Surah Al-Munafiqun

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia


Surah Al-Munafiqun
Surah Al-Jumu'ah← →Surah Al-Taghabun
ArtiOrang-orang Munafik
nomor63
Nama lain-
JuzJuz 28
Wahyu
No. urut pewahyuan105
KlasifikasiMadaniyah
Informasi
Jumlah ayat11
Jumlah kata180
Jumlah huruf800

Surah Al-Munafiqun (bahasa Arab:المنافقون) adalah surah ke-63 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-105 sesuai urutan pewahyuan Al-Quran. Dengan menggambarkan wajah asli orang-orang munafik dan menyebutkan tanda-tanda serta konspirasi mereka atas kaum Muslim, surah ini mengisahkan tentang jauhnya mereka dari rahmat dan ampunan Ilahi serta doa Rasulullah saw. Dari sisi isi, surah Al-Munafiqun termasuk salah satu surah Al-Thiwal al-Mufasshalat. Setelah surah Al-Waqiah, surah ini adalah surah kedua yang dimulai dengan kata keterangan waktu (idza).

Identitas Surah Al-Munafiqun

Surah ini disebut sebagai Al-Munafiqun karena kebanyakan ayatnya diturunkan terkait dengan orang-orang munafik, tentang sifat, keadaan dan perbuatan-perbuatan mereka. Masalah nifak dan kemunafikan memiliki tempat yang khusus dalam Islam. Atas dasar itu nama dan tema penting dalam ayat ini adalah tentang nifak dan kemunafikan.

Dalam beberapa riwayat disebutkan anjuran untuk membaca surah ini pada rakaat kedua salat Jumat. Surah ini terdiri dari 11 ayat, 180 kata dan 800 huruf. Terkait dengan jumlah ayatnya tidak terdapat perbedaan pendapat di antara para qari dan mufasir. Surah Al-Munafiqun adalah surah ke-63 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-104 sesuai urutan pewahyuan Al-Quran serta tergolong sebagai salah satu surah Madaniyah. Dari sisi isi, surah Al-Munafiqun termasuk salah satu surah Al-Thiwal al-Mufasshalat dan terdiri dari sebagian hizb pada juz 28. Setelah Surah Al-Waqi'ah, surah ini adalah surah kedua yang dimulai dengan kata keterangan waktu (idza).

Tema Utama

Dengan menggambarkan wajah asli orang-orang munafik dan menyebutkan tanda-tanda serta konspirasi mereka atas kaum Muslim, surah ini mengisahkan tentang jauhnya mereka dari rahmat dan ampunan Ilahi serta doa Rasulullah saw. Surah ini juga mengangkat tema sifat lalai manusia dari mengingat Tuhan dan menyebutkan bahwa kehidupan dunia yang fana, harta, pangkat, anak-anak tidak boleh melalaikan manusia dari ibadah dan mengingat Allah swt. [1]

Catatan Kaki

  1. Dānesynāmeh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2, hlm. 1255-1256.

Daftar Pustaka

  • Al-Quran, Terjemahan Persia Muhammad Mahdi Fuladmand. Tehran: Dar al-Qur’an al-Karim, 1418 H/1376 S.
  • Dānesynameh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2. disusun oleh Bahauddin Khuramsyahi. Tehran: Dustan-Nahid, 1377 S.

Pranala Luar