Khaibar
Sejarah Permulaan Islam |
---|
Peperangan: Ghazwah dan Sariyyah |
Kota-kota dan Situs-situs Bersejarah |
Peristiwa-peristiwa |
Entry Terkait |
Khaibar (bahasa Arab:خیبر) adalah sebuah tempat dengan jarak kira-kira 160 km dari Madinah, Saudi Arabia, dimana ibu kotanya pada masa sekarang adalah kota al-Syuraif. Benteng Khaibar pada masa-masa permulaan Islam adalah tempat tinggal warga Yahudi. Pengingkaran janji yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan kerja sama mereka dengan kaum Musyrikin Mekah pada perang Ahzab menjadi penyebab bagi terkobarnya perang Ahzab pada tahun ke-7 H antara tentara Islam dan penduduk di daerah Khaibar. Pada perang ini, daerah Khaibar berhasil dikuasai oleh kaum Muslimin.
Sebab Penamaan
Menurut sebagian ahli geografi, Khaibar menurut bahasa Arab adalah benteng dan tempat ini dikarenakan memiliki beberapa benteng disebut khayabir (bentuk plural khaibar).[1] Menurut riwayat yang lain dinamakan demikian setelah suku Banu Khaibar bin Mahmal yang merupakan kaum ‘Amalaqah menetap di sana. [2]
Kondisi Geografi dan Iklim
Daerah Khaibar berada pada jarak kira-kira 160 km Madinah terletak di Hijaz, Semenanjung Saudi Arabia. Daerah ini memiliki pengairan yang cukup untuk keperluan pertanian dan merupakan salah satu daerah yang subur di Hijaz. Hasil pertanian yang utama dari daerah ini adalah kurma. Penduduk kota ini adalah orang-orang Yahudi dari suku Quraidhah dan bani Nadhir. [3] Pada abad pertama Hijriah, daerah ini termasuk kawasan Madinah dan merupakan bagian dari kota Hijaz. [4]
Jarak Khaibar ke Madinah adalah 8 rumah, sedangkan menurut pendapat lainnya, 3 hari perjalanan. Di jalan Madinah menuju Khaibar, disebuah tempat bernama Naqab Yarduh, terdapat masjid bernama Masjid Nabawi, kubah pertama di Khaibar dan setelah itu terdapat benteng. [5]
Pada masa sekarang kota Syuraif berada di Khaibar merupakan daerah yang subur di Saudi Arabia. Penduduk daerah ini adalah kaum Arab dan Kaum Muslimin. Berdasarkan data statistik tahun 2010, penduduk Khaibar lebih dari 50 ribu jiwa. Nampaknya, kaum Yahudi hingga zaman khalifah kedua merupakan penduduk yang kurang populasinya. Khalifah ke-2 dengan menggunakan riwayat yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw, bahwa “Tidak akan berkumpul dua agama di Semenanjung Arabia” memaksa mereka untuk meninggalkan tempat itu.[6]
Sejarah
Kaum Yahudi penghuni Khaibar, bukan asli orang Arab Saudi, namun sulit diketahui kapan para pendatang itu menetap di sana. Sebagian dari mereka lebih dahulu pindah ke Khaibar yaitu pada zaman invasi Bibilonia ke Yerusalem [7] sebagiannya berkeyakinan pada zaman Nebukdnezar ( 562-605), Raja Babilonia, [8] sebagian berkata pada zaman Nabonidus (w. 538 ) raja terakhir pada silsilah Kaldani Babilonia. Pada masa jahiliyah, di daerah gerbang Khaibar didirikan pasar.[9] Pada abad ke-4 kelompok-kelompok dari orang Yahudi: Mawali dan Arab adalah dua kelompok yang tinggal di Khaibar. [10] Pada abad ke-5 Marthah dijadikan sebagai kota oleh Utsman. Ia juga mendirikan pasar di sana dan di benteng itu keluarga generasi Umar bin Khatab tinggal.[11]
Jumlah Benteng
Terdapat perbedaan mengenai jumlah benteng yang ada di Khaibar, sebagian mengatakan: enam,[12] tujuh, [13] dan delapan. [14] Jumlah benteng yang lebih banyak karena benteng-benteng kecil yang juga dimasukkan dalam hitungan itu. [15]
Perang Khaibar
Melihat orang-orang Yahudi berada di perang Khandaq dan kerjasama mereka dengan kaum musyrikin Mekah, pasukan Islam pada tahun ke-7 menyerang Khaibar dan pada perang itu, kaum Muslimin berhasil menaklukkan khaibar. Semenjak masa itu, kelompok pendatang kaum Yahudi keluar dari daerah Semenanjung Arabia, dan nampaknya berakhir hingga pada zaman khalifah ke-2.[16]
Catatan Kaki
- ↑ Silahkan liat: Barusawi: Audhah al-Masālik ila Ma'rifah al-Buldān wa al-Mamālik, hlm. 321.
- ↑ Qalqasyadi hlm. 231, juga Jawad Ali, jld. 6, hlm. 526-527.
- ↑ Barusawi: 'Audhah al-Masālik ila Ma'rifah al-Buldān wa al-Mamālik, hlm. 321.
- ↑ Ibnu Khurdabah, hlm. 128-129; Muqadasi, hlm. 69.
- ↑ Bakri, ibid, terkait dengan Jalan Madinah ke Khaibar, Harabi, hlm. 153-541; Ibnu Haik, ibid.
- ↑ Silahkan lihat: Nahrawani: Tārikh al-Madinah, hlm. 87.
- ↑ Jawad Ali, jld. 6, hlm. 527.
- ↑ Majmu' al-Tawārikh, hlm. 151; Maqrizi, jld. 14, hlm. 366.
- ↑ Ibnu Habib, hlm. 268; Abu Raihan Biruni, hlm. 328.
- ↑ Ibnu Haik, hlm. 244.
- ↑ Bakri, jld. 2, hlm. 521.
- ↑ Ya'qubi, jld. 2, hlm. 56; Hazmi Hamedani, jld.1, hlm. 420.
- ↑ Yaqut al-Hamawi, Ibid.
- ↑ Ayati, hlm. 502-503.
- ↑ Waqidi, jld. 2, hlm. 648, 658, 666-668; Ibnu Sa'd, jld. 2, hlm. 106; Informasi mengenai benteng-benteng yang ada di Khaibar: Salam Syaf'i, Mahmud, hlm. 20-50; Untuk mengetahui Khaibar dan tinggalan-tinggalan bersejarah di sana, silahkan lihat: Faili, hlm. 35-57.
- ↑ Silahkan lihat: Nahrawani, Tārikh al-Madinah, hlm. 87.
Daftar Pustaka
- Madkhal Khaibar, jilid 16, Dānesy Nāmeh Jahān Islām