Taiyyah Di'bil

Prioritas: b, Kualitas: b
tanpa foto
tanpa infobox
tanpa navbox
Dari wikishia


Kasidah Taiyyah Di'bil (bahasa Arab: تائية دعبل) adalah sebuah syair karya Di'bil Khuza'i tentang Ahlulbait as. Syair ini dianggap sebagai salah satu pujian terbaik tentang Ahlulbait as. Kasidah ini terdiri dari 120 bait, membahas tentang Khilafah dan wilayah Imam Ali as serta keutamaan dan musibah Ahlulbait as.

Di'bil pertama kali membacakan syair ini untuk Imam Ridha as di Merw, di mana mendapat sambutan baik dari Imam as. Sebagai tanggapan, Imam Ridha as memberi hadiah kepada Di'bil berupa keping emas atau perak yang dicetak atas namanya dan juga baju jubah miliknya. Imam juga menambahkan beberapa bait untuk melengkapi makna syair tersebut. Kasidah ini telah mendapat banyak komentar dan syarah, salah satunya adalah "Syarh wa Tarjume-e Qashidah Taiyyah Di'bil" yang ditulis oleh Allamah Majlisi.

Kedudukan Pembahasan

Kasidah Taiyyah Di'bil adalah sebuah syair karya Di'bil bin Ali Khuza'i, salah seorang sahabat Imam Ridha as, di mana dianggap sebagai salah satu syair terbaik dan pujian tertinggi tentang Ahlulbait as.[1] Ja'far Subhani, seorang sejarawan dan marja' talid Syiah, menilai kasidah ini sebagai dokumen sejarah yang kekal, di mana menggambarkan politik Bani Umayyah dan Bani Abbas terhadap Ahlulbait as.[2] Menurut Sayid Muhsin Amin dalam kitab A'yan al-Syiah, syair ini begitu terkenal sehingga semua sejarawan membahasnya dan para penyair juga merujuk kepadanya dalam karya-karya mereka.[3]

Tema Kasidah dan Sebab Penamaan

Kasidah ini ditulis untuk memuji dan mengungkapkan keutamaan Ahlulait serta menyampaikan musibah mereka. Tema-tema yang dibahas dalam kashidah ini mencakup Wilayah Imam Ali as, cinta kepada keluarga Muhammad, perlakuan buruk musuh-musuh terhadap Imam Ali as dan keluarganya setelah wafatnya Nabi saw, peristiwa Karbala serta kebangkitan Alawiyyin melawan Khilafah bani Umayyah dan bani Abbas.[4]

Dalam sastra Arab, kasidah-kasidah penting dinominasikan berdasarkan huruf terakhir pada rima. Oleh karena itu, kasidah ini disebut sebagai "Taiyah Di'bil".[5] Kasidah ini terkenal sebagai "Madaris al-Ayat" (tempat belajar ayat-ayat Al-Qur'an)[6] dan dikenal juga sebagai "al-Taiyah al-Kubra" dan "al-Taiyah al-Khalidah".[7] Di'bil menulis kasidah ini di atas kain dan membalutnya sebagai ihram, serta mewasiatkan agar kasidah ini diletakkan dalam kafannya.[8]

Versi-versi Berbeda Syair

Menurut Allamah Amini dalam kitab Al-Ghadir, dalam berbagai laporan, jumlah bait dalam syair ini adalah 120 bait.[9] Namun, sejarawan abad keenam dan ketujuh, Yaqut Hamawi, menganggap bahwa versi-versi puisi ini berbeda dan menduga bahwa beberapa orang Syiah telah menambahkan beberapa bait ke dalamnya.[10] Sayid Muhsin Amin menganggap dugaan Yaqut Hamawi tidak tepat dan mengatakan bahwa perbedaan dalam versi puisi ini disebabkan oleh perbedaan selera para penyampai puisi ini dalam memilih bait-bait untuk dikumpulkan; karena puisi Taiyah ini panjang dan beberapa orang hanya meriwayatkan sebagian dari bait-baitnya saja.[11]

Sikap Imam Ridha terhadap Puisi

Setelah menulis puisi Taiyah, Di'bil membuat perjanjian dengan dirinya sendiri untuk tidak membacakan puisi tersebut kepada siapa pun selain Imam Ridha as. Oleh karena itu, ia pergi ke Merv dan membacakannya di hadapan Imam as.[12] Kasidah Taiyah sangat berkesan di hati Imam Ridha as.[13] Ketika Di'bil membacakan Taiyyah di hadapan Imam Ridha as, Imam menangis dengan sangat terharu.[14] Ia meminta Di'bil untuk membacakannya lagi, bahkan sampai tiga kali dan Di'bil pun mematuhi permintaan Imam.[15]

Setelah Di'bil mengisyaratkan dalam syairnya tentang kesyahidan para Imam terdahulu dan pusara mereka, Imam Ridha as menambahkan dua bait berikut ke dalam bait-bait Di'bil:

"Dan kuburan di Thus, betapa besar musibah itu,

Menyala-nyala di dalam dada dengan derita.

Sampai hari kebangkitan, hingga Allah mengutus Al-Qaim,

Melepaskan kita dari kesedihan dan kesulitan."
[16]
Syekh Shaduq, 'Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 2, hlm. 263-264.

Dalam dua bait ini, Imam as memberikan kabar bahwa beliau akan dimakamkan di Thus dan tempat itu akan menjadi tempat ziarah bagi para pengikutnya. Beliau juga memberi kabar gembira bahwa barangsiapa yang berziarah kepadanya di Thus, maka pada hari Kiamat ia akan diampuni dan menjadi sederajat dengan Imam as di surga.[17]

Ketika Di'bil menyinggung tentang kebangkitan Imam Mahdi as dalam dua baitnya, Imam Ridha memandang bahwa dua bait itu diucapkan Di'bil berasal dari Ruhulkudus.

"Seorang Imam pasti akan muncul, Bangkit atas nama Allah dan keberkahan-Nya. Dia akan membedakan antara kebenaran dan kebatilan di antara kita, Dan membalas atas nikmat-nikmat serta musibah-musibah".[18]

Hadiah Imam kepada Di'bil

Imam Ridha as memberikan hadiah kepada Di'bil berupa koin emas atau perak yang dicetak dengan namanya serta jubah miliknya sendiri.[19] Sesuai riwayat yang dinukil oleh Syekh Thusi dalam "kitab Al-Amali" dari Imam Ridha as, Imam Ridha as telah melaksanakan salat seribu rakaat pada setiap malam dengan menggunakan jubah tersebut dan juga mengkhatamkan Al-Qur'an seribu kali dengan jubah tersebut.[20] Penduduk Qom meminta Di'bil untuk menjual jubah tersebut kepada mereka dengan harga tiga puluh ribu dirham, tetapi ia menolak dan hanya memberikan satu lengan jubah kepada mereka serta mewasiatkan agar sisa jubah itu dimasukkan ke dalam kafannya.[21] Berdasarkan beberapa laporan, orang-orang Syiah membeli setiap koin yang diberikan Imam kepada Di'bil dengan harga sepuluh kali lipat.[22]

Syarah-syarah Taiyah

Taiyah Di'bil telah disyarahi oleh banyak orang.[23] Di antaranya adalah:

