Hadis Rayyan Bin Syabib

tanpa link
tanpa foto
tanpa Kategori
tanpa infobox
tanpa navbox
tanpa alih
tanpa referensi
Dari wikishia

Hadits Rayyan bin Syabib (bahasa Arab: حديث ريان بن شبيب) adalah hadis dari Imam Ridha as yang diriwayatkan oleh Rayyan bin Syabib tentang bulan Muharram dan tangisan serta duka untuk Imam Husain as.

Dalam hadis ini, disebutkan mengenai keutamaan amalan hari pertama Muharram, pelanggaran kesucian bulan Muharram dengan kesyahidan Imam Husain as di bulan itu, pesan untuk menangisi Imam Husain as dan menziarahinya serta mengutuk para pembunuh Imam Husain as, pesan untuk berbahagia dengan kegembiraan Ahlulbait as dan bersedih dengan kesedihannya, serta pesan untuk menerima wilayah para imam as.

Di sebagian hadis, Imam Ridha as berpesan kepada Rayyan, jika ingin menangisi sesuatu, menangislah untuk Husain bin Ali as yang disembelih seperti domba. Dalam hadis ini disebutkan pengampunan dosa dan pahala dengan menangisi Imam Husain as dan ziarah kepadanya.

Hadis ini dapat ditemukan dalam kitab ‘Uyûn Akhbâr Al-Ridha as dan Al-Âmâli karya Syeikh Shadûq, dan kitab-kitab lainnya seperti Al-Iqbâl, Wasâil Al-Syi’ah, dan Bihâr Al-Anwâr telah mengutip dari kedua buku tersebut.

Ulama Syiah seperti Muhammad Taqi Majlisi, Shâhib Hadâiq, Sayid Muhammad Sa’îd Hakim dan Husain Wahid Khurasani menilai hadis ini hasan atau sahih.

Kedudukan Hadis Dalam Sastra Asyura

Hadits Rayyan bin Syabib sebagai salah satu hadis yang paling terkenal tentang berkabung kepada Imam Husain as.[1] Hadits ini membahas keutamaan bulan Muharram, peristiwa Karbala dan pahala menangis dan berkabung bagi Husain bin Ali as. Para penceramah dan pelantun maktam biasanya membacakan hadis ini atau bagian-bagiannya untuk menunjukkan pentingnya menangisi Husain as. Selain itu, bagian hadis ini digunakan untuk tulisan-tulisan pendek dan tulisan kain yang berkaitan dengan duka Muharram. [rujukan?] Hadits ini juga digunakan dalam syair-syair Asyura.

Dalam setiap musibah dan kesengsaraan, maka tangisilah Husain as

Dalam setiap duka yang memilukan, maka tangisilah Husain as

Di tenda ratapan dan kesedihan Ahlulbait

Sebelum memulai pidato apa pun, maka tangisilah Husain as

Dalam madrasah kesedihan Ibnu Syabib

Begitu juga ratapan dengan Abal Hasni, maka tangisilah Husain as

Kalau kalian menangis karena musibah seperti para nabi

Dalam penderitaan dan kesedihan, maka tangisilah Husain as[2]


Wahai putra Syabib, tangisi lah ketidakhadiran Husain

(karena) Di Karbala kehormatan Husain diinjak-injak

...

....

Wahai putra Syabib terlihat tombak di tenggorokan

karena kepala domba itu dilepas dari tubuhnya[3]

Mereka menganggap hadis Rayyan sebagai sumber harapan bagi orang-orang yang beriman terhadap wilayah Ahlulbait as dan sebagai tanda nikmat Allah terhadap kaum muslim Syiah dan pecinta Ahlulbait as, karena pemberian pahala dan ganjaran yang besar sebagai imbalan atas sebagian amal dan ibadah yang dilakukan.[4]

Isi hadis

Topik inti yang disebutkan dalam hadis Rayyan bin Syabib[5] adalah sebagai berikut:

• Amalan hari pertama bulan Muharram: Dalam hadis ini, puasa pada hari pertama bulan Muharram dan doa yang akan di kabulkan seperti dikabulkannya doa Zakaria as pada hari ini adalah bagian dari amalan mustahab dan penting di awal bulan ini.[6] Sayid Ibn Thawus, dengan menyandarkan kepada hadis ini dan hadis lainnya menyatakan bahwa puasa di awal bulan Muharram sebagai amalan mustahab dan hari tersebut sebagai salah satu hari dikabulkannya doa.[7]

