. Akhirnya Nabi saw mengambil keputusan untuk berperang melawan orang Quraisy di luar kota Madinah.
Strategi Nabi saw, tokoh-tokoh [[Muhajirin]] dan [[Anshar]] untuk menghadapi serangan musuh adalah tidak keluar dari [[Madinah]] dan bertahan di dalam kota, namun golongan anak muda dan Hamzah, paman Nabi saw menginginkan peperangan di luar kota Madinah. Akhirnya Nabi saw mengambil keputusan untuk berperang melawan orang Quraisy di luar kota Madinah.
Hasil sementara perang ini adalah terkalahkannya kaum musyrikin, namun karena sekelompok dari pasukan panah kaum Muslimin di bawah komando Abdullah bin Jubair yang berada di gunung Ainain, sebelah kiri gunung Uhud meninggalkan tempat mereka karena mengira pasukannya sudah menang, maka kaum musyrikin menggunakan tempat ini untuk keperluan pihak mereka dan menyerang kaum [[Muslimin]] dari sisi belakang. Pada perang ini, kerugian berat menimpa kaum Muslimin di antaranya syahidnya 70 orang kaum Muslimin, termasuk [[Hamzah bin Abdul Muthalib]], dimutilasinya tubuh Hamzah dan Nabi pun terluka, gigi juga beliau patah.
Hasil sementara perang ini adalah terkalahkannya kaum musyrikin, namun karena sekelompok dari pasukan panah kaum Muslimin di bawah komando Abdullah bin Jubair yang berada di gunung Ainain, sebelah kiri gunung Uhud meninggalkan tempat mereka karena mengira pasukannya sudah menang, maka kaum musyrikin menggunakan tempat ini untuk keperluan pihak mereka dan menyerang kaum [[Muslimin]] dari sisi belakang. Pada perang ini, kerugian berat menimpa kaum Muslimin di antaranya syahidnya 70 orang kaum Muslimin, termasuk [[Hamzah bin Abdul Muththalib]], dimutilasinya tubuh Hamzah dan Nabi pun terluka, gigi juga beliau patah.


==Penyerangan Kaum Musyrikin ke Madinah==
==Penyerangan Kaum Musyrikin ke Madinah==
Baris 164: Baris 164:
[[Kategori:Perang yang diikuti Rasul]]
[[Kategori:Perang yang diikuti Rasul]]
[[Kategori:Perang]]
[[Kategori:Perang]]
[[Kategori:Peristiwa Tahun Ke-3 Hijriah]]

Revisi per 10 Desember 2017 10.10


Peta Padang Badar
Perang Uhud
Masa kejadianHari Sabtu, 7 Syawal tahun 3 H./ 23 Maret 625 M.
TempatMadinah, di sekitar gunung Uhud,yang sekarang ini terletak di barat selatan Arab Saudi
AkibatKekalahan Muslimin
Penyebab perangMenuntut balas dari sisi kaum Quraisy atas para tokoh yang mati di perang Badar
Para Pasukan yang berperang
Pasukan IslamTerdiri dari kaum Muslimin
Pasukan KafirTerdiri dari kaum kafir Quraisy
Para Panglima
Dari kaum musliminNabi Muhammad saw
Dari kaum musyrikinAbu Sufyan
Para Korban
Dari kalangan Muslim70 pejuang muslim syahid termasuk Hamzah bin Abdul Muththalib penghulu para Syuhada
Catatan:Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa Perang Uhud banyak diungkap dari ayat-ayat Al-Quran, khususnya dalam ayat 121-129 dari Surah Ali 'Imran.

