Lompat ke isi

Abdullah bin Zubair: Perbedaan antara revisi

24 bita ditambahkan ,  4 September 2017
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24: Baris 24:
Nama Abdullah bin Zubair secara perlahan-perlahan ada dalam sumber-sumber rujukan ketika berkaitan dengan nama [[Utsman bin Affan|Usman]]. Pada masa ini ia memperoleh banyak promosi jabatan.
Nama Abdullah bin Zubair secara perlahan-perlahan ada dalam sumber-sumber rujukan ketika berkaitan dengan nama [[Utsman bin Affan|Usman]]. Pada masa ini ia memperoleh banyak promosi jabatan.
   
   
Menurut nukilan Thabari (310 H) ia ikut pada peristiwa penyerangan Iran bagian utara [[Khurasan]] pada tahun 29 H-30 H yang dipimpin oleh Sa’id bin ash. <ref> Silahkan lihat: ''Tārikh'', jld. 4, hlm. 270; Demikian juga ''Dāirah al-Ma’ārif Islām'', jil 1, hlm. 55</ref>, bagian Abdullah bin Zubair. Ia termasuk penulis [[Alquran]] dalam peristiwa pengumpulan mushaf Alquran. <ref> ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 10, hlm. 176; ''Usdul Ghābah'',  jld. 3, hlm. 328; ''Al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 8, hlm. 335. </ref> Ia turut serta dalam penyerangan ke Maroko pada tahun 27 atau 28 H dibawah pimpinan Abdullah bin Sa’id bin Abi Sarh. Dari ia sendiri dinukilkan bahwa kemenangan kaum Muslimin diperoleh karena ia berhasil membunuh pimpinan pasukan musuh. <ref> ''Futuh al-Buldān'', hlm. 224; ''Al-Muntadhim'', jld. 4, hlm. 344. </ref> Ibnu Zubair tidak sejalan dengan ayah dan bibinya [[Aisyah]]  dalam peristiwa pemberontakan atas Usman. Ia berada dalam barisan Usman dan membelanya. <ref>''Tārikh Khalifah'', hlm. 102; ''Al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 7, hlm. 181. </ref> Ia adalah wakil Usman untuk bernegosiasi melawan musuh-musuhnya, ia juga merupakan imam jama’ah ketika rumah Usman dikepung. Dalam kejadian ini, ia terluka. <ref>''Al-Thabaqāt'', jld. 2, hlm. 36, ''Ansābul Asyrāf'', jld. 5, hlm. 564. </ref>
Menurut nukilan Thabari (310 H) ia ikut pada peristiwa penyerangan Iran bagian utara [[Khurasan]] pada tahun 29 H-30 H yang dipimpin oleh Sa’id bin ash. <ref> Silahkan lihat: ''Tārikh'', jld. 4, hlm. 270; Demikian juga ''Dāirah al-Ma’ārif Islām'', jil 1, hlm. 55</ref>, bagian Abdullah bin Zubair. Ia termasuk penulis [[Alquran]] dalam peristiwa pengumpulan mushaf Alquran. <ref> ''''Ansābul Asyrāf'''', jld. 10, hlm. 176; ''Usdul Ghābah'',  jld. 3, hlm. 328; ''Al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 8, hlm. 335. </ref> Ia turut serta dalam penyerangan ke Maroko pada tahun 27 atau 28 H dibawah pimpinan Abdullah bin Sa’id bin Abi Sarh. Dari ia sendiri dinukilkan bahwa kemenangan kaum Muslimin diperoleh karena ia berhasil membunuh pimpinan pasukan musuh. <ref> ''Futuh al-Buldān'', hlm. 224; ''Al-Muntadhim'', jld. 4, hlm. 344. </ref> Ibnu Zubair tidak sejalan dengan ayah dan bibinya [[Aisyah]]  dalam peristiwa pemberontakan atas Usman. Ia berada dalam barisan Usman dan membelanya. <ref>''Tārikh Khalifah'', hlm. 102; ''Al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 7, hlm. 181. </ref> Ia adalah wakil Usman untuk bernegosiasi melawan musuh-musuhnya, ia juga merupakan imam jama’ah ketika rumah Usman dikepung. Dalam kejadian ini, ia terluka. <ref>''Al-Thabaqāt'', jld. 2, hlm. 36, ''Ansābul Asyrāf'', jld. 5, hlm. 564. </ref>