• Pelanggaran kesucian bulan Muharram: Disebutkan dalam hadis ini bahwa mereka tidak menjaga kesucian Nabi saw di bulan ini, mereka membunuh keturunannya dan menawan wanita-wanita Ahlulbait as, sedangkan pada masa jahiliah mereka selalu menjaga kesucian bulan tersebut dan menghindari diri mereka dari penindasan dan peperangan.[8]

• Perintah menangis untuk Imam Husain as: Disebutkan dalam bagian hadis yang ditujukan kepada Rayyan bahwa jika ingin menangisi sesuatu, maka menangislah untuk Husain bin Ali as yang disembelih seperti domba. Dikatakan juga bahwa langit dan bumi menangis atas kesyahidannya dan langit menghujani darah dan memerahkan tanah.[9]


• Keutamaan menangisi Imam Husain as: Dalam hadis ini, segala dosa akan diampuni sebagai pahala dari menangis dan mengalirnya air mata di pipi saat berkabung untuk Imam Husain as.[10]


Imam Ridha as

يَا ابْنَ شَبِيبٍ إِنْ سَرَّكَ أَنْ يَكُونَ لَكَ مِنَ الثَّوَابِ مِثْلَ مَا لِمَنِ اسْتُشْهِدَ مَعَ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ فَقُلْ مَتَى ذَكَرْتَهُ يا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزاً عَظِيماً

Wahai Ibnu Syabib, jika kamu ingin diberikan pahala seperti orang-orang yang syahid bersama Husain bin Ali as maka jika engkau mengingatnya katakanlah, yaa laitani kuntu ma'ahum faafûza fauzan 'adzîmâ (Seandainya aku bersama mereka maka aku akan mendapatkan kemenangan yang agung).

• Pesan untuk menziarahi Imam Husain as: Imam Ridha as memesan kepada Rayyan untuk menziarahi tempat suci Imam Husain jika dia ingin bertemu dengan Tuhan dalam keadaan suci dan tanpa dosa.[11]

• Kutukan para pembunuh Husain as: Dikatakan dalam hadis bahwa wahai putra Syabib! Jika engkau ingin bersama Nabi as yang di tempatkan di dalam rumah-rumah di surga, kutuklah para pembunuh Husain as.[12]

• Empat ribu malaikat datang membantu: menurut hadis, empat ribu malaikat datang ke bumi untuk membantu Imam Husain as tetapi mereka tidak diberi izin, sehingga mereka berkumpul, maka hingga munculnya Imam Zaman as mereka berada di samping kuburannya dan dengan syiar ya latsârâtil Husain suatu saat akan menjadi para penolongnya.[13]

•  Pesan untuk bersuka dan berduka dalam suka dan duka Ahlulbait as: Pada alinea terakhir hadis ini diriwayatkan bahwa wahai anak Syabib! Jika engkau ingin bersama Ahlulbait as di surga yang paling tinggi, bersedihlah dalam kesedihan dan duka kami, dan berbahagialah dalam kebahagiaan kami dan terimalah wilayah kami; Karena pada hari kiamat siapa yang mencintai batu, maka dia akan dikumpulkan dengan batu tersebut.[14]

Sumber Pustaka

Syekh Shaduq meriwayatkan hadis ini di dalam kitab 'Uyûn Akhbâr Ridha[15] dan Al-Âmâli[16] dari Muhammad bin Ali Majilawaih dari Ali bin Ibrahim Qomi dari ayahnya Ibrahim bin Hasyim dari Rayyan bin Syabib dari Imam Ridha as . Kitab-kitab lainnya seperti al-Iqbâl karya Sayid Ibnu Thawus,[17] Wasâil Al-Syi'ah karya Syeikh Hurr al-'Âmili,[18] Bihâr al-Anwâr karya Allamah Majlisi[19] dan Awâlim al-'Ulûm Wa al-Ma'ârif karya Abdullah Bahrâni Isfahâni (W. 1148 H)[20] dan hadisnya dinukil dari itu dari 'Uyûn Akhbâr Ridha dan Al-Âmâli.