Perang Uhud (bahasa Arab:غزوة اُحُد) adalah salah satu peperangan terkenal antara Nabi Muhammad saw dengan kaum musyrikin Mekah yang terjadi pada tahun ke-3 H/625 di samping gunung Uhud. Setelah kaum Quraisy mengalami kekalahan di perang Badar, mereka dengan komandan Abu Sufyan hendak menuntut balas atas orang-orang Quraisy yang terbunuh pada perang Badar. Strategi Nabi saw, tokoh-tokoh Muhajirin dan Anshar untuk menghadapi serangan musuh adalah tidak keluar dari Madinah dan bertahan di dalam kota, namun golongan anak muda dan Hamzah, paman Nabi saw menginginkan peperangan di luar kota Madinah. Akhirnya Nabi saw mengambil keputusan untuk berperang melawan orang Quraisy di luar kota Madinah. Hasil sementara perang ini adalah terkalahkannya kaum musyrikin, namun karena sekelompok dari pasukan panah kaum Muslimin di bawah komando Abdullah bin Jubair yang berada di gunung Ainain, sebelah kiri gunung Uhud meninggalkan tempat mereka karena mengira pasukannya sudah menang, maka kaum musyrikin menggunakan tempat ini untuk keperluan pihak mereka dan menyerang kaum Muslimin dari sisi belakang. Pada perang ini, kerugian berat menimpa kaum Muslimin di antaranya syahidnya 70 orang kaum Muslimin, termasuk Hamzah bin Abdul Muththalib, dimutilasinya tubuh Hamzah dan Nabi pun terluka, gigi juga beliau patah.

Penyerangan Kaum Musyrikin ke Madinah

Pada tahun ke-3 H/625, satu tahun setelah kalahnya kaum Muslimin pada perang Badar atas kaum Musyrikin, kaum Quraisy dengan dipimpin oleh Abu Sufyan membalas dendam atas orang-orang yang terbunuh di perang Badar. Mereka bersiap-siap hendak melakukan penyerangan atas Nabi saw dan kaum Muslimin. Abu Sufyan demi untuk mencapai tujuan ini mengajak orang-orang seperti: Amr bin al-'Ash, Ibnu Zab;arid an Abu Ghazzah dan kabilah-kabilah lain untuk bekerja sama dengannya. [1] Kemudian, dengan pasukan berjumlah 3000 ia memimpin pasukan bergerak menuju Madinah. Berdasarkan riwayat Waqidi, Nabi mengetahui rencana keluarnya kaum musyrikin dari surat yang dikirimkan oleh paman Nabi saw, Abbas bin Abdul Muthalib kepada Nabi saw ketika beliau sedang berada di Quba, sebuah tempat dekat Madinah, [2] namun dalam riwayat yang lainnya tidak disebutkan tentang surat itu. [3] Pada tanggal 5 Syawal, kaum Musyrikin sampai di sebuah tempat bernama 'Uraidh, kawasan dekat Uhud dan melepaskan kuda dan unta mereka di padang rumput sekeliling Madinah. [4] Nabi Muhammad saw dengan perantara salah satu sahabatnya mengetahui jumlah mereka beserta peralatan perang yang dibawanya. Beberapa pembesar Aus dan Khazraj seperti Sa'd bin Ma'adz, Asid bin Khudhair dan Sa'ad bin Ubadah dengan beberapa kelompok lainnya berjaga-jaga di masjid guna melindungi keselamatan Nabi saw dan pasukannya dari serangan kaum Musyrikin di masjid hingga dini hari Jumat di Masjid.[5]

Musyawarah Nabi Muhamad saw dengan Para Sahabatnya

Pada hari Jumat, Nabi saw dengan para sahabatnya mendiskusikan tentang bagaimana menjalankan strategi untuk mempertahankan perang. Nabi saw sangat ingin bahwa kaum Muslimin tidak keluar dari Madinah. Para pembesar Muhajirin dan Anshar juga menginginkan hal itu, sesuai dengan pengalaman sebelumnya yaitu bertahan di Madinah, namun para pemuda dan bahkan sahabat besar seperti Hamzah bin Abdul Muththalib ingin agar perang terjadi di luar Madinah. Akhirnya Nabi menerima usulan dari kelompok terakhir. [6]