==Pada masa Imam Ali as==
==Pada masa Imam Ali as==
Baris 75: Baris 75:
Saat Abdul Malik bin Marwan berkuasa di Suriah pada tahun 65 H Ibnu Zubair mulai berceramah pada musim [[haji]] tentang keburukan Abdul Malik bin Marwan sehingga masyarakat akan memberikan sumpah setia kepadanya. Dalam pidatonya di [[hari Arafah]] dia mengingatkan orang tentang kutukan [[Nabi Muhammad]] atas Hakam bin seperti nenek moyang Abdul Malik dan keluarganya dan dia mencoba mempengaruhi orang-orang Suriah untuk mendukungnya. <ref>Akhbār Makkah, Fakihi, jld. 1, hlm. 356; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 280. </ref> Di sisi lain, Abdul Malik mencoba mencegah masyarakat supaya tidak menghadiri ibadah haji, dia juga menggunakan [[fatwa]] dari Al-Zuhri, seorang ulama pemerintah, bahwa umat [[Islam]] dapat melakukan ritual haji dan [[tawaf]] di [[Baitul Maqdis]]. Masyarakat Suriah pada musim haji bertawaf dan melaksanakan ibadah haji pada hari Arafah dan [[Idul Kurban]] di sana. <ref>Akhbar, Makkah, Fakihi, jld. 1, hlm. 356; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 280. </ref>
Saat Abdul Malik bin Marwan berkuasa di Suriah pada tahun 65 H Ibnu Zubair mulai berceramah pada musim [[haji]] tentang keburukan Abdul Malik bin Marwan sehingga masyarakat akan memberikan sumpah setia kepadanya. Dalam pidatonya di [[hari Arafah]] dia mengingatkan orang tentang kutukan [[Nabi Muhammad]] atas Hakam bin seperti nenek moyang Abdul Malik dan keluarganya dan dia mencoba mempengaruhi orang-orang Suriah untuk mendukungnya. <ref>Akhbār Makkah, Fakihi, jld. 1, hlm. 356; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 280. </ref> Di sisi lain, Abdul Malik mencoba mencegah masyarakat supaya tidak menghadiri ibadah haji, dia juga menggunakan [[fatwa]] dari Al-Zuhri, seorang ulama pemerintah, bahwa umat [[Islam]] dapat melakukan ritual haji dan [[tawaf]] di [[Baitul Maqdis]]. Masyarakat Suriah pada musim haji bertawaf dan melaksanakan ibadah haji pada hari Arafah dan [[Idul Kurban]] di sana. <ref>Akhbar, Makkah, Fakihi, jld. 1, hlm. 356; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 280. </ref>


Perselisihan internal di antara Bani Bani Umayyah dan ancaman dari [[Khawarij]] dan Roma, mencegah kelompok Marwan untuk secara serius menghadapi pertentangan dari Ibnu Zubair. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld. 2,hlm. 37, Daulat Umawiyan, jld. 8, hlm. 280; Hayah al-Haiwan, jld. 2, hlm. 58. </ref> Hingga pada tahun 72 H saat Abdul Malik berhasil mengalahkan Mus'ab bin Zubair dan menduduki Irak dia mengirim Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi untuk menekan Ibnu Zubair di [[Hijaz]]. <ref>Ansāb al-asyrāf, jld. 7, hlm. 95; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 315. </ref> Hajjaj karena telah mengetahui kelemahan pasukan Ibnu Zubair dan setelah mengetahui bantuan pasukan 5000 orang telah memasuki Madinah, ia mengusir Ibnu Zubair dari Madinah. <ref>Tārikh Thabari, jld. 6, hlm. 175; Al-Kāmil, jld. 4, hlm. 350. </ref> Kemudian ia bergerak menuju [[Mekah]] dan mengepung Ibnu Zubair di [[Masjidil Haram]]. Pengepungan ini dimulai pada bulan [[Dzulhijjah]] tahun 72 H dan setelah enam bulan dan 17 hari berakhir dengan kematian Ibnu Zubair pada hari Selasa, tanggal 17 [[Jumadil Awal]] tahun 73 H.  
