Doa Ketiga Puluh Satu Shahifah Sajjadiyah
Informasi Doa dan Ziarah | |
---|---|
Nama Lain | Doa Tobat |
Tentang | Meminta tobat, Syarat tobat sungguh-sungguh, menjelaskan kondisi pentobat dan cara-cara berlepas diri dari dosa |
Ma’tsur atau Tidak | Ma'tsur |
Dinukil dari | Imam Sajjad as |
Periwayat | Mutawakkil bin Harun |
Sumber-sumber Syiah | Shahifah Sajjadiyah |
Doa Ketiga Puluh Satu Shahifah Sajjadiyah (bahasa Arab:الدعاء الواحد والثلاثون من الصحيفة السجادية) merupakan salah satu doa Imam Sajjad as yang terkenal, yang di dalamnya terdapat doa berupa permintaan taubat yang sesungguhnya kepada Allah swt.
Dalam doa ini, Imam Sajjad as menyebutkan syarat-syarat tobat yang sejati, Kondisi dan keadaan orang yang benar-benar bertobat, dan cara-cara menghindari dari dosa. Berdasarkan kandungan doa ini, transformasi batin seseorang merupakan syarat lain untuk pertobatan sejati, dan cinta Ilahi adalah benteng pencegah dosa.
Menurut penjelasan Imam Zainal Abidin as, dosa di dunia dan di akhirat merupakan beban yang berat bagi manusia. Selain itu, neraka juga merupakan akibat yang alami dari dosa; Oleh karena itu, seseorang harus selalu meminta pertobatan kepada Tuhan. Meminta syafaat dan pelepasan dari kebodohan dan kesesatan melalui wasilah Muhammad saw dan Keluarganya yang suci as adalah salah satu pengajaran lain dari doa ini.
Buku Athr Ma’rifat: Gul-e Vâzegâni Az Golestan Ma’refat e Tobeh (Parfum Makrifat: Bunga Kosakata dari Taman Bunga Makrifat Tobat) karya Sayid Muhammad Dhiyâ’ Âbâdi ditulis dalam bahasa Persia yang mengulas mengenai uraian doa ketigapuluh satu Shahifah Sajjâdiyah. Doa ini pun sudah ditulis penjelasannya dalam bahasa Persia dan Arab di dalam kitab Syarh-ye Shahifah Sajjadiyyeh.
Doa, Munajat dan Ziarah |
Ziarah
Ziarah Asyura • Ziarah Warits • Ziarah Arbain • Ziarah Aminullah • Ziarah Al Yasin • Ziarah Jami'ah Kabirah • |
Pengajaran Doa
Tema utama doa ketigapuluh satu Shahifah Sajjadiyah adalah permintaan tobat kepada Allah swt. Doa taubat digambarkan sebagai salah satu doa paling cemerlang dan unggul dari Shahifah Sajjadiyyah.[1] Dalam doa ini, Imam Sajjad as telah menyebutkan jenis-jenis dosa, keadaan dan kondisi orang yang bertaubat, dan syarat-syarat taubat yang sejati.[2] Secara ringkas pengajaran doa ini adalah sebagai berikut:
- Tuhan di atas jangkauan penyifatan orang yang menyifatkan-Nya. (Ketidakmampuan penyifatan orang yang menyifatkan-Nya)
- Neraka adalah akibat alami dari dosa.
- Tuhan adalah harapan utama bagi mereka yang berharap.
- Tuhan tidak menyia-nyiakan pahala orang saleh.
- Rasa takut seorang hamba dihadapan Tuhannya
- Tuhan adalah ketakutan terbesar para jamaah dan akhir dari segala ketakutan bagi orang-orang saleh.
- Keberadaan manusia berada di tangan kekuasaan Tuhan.
- Pengakuan kesalahan dan dosa di hadapan Tuhan.
- Transformasi batin manusia adalah syarat pertobatan sejati.
- Akibat dosa akan menimpa manusia di dunia dan di akhirat.
- Pelepasan buta hati merupakan awal dari pertobatan. (yakni terbiasa dengan kenikmatan berdosa dapat menghalangi pertobatan.)
- Pengharapan akan pengampunan Tuhan adalah bagian dari sebab terjadinya pertobatan.
- Ketidaktahuan akan kekuasaan Tuhan dan ketidakpercayaan terhadap nikmat-Nya adalah akibat dari kendali setan atas manusia.
- Keadaan bertobat yang sejati: (penyerahan dan kerendahan hati di hadapan Tuhan, mata berkaca-kaca, permohonan yang tulus dan penyesalan atas umur yang habis karena dosa).