Keluarnya Nabi Muhammad saw dari Madinah

Nabi Muhammad saw meninggalkan Madinah dengan membawa pasukan sebanyak 1000 orang[7] dan menunggu di Syaihan –tempat antara Madinah dan Uhud- dan dini hari kemudian baru melanjutkan perjalanan. [8]

Abdullah bin Ubay Memisahkan Diri

Belum lama pasukan Islam sampai di Uhud, Abdullah bin Ubay karena pendapat dia untuk tetap tinggal di Madinah tidak dijalankan Nabi, maka ia menjadi kecewa kemudian meninggalkan Nabi saw dengan kelompok yang lainnya[9]sehingga menjadikan jumlah pasukan kaum Muslimin berkurang menjadi 700 orang.

Permulaan Perang

Nabi saw mengatur pasukan dan gunung Uhud berada di belakang mereka. Nabi menunjuk Abdullah bin Jubair untuk mengomandai regu pemanah. [10] Kaum Musyrikin pun mengatur pasukan mereka. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri Ikrimah bin Abu Jahlm. [11] Nabi Muhammad saw menyampaikan pidato sebelum terjadinya perang[12] dan berpesan kepada regu pemanah untuk menjaga bagian belakang kaum Muslimin dan jangan sekali-kali meninggalkan tempat. [13]

Kemenangan Awal Kaum Muslimin

Pada permulaan perang karena salah satu jawara perang kaum Musyrikin, Thalhah bin Abi Thalhah menantang duel pasukan kaum Muslimin dan Ali bin Abi Thalib yang memenuhi tantangan itu dan berhasil mengalahkannya, maka kaum Muslimin bergembira atas kemenangan pertama ini dan mereka meneriakkan takbir sambil menyerang kaum musyrikin secara serempak. [14] Kaum Muslimin cepat menyerang mereka dan pasukan musyrikin pun lari tunggang langgang.[15]

Kalahnya Kaum Muslimin

Kekalahan kaum Muslimin pada perang Uhud karena regu pemanah yang berada di sayap kiri pasukan sibuk mengejar ghanimah (harta rampasan perang) dan meninggalkan tempat mereka. Ajakan dan seruan Abdullah bin Jubair untuk tidak lari dari aturan Nabi, tidak mendapat tanggapan. Khalid bin Walid meskipun seseorang yang memiliki keahlian sebagai penembak jitu segera bertindak[16] kali ini ia melesatkan panahnya bersama dengan beberapa pemanah lainnya. Ikrimah pun bersama dengan Walid[17] Semua pasukan musuh menyerang balik pasukan Islam yang sedang mengejar pasukan kaum musyrikin dari belakang. Pada saat itu ada teriakan seseorang bahwa Nabi saw telah tewas. [18] Kabar ini menyebabkan lemahnya jiwa kaum Muslimin dan menyebabkan kaum Muslimin menjadi bercerai berai dan bahkan beberapa kaum Muslimin mencari perlindungan ke arah gunung Uhud. [19] Mereka berkata bahwa tidak seharusnya berperang dibawah terik matahari, beberapa kaum Muslimin mengancam nyawa Nabi dan karenanya gigi Nabi patah dan wajah beliau cidera luka [20] sementara pada saat itu hanya beberapa sahabat nabi saja yang berada di sisi Nabi.[21] Nabi pun membuang beberapa lukanya dan berlindung di balik gunung. [22] Menurut riwayat dari Syaikh Mufid dari Ibnu Mas'ud, kekhawatiran kaum Muslimin sangat mendalam sehingga hanya Ali bin Abi Thalib yang tinggal bersama dengan Rasulullah saw. Kemudian beberapa sahabat seperti: 'Ashim bin Tsabit, Abu Dujanah dan Sahl bin Hunaif menggabungkan diri dengan Nabi Muhammad saw. [23]