1. "Syarh wa Tarjume-ye Qasidah Di'bil": Karya ini ditulis dalam bahasa Persia oleh Allamah Majlisi. Buku ini telah disunting oleh Muhammad Luthfzadeh dan diterbitkan oleh Penerbit Dar al-Mujtaba di Qom pada tahun 1394 S dalam 200 halaman.[24] Edisi lain dari buku ini telah disunting oleh Ali Muhadits pada tahun 1359 S di Teheran.[25]

2. "Syarh Qasidah Di'bil al-Taiyah" karya Muhammad bin Muhammad bin Fasawi (menantu Allamah Majlisi): Buku ini diterbitkan oleh Muasasah Al-Balagh di Beirut pada tahun 1436 H dalam 487 halaman.[26]

3. "Syarh Qasidah Di'bil" karya Sayid Ni'matullah Jazairi.[27]

Teks dan Terjemahan Kasidah

Teks kasidah Taiyyah berdasarkan kitab Kasyf al-Ghummah:

Kasidah Taiyyah Di'bil
Terjemahan Teks Arab
Burung-burung pengudang duka yang kata-kata dan ucapan mereka tidak dapat dipahami, saling menanggapi satu sama lain dan mengeluarkan suara mereka dengan keluhan memilukan dan erangan penuh penderitaan.
تَجَاوَبْنَ بِالْأَرْنَانِ وَ الزَّفَرَاتِ *** نَوَائِحُ عُجْمُ اللَّفْظِ وَ النَّطَقَاتِ
Mereka memberitahu tentang napas-napas yang terbakar oleh kesedihan yang tersembunyi di dalam jiwa, bahwa mereka adalah tawanan dari cinta. Sebagian pergi dan sebagian lainnya datang (maksudnya, mereka terus-menerus menumpahkan air mata).
يُخَبِّرْنَ بِالْأَنْفَاسِ عَنْ سِرِّ أَنْفُسٍ *** أُسَارَى هَوًى مَاضٍ وَ آخَرُ آتٍ
Burung-burung pengudang duka terkadang terbang ke atas, terkadang ke bawah sampai barisan-barisan malam yang gelap terpisah dengan terbitnya pagi.
فَأَسْعَدْنَ أَوْ أَسْعَفْنَ حَتَّى تَقَوَّضَتْ *** صُفُوفُ الدُّجَى بِالْفَجْرِ مُنْهَزِمَاتٌ
Semoga salam kesedihan ditujukan pada tempat-tempat yang kosong dari orang-orang yang dicinta, yang dulu berada di sana; salam kesedihan ditujukan pada tempat-tempat yang kosong dari orang-orang yang dicinta.
عَلَى الْعَرَصَاتِ الْخَالِيَاتِ مِنَ الْمَهَا *** سَلَامُ شَجٍ صُبَّ عَلَى الْعَرَصَاتِ
Aku masih mengingat tempat-tempat hijau dan subur itu; karena di sana adalah tempat akrab untuk kekasih-kekasih yang harum, berkulit putih dan pemalu.
فَعَهْدِي بِهَا خُضْرَ الْمَعَاهِدِ مَأْلَفاً *** مِنَ الْعَطِرَاتِ الْبِيْضِ وَ الْخَفَرَاتِ
Aku masih mengingat malam-malam ketika kekasih-kekasih itu lebih memihak pada pertemuan terkasih daripada permusuhan dan perpisahan serta lebih memihak pada kedekatan terkasih daripada jauhnya dan perpisahan.
لَيَالِيَ يَعْدِينَ الْوِصَالَ عَلَى الْقِلَى *** وَ يُعْدِي تَدَانِينَا عَلَى الْغَرَبَاتِ
Dan terkadang mereka tampak di mata dan terkadang mereka menutupi wajah mereka dengan tangan.
وَ إِذْ هُنَّ يَلْحَظْنَ الْعُيُونَ سَوَافِرَا *** وَ يَسْتُرْنَ بِالْأَيْدِي عَلَى الْوَجَنَاتِ
Pada zaman di mana setiap hari melihat wajah cantik para kekasih memberikan kesenangan kepadaku dan hatiku menghabiskan malam-malam yang tak terhitung dalam kebahagiaan.
وَ إِذْ كُلَّ يَوْمٍ لِي بِلَحْظِيَ نَشْوَةٌ *** يَبِيتُ بِهَا قَلْبِي عَلَى نَشَوَاتٍ
Maka berdirinya aku di lembah Mahsyar, pada saat semua berkumpul di Arafah, membangkitkan betapa banyak kerinduan dan kesedihan (karena aku tidak melihat kekasih-kekasih di sana).
فَكَمْ حَسَرَاتٍ هَاجَهَا بِمُحَسِّرٍ *** وُقُوفِيَ يَوْمَ الْجَمْعِ مِنْ عَرَفَاتٍ
Tidakkah kau lihat, zaman telah berbuat kezaliman kepada manusia? Bahwa secara beruntun, ia mengurangi mereka dan memperpanjang keterasingan mereka?
أَ لَمْ تَرَ لِلْأَيَّامِ مَا جَرَّ جَوْرُهَا *** عَلَى النَّاسِ مِنْ نَقْصٍ وَ طُولِ شَتَاتٍ
Tidakkah kau lihat apa yang dilakukan zaman, sehingga pemerintahan khalifah-khalifah yang lalim mempermainkan agama? Dan karena mereka mengikuti khalifah-khalifah yang tidak berhak atasnya, mereka mencari cahaya petunjuk di kegelapan kesesatan.
وَ مِنْ دُوَلِ الْمُسْتَهْزِءِينَ وَ مَنْ غَدَا *** بِهِمْ طَالِباً لِلنُّورِ فِي الظُّلُمَاتِ‏
Lantas setelah salat dan puasa, bagaimana dan dari mana bisa mendekatkan dan kedekatan kepada Allah?
فَكَيْفَ وَ مِنْ أَنَّى بِطَالِبِ زُلْفَةٍ *** إِلَى اللَّهِ بَعْدَ الصَّوْمِ وَ الصَّلَوَاتِ‏
Selain dengan berteman dengan keturunan Nabi dan kelompoknya serta bermusuhan dengan orang-orang bermata biru dan dinisbatkan kepada 'Abalat (yaitu Bani Umayyah)?
سِوَى حُبِّ أَبْنَاءِ النَّبِيِّ وَ رَهْطِهِ *** وَ بُغْضِ بَنِي الزَّرْقَاءِ وَ الْعَبَلَاتِ
Dan selain bermusuhan dengan Hindun (ibu Mu'awiyah) dan bermusuhan dengan apa yang Sumayyah dan anaknya (Ziyad) lakukan pada masa Islam, di mana mereka adalah orang-orang kafir dan fasik.
وَ هِنْدٍ وَ مَا أَدَّتْ سُمَيَّةُ وَ ابْنُهَا *** أُولُو الْكُفْرِ فِي الْإِسْلَامِ وَ الْفَجَرَاتِ‏
Mereka adalah orang-orang yang dengan berbohong dan mengutarakan keraguan, melanggar perjanjian yang wajib menurut Al-Qur'an dan ayat-ayat muhkam Al-Qur'an.
هُمُ نَقَضُوا عَهْدَ الْكِتَابِ وَ فَرْضَهُ *** وَ مُحْكَمَهُ بِالزُّورِ وَ الشُّبُهَاتِ‏