Perselisihan internal di antara Bani Bani Umayyah dan ancaman dari [[Khawarij]] dan Roma, mencegah kelompok Marwan untuk secara serius menghadapi pertentangan dari Ibnu Zubair. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld. 2,hlm. 37, Daulat Umawiyan, jld. 8, hlm. 280; Hayah al-Haiwan, jld. 2, hlm. 58. </ref> Hingga pada tahun 72 H saat Abdul Malik berhasil mengalahkan Mus'ab bin Zubair dan menduduki Irak dia mengirim Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi untuk menekan Ibnu Zubair di [[Hijaz]]. <ref>''Ansābul Asyrāf'', jld. 7, hlm. 95; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 315. </ref> Hajjaj karena telah mengetahui kelemahan pasukan Ibnu Zubair dan setelah mengetahui bantuan pasukan 5000 orang telah memasuki Madinah, ia mengusir Ibnu Zubair dari Madinah. <ref>Tārikh Thabari, jld. 6, hlm. 175; Al-Kāmil, jld. 4, hlm. 350. </ref> Kemudian ia bergerak menuju [[Mekah]] dan mengepung Ibnu Zubair di [[Masjidil Haram]]. Pengepungan ini dimulai pada bulan [[Dzulhijjah]] tahun 72 H dan setelah enam bulan dan 17 hari berakhir dengan kematian Ibnu Zubair pada hari Selasa, tanggal 17 [[Jumadil Awal]] tahun 73 H.  


Beberapa laporan menyebutkan pengepungan tersebut berlangsung selama delapan bulan dan 17 hari. <ref> Thārikh Thabari, jld. 6, hlm. 175; Al-Muntadzam, jld. 6, hlm. 124. </ref> Berdasarkan satu hal, pada awalnya, Abdul Malik melarang Hajjaj untuk melakukan tindakan militer ke Mekah dan mendorongnya untuk menaklukkan Ibnu Zubair melalui pemboikotan ekonomi. <ref>Al-Futuh, jld. 6, hlm. 338. </ref> Pada musim haji tahun 72 H, Ibnu Zubair terkepung di Masjidil Haram dan karena tercegah untuk melakukan wukuf di Arafah dan juga tidak bisa melempar jumrah, maka ia tidak bisa melaksanakan ibadah hajinya. <ref> Al-Isti’āb, jld. 3, hlm. 907; Al-Kāmil, jld. 4, hlm. 350. </ref>
Beberapa laporan menyebutkan pengepungan tersebut berlangsung selama delapan bulan dan 17 hari. <ref> Thārikh Thabari, jld. 6, hlm. 175; Al-Muntadzam, jld. 6, hlm. 124. </ref> Berdasarkan satu hal, pada awalnya, Abdul Malik melarang Hajjaj untuk melakukan tindakan militer ke Mekah dan mendorongnya untuk menaklukkan Ibnu Zubair melalui pemboikotan ekonomi. <ref>Al-Futuh, jld. 6, hlm. 338. </ref> Pada musim haji tahun 72 H, Ibnu Zubair terkepung di Masjidil Haram dan karena tercegah untuk melakukan wukuf di Arafah dan juga tidak bisa melempar jumrah, maka ia tidak bisa melaksanakan ibadah hajinya. <ref> Al-Isti’āb, jld. 3, hlm. 907; Al-Kāmil, jld. 4, hlm. 350. </ref>
Baris 82: Baris 82:
