Muhammad Kazhim Khurasani

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Akhund Khorasani)
Informasi Pribadi
Nama LengkapMuhammad Kazhim Khurasani
Lahir1255 H
Tempat tinggalNajaf
Wafat/Syahadah20 Dzulhijjah 1329 H
Tempat dimakamkanNajaf
Informasi ilmiah
Guru-guruSyekh Murtadha Anshari • Mirza Syirazi • Mulla Hadi Sabzawari • Sayid Ali Syusytari
Murid-muridSayid Abul Hasan Isfahani • Agha Dhiya Iraqi • Muhammad Husain Kasyif al-Ghita • Husain Thabathabi Burujerdi • Mirza Muhammad Husain Naini
Karya-karyaKifāyatul Ushul
Kegiatan Sosial dan Politik
PolitikTermasuk pimpinan Gerakan Konstitusional


Mulla Muhammad Kazhim Khurasani (1255-1329 H) (bahasa Arab:ملا محمد كاظم الخراساني) terkenal dengan Akhund Khurasani adalah marja’ taklid dan Ushuli Imamiyyah pada abad ke-14. Ia adalah penulis kitab Kifayah al-Ushul dan pembela Gerakan Konstitusional Iran. Ia menggunakan Gerakan Konstitusional sebagai alat untuk mencegah kezaliman terhadap rakyat dan menilai bahwa seorang muslim harus ikut aktif dalam gerakan ini. Setelah majelis ditutup pada tanggal 23 Jumadil Awal 1326 H oleh Muhammad Ali Syah, Akhund mengeluarkan hukum jihad kepada masyarakat. Akhund Khurasani selama hidupnya sangat banyak mendidik dan menghasilkan murid-murid dan para mujtahid. Ia wafat pada tahun 1329 H pada usia 74 tahun. Sebagian menyebutkan bahwa kematiannya mencurigakan.

Kelahiran dan Kewafatan

Akhund Khurasani lahir di Masyhad pada tahun 1255 H. Ayahnya, Mulla Husain Herawi Khurasani adalah seorang ulama penduduk Herat. Ia hijrah ke Masyhad sebelum kelahirannya. [1] Mulla Kazhim Khurasani meninggal pada dini hari, hari Rabu, 20 1329 H setelah salat Subuh dirumahnya pada usia 74. [2] Sebagian menilai bahwa kematiannya disebabkan karena diracun. [3]

Abdullah Mazandarani menyalati jasad Mulla Kazhim Khurasani. Jasadnya dikuburkan di pekuburan Mirza Habibullah Rasyti yang terletak di pelataran Haram Amirul Mukminin as. [4]

Riwayat tentang Keilmuannya

Pendidikan

Mulla Muhammad Kazhim Khurasani belajar ilmu agama di Masyhad kepada ayahanda dan orang-orang alim lainnya. Pada bulan Rajab 1277 H, ia melanjutkan pelajarannya ke Najaf. [5] Sebelum ia melakukan safar ke Najaf, Akhund Khurasani mengikuti pelajaran Filsafat Haj Mulla Hadi Sabzawari selama kira-kira tiga bulan di Sabzawar. Setelah ia sampai di Teheran, beberapa lama ia menetap di Madrasah Sadra dan belajar kepada Mirza Abul Hasan Juluh dan Mulla Husain Khui dalam bidang filsafat dan hikmat. [6]

Para Guru

Akhund Khurasani telah menjadi murid Syekh Murtadha Anshari. [7] Guru lainnya adalah Mirza Syirazi. Akhund Khurasani juga ikut dalam pelajaran fikih Sayid Ali Susytari yang juga merupakan guru akhlaknya. [8] Syekh Radhi Najafi adalah guru lain dalam hal fikih dan Ushul. [9]