Dan perbuatan mereka tidak lain adalah ujian Ilahi yang mengekspos mereka karena menerima seruan kesesatan dari sekelompok orang jahat yang memiliki sifat buruk.
وَ لَمْ تَكُ إِلَّا مِحْنَةً كَشَفَتْهُمُ ***‌ بِدَعْوَى ضَلَالٍ مِنْ هَنٍ وَ هَنَاتٍ
Khilafah mereka adalah warisan yang mereka warisi tanpa ada hubungan kekerabatan dengan Nabi dan kekuasaan tanpa petunjuk dan kebijaksanaan tanpa musyawarah yang tidak dikatakan oleh para pemimpin agama.
تُرَاثٌ بِلَا قُرْبَى وَ مُلْكٌ بِلَا هُدًى *** وَ حُكْمٌ بِلَا شُورَى بِغَيْرِ هُدَاتٍ‏
Ini adalah bencana yang di mata kami menjadikan hijaunya cakrawala langit menjadi merah dan pada diri kami, membuat pahit rasa semua air tawar.
رَزَايَا أَرَتْنَا خُضْرَةَ الْأُفْقِ حُمْرَةً *** وَ رَدَّتْ أُجَاجاً طَعْمَ كُلِّ فُرَاتٍ
Dan mazhab yang ada di antara mereka tidak mudah bagi manusia, kecuali dengan bai'at yang dilakukan tanpa pemikiran matang.
وَ مَا سَهَّلَتْ تِلْكَ الْمَذَاهِبُ فِيهِمْ *** عَلَى النَّاسِ إِلَّا بَيْعَةَ الْفَلَتَاتِ
Ucapan pendukung Saqifah Bani Sa'idah dengan suara keras, yang karena kesesatan, mengklaim warisan Nabi, tidak ada manfaatnya.
وَ مَا قِيلَ أَصْحَابُ السَّقِيفَةِ جَهْرَةً *** بِدَعْوَى تُرَاثٍ فِي الضَّلَالِ بَنَاتٍ
Jika urusan Khalifah diberikan kepada orang yang telah Nabi wasiatkan, niscaya mereka aman dari kesalahan dan kekeliruan.
وَ لَوْ قَلَّدُوا الْمُوصَى إِلَيْهِ أُمُورَهَا *** لَزُمَّتْ بِمَأْمُونٍ عَلَى الْعَثَرَاتِ‏
Dia (Ali) adalah saudara dari penutup Nabi yang terbebas dari segala kotoran dan terkemuka dalam medan perang.
أَخِي خَاتَمِ الرُّسْلِ الْمُصَفَّى مِنَ الْقَذَى *** وَ مُفْتَرَسِ الْأَبْطَالِ فِي الْغَمَرَاتِ‏
Jika mereka (kaum lain) mengingkari kekhilafahan dan keberanian dirinya, maka Ghadir, Badar dan Uhud yang memiliki dua gunung tinggi, menjadi saksi atasnya.
فَإِنْ جَحَدُوا كَانَ الْغَدِيرُ شَهِيدَهُ *** وَ بَدْرٌ وَ أُحْدٌ شَامِخُ الْهَضَبَاتِ
Dan ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca orang, serta pertolongannya kepada kaum miskin di saat susah dan sulit, menunjukkan keutamaannya.
وَ آيٌ مِنَ الْقُرْآنِ تُتْلَى بِفَضْلِهِ *** وَ إِيثَارِهِ بِالْقُوتِ فِي اللَّزَبَاتِ
Kemuliaan yang beliau peroleh karena mendahului orang lain dengan berbagai sifat terpuji, sedemikian rupa sehingga sebelum beliau tidak ada yang mencapainya.
وَ عِزُّ خِلَالٍ أَدْرَكَتْهُ بِسَبْقِهَا *** مَنَاقِبُ كَانَتْ فِيهِ مُؤْتَنِفَاتٌ
Keutamaan-keutamaan yang tidak dapat diperoleh dengan harta benda atau apa pun selain dengan tikaman tombak tajam di jalan Allah.
مَنَاقِبُ لَمْ تُدْرَكْ بِخَيْرٍ وَ لَمْ تُنَلْ *** بِشَيْ‏ءٍ سِوَى حَدِّ الْقَنَا الذَّرَبَاتِ
Ketika kalian menyembah Uzza dan Manat, beliau adalah teman Jibril yang terpercaya.
نَجِيٌّ لِجِبْرِيلَ الْأَمِينِ وَ أَنْتُمُ *** عُكُوفٌ عَلَى الْعُزَّى مَعاً وَ مَنَاتِ‏
Di Arafah, aku menangis karena rumah-rumah keluarga Nabi runtuh dan menjadi padang pasir.
بَكَيْتُ لِرَسْمِ الدَّارِ مِنْ عَرَفَاتٍ *** وَ أَجْرَيْتُ دَمْعَ الْعَيْنِ بِالْعَبَرَاتِ‏
Kesabaranku habis dan kerinduanku bergejolak karena rumah-rumah yang jejaknya telah hilang dan berubah menjadi padang pasir.
وَ بَانَ عُرَا صَبْرِي وَ هَاجَتْ صَابَتِي*** رُسُومُ دِيَارِ قَدْ عَفَتْ وَعَرَاتٍ
Rumah-rumah yang dulunya tempat belajar dan turunnya wahyu, kini sepi dari bacaan ayat-ayat.
مَدَارِسُ آيَاتٍ خَلَتْ مِنْ تِلَاوَةٍ *** وَ مَنْزِلُ وَحْيٍ مُقْفِرُ الْعَرَصَاتِ‏
Tempat-tempat Khaif di Mina adalah milik Abdullah, Ka'bah, Arafah dan Jumrah adalah milik keluarga Rasulullah.
لِآلِ رَسُولِ اللَّهِ بِالْخَيْفِ مِنْ مِنًى *** وَ بِالْبَيْتِ وَ التَّعْرِيفِ وَ الْجَمَرَاتِ‏
Rumah-rumah di Mina Khaif adalah milik Abdullah, ayah Rasulullah dan milik Tuan yang menyeru manusia untuk salat (yaitu Rasulullah).
دِيَارٌ لِعَبْدِ اللَّهِ بِالْخَيْفِ مِنْ مِنًى *** وَ لِلسَّيِّدِ الدَّاعِي إِلَى الصَّلَوَاتِ‏
Mereka adalah kediaman Ali, Husain, Ja'far (saudara Imam Ali), Hamzah dan Sayyidina Sajjad yang bertanda jejak sujud.
دِيَارُ عَلِيٍّ وَ الْحُسَيْنِ وَ جَعْفَرٍ *** وَ حَمْزَةَ وَ السَّجَّادِ ذِي الثَّفِنَاتِ‏
Mereka adalah kediaman Abdullah bin Abbas dan Fadhl (saudaranya) yang menjadi teman rahasia Rasulullah.
دِيَارٌ لِعَبْدِ اللَّهِ وَ الْفَضْلِ صِنْوِهِ *** نَجِيِّ رَسُولِ اللَّهِ فِي الْخَلَوَاتِ
Dan kediaman dua cucu Rasulullah serta dua putra washi-Nya, pewaris ilmu Allah dan segala kebaikan Ilahi.
وَ سِبْطَيْ رَسُولَ اللَّهِ وَ ابْنَيْ وَصِيِّهِ *** وَ وَارِثِ عِلْمِ اللَّهِ وَ الْحَسَنَاتِ‏
Inilah tempat-tempat wahyu Allah yang di dalamnya Al-Qur'an diturunkan kepada Ahmad yang namanya disebut dalam shalat.
مَنَازِلُ وَحْيِ اللَّهِ يَنْزِلُ بَيْنَهَا *** عَلَى أَحْمَدَ الْمَذْكُورِ فِي السُّوَرَاتِ‏
Tempat-tempat bagi kaum yang menjadi petunjuk manusia dan membuat mereka aman dari kesalahan.
