Lompat ke isi

Ja'far bin Abi Thalib: Perbedaan antara revisi

Tidak ada perubahan ukuran ,  30 Desember 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Amini
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 39: Baris 39:
| Karya penting =
| Karya penting =
}}
}}
'''Ja'far bin Abi Thalib bin Abdul Mutthalib''' (bahasa Arab: {{ia|جعفر بن أبی طالب}}) lebih populer dengan sebutan '''Ja'far al-Thayyar''' ({{ia| جعفر الطیار}}). Ia putra ketiga [[Abu Thalib]], paman [[Rasulullah Saw]], kakak Imam Ali As dan juga tercatat sebagai [[sahabat]] Rasulullah Saw.  
'''Ja'far bin Abi Thalib bin Abdul Mutthalib''' (bahasa Arab: {{ia|جعفر بن أبی طالب}}) lebih populer dengan sebutan '''Ja'far al-Thayyar''' ({{ia| جعفر الطیار}}). Ia putra ketiga [[Abu Thalib]], paman [[Rasulullah saw]], kakak Imam Ali As dan juga tercatat sebagai [[sahabat]] Rasulullah saw.  


Ia memiliki kedudukan dan posisi yang istimewa di sisi Rasulullah Saw diantaranya ditunjuk oleh Nabi Saw untuk menjadi ketua rombongan kaum Muslimin yang melakukan [[hijrah ke Habasyah]]. Setelah Ja'far kembali dari Habasyah, Nabi Saw mengajarkan padanya [[salat]] yang dikenal dengan nama [[salat Ja'far Thayyar]]. Ia syahid pada perang Mu'tah. Ia dimakamkan di Yordania.
Ia memiliki kedudukan dan posisi yang istimewa di sisi Rasulullah saw diantaranya ditunjuk oleh Nabi saw untuk menjadi ketua rombongan kaum Muslimin yang melakukan [[hijrah ke Habasyah]]. Setelah Ja'far kembali dari Habasyah, Nabi saw mengajarkan padanya [[salat]] yang dikenal dengan nama [[salat Ja'far Thayyar]]. Ia syahid pada perang Mu'tah. Ia dimakamkan di Yordania.


==Kelahiran dan Nasab==
==Kelahiran dan Nasab==
Menurut pendapat yang masyhur, Ja'far lahir pada 20 tahun sebelum [[Bi'tsah]] di thaifah [[Bani Hasyim]] dari kabilah [[Quraisy]]. Ayahnya adalah [[Abu Thalib]] salah seorang pembesar Quraisy dan ibunya bernama [[Fatimah binti Asad]]. Ia adalah putera ketiga Abu Thalib setelah [[Thalib bin Abi Thalib|Thalib]] dan [[Aqil bin Abi Thalib|Aqil]]. Putera keempat Abu Thalib adalah [[Ali As]]. Disebutkan selisih usia antara mereka adalah 10 tahun. <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 3.</ref>
Menurut pendapat yang masyhur, Ja'far lahir pada 20 tahun sebelum [[Bi'tsah]] di thaifah [[Bani Hasyim]] dari kabilah [[Quraisy]]. Ayahnya adalah [[Abu Thalib]] salah seorang pembesar Quraisy dan ibunya bernama [[Fatimah binti Asad]]. Ia adalah putera ketiga Abu Thalib setelah [[Thalib bin Abi Thalib|Thalib]] dan [[Aqil bin Abi Thalib|Aqil]]. Putera keempat Abu Thalib adalah [[Ali as]]. Disebutkan selisih usia antara mereka adalah 10 tahun. <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 3.</ref>
{{Silsilah keluarga Nabi}}
{{Silsilah keluarga Nabi}}


Baris 50: Baris 50:
Dikarenakan Ja'far memiliki putera bernama Abdullah, maka ia dikenal dengan nama Abu Abdullah. <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 3.</ref>Kuniyahnya yang lain adalah ''Abu al-Masakin'', dikarenakan ia sangat perhatian dan peduli pada nasib orang-orang fakir dan miskin. <ref>''Al-Ishabah'', jld. 7, hlm. 309; ''Usd al-Ghabah'', jld. 1, hlm. 288; '''Umdah al-Thalib'', hlm. 35.</ref> Julukan yang terkenal untuknya ''Thayyar'' dan ''Dzu al-Janahin'' didapatnya setelah ia syahid dengan kondisi kedua tangan terpisah dari tubuhnya.  
Dikarenakan Ja'far memiliki putera bernama Abdullah, maka ia dikenal dengan nama Abu Abdullah. <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 3.</ref>Kuniyahnya yang lain adalah ''Abu al-Masakin'', dikarenakan ia sangat perhatian dan peduli pada nasib orang-orang fakir dan miskin. <ref>''Al-Ishabah'', jld. 7, hlm. 309; ''Usd al-Ghabah'', jld. 1, hlm. 288; '''Umdah al-Thalib'', hlm. 35.</ref> Julukan yang terkenal untuknya ''Thayyar'' dan ''Dzu al-Janahin'' didapatnya setelah ia syahid dengan kondisi kedua tangan terpisah dari tubuhnya.  