Hajjaj menghalangi sampainya makanan ke pasukan Zubair dan mereka hanya diberi akses untuk bisa memanfaatkan air zam-zam. <ref>Al-Thabaqāt, Khamsah 2, hlm. 94; Akhbār Makkah, Fakihi, jld. 2, hlm. 31. </ref> Ia menghujami Zubair dengan ketapel dan diantara lepasan ketapel ini ada yang mengenai [[Ka’bah]]. <ref>Al-Thabaqāt Khamsah 2, hlm. 95; Al-Anbiya, hlm. 50. </ref> Batu-batu ketapel itu juga masuk ke sumur Zam-zam dan merusakkan dinding bagian samping Ka’bah <ref>Al-Futuh, jld. 6, hlm. 340; Hayah al-Haiwan, jld. 2, hlm. 59. </ref> dan memindahkan hajar aswad dari tempat aslinya. <ref>Tārikh al-Islām, jld. 5, hlm. 315. </ref> Kemudian Hajjaj memerintahkan supaya menyerang Masjidil Haram dengan bola api. Hal ini menyebabkan kain Ka’bah menjadi terbakar. Tindakan ini menyebabkan Ibnu Zubair mengirim pasukan untuk mencegah kerusakan yang lebih meluas Ka’bah. <ref> Akhbār Makkah, Fakihi, jld. 2, hlm. 360; Al-Futuh, jld. 6, hlm. 341. </ref> Ia juga menyuruh untuk memasang perisai untuk menjaga Hajar aswad dari serangan yang lebih banyak. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld. 2, hlm. 38. </ref>
Hajjaj menghalangi sampainya makanan ke pasukan Zubair dan mereka hanya diberi akses untuk bisa memanfaatkan air zam-zam. <ref>Al-Thabaqāt, Khamsah 2, hlm. 94; Akhbār Makkah, Fakihi, jld. 2, hlm. 31. </ref> Ia menghujami Zubair dengan ketapel dan diantara lepasan ketapel ini ada yang mengenai [[Ka’bah]]. <ref>Al-Thabaqāt Khamsah 2, hlm. 95; Al-Anbiya, hlm. 50. </ref> Batu-batu ketapel itu juga masuk ke sumur Zam-zam dan merusakkan dinding bagian samping Ka’bah <ref>Al-Futuh, jld. 6, hlm. 340; Hayah al-Haiwan, jld. 2, hlm. 59. </ref> dan memindahkan hajar aswad dari tempat aslinya. <ref>Tārikh al-Islām, jld. 5, hlm. 315. </ref> Kemudian Hajjaj memerintahkan supaya menyerang Masjidil Haram dengan bola api. Hal ini menyebabkan kain Ka’bah menjadi terbakar. Tindakan ini menyebabkan Ibnu Zubair mengirim pasukan untuk mencegah kerusakan yang lebih meluas Ka’bah. <ref> Akhbār Makkah, Fakihi, jld. 2, hlm. 360; Al-Futuh, jld. 6, hlm. 341. </ref> Ia juga menyuruh untuk memasang perisai untuk menjaga Hajar aswad dari serangan yang lebih banyak. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld. 2, hlm. 38. </ref>


Keluarga dan pendukung Abdullah bin Zubair beserta saudaranya, Urwah menyarankannya untuk mengikuti strategi [[Imam Hasan as]] dan berdamai dengan Hajjaj bin Yusuf. Namun dengan kedudukan yang ia miliki, ia sangat memprotes saran ini. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld. 2, hlm. 38. </ref> Keadaan ini bersamaan dengan pemaafan umum Hajjaj <ref>Al-Thabaqāt, Khāmsah 2, hlm. 99; Ansāb al-asyrāf, jld. 7, hlm. 124; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 330. </ref> sehingga mendorong pendukung Ibnu Zubair dan bahkan para anak-anaknya Khubaib dan Hamzah menyerah demi untuk menyelamatkan diri. <ref>Tārikh Thabari, jld. 6, hlm. 188; Al-Kāmil, jld. 4, hlm. 352. </ref>