- Pengampunan dosa besar ada di tangan Tuhan.
- Tuhan telah berjanji kepada hamba-hamba-Nya bahwa doa-doa mereka akan dikabulkan.
- Tuhan tidak terburu-buru menghukum dosa hambanya.
- Cara-cara menghilangkan dosa (kemantapan dan konsistensi manusia dalam ketaatan dan ibadah, terhindar dari lereng licin dosa, berlindung pada Allah yang menutupi cacat dan mencuci hati dari kekeruhan dosa).
- Kasih sayang Tuhan bagi mereka yang bertobat.
- Syarat-syarat taubat yang sejati (taubat atas dosa lahir dan batin, taubat dari kesalahan masa lalu dan masa kini, perjanjian dengan Tuhan untuk tidak kembali berbuat dosa, penyucian hati dari karat dosa dan penyesalan dosa).
- Pertobatan sejati, berpaling kepada Tuhan dengan rasa malu dan harapan.
- Pertobatan sejati, disertai rasa percaya dan sangat mengingini anugerah Tuhan.
- Taubat yang sejati, dengan menghilangkan keinginan terhadap selain Allah dan tidak takut kepada selain Allah.
- Meminta taufik dan keberhasilan dalam melakukan pekerjaan yang dicintai Allah Swt.
- Cinta Ilahi adalah benteng kuat yang mencegah dosa.
- Mohon untuk teguh dalam niat penghambaan.
- Berjanji pada Tuhan untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak disukai-Nya.
- Menjamin untuk tidak melakukan hal-hal yang dikutuk Tuhan.
- Membuat perjanjian dengan Tuhan untuk menghindari segala dosa.
- Daya tahan pertobatan hanya jika dilihat dari pemeliharaan dan perlindungan Tuhan.
- Meminta pertobatan yang menyucikan dosa masa lalu dan melindungi dari dosa masa depan.
- Bertaubat meminta kekebalan dari azab Tuhan.
- Meminta pertobatan dari segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak dan kasih sayang Tuhan.
- Meminta dengan kemuliaan Tuhan atas permohonan hamba yang rendah dan hina ini.
- Pengakuan penyesalan dan tekad meninggalkan dosa serta meminta pengampunan sebagai bukti pertobatan.
- Doa untuk memberikan kompensasi atas hak-hak masyarakat yang terlupakan.
- Berlindung kepada Tuhan agar tidak kembali berbuat dosa.
- Meminta maaf kepada Tuhan atas ketidaktahuan
- Bertobat dari tindakan yang menjauhkan manusia dari kasih sayang Tuhan.
- Meminta syafaat meski tidak layak menerimanya.
- Memohon syafaat melalui rahmat dan kemurahan hati Tuhan.
- Pengakuan ketiadaan pelindung dari azab Ilahi.
- Langit dan bumi menjadi saksi pertobatan.
- Berargumen ke hadirat Tuhan untuk meminta supaya doa dikabulkan.
- Meminta pembebasan manusia dari kebodohan dan kesesatan dengan wasilah Nabi Agung Muhammad dan keluarganya.[3]
Syarah Doa
Buku Athr Ma'rifat: Gul e Vâzegâni Az Golestan Ma'refat e Tobeh (Parfum Makrifat: Bunga Kosakata dari Taman Bunga Makrifat Tobat) karya Sayyid Mohammad Dhiyâ’ Âbâdi ditulis dalam bahasa Persia yang mengulas mengenai uraian doa ketiga puluh satu Sahifah Sajjâdiyah. Buku tersebut dipulikasikan oleh Penerbit Yayasan Amal Al-Zahra sa Tehran, pada tahun 2014.[4]
Doa ini dijelaskan dalam berbagai macam syarah dan penjelasan terhadap Shahifah Sajjadiyah seperti buku Diyâr Asheqân karya Husain Ansarian,[5] Syuhud va shenakht (Persaksian dan Pengetahuan) karya Muhammad Hasan Mamdohi Kermanshahi[6] serta Syarh-e Va Tarjameh Sahifah Sajadiyeh (deskripsi dan terjemahan Sahifah Sajjadiyah) karya Sayid Ahmad Fahri[7] dalam bahasa Persia.