Aktivitas Mengajar

Ketika Mirza Syirazi hijrah ke Samarra, Akhund Khurasani sudah terkenal di Najaf. [10] Sangat banyak para murid Mirza yang tinggal di Najaf mengikuti pelajaran Akhund Khurasani atas sarannya. [11]

Dengan meninggalnya Muhammad Hasan Syirazi pada tahun 1312 H dan dengan kembalinya para pelajar Hauzah Samarra ke Najaf dan bergabungnya mereka dengan pelajaran Akhund Khurasani dan juga dengan meninggalnya para ulama sezamannya di Atabat maka secara perlahan Akhund Khurasani menjadi guru yang penting di Hauzah Najaf. Pelajarannya menjadi hauzah terbesar di Najaf. [12]

Dalam Safar Nameh yang ditulis pada tahun 1323 H dituliskan bahwa pelajaran Kharij Fiqihnya yang diselenggarakan di Masjid Hindi dihadiri kira-kira oleh 600-700 orang. Dan dalam pelajaran Ushulnya yang diadakan di Masjid Thuba kira-kira dihadiri oleh 1000 orang. [13]

Karakteristik Pengajaran

Akhund Khurasani sangat bersungguh-sungguh dalam mengajar dan tidak pernah sekalipun meliburkan kelas pelajarannya bahkan ketika wabah penyakit tengah meluas di Najaf. Pada waktu itu kebanyakan pelajaran-pelajaran di hauzah diliburkan. Ia juga tetap mengajar ketika ada familinya yang meninggal dunia. [14]

Pada sebagian tahun-tahun pertama pada pertengahan Rajab untuk pergi ke ziarah dan Karbala ia juga mengajar di sana dan pada bulan Ramadhan ketika pelajaran di hauzah libur, ia tetap mengajar Ushul Aqaid dan akhlak. [15] Khurasani mengajar fikih dalam bahasa Persia dan mengajar pelajaran Ushul Fiqih dalam bahasa Arab. [16]

Setelah Mirza Syirazi meninggal dan sebagian muqalidnya pindah ke Akhund Khurasani, ia menjawab istiftaat dengan membentuk dewan permusyawaratan yang dihadiri oleh Sayid Abul Hasan Isfahani, Muhammad Husain Gharawi Isfahani, Sayid Husain Thabathabai Burujerdi, Abdul Karim Hairi Yazdi, Agha Dhiyauddin Araki, Agha Husain Qumi dan Mirza Muhammad Husain Naini. [17]

Para Murid

Beberapa murid pelajaran Ushul Akhund Khurasani mencapai lebih dari 1200 murid dan dari jumlah itu hampir 500 orangnya menjadi mujtahid atau hampir memiliki kemampuan untuk berijtihad. [18]

Sebagian murid Akhund Khurasani: [19]

  • Mirza Muhammad Husain Naini
  • Sayid Husain Thabathabai Burujerdi
  • Haj Agha Husain Qumi
  • Syekh Muhammad Husain Kasyif al-Ghita
  • Syekh Muhammad Husain Gharawi Isfahani
  • Agha Dhiyauddin Araqi
  • Mirza Jawad Agha Malaki Tabrizi
  • Sayid Ahmad Karbalai
  • Sayid Ali Agha Qadhi
  • Syekh Muhammad Ali Syah Abadi
  • Syekh Abdul Karim Hairi Yazdi
  • Sayid Muhammad Taqi Khansari
  • Sayid Shadruddin Shadr
  • Syekh Hasan Ali Nukhudki Isfahani
  • Sayid Abdullah Bahbani
  • Syekh Abbas al-Qummi
  • Syekh Muhammad Jawad Balaghi
  • Sayid Muhsin Amin al-Amili
  • Sayid Abul Qasim Kasyani
  • Sayid Hasan Mudaris
  • Sayid Abdul Hadi Syirazi
  • Sayid Mahmud Syahrudi
  • Sayid Muhsin Hakim
  • Sayid Ahmad Khansari
  • Mirza Ahmad Kifai
  • Agha Nuruddin Araqi
  • Sayid Jamaluddin Gulpaigani
  • Syekh Ali Zahid Qumi
  • Agha Najafi Qucha
  • Agha Buzurg Tehrani

Karya Ilmiah

Meskipun ia mengemban amanah untuk menjadi marja’ taklid pada penghujung umurnya dan juga sibuk pada permasalahan Gerakan Konstitusional, ia menulis buku-buku ilmiah.