Keluarga dan pendukung Abdullah bin Zubair beserta saudaranya, Urwah menyarankannya untuk mengikuti strategi [[Imam Hasan as]] dan berdamai dengan Hajjaj bin Yusuf. Namun dengan kedudukan yang ia miliki, ia sangat memprotes saran ini. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld. 2, hlm. 38. </ref> Keadaan ini bersamaan dengan pemaafan umum Hajjaj <ref>Al-Thabaqāt, Khāmsah 2, hlm. 99; ''Ansābul Asyrāf'', jld. 7, hlm. 124; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 330. </ref> sehingga mendorong pendukung Ibnu Zubair dan bahkan para anak-anaknya Khubaib dan Hamzah menyerah demi untuk menyelamatkan diri. <ref>Tārikh Thabari, jld. 6, hlm. 188; Al-Kāmil, jld. 4, hlm. 352. </ref>


==Terbunuhnya Ibnu Zubair==
==Terbunuhnya Ibnu Zubair==
Baris 88: Baris 88:


Peperangan ini menelan korban jiwa sebanyak 240 orang. Sebagian darah mereka sampai ke dalam Ka’bah. <ref>Al-Isti’āb, jld. 3, hlm. 910; Al-Jauharah fi Nasab al-Nabi, jld. 1, hlm. 320. </ref> Kepala Ibnu Zubair bersamaan dengan kepala Abdullah Muthi’ dan Abdullah bin Shafwan dibawa ke [[Madinah]] <ref>Tārikh Damisq, jld. 28, hlm. 151; Tārikh Islām, jld. 5, hlm. 452. </ref> dan dipajang di sana. <ref>Tārikh Thabari, jld. 6, hlm. 192; Al-ashablāh, jld. 5, hlm. 22. </ref> Kemudian kepala ini dibawa ke hadapan Abdul Malik dan hadiah setiap pembala kepala ini adalah 500 dinar. <ref>Al-Thabaqāt, Khamsah 2, hlm. 113-114; Al-Kamil, jld. 4, hlm. 356. </ref> Riwayat lain mengatakan bahwa Ibnu Zubair terbunuh di dekat Hajun. <ref> Tajārub al-Umam, jld. 2, hlm. 247; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 342. </ref> Berdasarkan sebagian riwayat, Abdul Malik membawa kepala Ibnu Zubair untuk memaksa Abdullah bin Khazim, hakim Ibnu Zubair di Khurasan supaya mentaatinya dan akhirnya ia menguburkan kepala Ibnu Zubair disana. <ref> Tārikh Damisyq, jld. 28, hlm. 151; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 326. </ref> Hajjaj menggantung jenazah Ibnu Zubair hingga satu tahun. <ref>Al-Kāmil, jld. 4, hlm. 357; Nihāyah al-Arab, jld. 21, hlm. 141; Majma’ al-Zawāid, jld. 7, hlm. 507; Al-Jauharah fi Nasab al-Nabi, jld. 1, hlm. 3199. </ref>  
Peperangan ini menelan korban jiwa sebanyak 240 orang. Sebagian darah mereka sampai ke dalam Ka’bah. <ref>Al-Isti’āb, jld. 3, hlm. 910; Al-Jauharah fi Nasab al-Nabi, jld. 1, hlm. 320. </ref> Kepala Ibnu Zubair bersamaan dengan kepala Abdullah Muthi’ dan Abdullah bin Shafwan dibawa ke [[Madinah]] <ref>Tārikh Damisq, jld. 28, hlm. 151; Tārikh Islām, jld. 5, hlm. 452. </ref> dan dipajang di sana. <ref>Tārikh Thabari, jld. 6, hlm. 192; Al-ashablāh, jld. 5, hlm. 22. </ref> Kemudian kepala ini dibawa ke hadapan Abdul Malik dan hadiah setiap pembala kepala ini adalah 500 dinar. <ref>Al-Thabaqāt, Khamsah 2, hlm. 113-114; Al-Kamil, jld. 4, hlm. 356. </ref> Riwayat lain mengatakan bahwa Ibnu Zubair terbunuh di dekat Hajun. <ref> Tajārub al-Umam, jld. 2, hlm. 247; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 342. </ref> Berdasarkan sebagian riwayat, Abdul Malik membawa kepala Ibnu Zubair untuk memaksa Abdullah bin Khazim, hakim Ibnu Zubair di Khurasan supaya mentaatinya dan akhirnya ia menguburkan kepala Ibnu Zubair disana. <ref> Tārikh Damisyq, jld. 28, hlm. 151; Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 326. </ref> Hajjaj menggantung jenazah Ibnu Zubair hingga satu tahun. <ref>Al-Kāmil, jld. 4, hlm. 357; Nihāyah al-Arab, jld. 21, hlm. 141; Majma’ al-Zawāid, jld. 7, hlm. 507; Al-Jauharah fi Nasab al-Nabi, jld. 1, hlm. 3199. </ref>  