Kesyahidan Hamzah

{{main|Hamzah bin Abdul Muththalib}] Kaum musyrikin mulai menancapkan tombak-tombak mereka atas tubuh kaum Muslmin sehingga menyebabkan syahidnya pasukan Muslimin dalam jumlah yang sangat banyak, di antaranya yang paling penting adalah Hamzah, paman Nabi yang dilempar tombak oleh Jubair bin Muth’am ke atas tubuh Hamzah dan mengoyak perut Hamzah dan membawa jantung Hamzah ke hadapan Hindun, istri Abu Sufyan karena Hamzah membunuh ayahnya dan Hindun pun menggigit jantung Hamzah. Nabi Muhammad saw sangat sedih atas gugurnya Hamzah. [24]

Jumlah Syuhada

Kaum Muslimin sibuk menguburkan syuhada perang dan Nabi menyalati jenazah mereka satu per satu yang jumlahnya 70 atau lebih [25] dan selalu berpesan supaya jenazah Hamzah diletakkan didekat jenazah-jenazah yang disalati nabi, sehingga Nabi mensalati jenazah Hamzah sebanyak 70 kali atau lebih. [26] Nama para syahid Uhud yang semuanya di makamkan di dekat gunung Uhud ini ada dalam naskah-naskah kuno. Dari pihak kaum Musyrikin ada 20 lebih yang tewas.

Sikap Abu Sufyan

Akhirnya ketika antara dua pasukan itu berpisah, Abu Sufyan berada di dekat bukit di mana kaum Muslimin sedang berkumpul disana. Ia datang ke tempat itu dan disamping ia menyembah berhala, ia juga mengatakan bahwa perang Uhud adalah tindakan balas dendam atas perang Badar. [27]

Waktu Terjadi

Perang Uhud terjadi pada Sabtu, 7 Syawal 3 H/23 Maret 625, [28] namun sebagian sumber mengatakan pada pertengahan Syawal pada tahun itu juga. [29]

Turunnya Ayat-ayat

Menurut sumber-sumber referensi, beberapa ayat Al-Quran turun karena perang Uhuhd, khususnya ayat 121 dan 129 surah Ali Imran [30] demikian juga hadis dari Nabi yang dinukil pada saat itu. [31] Pada masa-masa kemudian, Nabi Muhammad saw kadang-kadang mengunjungi pemakaman para syahid perang Uhud[32] dan orang-orang yang datang ke Madinah pun tidak melupakan untuk menziarahi pemakaman syuhada Uhud.