مَنَازِلُ قَوْمٍ يُهْتَدَى بِهُدَاهُمُ *** وَ تُؤْمِنُ مِنْهُمْ زَلَّةَ الْعَثَرَاتِ‏
Tempat-tempat untuk salat, taqwa, puasa, kesucian dan segala kebaikan.
مَنَازُلَ كَانَتْ لِلصَّلَاةِ وَ لِلتُّقَى *** وَ لِلصَّوْمِ وَ التَّطْهِيرِ وَ الْحَسَنَاتِ‏
Rumah-rumah itu adalah milik Abu Bakar yang berasal dari kabilah Tamim dan bukan milik Umar bin Shahhak yang merusak kehormatan.
مَنَازِلُ لَا تَيْمٌ يَحُلُّ بِرَبْعِهَا *** وَ لَا ابْنُ صَهَّاكٍ فَاتِكِ الْحُرُمَاتِ
Rumah-rumah yang tanda-tandanya telah dihapuskan oleh kezaliman musuh, namun sesungguhnya tidak akan pernah lenyap meski berjalannya waktu dan bertambahnya tahun.
دِيَارٌ عَفَاهَا جَوْرُ كُلِّ مُنَابِذٍ *** وَ لَمْ تَعْفُ لِلْأَيَّامِ وَ السَّنَوَاتِ‏
Marilah kita bertanya tentang rumah yang penghuninya telah berkurang dan saat ini tidak ada lagi tanda-tanda salat dan puasa di dalamnya.
قِفَا نَسْأَلُ الدَّارَ الَّتِي خَفَّ أَهْلُهَا *** مَتَى عَهْدُهَا بِالصَّوْمِ وَ الصَّلَوَاتِ
Di manakah para terkasih yang seperti ranting-ranting pohon telah disebarkan oleh jarak dan pengasingan?
وَ أَيْنَ الْأُولَى شَطَّتْ بِهِمْ غُرْبَةُ النَّوَى *** أَفَانِينُ فِي الْأَطْرَافِ مُفْتَرِقَاتٍ
Ketika mereka hendak menyatakan nasab (keturunan) mereka, mereka adalah ahli waris Nabi dan mereka adalah para sayid terbaik dan pelindung terbaik.
هُمُ أَهْلُ مِيرَاثِ النَّبِيِّ إِذَا اعْتَرَوْا *** وَ هُمْ خَيْرٌ سَادَاتٍ وَ خَيْرُ حُمَاةٍ
Jika dalam salat-salat kita tidak berzikir pada nama-nama mereka, niscaya Allah tidak akan menerima salat-salat kita.
إِذَا لَمْ نُنَاجِ اللَّهَ فِي صَلَوَاتِنَا *** بِأَسْمَائِهِمْ لَمْ يَقْبَلِ الصَّلَوَاتِ‏
Mereka adalah pemberi makan di seluruh penjuru dunia dan di setiap medan. Sesungguhnya mereka telah dimuliakan dengan keutamaan dan keberkahan atas orang lain.
مَطَاعِيمُ فِي الْأَقْطَارِ فِي كُلِّ مَشْهَدٍ *** لَقَدْ شُرِّفُوا بِالْفَضْلِ وَ الْبَرَكَاتِ
Orang-orang yang mengingkari hak Ahlulbait adalah orang yang tamak, pendusta, pendendam dan pemarah.
وَ مَا النَّاسُ إِلَّا غَاصِبٌ وَ مُكَذِّبٌ *** وَ مُضْطَغِنٌ ذُو إِحْنَةٍ وَ تِرَاتٍ
Setiap kali mereka mengingat orang-orang yang terbunuh di Badar, Khaibar dan Hunain yang terbunuh oleh tangan Nabi dan Imam Ali, mereka pun menangis.
إِذَا ذَكَرُوا قَتْلَى بِبَدْرٍ وَ خَيْبَرٍ *** وَ يَوْمِ حُنَيْنٍ أَسْبَلُوا الْعَبَرَاتِ
Maka, bagaimana mereka dapat mencintai Nabi dan umatnya, padahal di dalam dada mereka penuh dengan kebencian terhadap Nabi?
فَكَيْفَ يُحِبُّونَ النَّبِيَّ وَ رَهْطَهُ *** وَ هُمْ تَرَكُوا أَحْشَاءَنَا وَغِرَاتٍ
Sesungguhnya mereka bersikap lembut dalam perkataan, namun menyembunyikan permusuhan di dalam hati yang penuh dengan kebencian.
لَقَدْ لَايَنُوهُ فِي الْمَقَالِ وَ أَضْمَرُوا *** قُلُوباً عَلَى الْأَحْقَادِ مُنْطَوِيَاتٍ‏
Maka, jika kebesaran dan kekhilafahan itu selain karena kedekatan dengan Muhammad, maka Bani Hasyim lebih berhak daripada "Hanin" dan "Hanat" (kiasan untuk Bani Tamim, Bani Adi dan Bani Umayyah).
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ إِلَّا بِقُرْبَى مُحَمَّدِ‏ *** فَهَاشِمُ أَوْلَى مِنْ هَنٍ وَ هَنَاتٍ
Semoga Allah melimpahkan hujan rahmat-Nya kepada makam Nabi di Madinah, dimana keamanan dan berbagai keberkahan telah menetap di dalamnya.
سَقَى اللَّهُ قَبْراً بِالْمَدِينَةِ غَيْثَهُ *** فَقَدْ حَلَّ فِيهِ الْأَمْنُ بِالْبَرَكَاتِ‏
Penyebab keamanan itu adalah Nabi pemberi petunjuk yang semoga Allah melimpahkan shalawat untuknya dan dari kami sampaikan salam kepada ruh sucinya,
نَبِيُّ الْهُدَى صَلَّى عَلَيْهِ مَلِيكُهُ‏ *** وَ بَلَّغَ عَنَّا رُوحَهُ التُّحَفَاتِ
Semoga Allah melimpahkan shalawat untuknya selama matahari terbit dan bintang-bintang muncul di malam hari.
وَ صَلَّى عَلَيْهِ اللَّهُ مَا ذَرَّ شَارِقٌ *** وَ لَاحَتْ نُجُومُ اللَّيْلِ مُسْتَدِرَاتٌ
Wahai Fatimah, seandainya engkau melihat Husain tergeletak di bebatuan tanah Karbala dan di samping sungai Eufrat ia meregang nyawa dalam kehausan,
أَ فَاطِمُ لَوْ خِلْتِ الْحُسَيْنَ مُجَدَّلًا *** وَ قَدْ مَاتَ عَطْشَاناً بِشَطِّ فُرَاتٍ‏
Pada saat itu, engkau pasti menampar wajah dan membiarkan air mata membasahi wajahmu.
إِذاً لَلَطَمْتِ الْخَدَّ فَاطِمُ عِنْدَهُ *** وَ أَجْرَيْتِ دَمْعَ الْعَيْنِ فِي الْوَجَنَاتِ‏
Wahai Fatimah, bangkitlah, wahai putri dari makhluk Allah yang terbaik dan menangislah bintang-bintang langit yang kini telah terjatuh ke tanah Karbala.
أَ فَاطِمُ قُومِي يَا ابْنَةَ الْخَيْرِ فَانْدُبِي ***‌ نُجُومُ سَمَاوَاتٍ بِأَرْضِ فَلَاةٍ
Ada kuburan-kuburan di Kufah dan kuburan-kuburan di Madinah dan kuburan-kuburan di tanah Fakh, salam bagiku atasnya.
قُبُورٌ بِكُوفَانَ وَ أُخْرَى بِطَيْبَةَ *** وَ أُخْرَى بِفَخٍّ نَالَهَا صَلَوَاتِ
Dan ada kuburan-kuburan lain di tanah Juzajan (sebuah tempat di Khurasan atau Kufah) dan kuburan-kuburan lain di dekat orang-orang asing dan terasing.