• Muhammad Taqi Majlisi[21] menganggap kualitas hadis ini adalah hasan adapun ulama seperti Shâhib Hadâiq dan Sayid Muhammad Sa'îd Hakim[22] menganggap kualitas hadis ini adalah sahih. Sanad hadis ini terdapat dalam buku Mausu'ah Ahâdits Ahlulbait dan telah dianggap sebagai hadis muktabar.[23] Husain Wahid Khurasâni[24] dan beberapa peneliti lainnya[25] menganggap para perawi hadis ini tsiqah dan seluruhnya bermazhab Syiah Imamiyah, oleh karena itu, mereka menganggap hadis tersebut sebagai hadis sahih. Alasan lain kesahihan hadis ini adalah keberadaannya dalam Kitab al-Nawâdir karya Ibrahim Ibn Hâshim.[26]

Monografi

• Buku "Fabki lil Husain: Tahlil Kutah az sefâreshât e Emâm Reza (as) Be Rayyân ibn Shabîb  (Analisis singkat pesan-pesan Imam Ridha as kepada Rayyan bin Syabib", oleh Sayid Muhammad Bagher Hâshemi Shahroudi, diterbitkan pada tahun 2018, dalam terbitan Bunyad Feqh va Maoref Ahlelbat as.

• Buku "Perishanmoi va khak-alod" karya Muhammad Ali Fattahzadeh merupakan tafsir hadis Rayyan Bin Syabib yang diterbitkan oleh ketabsetan Marefet.