Akhirnya dengan permohonan ibunya, asma jenazahnya diberikan kepada Ibunya. asma menguburkan jenazah anaknya di kuburan [[Hajun]] Mekah. <ref>Ansāb al-asyrāf, jld. 7, hlm. 129; Nihāyah al-Arab, jld. 21, hlm. 141. </ref> Menurut laporan Mush’ab bin Abdullah menyebutkan bahwa jenazah Ibnu Zubair dipindah ke Madinah dan dikuburkan di rumah neneknya, Shafiyyah yang kemudian menjadi bagian Masjidil Nabi. <ref>Tārikh Damisyq, jld. 28, hlm. 254; Tārikh al-Islām, jld. 5, hlm. 447. </ref>
Akhirnya dengan permohonan ibunya, asma jenazahnya diberikan kepada Ibunya. asma menguburkan jenazah anaknya di kuburan [[Hajun]] Mekah. <ref>''Ansābul Asyrāf'', jld. 7, hlm. 129; Nihāyah al-Arab, jld. 21, hlm. 141. </ref> Menurut laporan Mush’ab bin Abdullah menyebutkan bahwa jenazah Ibnu Zubair dipindah ke Madinah dan dikuburkan di rumah neneknya, Shafiyyah yang kemudian menjadi bagian Masjidil Nabi. <ref>Tārikh Damisyq, jld. 28, hlm. 254; Tārikh al-Islām, jld. 5, hlm. 447. </ref>


==Ibnu Zubair dalam Referensi==
==Ibnu Zubair dalam Referensi==
Baris 99: Baris 99:
Sebaliknya terdapat riwayat-riwayat lain dalam sumber-sumber [[Sunni]] yang meriwayatkan bahwa ia tidaklah sebaik sebagaimana yang telah diriwayatkan. Setelah ia meminum darah hejamat (bekam) [[Nabi saw]], Nabi saw bersabda: Celakalah orang-orang karenamu! Dan celakalah kamu karena orang-orang. <ref> Syaibani, Al-Ahad wa al-Matsāni, jld. 1, hlm. 414; ویل للناس منک وویل لک من الناس</ref> Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan bahwa ketika [[Utsman bin Affan]] dikepung, Abdullah bin Zubair berkata kepadanya: Aku memiliki kuda yang bisa berlari kencang dan siap kuberikan untukmu. Apakah kau tidak ingin pergi ke Mekah dan mereka yang ingin bersamamu, akan datang kepadamu? Usman berkata: Tidak! Saya mendengar dari Rasulullah saw bahwa ada domba jantan di Mekah yang mengajarkan ajaran sesat bernama Abdullah dan baginya setengah penderitaan semua orang. <ref> Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 1, hlm. 64, hadis no 461 یلْحِدُ بِمَکَّةَ کَبْشٌ من قُرَیشٍ اسْمُهُ عبد اللَّهِ علیه مِثْلُ نِصْفِ أَوْزَارِ الناس. </ref> Nir Bana melaporkan berdasarkan laporan Ibnu asakir dan [[Salman Farsi]] mengabarkan tentang pembakaran [[Ka’bah]] oleh salah satu keluarga Zubair di masa datang. <ref>Tārikh Madinah Damisyq, jld. 28, hlm. 22111, Lizahraqna Hadza al-Bait ala Yadi Rajula min Ali al-Zubair. </ref>