وَ أُخْرَى بِأَرْضِ الْجَوْزَجَانِ مَحَلُّهَا *** وَ قَبْرٌ بِبَاخَمْرَى لَدَى الْغُرُبَاتِ
Dan ada kuburan lain di Baghdad milik jiwa yang suci, yang Tuhan Maha Benar telah menempatkannya di kamar-kamar surga.
وَ قَبْرٌ بِبَغْدَادٍ لِنَفْسٍ زَكِيَّةٍ *** تَضَمَّنَهَا الرَّحْمَنُ فِي الْغُرُفَاتِ
Dan kuburan lain di tanah Thus yang akan ada dan betapa besar musibah itu, yang akan menyalakan api penyesalan di dalam diri.
وَ قَبْرٌ بِطُوسٍ يَا لَهَا مِنْ مُصِيبَةٍ *** أَلَحَّتْ عَلَى الْأَحْشَاءِ بِالزَّفَرَاتِ‏
Api itu ada di dalam hati sampai saat Allah mengutus Imam Mahdi as untuk menghapus musibah dan kesedihan itu dari kita.
إِلَى الْحَشْرِ حَتَّى يَبْعَثَ اللَّهُ قَائِماً *** يُفَرِّجُ عَنَّا الْغَمَّ وَ الْكُرُبَاتِ‏
Pemilik kuburan itu adalah Ali bin Musa, semoga Allah memperbaiki urusan dunia dan akhiratnya dan mengirimkan salawat terbaik untuknya.
عَلِيُّ بْنُ مُوسَى أَرْشَدَ اللَّهُ أَمْرَهُ*** وَ صَلَّى عَلَيْهِ أَفْضَلَ الصَّلَوَاتِ‏
Namun musibah-musibah itu membakar hatiku dan membuatnya menderita dan betapapun aku berusaha, aku tidak dapat menggambarkannya sebagaimana adanya,
فَأَمَّا الْمُمِضَّاتُ الَّتِي لَسْتُ بَالِغاً *** مَبَالِغَهَا مِنِّي بِكُنْهِ صِفَاتِ
Kuburan-kuburan di tepi sungai di dekat Karbala, di sana, di tepi Sungai Eufrat, mereka dimakamkan.
قُبُورٌ بِبَطْنِ النَّهَرِ مِنْ جَنْبِ كَرْبَلَاءَ *** مُعَرَّسُهُمْ مِنْهَا بِشَطِّ فُرَاتِ
Mereka meregang nyawa dalam kehausan di tepi Eufrat. Seandainya aku juga bisa berada di sana sebelum kematianku dan meregang nyawa bersama mereka.
تَوَفَّوْا عِطَاشاً بِالْفُرَاتِ فَلَيْتَنِي *** تُوُفِّيتُ فِيهِمْ قَبْلَ حِينَ وَفَاتِي‏
Dari rasa sakit di hatiku saat mengingat mereka, aku mengadukan kepada Allah dan musibah itu menuangkan cawan kehinaan dan penghinaan kepadaku.
إِلَى اللَّهِ أَشْكُو لَوْعَةً عِنْدَ ذِكْرِهِمْ‏ *** سَقَتْنِي بِكَأْسِ الذُّلِّ وَ الْقَصَعَاتِ
Aku takut jika terlalu sering mengingat kondisi mereka, kisah kematian mereka akan membuatku rindu untuk mengakhiri hidupku.
أَخَافُ بِأَنْ أَزْدَادَهُمْ فَتَشُوقَنِي***مَصَارُعُهِمْ بِالْجَزْعِ وَ النَّخَلَاتِ
Peristiwa zaman telah mencerai-beraikan mereka dan engkau tidak lagi melihat rumah yang ruang-ruangnya terlindung dan aman bagi mereka.
تَقَسَّمَهُمْ رَيْبُ الْمَنُونِ فَمَا تَرَى *** لَهُمْ عَقْرَةً مَغْشِيَّةَ الْحَجَرَاتِ
Kecuali sekelompok dari mereka yang dengan sangat sulit dan penderitaan zaman serta tipu daya waktu, tetap tinggal di Madinah.
خَلَا أَنَّ مِنْهُمْ بِالْمَدِينَةِ عُصْبَةُ *** مَدِينِينَ أَنْضَاءً مِنَ اللَّزَبَاتِ
Selain beberapa serigala, elang dan burung gagak, mereka hanya memiliki sedikit peziarah.
قَلِيلَةُ زُوَّارً سِوَى أَنَّ زُوَّراً *** مِنَ الضَّبْعِ وَ الْعِقْبَانِ وَ الرَّخَمَاتِ
Setiap hari, seorang syahid dari mereka dikuburkan di suatu wilayah dan ditambahkan ke barisan syuhada Ahlulbait.
لَهُمْ كُلَّ يَوْمٍ تُرْبَةٌ بِمَضَاجِعٍ *** ثَوَتْ فِي نَوَاحِي الْأَرْضِ مُفْتَرِقَاتٍ‏
Selama bertahun-tahun, bencana tidak mendekati pemilik kuburan-kuburan itu dan panasnya neraka tidak sampai kepada mereka.
تَنَكَّبَ لَأْوَاءُ السِّنِينَ جَوَارُهُمْ *** وَ لَا تَصْطَلِيهِمْ جَمْرَةَ الْجَمَرَاتِ
Ada sekelompok Ahlulbait di Hijaz dan sekitarnya yang sering merampok musuh-musuh mereka dan di tahun-tahun paceklik, menyembelih banyak unta.
وَ قَدْ كَانَ مِنْهُمْ بِالْحِجَازِ وَ أَرْضِهَا *** مَغَاوِيرُ نَحَّارُونَ فِي الْأَزَمَاتِ
Tempat suci yang orang berdosa tidak menziarahi mereka, dan wajah-wajah yang bersinar dari balik tirai dan kegelapan.
حِمًى لَمْ تَزُرْهُ الْمُذْبِنَاتُ وَ أَوْجُهٌ‏ *** تُضِي‏ءُ لَدَى الْأَسْتَارِ وَ الظُّلُمَاتِ
Jika mereka menyerang pasukan dengan tombak, tanpa ragu mereka masuk ke dalam kesulitan.
إِذَا وَرَدُوا خَيْلًا بِسُمْرٍ مِنَ الْقَنَا*** مَسَاعِيرَ حَرْبٍ أَقْحَمُوا الْغَمَرَاتِ
Jika mereka membanggakan diri suatu hari, mereka akan membawa Nabi Muhammad saw, Jibril, Al-Qur'an.
فَإِنْ فَخَرُوا يَوْماً أَتَوْا بِمُحَمَّدٍ *** وَ جِبْرِيلَ وَ الْفُرْقَانِ وَ السُّوَرَاتِ
sebagai pemilik keutamaan dan keagungan dan Fatimah Az-Zahra sa sebagai wanita terbaik di alam semesta.
وَ عَدُّوا عَلِيّاً ذَا الْمَنَاقِبِ وَ الْعُلَى *** وَ فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءِ خَيْرَ بَنَاتِ‏
Dan mereka bangga kepada Hamzah, Abbas yang memiliki hidayah dan taqwa, serta Ja'far Thayyar yang berada di tingkatan surga,
وَ حَمْزَةَ وَ الْعَبَّاسَ ذَا الْهَدْي وَ التُّقَى *** وَ جَعْفَرَهَا الطَّيَّارَ فِي الْحُجُبَاتِ
Mereka bukan kelompok dari Bani Umayyah yang berhati jahat dan merupakan sekutu orang-orang bodoh dan kotor.
أُولَئِكَ لَا مَنْتُوجُ هِنْدٍ وَ حِزْبُهَا *** سُمَيَّةَ مِنْ نُوْكَى وَ مِنْ قَذَرَاتِ