Matan Hadis

Hadis Rayyan Bin Syabib
Terjemahan Teks Arab
"Meriwayatkan kepadaku Muhammad bin Ali Majilawaih semoga Allah meridhoinya, berkata kepadaku Ali bin Ibrahim bin Hasyim dari ayahnya dari Rayyân bin Syabib: berkata: aku mendatangi Imam Ridha as di awal hari bulan Muharram, lalu Imam as berkata Wahai putra Syabib apakah Anda puasa, aku menjawab tidak (wahai putra Rasulullah saw)."
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ مَاجِيلَوَيْهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ هَاشِمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنِ الرَّيَّانِ بْنِ شَبِيبٍ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى الرِّضَا فِي أَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ فَقَالَ يَا ابْنَ شَبِيبٍ أَ صَائِمٌ أَنْتَ قُلْتُ لَا[28]
"Imam as berkata: Sesungguhnya hari ini adalah hari dimana Zakaria as berdoa kepada Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Agung, maka ia berdoa Wahai Tuhanku berilah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar segala doa (hambanya), maka Allah swt mengabulkan (doa) nya dan memerintahkan malaikat, lalu ia memanggil Zakaria dalam keadaan berdiri melaksanakan salat di dekat mihrab, bahwa sesungguhnya Allah swt membawa berita gembira untukmu dengan Yahya (as) , maka barangsiapa yang puasa di hari ini , kemudian berdoa kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, Dia akan mengabulkannya , seperti halnya Allah mengabulkan doa Zakaria."
فَقَالَ إِنَّ هَذَا الْيَوْمَ هُوَ الْيَوْمُ الَّذِي دَعَا فِيهِ زَكَرِيَّا رَبَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ فَقَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعاءِ فَاسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ وَ أَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَنَادَتْ زَكَرِيَّا وَ هُوَ قائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيى‏ فَمَنْ صَامَ هَذَا الْيَوْمَ ثُمَّ دَعَا اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ كَمَا اسْتَجَابَ اللَّهُ لِزَكَرِيَّا
"Kemudian Imam as berkata : Wahai putra Syabib, sesungguhnya bulan Muharram adalah bulan dimana orang-orang Jahiliyah mengharamkan di dalamnya kezaliman dan peperangan, dikarenakan kehormatan bulan ini, sedangkan umat ini sama sekali tidak menghormati bulan ini dan kehormatan Nabi mereka saw, mereka telah membunuh di bulan ini keturunannya dan menjadikan wanita-wanita ahlulbaitnya sebagai tawanan dan merampas perbekalan dan harta mereka, maka Allah swt sama sekali tidak akan mengampuni mereka selamanya."
ثُمَّ قَالَ يَا ابْنَ شَبِيبٍ إِنَّ الْمُحَرَّمَ هُوَ الشَّهْرُ الَّذِي كَانَ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ يُحَرِّمُونَ فِيهِ الظُّلْمَ وَ الْقِتَالَ لِحُرْمَتِهِ فَمَا عَرَفَتْ هَذِهِ الْأُمَّةُ حُرْمَةَ شَهْرِهَا وَ لَا حُرْمَةَ نَبِيِّهَا لَقَدْ قَتَلُوا فِي هَذَا الشَّهْرِ ذُرِّيَّتَهُ وَ سَبَوْا نِسَاءَهُ وَ انْتَهَبُوا ثَقَلَهُ فَلَا غَفَرَ اللَّهُ لَهُمْ ذَلِكَ أَبَداً
"Wahai putra Syabib! Jikalau engkau sedang menangis maka tangisilah Husain bin Ali bin Abi Thalib as, karena Al-Husain as disembelih seperti disembelihnya domba, dan dibunuhnya bersamanya delapan belas lelaki dari ahlulbaitnya yang tidak ada tandingannya di muka bumi ini."
يَا ابْنَ شَبِيبٍ إِنْ كُنْتَ بَاكِياً لِشَيْ‏ءٍ فَابْكِ لِلْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ فَإِنَّهُ ذُبِحَ كَمَا يُذْبَحُ الْكَبْشُ وَ قُتِلَ مَعَهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ رَجُلًا مَا لَهُمْ فِي الْأَرْضِ شَبِيهُونَ
"Sungguh Tujuh langit dan bumi menangisi kesyahidannya, dan empat ribu malaikat turun ke bumi untuk mendukungnya, namun mereka tidak diberi izin. Di kuburannya malaikat berkumpul sampai Qaim bangkit, dan mereka akan menjadi penolongnya dengan syiar-syiar mereka: la latsârâtil huseini (Wahai pembalas dendam Husain)."
وَ لَقَدْ بَكَتِ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَ الْأَرَضُونَ لِقَتْلِهِ وَ لَقَدْ نَزَلَ إِلَى الْأَرْضِ مِنَ الْمَلَائِكَةِ أَرْبَعَةُ آلَافٍ لِنَصْرِهِ فَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُمْ فَهُمْ عِنْدَ قَبْرِهِ شُعْثٌ غُبْرٌ إِلَى أَنْ يَقُومَ الْقَائِمُ فَيَكُونُونَ مِنْ أَنْصَارِهِ وَ شِعَارُهُمْ يَا لَثَارَاتِ الْحُسَيْنِ‏
"Wahai putra Syabib, sungguh telah berkata kepadaku ayahku dari ayahnya dari kakeknya bahwa sesungguhnya Ketika kakekku Al-Husain as terbunuh, langit menurunkan hujan darah dan tanah di bumi memerah."
يَا ابْنَ شَبِيبٍ لَقَدْ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّهُ لَمَّا قُتِلَ جَدِّيَ الْحُسَيْنُ أَمْطَرَتِ السَّمَاءُ دَماً وَ تُرَاباً أَحْمَرَ
"Wahai putra Syabib, jikalau engkau menangis untuk Al-Husain as sampai air matamu mengalir ke pipimu, maka Allah swt akan mengampuni seluruh dosamu yang besar maupun yang kecil, sedikit atau banyak."
يَا ابْنَ شَبِيبٍ إِنْ بَكَيْتَ عَلَى الْحُسَيْنِ حَتَّى تَصِيرَ دُمُوعُكَ عَلَى خَدَّيْكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ كُلَّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتَهُ صَغِيراً كَانَ أَوْ كَبِيراً قَلِيلًا كَانَ أَوْ كَثِيراً
"Wahai putra Syabib, jikalau engkau ingin bertemu dengan Allah swt dalam keadaan tidak berdosa, maka ziarahilah Al-Husain as."
يَا ابْنَ شَبِيبٍ إِنْ سَرَّكَ أَنْ تَلْقَى اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ وَ لَا ذَنْبَ عَلَيْكَ فَزُرِ الْحُسَيْنَ
"Wahai putra Syabib, jikalau engkau ingin tinggal di rumah-rumah di dalam syurga bersama Nabi saw maka laknatlah para pembunuh Al-Husain as."
يَا ابْنَ شَبِيبٍ إِنْ سَرَّكَ أَنْ تَسْكُنَ الْغُرَفَ الْمَبْنِيَّةَ فِي الْجَنَّةِ مَعَ النَّبِيِّ فَالْعَنْ قَتَلَةَ الْحُسَيْنِ
"Wahai putra Syabib jikalau engkau ingin mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang syahid bersama Husain bin Ali as, maka ketika engkau mengingatnya, katakanlah: ya laitani kuntu ma'ahum faafûza fauzan 'adzîmâ (wahai seandainya aku bersama mereka, maka aku akan menggapai kemenangan yang agung)."
يَا ابْنَ شَبِيبٍ إِنْ سَرَّكَ أَنْ يَكُونَ لَكَ مِنَ الثَّوَابِ مِثْلَ مَا لِمَنِ اسْتُشْهِدَ مَعَ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ فَقُلْ مَتَى ذَكَرْتَهُ يا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزاً عَظِيماً
"Wahai putra Syabib, jikalau engkau ingin bersamaku di tempat yang tinggi di syurga, maka bersedihlah karena kesedihan kami, dan bersenanglah karena kegembiraan kami, dan terimalah wilayah kami, karena sesungguhnya jikalau seseorang mencintai sebuah batu maka Allah swt akan mengumpulkannya bersama batu itu di hari Kiamat."
يَا ابْنَ شَبِيبٍ إِنْ سَرَّكَ أَنْ تَكُونَ مَعَنَا فِي الدَّرَجَاتِ الْعُلَى مِنَ الْجِنَانِ فَاحْزَنْ لِحُزْنِنَا وَ افْرَحْ لِفَرَحِنَا وَ عَلَيْكَ بِوَلَايَتِنَا فَلَوْ أَنَّ رَجُلًا أَحَبَّ حَجَراً لَحَشَرَهُ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ مَعَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Catatan Kaki