Karya tulisannya memiliki tiga model: karya argumentatif, fatwa dan transkrip atas pelajaran-pelajarannya.

Karya Argumentatif

Tentang pembahasan Ushul, fikih dan filsafat yang ditulis secara terpisah atau yang merupakan syarah atau keterangan atas karya ulama lain.

Karyanya yang paling terkenal adalah Kifayah al-Ushul yang ditulisnya selama dua tahun (1321 dst) [20] Semenjak dituliskannya hingga sekarang, merupakan teks pelajaran tingkat tinggi dan juga merupakan landasan pembahasan-pembahasan pada pelajaran Bahtsul Kharij Ushul di Hauzah Ilmiyah. Telah banyak buku-buku syarah dan catatan-catatan atas kitab tersebut. Setelah itu, Khurasani lebih dikenal sebagai penulis kitab Kifayah dan anak-anaknya terkenal dengan sebutan Kifai dan mereka sendiri yang memilih laqab ini. [21]

  • Khawasyi wa Ta’liqāt atas Farāid al-Ushul terkenal dengan Rasāil Syekh Anshari adalah karya Khurasani yang lain
  • Karya lain Akhund adalah al-Fawāid, Risalah al-Fawāid yang terdiri dari 15 tema, dua pembahasan tentang fiqih dan 11 lainnya tentang Ushul dan Kalam
  • Salah satu karya Fiqihnya adalah Khawasyi dan Ta’liqāt-nya atas kitab Al-Makāsib karya Syekh Anshari yang ia selesaikan pada bulan Muharram 1319 H [22] dan telah dicetak berkali-berkali
  • Karya fikih lainnya adalah kitab Takmilah al-Tabshirah [23] yang merupakan fatwa terpentingnya dan ditulis berdasarkan Tabshirah al-Muta’allimin karya Allamah Hilli
  • Khurasani juga menulis karya tentang risalah fikih istidlali dalam berbagai tematik dan beberapanya telah dijilid dan dicetak dengan nama Risālah al-Fiqhiyyah
  • Salah satu karya fikihnya namun tidak diselesaikannya adalah kitab Ijarah (Risalah fi Masalah al-Ijarah) [24]
  • Syarah Mabsuth Khutbah pertama Nahj al-Balaghah juga merupakan karya Khurasani [25] yang disebut dengan Syari’at Isfahani

Fatwa

  • Tabshirah al-Muta’alimin Hilli
  • Ta’liqat atas kitab Nijat al-Ibad Muhammad Hasan Najafi (pengarang kitab Jawahir) yang berjudul Ruh al-Hayat fi Talkhish Nijat al-Ibad
  • Khasyiyah atas risalah Manasik Haji Syekh Anshari
  • Dzakhīrah al-Ibad fi Yaumi al-Ma’ad

Transkrip-transkrip

  • Al-Qadha wa al-Syahadat (Taqrirat al-Qadha) yang ditulis oleh putranya, Mirza Agha Zadeh [26]
  • Sangat banyak dari murid-murid Khurasani yang menulis pelajaran Fikih dan Ushul yang sebagiannya tidak diketahui namanya. [27]

Kehidupan Politik

Akhund Khurasani sangat peduli dengan permasalahan politik dan kemasyarakatan negara-negara [Islam]] khususnya Syiah Iran. Ia mengambil sikap tegas untuk menopang Gerakan Konstitusional Iran dan juga sangat serius untuk pergi ke Iran guna membela daerah-daerah yang telah dikuasai kolonialisme.