Tamim (Abu Bakar) dan 'Adi (Umar) akan segera dimintai pertanggungjawaban tentang mereka dan bai'at (janji setia) mereka adalah dosa terbesar.
سَتُسْأَلُ تَيْمٌ عَنْهُمُ وَ عَدِيُّهَا *** وَ بَيْعَتُهُمْ مِنْ أَفْجَرِ الْفَجَرَاتِ‏
Mereka melarang para ayah dari haknya dan menyebarkan para putra di seluruh penjuru dunia.
هُمُ مَنَعُوا الْآبَاءَ عَنْ أَخْذِ حَقِّهِمْ‏ *** وَ هُمْ تَرَكُوا الْأَبْنَاءَ رَهْنَ شَتَاتِ‏
Dan mereka mengalihkan khilafah dari washi (pengganti) dan khalifah Nabi Muhammad saw dan bai'at mereka terjadi melalui tipu daya.
وَ هُمْ عَدَلُوهَا عَنْ وَصِيِّ مُحَمَّدٍ *** فَبَيْعَتُهُمْ جَاءَتْ عَلَى الْغَدَرَاتِ
Wali dan imam mereka adalah saudara Nabi Muhammad saw dan Aba al-Hasan (Ali bin Abi Thalib) yang menghapus kesedihan dari hati Rasulullah.
وَلِيُّهُمُ صِنْوُ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ‏ *** أَبُو الْحَسَنِ الْفَرَّاجُ لْلَغَمَرَاتِ‏
Janganlah engkau mencela kecintaanku kepada Ahlulbait, karena selama mereka ada, merekalah teman dan yang kupercayai.
مَلَامِكُ فِي آلِ النَّبِيِّ فَإِنَّهُمْ *** أَحِبَّايَ مَا دَامُوا وَ أَهْلُ ثِقَاتِي‏
Aku memilih mereka untuk kemajuanku, karena mereka adalah yang terbaik dari yang terbaik dalam segala hal.
تَحَيَّزْتُهُم رُشْداً لِنَفْسِي وَ إِنَّهُمْ *** عَلَى كُلِّ حَالٍ خِيرَةُ الْخَيَرَاتِ‏
Aku mencurahkan kecintaanku kepada mereka dengan tulus dan menyerahkan jiwaku dengan senang hati kepada para imamku.
نَبَذْتُ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ صَادِقاً *** وَ سَلَّمْتُ نَفْسِي طَائِعاً لِوُلَاتِي‏
Wahai Tuhanku, perbanyaklah wawasan dan penglihatanku dalam persahabatan mereka, dan tambahkanlah pahala mencintai mereka ke dalam kebaikan-kebaikanku.
فَيَا رَبِّ زِدْنِي فِي هَوَايَ بَصِيرَةً *** وَ زِدْ حُبَّهُمْ يَا رَبِّ فِي حَسَنَاتِي‏
Selama para penunggang kuda melakukan ibadah haji untuk Tuhan dan selama burung-burung perkutut bernyanyi di atas pepohonan, aku akan terus menangis.
سَأَبْكِيهم مَا حَجَّ لِلَّهِ رَاكِبٌ‏ *** وَ مَا نَاحَ قُمْرِيٌّ عَلَى الشَّجَرَاتِ‏
Sesungguhnya aku adalah sahabat mereka dan musuh musuh mereka, dan karena panjangnya umurku, aku bersedih [karena ingin segera bergabung dengan mereka].
وَ إِنِّي لَمَوْلَاهُمْ وَ قَالَ عَدُوُّهُمْ *** وَ إِنِّي لَمَحْزُونٌ بِطُولِ حَيَاتِي
Jiwaku ditebus untuk orang tua dan muda kalian; karena kalian berpisah dari para pemberontak dan kalian sendiri yang menanggung diat (denda pembunuhan).
بِنَفْسِي أَنْتُمْ مِنْ كُهُولٍ وَ فِتْيَةٍ *** لِفَكِّ عَنَاةٍ أَوْ لِحَمْلِ دِيَاتِ‏
Dan demi menyelamatkan para penunggang kuda yang terjerumus dalam kesulitan dan kematian yang mengurung mereka, dan kalian yang menyelamatkan mereka.
وَ لِلْخَيْلِ لَمَّا قَيَّدَ الْمَوْتُ خَطْوَهَا *** فَأَطْلَقْتُهُمْ مِنْهُنَّ بِالذَّرَبَاتِ
Aku mencintai orang-orang asing hanya karena mereka mencintai kalian, dan aku menjauhkan diri dari istri dan anak-anakku [jika mereka adalah musuh kalian].
أُحِبُّ قَصِيَّ الرَّحْمِ مِنْ أَجَلِ حُبِّكُمْ *** وَ أَهْجُرُ فِيكُمْ زَوْجَتِي وَ بَنَاتِي
Dan aku menyembunyikan cintaku kepada kalian dari rasa takut kepada musuh yang menentang Ahl al-Haq, demi taqiyah (penyembunyian identitas).
وَ أَكْتُمُ حُبَّيْكُم مَخَافَةَ كَاشِحٍ *** عَنِيدٍ لِأَهْلِ الْحَقِّ غَيْرِ مُوَاتٍ
Maka, wahai mata, menangislah dan berderahlah air matamu untuk mereka! Sesungguhnya sekarang adalah waktunya untuk menarik dan meneteskan air mata.
فَيَا عَيْنُ بَكِّيهِمْ وَ جُودِي بِعَبْرَةٍ *** فَقَدْ آنَ لِلتِّسْكَابِ وَ الْهَمَلَاتِ
Sesungguhnya di dunia dan hari-hari sulitnya, aku takut kepada musuh-musuh, dan aku berharap agar setelah wafatku, aku berada dalam keamanan.
لَقَدْ خِفْتُ فِي الدُّنْيَا وَ أَيَّامِ سَعْيِهَا *** وَ إِنِّي لَأَرْجُو الْأَمْنَ عِنْدَ وَفَاتِي
Tidakkah kau lihat bahwa selama tiga puluh tahun aku telah menjadikan siang menjadi malam dan malam menjadi siang dan terus-menerus dalam kerinduan?
أَ لَمْ تَرَ أَنِّي مُذْ ثَلَاثُونَ حِجَّةً ***‌ أَرُوحُ وَ أَغْدُوا دَائِمَ الْحَسَرَاتِ‏
Karena aku melihat harta rampasan dan hak mereka terbagi-bagi di antara orang-orang selain mereka dan tangan mereka kosong dari harta rampasan dan hak mereka sendiri.
أَرَى فَيْئَهُمْ فِي غَيْرِهِمْ مُتَقَسِّماً *** وَ أَيْدِيَهِمُ مِنْ فَيْئِهِمْ صَفِرَاتِ
Bagaimana aku dapat meredakan duka dan kesedihan yang menimpaku, sedangkan kesedihan ini berasal dari Bani Umayyah yang merupakan kaum kafir dan terkutuk?
وَ كَيْفَ أُدَاوِي مِنْ جَوًى بِيَ وَ الْجَوَى *** أُمَيَّةُ أَهْلُ الْكُفْرِ وَ اللَّعَنَاتِ
Keluarga Ziyad terlindung dalam pakaian sutra, sementara keluarga Rasulullah hidup dalam pakaian usang.
وَ آلُ زِيَادٍ فِي الْحَرِيرِ مَصُونَةٌ‏ *** وَ آلُ رَسُولِ اللَّهِ مُنْهَتَكَاتٌ‏
Selama matahari terbit di ufuk dan selama muadzin menyerukan seruan terbaik, yaitu shalat, aku akan menangisi mereka.