  1. Umrani, Barresi-e Sanadi va Dalayili Hadis Rayyan bin Syabib Piramune Azadari, hlm. 95.
  2. Fabki li al-Husain, site shereheyat.ir.
  3. Tarkib Band Yabna Syabib. Jelvey-e Aval/Yabna Syabib Geryeh kun az Gurbat-e Husain, site emam8.com.
  4. Mirjahani Thabathabai, al-Buka li al-Husain Alaihisalam, hlm. 72.
  5. Silakan lihat ke: Bayan-e Jami Emam Reza dar Gerami Dasyt-e Ayam-e Muharram, Azadari Sawab-e Geryeh bar Emam Husain as, site valiasr-aj.com.
  6. Sayid Ibnu Thawus, Iqbal al-I'maljld. 2, hlm. 553.
  7. Sayid Ibnu Thawus, Iqbal al-I'maljld. 2, hlm. 553.
  8. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 1, hlm. 299.
  9. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 1, hlm. 299-300.
  10. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 1, hlm. 300.
  11. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 1, hlm. 300.
  12. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 1, hlm. 300.
  13. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 1, hlm. 299.
  14. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 1, hlm. 300.
  15. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 1, hlm. 299 & 300.
  16. Syekh Shaduq, al-Amali, hlm. 129 & 130.
  17. Sayid Ibnu Thawus, Iqbal al-A'mal, jld. 2, hlm. 545.
  18. Hur Amili, Wasail al-Syiah, jld. 10, hlm. 469 & jld. 14, hlm. 502.
  19. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 44, hlm. 285 & jld. 98, hlm. 102.
  20. Bahrani Isfahani, Awalim al-Ulum wa al-Ma'arif, jld. 17, hlm. 538.
  21. Majlisi, Raudhah al-Muttaqin, jld. 5, hlm. 383.
  22. Bahrani, al-Hadaiq al-Nadhirah, jld. 13, hlm. 376; Hakim, Mishbah al-Minhaj, hlm. 406.
  23. Najafi, Mausu'ah Ahadis Ahlilbait, jld. 2, hlm. 78.
  24. Dar Azamat-e Musibat-e Waqe'eh Asyura, site wahidkhorasani.com.
  25. Khuddamiyan, al-Shahih fi Buka al-Husaini, hlm. 54-59; Khuddamiyan, al-Shahih fi Fadhl al-Ziyarah al-Husainiyah, hlm. 148 & 149; Umrani, Barresi-e Sanadi va Dalayili Hadis Rayyan bin Syabib Piramune Azadari, hlm. 83 & 84.
  26. Khuddamiyan, al-Shahih fi Buka al-Husaini, hlm. 59-60.