Sebaliknya terdapat riwayat-riwayat lain dalam sumber-sumber [[Sunni]] yang meriwayatkan bahwa ia tidaklah sebaik sebagaimana yang telah diriwayatkan. Setelah ia meminum darah hejamat (bekam) [[Nabi saw]], Nabi saw bersabda: Celakalah orang-orang karenamu! Dan celakalah kamu karena orang-orang. <ref> Syaibani, Al-Ahad wa al-Matsāni, jld. 1, hlm. 414; ویل للناس منک وویل لک من الناس</ref> Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan bahwa ketika [[Utsman bin Affan]] dikepung, Abdullah bin Zubair berkata kepadanya: Aku memiliki kuda yang bisa berlari kencang dan siap kuberikan untukmu. Apakah kau tidak ingin pergi ke Mekah dan mereka yang ingin bersamamu, akan datang kepadamu? Usman berkata: Tidak! Saya mendengar dari Rasulullah saw bahwa ada domba jantan di Mekah yang mengajarkan ajaran sesat bernama Abdullah dan baginya setengah penderitaan semua orang. <ref> Musnad Ahmad bin Hanbal, jld. 1, hlm. 64, hadis no 461 یلْحِدُ بِمَکَّةَ کَبْشٌ من قُرَیشٍ اسْمُهُ عبد اللَّهِ علیه مِثْلُ نِصْفِ أَوْزَارِ الناس. </ref> Nir Bana melaporkan berdasarkan laporan Ibnu asakir dan [[Salman Farsi]] mengabarkan tentang pembakaran [[Ka’bah]] oleh salah satu keluarga Zubair di masa datang. <ref>Tārikh Madinah Damisyq, jld. 28, hlm. 22111, Lizahraqna Hadza al-Bait ala Yadi Rajula min Ali al-Zubair. </ref>


[[Imam Ali as]] di [[perang Jamal]] berkata kepada Zubair, anaknya yaitu Abdullah menyebabkan ayahnya meninggalkan [[Ahlulbait as]] <ref>Tārikh Thabari, jld. 3, hlm. 41; Ansāb al-asyrāf, jld. 1, hlm. 314. </ref>. Imam Hasan menyebutnya sebagai orang bodoh. <ref>Zamakhsyari, Al-Mustaqsya fi Amtsāl al-Arab, jld. 2, hlm. 118. </ref>
[[Imam Ali as]] di [[perang Jamal]] berkata kepada Zubair, anaknya yaitu Abdullah menyebabkan ayahnya meninggalkan [[Ahlulbait as]] <ref>Tārikh Thabari, jld. 3, hlm. 41; ''Ansābul Asyrāf'', jld. 1, hlm. 314. </ref>. Imam Hasan menyebutnya sebagai orang bodoh. <ref>Zamakhsyari, Al-Mustaqsya fi Amtsāl al-Arab, jld. 2, hlm. 118. </ref>
Sebagian riwayat juga mneyebutkan tentang kebijakan-kebijakannya yang menuai kritikan diantaranya: Ancaman pembakaran kepada [[Bani Hasyim]] karena tidak mau memberikan [[baiat]] kepadanya dimana Urwah bin Zubair mencari pembenaran atas tindakan saudaranya: Ia melakukan hal ini karena untuk mencegah terjadinya perpecahan dan kaum muslimin tidak berbeda pendapat dan mereka (Bani Hasyim) supaya taat kepadanya dan pada akhirnya semuanya akan bersatu sebagaimana [[Umar bin Khattab]] melakukan tindakan ini kepada Bani Hasyim ketika mereka menolak untuk memberikan baiatnya kepada [[Abu Bakar]]. <ref>Syarah Nahj al-Balāghah libni Abil Hadid, jld. 10, hlm. 147. </ref>
Sebagian riwayat juga mneyebutkan tentang kebijakan-kebijakannya yang menuai kritikan diantaranya: Ancaman pembakaran kepada [[Bani Hasyim]] karena tidak mau memberikan [[baiat]] kepadanya dimana Urwah bin Zubair mencari pembenaran atas tindakan saudaranya: Ia melakukan hal ini karena untuk mencegah terjadinya perpecahan dan kaum muslimin tidak berbeda pendapat dan mereka (Bani Hasyim) supaya taat kepadanya dan pada akhirnya semuanya akan bersatu sebagaimana [[Umar bin Khattab]] melakukan tindakan ini kepada Bani Hasyim ketika mereka menolak untuk memberikan baiatnya kepada [[Abu Bakar]]. <ref>Syarah Nahj al-Balāghah libni Abil Hadid, jld. 10, hlm. 147. </ref>
