Pengguna anonim
Zubair bin 'Awwam: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono |
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 60: | Baris 60: | ||
===Ikrar Persaudaraan=== | ===Ikrar Persaudaraan=== | ||
Salah satu yang dilakukan | Salah satu yang dilakukan Rasulullah saw saat tiba di [[Madinah]] adalah mengajak kaum muslimin untuk menyatakan ikrar persaudaraan. Saat itu Zubair berpasangan dengan [[Abdullah bin Mas'ud]].<ref>Ibnu Sa’ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 3, hlm. 75. </ref> Dalam riwayat lain disebutkan, Zubair berpasangan dengan Salamah bin Salamah bin Waqasy.<ref>''Tarikh Ibnu Khaldun'', jld. 2, hlm. 423. </ref> | ||
===Ikut Perang=== | ===Ikut Perang=== | ||
Baris 79: | Baris 79: | ||
==Zubair dan Kekhalifahan Imam Ali as== | ==Zubair dan Kekhalifahan Imam Ali as== | ||
Zubair adalah sepupu [[Imam Ali as]]. Hubungannya dengan Imam Ali as banyak mengalami pasang surut. Dulunya dia adalah salah seorang pembela Imam Ali as dalam menghadapi [[Peristiwa Saqifah]]. Dia juga sebagai saksi wasiat [[Sayidah Fatimah az-Zahra sa]],<ref>Shaduq, Man La Yahdhuruh al-Faqih, jld. 4, hlm. 244. </ref> ikut hadir dalam proses pemakaman Sayidah Fatimah sa,<ref>Fattal Naisyaburi, ''Raudhah al- | Zubair adalah sepupu [[Imam Ali as]]. Hubungannya dengan Imam Ali as banyak mengalami pasang surut. Dulunya dia adalah salah seorang pembela Imam Ali as dalam menghadapi [[Peristiwa Saqifah]]. Dia juga sebagai saksi wasiat [[Sayidah Fatimah az-Zahra sa]],<ref>Shaduq, Man La Yahdhuruh al-Faqih, jld. 4, hlm. 244. </ref> ikut hadir dalam proses pemakaman Sayidah Fatimah sa,<ref>Fattal Naisyaburi, ''Raudhah al-Wa'idhin'', jld. 1, hlm. 349. </ref> dan orang yang memberikan suaranya pada Imam Ali as saat berlangsungnya [[Syura Enam Orang|musyawarah yang beranggotakan enam orang]] dalam pemilihan khalifah. | ||
Setelah terbunuhnya Utsman, banyak orang berbondong-bondong datang ke rumah | Setelah terbunuhnya Utsman, banyak orang berbondong-bondong datang ke rumah Imam Ali as, termasuk [[Thalhah]] dan Zubair. Mereka menyatakan siap mendukung dan membaiat Imam Ali as sebagai khalifah. Setelah banyak desakan akhirnya Imam Ali as menerima permintaan mereka.<ref>''Al-Jamal'', Mufid, hlm. 130. </ref>Saat itu Zubair dan Thalhah menyatakan siap mengumpulkan dukungan dari pihak Muhajirin.<ref>''Tarikh Ya’qubi'', jld. 2, hlm. 167. </ref> Namun tidak lama kemudian mereka berubah pikiran. Mereka menentang kekhalifahan Imam [[Imam Ali as].<ref>Ibid, hlm. 169. </ref> Ketika Zubair dan Thalhah mendengar bahwa [[Aisyah]] yang berada di [[Mekah]] juga tidak setuju atas terpilihnya Imam Ali as sebagai khalifah, mereka berencana keluar dari [[Madinah]] ke Mekah dengan dalih untuk berangkat [[umrah]]. Ketika mereka meninggalkan Madinah, Imam Ali as berkata, ''"Mereka tidak pergi untuk mengunjungi Baitullah, namun untuk berbuat makar dan melakukan pengkhianatan".''<ref>''Syarh Nahjul Balaghah'', jld. 1, hlm. 123. </ref> | ||
Zubair mengajak Aisyah berangkat ke [[Bashrah]] dengan pasukan yang banyak untuk melawan Imam Ali as. Setelah merampas harta warga Yaman oleh | Zubair mengajak Aisyah berangkat ke [[Bashrah]] dengan pasukan yang banyak untuk melawan Imam Ali as. Setelah merampas harta warga Yaman oleh Ya'la bin Munabbih, secara resmi mereka menyatakan perlawanan terhadap Imam Ali as.<ref>Ibnu Qutaibah, al-Imamah wa al-Siyasah, jld. 1, hlm. 63. </ref> | ||
===Peran Zubair Dalam Perang Jamal=== | ===Peran Zubair Dalam Perang Jamal=== | ||
Baris 91: | Baris 91: | ||
Saat kedua belah pasukan saling berhadapan, Imam Ali as memanggil Zubair. Mereka berdua bertemu dan berbicara di tengah antara dua kubu barisan pasukan. Saat itu Imam Ali as mengingatkan tentang pesan yang pernah disampaikan Rasulullah saw untuknya. | Saat kedua belah pasukan saling berhadapan, Imam Ali as memanggil Zubair. Mereka berdua bertemu dan berbicara di tengah antara dua kubu barisan pasukan. Saat itu Imam Ali as mengingatkan tentang pesan yang pernah disampaikan Rasulullah saw untuknya. | ||
Isi pesan tersebut adalah: Suatu hari di hadapan Imam Ali as, Rasulullah saw bertanya pada Zubair; "Apakah engkau mencintai Ali?", Zubair menjawab, "Bagaimana aku tidak mencintainya". Rasulullah saw kembali bertanya, "Bagaimana kau memeranginya dengan dhalim?!"<ref>Tarikh Madinah Dimasyq, Ibnu Asakir, jld. 18, hlm. 409. Bihar, jld. 18, hlm. 123. </ref> | Isi pesan tersebut adalah: Suatu hari di hadapan Imam Ali as, Rasulullah saw bertanya pada Zubair;''"Apakah engkau mencintai Ali?"'', Zubair menjawab, ''"Bagaimana aku tidak mencintainya".'' Rasulullah saw kembali bertanya,''"Bagaimana kau memeranginya dengan dhalim?!"''<ref>Tarikh Madinah Dimasyq, Ibnu Asakir, jld. 18, hlm. 409. Bihar, jld. 18, hlm. 123. </ref> | ||