Pranala terkait

Catatan Kaki

  1. Ibnu Ishaq, hlm. 322-323; Waqidi, jld. 1, hlm. 201; Silahkan lihat: Thabari, Tārikh, jld. 2, hlm. 500.
  2. Waqidi, jld. 1, hlm. 203-204.
  3. Silahkan rujuk: Ibnu Hisyam, jld. 2, hlm. 62; Thabari, Tārikh, hlm. 502.
  4. Waqidi, jld. 1, hlm. 206-207.
  5. Waqidi, jld. 1, hlm. 208.
  6. Waqidi, jld. 1, hlm. 210, 213; Urwa, hlm. 168-186.
  7. Ibnu Hisyam, jld. 2, hlm. 63; Ibnu Ishaq pada halaman 326 menulis bahwa jumlah mereka 700 orang
  8. Waqidi, jld. 1, hlm. 216-218.
  9. Urwah, hlm. 169, Zuhra, hlm. 77; Waqidi, jld. 1, hlm. 219; Ibnu Hisyam, jld. 1, hlm. 64.
  10. Waqidi, jld. 1, hlm. 219-220.
  11. Waqidi, jld. 1, hlm. 220.
  12. Waqidi, jld. 1, hlm. 221-223.
  13. Ibnu Ishaq, hlm. 326; Waqidi, jld. 1, hlm. 224-225; Ibnu Hisyam, jld. 2, hlm. 65-66; Bukhari, jld. 5, hlm. 29; silahkan lihat juga: Tarikh, jld. 2, hlm. 509.
  14. Waqidi, jld. 1, hlm. 225-226.
  15. Waqidi, jld. 1, hlm. 229; Ibnu Sa’id, jld. 2, hlm. 40-41.
  16. Waqidi, jld. 1, hlm. 229.
  17. Waqidi, jld. 1, hlm. 232; Ibnu Sa’d, jld. 1, hlm. 41-42.
  18. Zuhra, hlm. 77; Ibnu Ishaq, hlm. 27; Waqidi, jld. 1, hlm. 232.
  19. Waqidi, jld. 1, hlm. 235.
  20. Waqidi, jld. 1, hlm. 244, silahkan rujuk: Zuhra, hlm. 77; Thabari, Tārikh, jld. 2, hlm. 519.
  21. Waqidi, jld. 1, hlm. 240.
  22. Ibnu Ishaq, hlm. 230; Silahkan lihat: Ibnu Hisyam, jld. 2, hlm. 83; Thabari, Tārikh, jld. 2, hlm. 518.
  23. Ayati, Tārikh Payāmbar Islām, hlm. 256.
  24. Ibnu Ishaq, hlm. 329-333; Waqidi, jld. 1, hlm. 285-286, 290.
  25. Waqidi, jld. 1, hlm. 328.
  26. Ibnu Hisym, jld. 2, hlm. 97; Waqidi, jld. 1, hlm. 310; Ibnu Sa'ad, jld. 2, hlm. 44; Baladzuri, hlm. 336.
  27. Zuhra, hlm. 78; Ibn Ishaq, hlm. 329-333; Waqidi, jld. 1, hlm. 297-296; Baladzuri, hlm. 336.
  28. Waqidi, jld. 1, hlm. 199; Ibnu Sa’d, jld. 2, hlm. 36; Baladzuri, jld. 1, hlm. 311-312.
  29. Ibnu Ishaq, hlm. 324; Ibnu Habib, hlm. 112-113; Silhakan lihat: Thabari, Tārikh, jld. 2, hlm. 534.
  30. Silahkan lihat: Waqidi, jld. 1, hlm. 319 dst, Ibnu Hisyam, jld. 2, hlm. 106 dst; Thabari, Tafsir, jld. 4 dst.
  31. Bukhari, jld. 5, hlm. 439-40; Abu Ubaid, jld. 1, hlm. 117.
  32. Silahkan lihat: Bukhari, jld. 5, hlm. 29.

Daftar Pustaka

  • Ayati, Muhammad Ibrahim, Tārikh Payāmbar Islām, Abul Qasim Karachi, Tehran, Intisyarat Danesygah Tehran, 1378.
  • Ibnu Ishaq, Muhammad, Al-Sair wa al-Maghazi, Suhail Zakar, Dimasq, 1398/1978.
  • Ibnu Habib, Muhammad, Al-Mujir, Haidar Abad Dakan, 1361/1942.
  • Ibnu Sa’d, Muhammad, Al-Thabaqat al-Kubra, Beirut, Dar al-Shadir
  • Ibnu Hisyam, Abdul Malik, Al-Sirah al-Nabawiyah, Mustafa Saqa dkk, Qahirah, 1357/1955.
  • Ubaid Bakri, Mu’jam ma Asta’jam, Mustafa Saqa, Beirut, 1403/1983.
  • Ishtahri, Ibrahim, Masālik al-Mamālik, Riset: Dzakhunah, Leiden, 1927.
  • Bukhari, Muhammad, Shahih, Qahirah, 1315.
  • Baladzuri, Ahmad, Ansāb al-Asyrāf, Muhammad Hamidullah, Qahirah, 1959.
  • Zuhra, Muhammad, Al-Maghazi al-Nabawiyah, Suhail Zakar, Dimasyq, 1401/1959.
  • Thabari, Tārikh.
  • Thabari, Tafsir.
  • Urwah bin Zubair, Al-Maghāzi Rasulullah, Muhammad Mustafa A’dhami, Riyadh, 1404/1981.
  • Waqidi, Muhammad, Al-Maghāzi, Marsden John, London, 1966.
  • Yaqut, Buldan.