Dengan meneliti dan memperhatikan sikap-sikap politik Mulla Muhammad Kazhim Khurasani dan perlawanannya, perlawanan Akhund melawan kolonialisme dapat dibagi menjadi empat bagian:

  • Perlawanan dengan tirani otoriter yang berusaha untuk mengubah pemerintahan dari pemerintahan otokrasi ke Gerakan Kosntitusional
  • Membentuk kelompok untuk menghadapi orang-orang yang sepaham dengan Gerakan Konstitusional
  • Membentuk perlawanan dengan sebagian pimpinan Gerakan Konstitusional karena mereka telah mengabaikan hukum-hukum syar’i.
  • Membentuk perlawanan dalam upayanya untuk melawan kelompok asing dan membela Iran dari serangan imperialis [28]

Akhund dan Gerakan Konstitusional

Akhund Khurasani mengerti secara baik Gerakan Konstitusional namun karena ia melihat bahwa revolusi sedang akan terbentuk pasti akan meletus maka supaya ajaran-ajaran revolusi tetap berada di jalan keagamaan setelah peristiwa renaissance di Eropa, maka ia masuk ke gerakan ini secara cerdas dan tepat. [29]

Akhund Khurasani tidak memiliki peran dalam menggulirkan dan membentuk Gerakan Konstitusional. Namun karena keadaan ekonomi dan kemasyarakatan menjadi kacau, juga karena terjadi pertentangan antara penguasa dan penentangnya di Teheran, maka ia mengambil langkah lebih serius dan terlibat sebagai penyokong gerakan ini. Tindakan ini menyebabkan berbagai pihak meminta kepadanya diantaranya sebagian ulama yang pada masa kemudian tidak setuju dengan adanya Gerakan Konstitusional.

Dalam hal ini terdapat pernyataan bersama dengan tiga ulama besar: Muhammad Syaribani, Muhammad Hasan Mamaqani, dan Mirza Husain Khalili Tehrani pada 21 Jumadil Akhir 1321 H yang berisi tentang ketidaksetujuannya dengan tindakan Sadr A’dzam Mudhaffaruddin Syah, Mirza Ali Asghar Khan Amin Sultan dan menilai bahwa ia adalah sebab utama semua kerusakan dan menyebabkan orang-orang asing menguasai Iran. [30]

Akhund Khurasani memandang bahwa Gerakan Konstitusional sebagai alat untuk mencegah kekejaman terhadap rakyat dan mengumumkan bahwa merupakan kewajiban bagi semua umat Islam untuk membantu gerakan tersebut. Dalam sebuah surat kepada seorang pengkhotbah di Teheran, Akhund Khurasani menulis: “Tujuan kita dalam semua usaha ini adalah memenuhi keridhaan rakyat, mencegah kekejaman terhadap rakyat, membantu orang-orang yang tertindas, melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar serta menerapkan hukum Islam lainnya yang bermanfaat.” Namun ada beberapa ulama kenamaan yang menentang gerakan ini seperti Sayid Kazhim Yazdi, Syekh Fadhlullah Nuri dimana pada permulaan Gerakan Konstitusional ia turut mendukung, namun dalam perjalanannya ia tidak melanjutkan dukungannya bahkan menentang gerakan ini.

Naini yang merupakan murid Akhund Khurasani dalam menjawab penentang Gerakan Konstitusional menulis buku berjudul: Tanbīh al-Ummah wa Tanzīh al-Millah dan Akhund Khurasanipun memberikan pengantar atas buku itu.

Gerakan Konstitusional memperoleh kemenangan pada bulan Jumadil Akhir 1324 H (Murdad 1284) dan mereka menerima konstitusi dan menginstruksikan secara cepat untuk mengadakan pertemuan pada 14 Mehr 1285 (7 Oktober 1906).