Setelah mendengar hal itu Zubair meninggalkan medan perang.<ref>Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jld. 9, hlm. 430. </ref> | Setelah mendengar hal itu Zubair meninggalkan medan perang.<ref>Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jld. 9, hlm. 430. </ref> | ||
==Terbunuhnya Zubair== | ==Terbunuhnya Zubair== | ||
Begitu Zubair meninggalkan medan perang, Amr bin Jurmuz dan beberapa orang mengikuti lalu membunuhnya di tempat bernama Wadi al-Siba'.<ref>Thabari, Tarikh, jld. 4, hlm. 511. </ref> Setelah itu Amr menghadap pada Imam Ali as. Dia berkata pada penjaga, "Ijinkan masuk untuk pembunuh Zubair". Imam Ali as berkata:"Ijinkan dia masuk dan berikan hadiah neraka padanya".<ref>Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jld. 3, hlm. 254. </ref> [[Rasulullah saw]] bersabda tentang pembunuh Zubair, "Tempat pembunuh Zubair adalah neraka".<ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 18, hlm. 421. </ref> | Begitu Zubair meninggalkan medan perang, Amr bin Jurmuz dan beberapa orang mengikuti lalu membunuhnya di tempat bernama Wadi al-Siba'.<ref>Thabari, Tarikh, jld. 4, hlm. 511. </ref> Setelah itu Amr menghadap pada Imam Ali as. Dia berkata pada penjaga, ''"Ijinkan masuk untuk pembunuh Zubair".'' Imam Ali as berkata:''"Ijinkan dia masuk dan berikan hadiah neraka padanya".''<ref>Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jld. 3, hlm. 254. </ref> [[Rasulullah saw]] bersabda tentang pembunuh Zubair, ''"Tempat pembunuh Zubair adalah neraka".''<ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 18, hlm. 421. </ref> | ||
Kematian Zubair membuat Imam Ali as nampak tidak senang. Saat melihat pedang Zubair, seraya mengenang keberanian dan kegigihan Zubair dalam pertempuran di periode awal [[Islam]], beliau berkata, "Pedang ini berkali-kali telah membuat Rasulullah saw senang".<ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 78. </ref> | Kematian Zubair membuat Imam Ali as nampak tidak senang. Saat melihat pedang Zubair, seraya mengenang keberanian dan kegigihan Zubair dalam pertempuran di periode awal [[Islam]], beliau berkata,''"Pedang ini berkali-kali telah membuat Rasulullah saw senang".''<ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 78. </ref> | ||
==Taubat Zubair== | ==Taubat Zubair== | ||
Baris 103: | Baris 103: | ||
==Pembangunan Makam Zubair== | ==Pembangunan Makam Zubair== | ||
Ibnu Jauzi Hanbali menulis dalam kitabnya: | Ibnu Jauzi Hanbali menulis dalam kitabnya: "Pada tahun 386 H/996 warga [[Bashrah]] mendirikan bangunan yang dilengkapi dengan [[masjid]] dan kubah di atas makam Zubair, mereka banyak menginfakkan harta untuk makam itu".<ref>Ibnu Jauzi, al-Muntadzam fi Tarikh al-Muluk wa al-Umam, jld. 14, hlm. 383. </ref> Namun [[Syaikh Mufid]] memperkirakan, letak kuburan Zubair itu tidak didukung dengan bukti yang cukup. (Lih. Ibnu Atsir, al-Bidayah, jld. 11, hlm. 319). | ||
==Anak Zubair== | ==Anak Zubair== | ||
===Abdullah bin Zubair=== | ===Abdullah bin Zubair=== | ||
Anak Zubair yang paling terkenal adalah Abdullah. | Anak Zubair yang paling terkenal adalah Abdullah. Abdullah lahir pada periode awal hijrah. Dia merupakan putra pertama yang lahir di [[Madinah]] dari kalangan [[Muhajirin]]. Ketika [[Abdullah bin Zubair |Abdullah]] lahir kaum [[muslimin]] mengumandangkan takbir bersama-sama. Takbir yang dikumandangkan itu bukan karena Zubair atau Abdullah memiliki kedudukan istimewa, namun kelahirannya adalah bukti kebohongan rumor bahwa kaum Yahudi menyihir kaum Muhajirin supaya tidak bisa memiliki keturunan.<ref>Askari, al-Awail, hlm. 220. </ref> Para sejarawan menyebutkan Abdullah adalah anak pertama yang lahir dari hasil [[nikah mut'ah]].<ref>Thahawi, Syarh Ma’ani al-Atsar, jld. 3, hlm. 24. Askari, Izdiwaje Muwaqat dar Islam, 5052. Al-‘Aqd al-Farid, jld. 4, hlm. 14. </ref> | ||
===Anak Lain=== | ===Anak Lain=== | ||
Baris 146: | Baris 146: | ||
[[Kategori:Sahabat Nabi]] | [[Kategori:Sahabat Nabi]] | ||
[[Kategori:Nakitsun]] | [[Kategori:Nakitsun]] | ||
[[Kategori:Sahabat yang ikut Perang Badar]] |