Ibnu Zubair memiliki dendam mendalam terhadap Ahlulbait as. <ref>Ansāb al-asyrāf, jld. 3, hlm. 482; Akhbār al-Daulah al-Abasiyah, hlm. 116. </ref> Hinaan dia kepada Imam Ali as dinukilkan dalam sebagian riwayat. <ref>Silahkan lihat: Khamsah 2, hlm. 85; Tārikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 272; Murūj al-Dzahab, jld. 3, hlm. 80. </ref> Dikatakan bahwa ia berkhutbah selama 40 minggu, ia tidak mau bersalawat kepada Nabi karena khawatir akan membuat Bani Hasyim bangga karenanya. <ref>Ansāb al-asyrāf, jld. 3, hlm. 482; Murūj al-Dzahab, jld. 3, hlm. 79; Syarah Nahj al-Balāghah, jld. 4, hlm. 61. </ref> Tindakan ini menyebabkan sebagaian ulama, bahkan ulama ahlu sunah sendiri meragukannya. <ref> Silahkan lihat: Syarah Nahj al-Balāghah, jld. 1, hlm. 10. </ref> Kaum [[Syiah]] juga tidak memiliki pandangan yang baik kepadanya. [Masih memerlukan referensi]
Ibnu Zubair memiliki dendam mendalam terhadap Ahlulbait as. <ref>''Ansābul Asyrāf'', jld. 3, hlm. 482; Akhbār al-Daulah al-Abasiyah, hlm. 116. </ref> Hinaan dia kepada Imam Ali as dinukilkan dalam sebagian riwayat. <ref>Silahkan lihat: Khamsah 2, hlm. 85; Tārikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 272; Murūj al-Dzahab, jld. 3, hlm. 80. </ref> Dikatakan bahwa ia berkhutbah selama 40 minggu, ia tidak mau bersalawat kepada Nabi karena khawatir akan membuat Bani Hasyim bangga karenanya. <ref>''Ansābul Asyrāf'', jld. 3, hlm. 482; Murūj al-Dzahab, jld. 3, hlm. 79; Syarah Nahj al-Balāghah, jld. 4, hlm. 61. </ref> Tindakan ini menyebabkan sebagaian ulama, bahkan ulama ahlu sunah sendiri meragukannya. <ref> Silahkan lihat: Syarah Nahj al-Balāghah, jld. 1, hlm. 10. </ref> Kaum [[Syiah]] juga tidak memiliki pandangan yang baik kepadanya. [Masih memerlukan referensi]


==Membangun Ka’bah==
==Membangun Ka’bah==
Baris 121: Baris 121:
*Ibnu asakir (w. 571 H), Tārikh Madinah Damisyq, Ali Syiri, Dar al-Fikr, 1415 H.
*Ibnu asakir (w. 571 H), Tārikh Madinah Damisyq, Ali Syiri, Dar al-Fikr, 1415 H.
*Ahmad bin Ya’qub (w. 292 H), Tārikh Ya’qubi, Beirut, Dar Shadir, 1415 H.
*Ahmad bin Ya’qub (w. 292 H), Tārikh Ya’qubi, Beirut, Dar Shadir, 1415 H.
*Al-Baladzuri (w. 279 H), Ansāb al-asyrāf, Riset: Zakar, Beirut, Dar al-Fikr, 1417 H.
*Al-Baladzuri (w. 279 H), ''Ansābul Asyrāf'', Riset: Zakar, Beirut, Dar al-Fikr, 1417 H.
*Ibnu Atsir Ali bin Muhammad Al-Jazri (w. 630 H), Al-Kāmil fi al-Tarikh, Beirut, Dar Shadir, 1385 H.
*Ibnu Atsir Ali bin Muhammad Al-Jazri (w. 630 H), Al-Kāmil fi al-Tarikh, Beirut, Dar Shadir, 1385 H.
*Ibnu Katsir (w. 774 H), Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, Beirut, Maktabah al-Ma’arif, t.t.  
*Ibnu Katsir (w. 774 H), Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, Beirut, Maktabah al-Ma’arif, t.t.  
Pengguna anonim