Kadang-kadang Akhund Khurasani ditanya tentang hukum Gerakan Konstitusional, misalnya tentang sistem nasional (hukum wajib militer), dan kesepakatan Agustus 1907 antara Rusia dan Inggris maka Akhund Khurasani menulis sepucuk surat kepada wakil Majelis dan meminta mereka untuk melaksanakan hukum Islam, membayar hutang negara dan menghapuskan kemiskinan.

Setelah Majelis ditutup oleh Muhammad Ali Shah pada tanggal 23 Jumadil Awal 1326 H (23 Juni 1908) Akhund Khurasani mengeluarkan fatwa untuk berjihad melawan Syah dan pada akhirnya kelompok yang menghendaki Gerakan Konstitusional mengambil alih kekuasaan. Namun setelah beberapa lama Akhund Khurasani sendiri yang terpaksa harus berhadap-hadapan dengan Gerakan Konstitusional. Akhund Khurasani melawan Gerakan Konstitusional karena beberapa alasan, termasuk karena penghukuman Syekh Fadlullah Nuri, penghinaan terhadap Islam dan pendeta di majalah Habl al-Matin yang menyebabkan Akhund Khurasani meminta majalah tersebut supaya dilarang izin penerbitannya. Demikian juga adanya pengasingan Mulla Qurban Ali Zanjani, seorang mujtahid dan pembunuhan terhadap Behbahani atas perintah Taqi Zadeh.

Hal-hal lain yang juga diperjuangkan oleh Akhund Khurasani adalah ia berjuang melawan kehadiran tentara Rusia di Iran. Meskipun pembentukan majelis kedua telah dibentuk namun tidak ada tindakan yang diambil untuk mengeluarkan pasukan Rusia. Akhund Khurasani mengirim pesan kepada orang-orang Iran dan meminta mereka untuk tidak membeli barang-barang Rusia.

Pada akhirnya ketika Majelis menolak Rusia, Rusia menduduki Iran dari utara ke Qazvin pada tahun 1328 S/1910, Akhund Khurasani meliburkan semua kelas pelajarannyanya. Semua kelas-kelas pelajaran di Hauzah Najaf juga diliburkan karena mengikuti langkah Khurasani. Mereka memutuskan untuk memboikot semua barang Rusia dan mengirim pelajar dari hauzah-hauzah Najaf dan suku-suku lain Najaf ke Iran demi untuk berperang melawan Rusia.

Sangat banyak dari para ulama merencanakan safar ke Kazhimain, Karbala dan Najaf. Pada malam Rabu, 21 Dzulhijjah 1329 H mereka merencanakan safar dari Najaf menuju Masjid Sahlah untuk berdoa dan bermunajat dan kemudian akan pergi ke Iran namun kematian menjemputnya pada masa-masa ini.

Aktivitas Kemasyarakatan

Akhund Khurasani membangun madrasah di Najaf dan madrasah ini dikenal dengan nama Madrasah Akhund. Madrasah Aliyah (tanggal didirikan: 1321 H), Madrasah Tsanawiyyah (tanggal didirikan: 1326 H) dan Madrasah Dinissyah (tanggal didirikan: 1328). [31] Ia juga berpartisipasi dalam membangun beberapa madrasah baru di Najaf, Karbala, Baghdad dimana kebanyakan pelajarnya adalah para pelajar Iran. Bahasa Persia di sekolah ini menjadi pelajaran wajib. [32]

Mulla Kazhim Akhund Khurasani demi menyebarkan ajaran Islam sangat memberi perhatian dan menolong program-program untuk menyebarkan beberapa penerbitan di Najaf diantaranya Majalah Ilmu dalam bahasa Arab, yang didirikan oleh salah seorang muridnya, Sayid Hibatuddin Syahrestani dan majalah berbahasa Persia "Najaf Asyraf" yang dikelola oleh beberapa muridnya. [33]

Akhlak

Orang-orang yang mengenal Akhund Khurasani dari dekat akan mengetahui ketakwaan, keberanian, kecerdasan, kebagusan tutur katanya juga selalu ramah. Keselamatan ruh, kebesaran hatinya dan sifat pemaafnya telah menjadi buah bibir masyarakat.