سَأَبْكِيهِمُ مَا ذَرَّ فِي الْأُفْقِ شَارِقاً *** وَ نَادَى مُنَادِي الْخَيْرِ بِالصَّلَوَاتِ‏
Dan selama matahari terbit dan tiba waktu terbenam, di malam hari dan siang hari [yaitu sepanjang waktu], aku akan menangisi kalian.
وَ مَا طَلَعَتْ شَمْسٌ وَ حَانَ غُرُوبُهَا *** وَ بِاللَّيْلِ أَبْكِيهِمْ وَ بِالْغَدَوَاتِ
Tidak ada seorang pun yang tersisa di tanah Rasulullah, sementara keluarga Ziyad menetap di kamar-kamar.
دِيَارُ رَسُولِ اللَّهِ أَصْبَحْنَ بَلْقَعاً *** وَ آلُ زِيَادٍ تَسْكُنُ الْحُجُرَاتِ
Kerongkongan keluarga Rasulullah terpotong dan berlumuran darah, sementara keluarga Ziyad memiliki pelaminan pernikahan.
وَ آلُ رَسُولِ اللَّهِ تَدْمَى نُحُورُهُمْ *** وَ آلُ زِيَادٍ رَبَّةُ الْحَجَلَاتِ
Keluarga Rasulullah dibawa sebagai tawanan dan kehormatan mereka tidak dihormati, sementara keluarga Ziyad duduk dengan aman dan tenang di rumah-rumah mereka.
وَ آلُ رَسُولِ اللَّهِ تُسْبَى حَرِيمُهُمْ *** وَ آلُ زِيَادٍ آمَنُوا السَّرَبَاتِ
Keluarga Ziyad terlindung di dalam istana-istana mereka, sementara keluarga Rasulullah berada di padang-padang gurun.
وَ آلُ زِيَادٍ فِي الْقُصُورِ مَصُونَةٌ *** وَ آلُ رَسُولِ اللَّهِ فِي الْفَلَوَاتِ‏
Jika seorang dari keluarga Rasulullah menjadi syahid, mereka hanya dapat mengulurkan tangan mereka kepada pembunuh dan tidak mampu meminta diyat (denda pembunuhan).
إِذَا وَتَرُوا مَدُّوا إِلَى وَاتِرِيهِم *** أَكُفّاً عَنِ الْأَوْتَارِ مُنْقَبِضَاتِ
Jika aku tidak berharap pada siapapun yang akan datang hari ini atau besok, aku akan mati dalam kesedihan yang tak terhitung.
فَلَوْ لَا الَّذِي أَرْجُوهُ فِي الْيَوْمِ أَوْ غَدٍ *** تَقَطَّعُ نَفْسِي إِثْرَهُمْ حَسَرَاتِ‏
Keluar dan bangkitnya Imam Mahdi, pasti akan terjadi dan dia akan bangkit dengan nama dan berkah Tuhan.
خُرُوجُ إِمَامٍ لَا مَحَالَةَ خَارِجٌ *** يَقُومُ عَلَى اسْمِ اللَّهِ وَ الْبَرَكَاتِ‏
Di antara kami, Dia akan membedakan antara yang hak dan yang batil, dan akan memberikan pembalasan atas nikmat-nikmat dan bencana-bencana.
يُمَيِّزُ فِينَا كُلَّ حَقٍّ وَ بَاطِلٍ *** وَ يَجْزِي عَلَى النَّعْمَاءِ وَ النَّقِمَاتِ
Maka, wahai jiwaku, bergembiralah dan bagimu kabar gembira bahwa apapun yang akan datang, tidaklah jauh.
فَيَا نَفْسُ طِيبِي ثُمَّ يَا نَفْسُ فَأَبْشِرِي *** فَغَيْرُ بَعِيدٍ كُلُّ مَا هُوَ آتٍ‏
Dan jangan kecewa oleh panjangnya tahun-tahun penindasan, karena aku tahu kekuatan kita akan tetap teguh.
وَ لَا تَجْزَعِي مِنْ مُدَّةِ الْجَوْرِ إِنَّنِي *** أَرَى قُوَّتِي قَدْ آذَنَتْ بِثَبَاتِ‏
Jika Tuhan yang Maha Pengasih mendekatkanku pada kekuasaan itu dan menangguhkan ajalku,
فَإِنْ قَرَّبَ الرَّحْمَنُ مِنْ تِلْكَ مُدَّتِي *** وَ أَخَّرَ مِنْ عُمُرِي وَ وَقْتِ وَفَاتِي‏
Itu akan menjadi penghibur hatiku dan tidak ada kesedihan yang tersisa bagiku, dan aku akan menjenuhkan pedang dan tombakku dengan darah musuh-musuh.
شَفَيْتُ وَ لَمْ أَتْرُكْ لِنَفْسِي غُصَّةً *** وَ رَوَّيْتُ مِنْهُمْ مُنْصُلِي وَ قَنَاتِي
Aku berharap kepada Yang Maha Pengampun tanpa pamrih agar Dia memberikanku kehidupan abadi di surga firdaus karena persahabatan mereka.
فَإِنِّي مِنَ الرَّحْمَنِ أَرْجُو بِحُبِّهِمْ *** حَيَاةً لَدَى الْفِرْدَوْسِ غَيْرَ تَبَاتِ‏
Semoga Allah swt mengasihi makhluk-Nya, karena Dia senantiasa memandang dengan kasih dan rahmat-Nya kepada semua kaum.
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَرْتَاحَ لِلْخَلْقِ إِنَّهُ‏ *** إِلَى كُلِّ قَوْمٍ دَائِمُ اللَّحَظَاتِ‏
Jika aku mengatakan sesuatu yang baik, mereka akan menyangkalnya dengan perkataan buruk dan menutupi kebenaran dengan keraguan.
فَإِنْ قُلْتُ عُرْفاً أَنْكَرُوهُ بِمُنْكَرٍ *** وَ غَطُّوا عَلَى التَّحْقِيقِ بِالشُّبُهَاتِ‏
Jiwaku selalu berperang dan berdebat dengan mereka, dan air mataku yang mengalir menjadi cukup bagiku.
تَقَاصَرَ نَفْسِي دَائِماً عَنْ جِدَالِهِمْ *** كَفَانِي مَا أَلْقَى مِنَ الْعَبَرَاتِ
[Upayaku untuk mempengaruhi mereka dengan nasihat dan argumen] seperti berusaha memindahkan batu dari tempatnya yang kokoh dan membuat batu-batu yang keras menjadi pendengar.
أُحَاوِلُ نَقْلَ الصُّمِّ عَنْ مُسْتَقَرِّهَا *** وَ أَسْمَاءِ أَحْجَارٍ مِنَ الصَّلَدَاتِ‏
Maka cukuplah bagiku kesedihan atas mereka yang mencekik leherku dan tak dapat aku telan maupun muntahkan; kesedihan yang senantiasa berkelana di dadaku dan tenggorokanku.
فَحَسْبِيَ مِنْهُمْ أَنْ أَبُوءَ بِغُصَّةٍ *** تَرَدَّدَ فِي صَدْرِي وَ فِي لَهَوَاتِي‏
Maka tidak ada manfaat bagi orang yang arif, dan tidak ada gunanya bagi orang yang ingkar yang hawa nafsunya tertarik pada syahwat.
فَمِنْ عَارِفٍ لَمْ يَنْتَفِعُ وَ مُعَانِدٍ *** تَمِيلُ بِهِ الْأَهْوَاءُ لِلشَّهَوَاتِ‏
Seolah-olah dadamu menjadi sempit karena tulang-tulangnya, akibat dari beban kesulitan yang kau rasakan.
كَأَنَّكَ بِالْأَضْلَاعِ قَدْ ضَاقَ ذَرْعُهَا *** لِمَا حَمَلَتْ مِنْ شِدَّةِ الزَّفَرَات‏