Daftar Pustaka

  • Bahrani Isfahani, Abdullah bin Nurullah. Awalim al-Ulum wa al-Ma'arif wa al-Ahwal min al-Ayat wa al-Akhbar wa al-Aqwal: Mustadrak Sayidah al-Nisa ila al-Imam al-Jawad. Qom: Yayasan al-Imam al-Mahdi, cet. 1, 1413 H.
  • Bahrani, Yusuf bin Ahmad. al-Hadaiq al-Nadhirah fi Ahkam al-Itrah al-Thahirah. Riset: Muhammad Taqi Irwani. Qom: Kantor penerbit Islami, 1405 H.
  • Hakim Sayid Muhammad Sa'id. Mishbah al-Minhaj. Qom: Al-Hilal, cet. 1, 1425 H.
  • Hur Amili, Muhammad bin Hasan. Wasail al-Syiah. Qom: Yayasan Alulbait as, cet. 1, 1409 H.
  • Khuddamiyan Arani, Mahdi. al-Shahih fi Buka al-Husaini. Masyhad: Majma al-Buhuts al-Islamiah, cet. 1, 1432 H/1389 HS.
  • Khuddamiyan Arani, Mahdi. al-Shahih fi Fadhl al-Ziyarah al-Husainiyah. Masyhad: Majma al-Buhuts al-Islamiah, cet. 1, 1432 H/1389 HS.
  • Khuddamiyan Arani, Mahdi. al-Shahih fi Fadhl al-Ziyarah al-Husainiyah. Masyhad: Majma al-Buhuts al-Islamiah, cet. 1, 1432 H/1389 HS.
  • Majlisi, Muhammad Baqir. Bihar al-Anwar li Durar Akhbar al-Aimmah al-Athar. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, cet. 2, 1403 H.
  • Majlisi, Muhammad Taqi. Raudhah al-Muttaqin fi Syarh Man La Yahdhuruhu al-Faqih. Qom: Yayasan Farhanggi Islami Kusyanbur, 1406 H.
  • Mirjahani Thabathabai, Sayid Hasan. al-Buka li al-Husain as: dar Sawab-e Geristan va Azadari bar Hazrat-e Sayidu Syuhada alaihisalam va Vazaif-e Ta'ziyehdari. Riset: Hamid Fadwi Urdestani, tanpa tempat, tanpa penerbit, tanpa tahun.
  • Najafi, Hadi. Mausu'ah Ahadis Ahlebait as. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, cet. 1, 1423 H/2002 M.
  • Sayid Ibnu Thawus, Ali bin Musa. Iqbal al-A'mal. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiah, cet. 2, 1409 H.
  • Site emam8.com. Tarkib Band Yabna Syabib. Jelvey-e Aval/Yabna Syabib Geryeh kun az Gurbat-e Husain. Diakses 8 Murdad 1397 HS, dilihat 24 Esfan 1402 HS.
  • Site shereheyat.ir. Fabki li al-Husain. Dilihat 24 Esfan 1402 HS.
  • Site wahidkhorasani.com. Dar Azamat-e Musibat-e Waqe'eh Asyura. Diakses 3 Dey 1387 HS, dilihat 21 Esfan 1402 HS.
  • Syekh Shaduq, Muhammad bin Ali bin Babawaih. Uyun Akhbar al-Ridha. Riset: Mahdi Lajurdi. Teheran: Penerbit Jahan, 1378 H.
  • Syekh Shaduqm Muhammad bin Babawaih. Matn wa Tarjumah Uyun Akhbar al-Ridha. Terjemah: Hamid Ridha Mustafid & Ali Akbar Ghafari. Teheran: Penerbit Shaduq, cet. 1, 1372 HS.
  • Umrani, Sayid Mas'ud. Barresi-e Sanadi va Dalayili Hadis Rayyan bin Syabib Piramune Azadari. Jurnal Ayat Bustan (Pazuhesynameh Ma'arif Husaini), vol. 2, musim panas 1395 HS.