Kehidupan Akhund Khurasani selama masa pelajarannya disertai dengan kesulitan dan setelah itu ia juga hidup dengan zuhud. Dikatakan bahwa meskipun ia sangat pemurah bahkan kepada para musuhnya, namun ia sangat ketat dalam menjaga keuangan keluarga dan tidak menggunakan harta syar’i. [34]

Para Istri dan Anak

Akhund Khurasani menikah di Masyhad ketika ia berusia 17 tahun. Dari pernikahannya, ia memiliki seorang anak laki-laki namun meninggal dunia. Istri Akhund Khurasani meninggal bersama anaknya ketika ia tengah hamil ke dua. Setelah itu, untuk beberapa tahun ia tidak menikah dan atas saran gurunya, Mirza Syirazi menikah untuk kedua kalinya. Dari istri keduanya, ia memiliki empat anak: tiga laki-laki bernama: Mahdi, Muhammad dan Ahmad dan seorang putri bernama Zahra. Istri kedua Akhund meninggal pada tahun 1315 H setelah bersabar dengan penyakitnya. Akhund Khurasani menikah lagi untuk ketiga kalinya. Dari istri ketiganya, ia memiliki dua orang putra. Ketika wabah melanda masyarakat ketika itu, istrinya juga terkena wabah tersebut dan akhirnya pada tahun 1322 H meninggal dunia. Untuk ke empat kalinya Akhund Khurasani menikah. Istri ke empat Akhund masih hidup dalam waktu yang relatif lama sepeninggal Akhund dan meninggal pada usia 90 tahun.

Putra-putra Akhund Khurasani

  • Mahdi Kifai Khurasani: Ia adalah putra pertama Akhund yang memiliki peranan dalam mengatur kemasyarakatan
  • Muhammd Kifai Khurasani: Terkenal dengan Agha Zadeh. Ia adalah putra kedua Akhund. Ia adalah ulama Najaf yang hijrah ke Masyhad pada bulan Muharram 1325 H. Ia menjadi pemimpin di Hauzah Khurasan. Ia ditangkap dalam peristiwa Masjid Guharsyad dan meninggal di Teheran dengan cara mencurigakan.
  • Ahmad Kifai Khurasani: Ia adalah putra ketiga Akhund dan merupakan penasehat terdekat Ayatullah Muhammad Taqi Syirazi. Ia adalah orang yang paling getol dalam melakukan penyerangan terhadap penjajah Inggris di Irak. Dengan sebab inilah, ia dua kali dijebloskan ke penjara. Ahmad Kifai Khurasani hijrah ke Masyhad pada tahun 1342 H. Ia menjadi pemimpin Hauzah Ilmiah Khurasan setelah saudaranya, Muhammad Kifai meninggal dunia.
  • Husain Kifai Khurasani: Ia adalah anak ke-empat Akhund yang mengepalai tiga sekolah Khurasan di Masyhad setelah saudaranya, Mahdi Khurasani meninggal.
  • Hasan Kifai Khurasani: Ia adalah anak kelima Akhund yang merupakan anggota Majelis Dewan ketika pertama kali dibentuk. Ia menjadi anggota dewan mewakili masyarakat Masyhad di Majelis Syura Islam. [35]
  • Zahra adalah satu-satunya putri Akhund Khurasani. Ia adalah istri dari Mirza Ismail Rasyti dan putri mantu dari Mirza Habibullah Rasyti. [36]