Catatan Kaki

  1. Abu al-Faraj Isfahani, al-Aghani, jld. 20, hlm. 290.
  2. Subhani, Adhwa ala Aqaid al-Syiah, hlm. 52.
  3. Amin, A'yan al-Syiah, jld. 6, hlm. 401.
  4. Silakan lihat ke: Irbili, Kasyf al-Ghummah, jld. 2, hlm. 318-327.
  5. Cubin, Di'bil Sya'ir Imam Ridha as., hlm. 228-229.
  6. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 29, hlm. 244.
  7. Cubin, Di'bil Sya'ir Imam Ridha as., hlm. 228-229.
  8. Abu al-Faraj Isfahani, al-Aghani, jld. 20, hlm. 295.
  9. Amini, al-Ghadir jld. 2, hlm. 512.
  10. Hamawi, Mu'jam al-Udaba, jld. 3, hlm. 1285.
  11. Amini, A'yan al-Syiah, jld. 6, hlm. 418.
  12. Syekh Shaduq, Uyun Akhbar al-Ridha, jld. 2, hlm. 263.
  13. Amini, al-Ghadir, jld. 2, hlm. 497.
  14. Amini, al-Ghadir, jld. 2, hlm. 497.
  15. Amini, al-Ghadir, jld. 2, hlm. 497.
  16. Syekh Shaduq, 'Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 2, hlm. 263-264.
  17. Syekh Shaduq, 'Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 2, hlm. 264.
  18. Syekh Shaduq, 'Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 2, hlm. 265-266.
  19. Syekh Shaduq, 'Uyun Akhbar al-Ridha as, jld. 2, hlm. 264; Abu al-Faraj Isfahani, al-Aghani, jld. 20, hlm. 294.
  20. Syekh Thusi, Amāli, hlm. 359.
  21. Abu al-Faraj Isfahani, al-Aghani, jld. 20, hlm. 294.
  22. Amini, al-Ghadir, jld. 2, hlm. 497.
  23. Humr, Syarh Qasidah Di'bil al-Taiyyah (bagian pendahuluan), hlm. 8; Luthfzadeh, Syarh wa Tarjamah Qasidah Di'bil al-Taiyyah (bagian pendahuluan), hlm. 16-18.
  24. Majlisi, Syarh Taiyyah Di'bil, editor: Luthfzadeh.
  25. Majlisi, Syarh Taiyyah Di'bil, editor: Luthfzadeh.
  26. Fasawi, Syarh Qasidah Di'bil al-Taiyyah.
  27. Agha Buzurg Tehrani, al-Dzariah, jld. 14, hlm. 12.

Daftar Pustaka

  • Abu al-Faraj Isfahani, Ali bin Husain. al-Aghani. Beirut: Dar al-Ihya al-Turats al-Arabi, 1415 H.
  • Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsin. al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syiah. Qom: Penerbit Ismailiyan, 1408 H.
  • Amin, Sayid Muhsin. A'yan al-Syiah. Beirut: Dar al-Ta'arif li al-Mathbu'at, 1403 H.
  • Amini, Abdul Husain. al-Ghadir fi al-Kitab wa al-Sunnah wa al-Adab. Qom: Markaz al-Ghadir li al-Dirasat al-Islamiah, 1416 H.
  • Cubin, Husain. Di'bil Sya'ir Imam Ridha. Dezful: Pusat Penerbit Ilmi Universitas Terbuka Islam, 1377 HS.
  • Fasawi, Muhammad bin Muhammad. Syarh Qasidah Di'bil al-Taiyyah. Riset: Abdullah Humr. Beirut: Yayasan al-Balagh, 1436 H.
  • Haji Masyhadi, Azizullah. Qasidah Taiyyah Di'bil Khuza'i. Teheran: Penerbit Bi'tsat, 1363 HS.
  • Hamawi, Yaqut. Mu'jam al-Udaba Irsyad al-Arib ila Ma'rifah al-Adib. Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, 1414 H.
  • Humr, Abdullah. Syarh Qasidah Di'bil al-Taiyyah (bagian pendahuluan). Karya Muhammad bin Muhammad Fasawi. Beirut: Yayasan al-Balagh, 1436 H.
  • Irbili, Ali bin Isa. Kasyf al-Ghummah fi Ma'rifah al-Aimmah. Tabriz: Bani Hasyimi, 1381 H.
  • Majlisi, Muhammad Baqir. Bihar al-Anwaral-Jamia'ah li Durar Akhbar al-Aimmah al-Athar. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1403 H.
  • Majlisi, Muhammad Baqir. Syarh wa Tarjumah Qasidah Taiyyah Di'bil. Qom: Dar al-Mujtaba, 1394 HS.
  • Majlisi, Muhammad Taqi. Syarh Taiyyah Di'bil Di'bil Khuza'i. Editor: Ali Muhaddats. Teheran: Tanpa penerbit, 1359 HS.
  • Majlisi, Muhammad Taqi. Syarh wa Tarjumah Qasidah Taiyyah Di'bil. Muhammad Luthfzadeh. Qom: Dar al-Mujtaba, 1394 HS.
  • Subhani, Ja'far. Adhwa ala Aqaid al-Syiah al-Imamiah wa Tarikhuhum. Qom: Penerbit Masy'ar, 1421 H.
  • Syekh Shaduq, Muhammad bin Ali. Uyun Akhbar al-Ridha. Teheran: Penerbit Jahan, 1378 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. al-Amali. Qom: Dar al-Tsaqafah, 1414 H.