Riwayat dari [[Rasulullah Saw]] disebutkan, "Suatu malam aku memasuki surga dan melihat Ja'far terbang bersama malaikat." <ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 22, hlm. 277.</ref> Dalam riwayat lain dari [[Imam Baqir As]] bahwa ada empat karakter dari Ja'far dimasa [[jahiliyah]] yang mendapat pujian dari [[Allah Swt]]. Ketika ditanya, "Apa saja karakter itu?". Imam Baqir As menjawab, "Tidak meminum minuman keras, tidak berkata dusta, menjauhi perbuatan keji dan tidak menyembah berhala."  
Riwayat dari [[Rasulullah saw]] disebutkan, "Suatu malam aku memasuki surga dan melihat Ja'far terbang bersama malaikat." <ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 22, hlm. 277.</ref> Dalam riwayat lain dari [[Imam Baqir As]] bahwa ada empat karakter dari Ja'far dimasa [[jahiliyah]] yang mendapat pujian dari [[Allah Swt]]. Ketika ditanya, "Apa saja karakter itu?". Imam Baqir As menjawab, "Tidak meminum minuman keras, tidak berkata dusta, menjauhi perbuatan keji dan tidak menyembah berhala."  


Rasulullah Saw diriwayatkan berdoa untuknya dengan berkata, ''"Adalah hakmu untuk Allah Swt memberikan padamu dua sayap sehingga engkau terbang bersama malaikat menuju surga."'' <ref>'' 'Ilal al-Syarayi' '', jld. 3, hlm. 557.</ref> ''Lakab''nya lainnya yang dimiliki Ja'far adalah ''Dzu al-Hijratain'', disebabkan ia melakukan [[hijrah]] dua kali, [[hijrah ke Habasyah]] dan [[hijrah ke Madinah]]. <ref>'Umdah al-Thalib, hlm. 35.</ref>
Rasulullah saw diriwayatkan berdoa untuknya dengan berkata, ''"Adalah hakmu untuk Allah Swt memberikan padamu dua sayap sehingga engkau terbang bersama malaikat menuju surga."'' <ref>'' 'Ilal al-Syarayi' '', jld. 3, hlm. 557.</ref> ''Lakab''nya lainnya yang dimiliki Ja'far adalah ''Dzu al-Hijratain'', disebabkan ia melakukan [[hijrah]] dua kali, [[hijrah ke Habasyah]] dan [[hijrah ke Madinah]]. <ref>'Umdah al-Thalib, hlm. 35.</ref>


==Istri dan Keturunan==
==Istri dan Keturunan==
Baris 61: Baris 61:


==Masuk Islam==
==Masuk Islam==
Ja'far adalah laki-laki kedua setelah [[Imam Ali As]] yang menyatakan beriman dengan kenabian [[Rasulullah Saw]]. [[Abu Thalib]] ketika melihat puteranya Ali As [[salat]] di sisi Rasulullah Saw, ia berkata kepada Ja'far, "Salatlah di sisi kiri Rasulullah." <ref>Usud al-Ghabah, jdl. 1, hlm. 287.</ref> Sebagian lain menyebutkan, ia orang yang ke-26 atau  ke-32 yang masuk [[Islam]]. <ref>Al-Ashabah, jld. 1, hlm. 592. </ref> Ibnu Sa'ad berkata, "Ja'far bin Abi Thalib masuk [[Islam]] sebelum peristiwa Baiat Arqam." <ref>Thabaqat al-Kubra, jld. 4, hlm. 34.</ref>
Ja'far adalah laki-laki kedua setelah [[Imam Ali As]] yang menyatakan beriman dengan kenabian [[Rasulullah saw]]. [[Abu Thalib]] ketika melihat puteranya Ali As [[salat]] di sisi Rasulullah saw, ia berkata kepada Ja'far, "Salatlah di sisi kiri Rasulullah." <ref>Usud al-Ghabah, jdl. 1, hlm. 287.</ref> Sebagian lain menyebutkan, ia orang yang ke-26 atau  ke-32 yang masuk [[Islam]]. <ref>Al-Ashabah, jld. 1, hlm. 592. </ref> Ibnu Sa'ad berkata, "Ja'far bin Abi Thalib masuk [[Islam]] sebelum peristiwa Baiat Arqam." <ref>Thabaqat al-Kubra, jld. 4, hlm. 34.</ref>