Peringatan-peringatan

Tepat pada 100 tahun wafatnya Akhund Khurasani, 23 Adzar 1390 S (13 Desember 2011) diadakan Konferensi Internasional untuk mengenang Akhund Khurasani yang diselenggarakan oleh Pazuhesygah Ulum wa Farhang Islami Daftar Tabigaht Islami Hauzah Ilmiah Qum. [37]

Catatan Kaki

  1. Kifai, Margi Dar Nur Zendegi Akhund Khurāsāni, 1359 S, hlm. 78.
  2. Aqili, Ruz Syumār Tārikh Irān, 1370 S, jld. 1, hlm. 60.
  3. Kifai, Margi Dar Nur Zendegi Akhund Khurāsāni, 1359 S, 278-281.
  4. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt I’lām al-Syiab, 1388 S, 278-281.
  5. Abdurahim, Al-Muslih al-Mujahid al-Syekh Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1392 H, hlm. 25.
  6. Kifai, Margi Dar Nur Zendegi Akhund Khurāsāni, 1359 S, hlm. 35-38.
  7. Kharazuddin, Ma’ārif al-Rijāl, 1405, jld. 2, hlm. 324.
  8. Kifai, Abdul Ridha, Syarah wa Bayāni Mukhtashar wa Muwajaz az Hayāt wa Syahsyiyat Akhund Mulā Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1386 S, hlm. 15 & 30.
  9. Najafi Quchani, Bargi az Tārikh Mu’āshir, 1378 S, hlm. 11.
  10. Agha Buzurg Tehrani, Thabaqāt A’lām al-Syi’ah, 1388 S, bag. 5, hlm. 65.
  11. Kifai, Syarah wa Bayāni Mukhtashar wa Muwajaz az Hayāt wa Syahsyiyat Akhund Mulā Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1386 S, hlm. 72-73.
  12. Syahrestani, Faji'ah Khadhrat Ayatullah Khurāsāni, 1330, hlm. 341.
  13. Bariri, Najaf dar Sizdah Safar Nāmeh, 1390 S, hlm. 180.
  14. Kifai, Syarah wa Bayāni Mukhtashar wa Muwajaz az Hayāt wa Syahsyiyat Akhund Mulā Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1386 S, hlm. 29.
  15. Kifai, Syarah wa Bayāni Mukhtashar wa Muwajaz az Hayāt wa Syahsyiyat Akhund Mulā Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1386 S, hlm. 19.
  16. Kifai, Margi Dar Nur Zendegi Akhund Khurāsāni, 1359 S, hlm. 103-104.
  17. Kifai, Margi Dar Nur Zendegi Akhund Khurāsāni, 1359 S, hlm. 104.
  18. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari'ah, 1403 H, jld. 14, hlm. 33, jld. 2, hlm. 111.
  19. Abdul Rahim, Al-Maslah al-Mujāhid al-Syekh Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1392, hlm. 35-36.
  20. Mukhtari, Naqd Tashih Fawāid al-Ushul Akhund Khurāsāni, 1376 S, hlm. 153.
  21. Bamdad, Syarah Hal Rijal Irān, 1357 S, jld. 4, hlm. 1.
  22. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari’ah, 1403 H, hlm. 220.
  23. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari’ah, 1403 H, jld. 4, hlm. 412.
  24. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari’ah, 1403 H, jld. 1, hlm. 122.
  25. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari’ah, 1403 H, jld. 1, jld. 7, hlm. 199, dan jld. 13, hlm. 217, dan jld. 14, hlm. 144.
  26. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari’ah, 1403, jld. 17, hlm. 142-143.
  27. Agha Buzurg Tehrani, Al-Dzari’ah, 1403 H, jld. 4, hlm. 367.
  28. Hairi, Tasyayu wa Masyruthah dar Irān, 1364 S, hlm. 123.
  29. Kifai, Syarah wa Bayāni Mukhtashar wa Mujawiz az Hayāt wa Syahsyiyat Akhund Mulā Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1386 S, hlm. 41-45.
  30. Kusrui, Tārikh Masyruthah Irān, 1363 S, jld. 1, hlm. 32&33.
  31. Abdul Rahim, Al-Maslah al-Mujāhid al-Syekh Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1392 H, hlm. 135-139.
  32. Abdul Rahim, Al-Maslah al-Mujāhid al-Syekh Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1392 H, hlm. 139-143.
  33. Abdul Rahim, Al-Maslah al-Mujāhid al-Syekh Muhammad Kādzim Khurāsāni, 1392 H, hlm. 143-145.
  34. Kifai, Margi Dar Nur Zendegi Akhund Khurāsāni, 1359 S, hlm. 376-301.
  35. Silahkan lihat: Kifai, Siri dar Sirah Ilmi Akhund Khurāsāni, 1390 S.
  36. Wawancara dengan Cucu Akhund Khurasani.
  37. Wawancara dengan Cucu Akhund Khurasani.