Doa Sahifa Sajjadiyah ke-31 juga terdapat dalam buku-buku seperti Riyadh al-Sâlikîn karya Sayyid Ali Khan Madani,[8] Fi Dhilâl Shahifah al-Sajjâdiyah (dalam bayang-bayang Sahifa al-Sajjadiyah) karya Muhammad Jawad Mughniyah,[9] Riyâdh al-‘Arifin karya Muhammad bin Muhammad Darabi[10] dan Âfâq al-Ruh yang ditulis oleh Sayid Muhammad Husain Fadlullah[11] dijelaskan dalam bahasa Arab. Kata-kata doa ini juga dijelaskan dalam tafsir leksikal seperti Ta’lîqât 'Ala al-Shahifah al-Sajjadiyah oleh Faidh Kâshâni[12] dan Syarh al-Sahifa al-Sajadiyyah oleh Izzudin Al-Jazâiri.[13]
Matan dan Terjemah Doa
Terjemahan | Teks Arab |
---|---|
Catatan Kaki
- ↑ Mamduhi Kermansyahi, Syuhud Wa Syenakht, jld. 3, hlm. 35.
- ↑ Mamduhi Kermansyahi, Syuhud Wa Syenakht, jld. 3, hlm. 35.
- ↑ Ansariyan, Diyar-e Asyeqan, jld. 7, hlm. 125-196; Mamduhi Kermansyahi, Syuhud Wa Syenakht, jld. 3, hlm. 35-75.
- ↑ Wafai, Tarikh-e Hadis-e Syi'e Az Aghaz-e Sade-e Jahardahum-e Hejri Ta Emruz, hlm. 232.
- ↑ Ansariyan, Diyar-e Asyeqan, jld. 7, hlm. 115-196.
- ↑ Mamduhi Kermansyahi, Syuhud Wa Syenakht, jld. 3, hlm. 29-75.
- ↑ Fahri, Syarh Wa Tafsir-e Shahife-e Sajjadiye, jld. 2, hlm. 535-583.
- ↑ Madani Syirazi, Riyādh as-Sālikīn, jld. 4, hlm. 373-479.
- ↑ Mughniyah, Fī Dzhilāl as-Shahīfah, hlm. 383-400.
- ↑ Darabi, Riyādh al-'Ārifīn, hlm. 393-415.
- ↑ Fadhlullah, Āfāq ar-Rūh, jld. 2, hlm. 123-160.
- ↑ Faidh Kasyani, Ta'līqāt 'Alā as-Shahīfah as-Sajjādiyyah, hlm. 67-68.
- ↑ Jazayiri, Syarh as-Shahīfah as-Sajjādiyyah, hlm. 161-169.
Daftar Pustaka
- Ansariyan, Husein. Diyar-e Asyeqan: Tafsir-e Jame' Shahife-e Sajjadiye. Tehran: Payam-e Azadi, 1372 HS/1994.
- Darabi, Muhammad bin Muhammad. Riyādh al-'Ārifīn Fī Syarh as-Syarh as-Shahīfah as-Sajjādiyyah. Riset: Husein Dargahi. Tehran: Nasyr-e Uswe, 1379 HS/2001.
- Fadhlullah, Sayyid Muhammad Husein. Āfāq ar-Rūh. Beirut: Dar al-Malik, 1420 H.
- Fahri, Sayyid Ahmad. Syarh Wa Tarjume-e Shahife-e Sajjadiye. Tehran: Uswe, 1388 HS/2010.
- Faidh Kasyani, Muhammad bin Murtadha. Ta'līqāt 'Alā as-SHahīfah as-Sajjādiyyah. Tehran: Yayasan al-Buhuts at-Tahqiqat ats-Tsaqafiyyah, 1407 H.
- Jazayiri, Izzudin. Syarh as-Shahīfah as-Sajjādiyyah. Beirut: Dar at-Ta'aruf Li al-Mathbu'at, 1402 H.
- Madani Syirazi, Sayyid Ali Khan. Riyādh as-Sālikīn Fī Syarh Shahīfah Sayyid as-Sājidīn. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1435 H.
- Mamduhi Kermansyahi, Hasan. Syuhud Wa Syenakht. Tarjume Wa Syarh-e Shahife-e Sajjadiye. Pengantar: Ayatullah Jawadi Amuli. Qom: Bustan-e Ketab, 1388 H.
- Mughniyah, Muhammad Jawad. Fī Dzhilāl as-SHahīfah as-Sajjādiyyah. Qom: Dar al-Kitab al-Islami, 1428 H.
- Wafai, Murtadha. Tarikh-e Hadis-e Syi'e Az Aghaz-e Sade-e Jahardahum-e Hejri Ta Emruz. Qom: Yayasan Elmi Farhanggi-e Dar al-Hadis, Sazman-e Cap Wa Nasyr, 1390 HS/2012.