==Maqam dan Kedudukan==
==Maqam dan Kedudukan==
Diriwayatkan [[Nabi Muhammad Saw]] bersabda, ''"Manusia diciptakan dari pohon-pohon yang berbeda, namun aku dan Ja'far berasal dari satu pohon dan diciptakan dari bahan yang sama." <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 10; Syarh al-Akhbar, jld. 3, hlm. 205. </ref> Pada riwayat lain, Nabi Muhammad Saw bersabda, ''"Ja'far!, kamu baik wajah dan akhlak, sangat mirip denganku."'' <ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 22, hlm. 276.</ref> Kemiripan antara Ja'far dengan Nabi Saw, sampai jika ada yang bertemu dengan Ja'far, akan memberi salam dengan mengucapkan, ''"Salam bagimu ya Rasulullah"'' karena mengira yang bertemu dengannya tersebut adalah Rasulullah Saw. Maka setiap kali menghadapi yang demikian, Ja'far hanya berkata, ''"Aku bukan Rasululah, aku adalah Ja'far."'' <ref>''A'yan al-Syiah'', jld. 4, hlm. 125.</ref>
Diriwayatkan [[Nabi Muhammad Saw]] bersabda, ''"Manusia diciptakan dari pohon-pohon yang berbeda, namun aku dan Ja'far berasal dari satu pohon dan diciptakan dari bahan yang sama." <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 10; Syarh al-Akhbar, jld. 3, hlm. 205. </ref> Pada riwayat lain, Nabi Muhammad Saw bersabda, ''"Ja'far!, kamu baik wajah dan akhlak, sangat mirip denganku."'' <ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 22, hlm. 276.</ref> Kemiripan antara Ja'far dengan Nabi saw, sampai jika ada yang bertemu dengan Ja'far, akan memberi salam dengan mengucapkan, ''"Salam bagimu ya Rasulullah"'' karena mengira yang bertemu dengannya tersebut adalah Rasulullah saw. Maka setiap kali menghadapi yang demikian, Ja'far hanya berkata, ''"Aku bukan Rasululah, aku adalah Ja'far."'' <ref>''A'yan al-Syiah'', jld. 4, hlm. 125.</ref>


Ja'far sangat dicintai oleh [[Rasulullah Saw]]. Rasulullah Saw pernah menyerahkan padanya harta rampasan perang yang didapat dari [[perang Badar]] meskipun saat itu, ia tidak ikut dalam perang Badar."<ref>Magazi Waqidi, jld. 1, hlm. 156.</ref> Demikian pula, ketika Rasulullah Saw telah mencapai kemenangan yang gemilang atau kelompok Yahudi pada [[perang Khaibar]], pada perjalanan pulang ke [[Madinah]], ia menjumpai Ja'far yang baru kembali dari Habasyah. Pada pertemuan tersebut, Rasulullah Saw memeluk Ja'far dan mengecup diantara kedua matanya dan berkata, ''"Demi Allah aku bersumpah, aku tidak tahu apa yang membuatku bahagia, apakah pertemuanku dengan Ja'far atau kemenangan di Khaibar?"'' <ref>''Tabaqat Ibnu Sa'ad'', jld. 4, hlm. 35.</ref> Pada momen tersebutlah, Nabi Muhammad Saw mengajarkan salat kepada Ja'far yang kemudian dikenal dengan nama [[Salat Ja'far Thayyar]]. <ref>''Wasail al-Syiah'', jld. 8, hlm. 49.</ref>
Ja'far sangat dicintai oleh [[Rasulullah saw]]. Rasulullah saw pernah menyerahkan padanya harta rampasan perang yang didapat dari [[perang Badar]] meskipun saat itu, ia tidak ikut dalam perang Badar."<ref>Magazi Waqidi, jld. 1, hlm. 156.</ref> Demikian pula, ketika Rasulullah saw telah mencapai kemenangan yang gemilang atau kelompok Yahudi pada [[perang Khaibar]], pada perjalanan pulang ke [[Madinah]], ia menjumpai Ja'far yang baru kembali dari Habasyah. Pada pertemuan tersebut, Rasulullah saw memeluk Ja'far dan mengecup diantara kedua matanya dan berkata, ''"Demi Allah aku bersumpah, aku tidak tahu apa yang membuatku bahagia, apakah pertemuanku dengan Ja'far atau kemenangan di Khaibar?"'' <ref>''Tabaqat Ibnu Sa'ad'', jld. 4, hlm. 35.</ref> Pada momen tersebutlah, Nabi Muhammad Saw mengajarkan salat kepada Ja'far yang kemudian dikenal dengan nama [[Salat Ja'far Thayyar]]. <ref>''Wasail al-Syiah'', jld. 8, hlm. 49.</ref>


[[Imam Ali As]] juga sangat mencintai Ja'far. Sampai diceritakan oleh [[Abdullah bin Ja'far]], ''"Setiap aku menghendaki sesuatu dari pamanku Ali, dan aku menyampaikannnya dengan mengucap sumpah atas nama ayahku -Ja'far- maka pasti ia mengabulkannya."'' <ref>''A'yan al-Syiah'', jld. 4, hlm. 126.</ref>
[[Imam Ali As]] juga sangat mencintai Ja'far. Sampai diceritakan oleh [[Abdullah bin Ja'far]], ''"Setiap aku menghendaki sesuatu dari pamanku Ali, dan aku menyampaikannnya dengan mengucap sumpah atas nama ayahku -Ja'far- maka pasti ia mengabulkannya."'' <ref>''A'yan al-Syiah'', jld. 4, hlm. 126.</ref>
Pengguna anonim