Daftar Pustaka

  • Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsin, Al-Dzari’ah ila Tashānīf al-Syiah, Beirut, Dar al-Adhwa, 1403 H.
  • Agha Buzurg Tehrani, Muhammad Muhsin, Thabaqāt A’lām al-Syiah Nuqaba fi al-Qarn al-Rabi’ ‘Asyāra, Masyhad, Astan Quds Razawi, Bunyad Pazuhesyhai Islami, 1430 H.
  • Bamdad, Mahdi, Syarh Hal Rijal Irān dar Qarn 12, 13 wa 15 H, Tehran, Zawar, 1398 H.
  • Bariri, Abu Dzar, Najaf Sizdah Safar Nameh, Bursyi az Safar Namehhai Ulama wa Masyahir Daureh Qajar, Jurnal Farhang Ziyarat, tahun 3, no. 7, musim panas, 1432 H.
  • Hairi, Abdul Hadi, Tasyayu’ wa Masyruthiyat dar Irān wa Naqsy Irāniyan Muqim Arāq, Tehran, Amir Kabir, 1405 H.
  • Harzdin, Muhammad Husain, Ma’ārif al-Rijāl fi Tarājum al-Ulama wa al-Udaba, Qum, Maktabah Ayatullah Adzimi al-Mar’asyi Najafi, 1405 H.
  • Syahrestani, Hibatuddin, Fāji’ah Hadhrat Ayatullah Khurāsāni, Al-Ilm, vol. 7, 1330 H.
  • Aqili, Baqir, Ruz Syumar Tārikh Irān az Masyruthah tā Inqilāb Islām, Tehran, Namak, 1411 H.
  • Abdurahim, Muhammad Ali, Al-Mushlih al-Mujāhid al-Syekh Muhammad Kāzhim Khurāsāni, Najaf, Matbu’ah al-Nu’man, 1392 H.
  • Kasrui, Ahmad, Tārikh Masyruthah Irān, Amir Kabir, 1404 H.
  • Kafai Khurasani, Abdul Ridha, Sairi dar Sirah Ilmi wa Amali Akhund Khurāsāni, Qum, Bustan Kitab, 1432 H.
  • Kifai, Abdul Husain, Margi Dar Nur Zendegani Akhund Khurāsāni, Tehran, Zawar, 1400 H.
  • Kifai, Abdul Ridha, Syarah wa Bayāni Mukhtashar wa Mujaz az Hayāt wa Syahsyiyat Akhund Mulā Muhammad Kādzim Khurāsāni, Nasyriyah Danesykadeh Ilahiyat Danesygah Firdausi, Masyhad, 1428 H.
  • Mukhtari, Ridha, Naqd Tashhih Fawāid al-Ushul Khurāsāni, Hauzah, tahun 5, vol. 1, 1408 H.
  • Najafi, Quchani, Muhammad Hasan, Bargi az Tārikh Mu’āshir, Tehran, cet. Ramadhan Ali Syakiri, 1420 H.