Lompat ke isi

Baiat Ridhwan: Perbedaan antara revisi

2 bita ditambahkan ,  12 November 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24: Baris 24:
==Peristiwa Perdamaian Hudaibiyyah==
==Peristiwa Perdamaian Hudaibiyyah==
{{main|Perdamaian Hudaibiyah}}
{{main|Perdamaian Hudaibiyah}}
Pada tahun ke-6 H/628, Nabi saw bersama sekelompok [[sahabat]] yang hanya membawa pedang dan jumlah mereka 1400 atau 1600 orang keluar dari [[Madinah]] untuk melakukan ziarah ke [[Masjidil Haram|Baitullah]] dan menunaikan ritual-ritual umrah.<ref>Ibu Sa'ad, jld.2, hlm. 95; Thabari, hlm. 620-621; Abu Futuh Razi, jld.17, hlm. 337</ref>
Pada tahun ke-6 H/628, Nabi saw bersama sekelompok [[sahabat]] yang hanya membawa pedang dan jumlah mereka 1400 atau 1600 orang keluar dari [[Madinah]] untuk melakukan ziarah ke [[Masjidil Haram|Baitullah]] dan menunaikan ritual-ritual umrah.<ref>Ibu Sa'ad, jld.2, hlm. 95; Thabari, hlm. 620-621; Abu Futuh Razi, jld. 17, hlm. 337</ref>


Ketika mereka sampai di [[Hudaibiyah]], sebuah desa yang berjarak satu rumah ke Mekah dan sembilan rumah ke Madinah,<ref>Yaqut Hamawi, jld.2, hlm. 222</ref> orang-orang musyrik menutup jalan mereka dan menghalangi mereka pergi ke Mekah.
Ketika mereka sampai di [[Hudaibiyah]], sebuah desa yang berjarak satu rumah ke Mekah dan sembilan rumah ke Madinah,<ref>Yaqut Hamawi, jld.2, hlm. 222</ref> orang-orang musyrik menutup jalan mereka dan menghalangi mereka pergi ke Mekah.


Pertama [[Rasulullah saw]] menaikkan seseorang bernama Kharasy ke atas untanya dan mengirimnya ke Mekah supaya menyampaikan kepada para pembesar kota Mekah bahwa kaum [[muslimin]] datang tidak untuk perang tapi mereka berniat berziarah ke Baitullah dan selepas itu akan pulang kembali. Akan tetapi, penduduk Mekah membunuh unta Nabi saw dan hendak membunuh Kharasy, namun sebagian orang mencegahnya sehingga dia bisa pulang lagi.
Pertama [[Rasulullah saw]] menaikkan seseorang bernama Kharasy ke atas untanya dan mengirimnya ke Mekah supaya menyampaikan kepada para pembesar kota Mekah bahwa kaum [[muslimin]] datang tidak untuk perang tapi mereka berniat berziarah ke [[Baitullah]] dan selepas itu akan pulang kembali. Akan tetapi, penduduk Mekah membunuh unta Nabi saw dan hendak membunuh Kharasy, namun sebagian orang mencegahnya sehingga dia bisa pulang lagi.


Nabi saw mengirim [[Utsman bin Affan]] kepada mereka. Tapi karena dia lama tidak pulang akhirnya menyebar berita bahwa penduduk Mekah telah membunuhnya.
Nabi saw mengirim [[Utsman bin Affan]] kepada mereka. Tapi karena dia lama tidak pulang akhirnya menyebar berita bahwa penduduk Mekah telah membunuhnya.
Baris 35: Baris 35:


==Pelaksanaan Baiat==
==Pelaksanaan Baiat==
Keterlambatan 3 hari Utsman menimbulkan isu keterbunuhannya.<ref>''Jami' al-Bayan'', jld.26, hlm. 111</ref> Karena Nabi saw mendengar isu tersebut saat beliau sedang duduk di bawah sebuah pohon<ref>al-Sirah al-Nabawiyah, jld.3, hlm. 315</ref> sehingga beliau menyeru masyarakat untuk ber[[baiat]],<ref>''Jami' al-Bayan'', jld.26, hlm. 111</ref> maka perjanjian tersebut dinamai juga dengan "Baiat Syajarah".
Keterlambatan 3 hari Utsman menimbulkan isu keterbunuhannya.<ref>''Jami' al-Bayan'', jld.26, hlm. 111</ref> Karena Nabi saw mendengar isu tersebut saat ia sedang duduk di bawah sebuah pohon<ref>al-Sirah al-Nabawiyah, jld.3, hlm. 315</ref> sehingga beliau menyeru masyarakat untuk ber[[baiat]],<ref>''Jami' al-Bayan'', jld.26, hlm. 111</ref> maka perjanjian tersebut dinamai juga dengan "Baiat Syajarah".


Diantara mereka yang hadir, hanya Jadd bin Qais lah yang sembunyi di belakang untanya dan tidak memberikan janji setianya.<ref> ''Jami' al-Bayan'', jld.26, hlm. 112; ''al-Takmil wa al-Itmam'', hlm. 389</ref> Terkait siapa orang pertama yang memberikan baiat setianya kepada Nabi saw dinukil dari [[Jabir al-Anshari]] bahwa [[Ali as]] lah orang pertama yang maju untuk baiat, lalu Abu Sinan Abdullah bin Wahab Asadi, kemudian [[Salman al-Farisi]].<ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 38, hlm. 218; ''Manaqib'', jld. 1, hlm. 303</ref> Sebagian ahli sejarah juga menyebut nama Abdullah bin Umar<ref>''al-Ma'arif'', hlm. 162</ref> atau Abu Sinan<ref>''Jami' al-Bayan'', jld.26, hlm. 112; ''al-Dur al-Mantsur'', jld.7, hlm. 523</ref> atau Sinan bin Wahab Asadi.<ref>''al-Thabaqat'', jld.2, hlm. 77; ''al-Maghazi'', jld. 2, hlm. 603</ref> Dikatakan bahwa dalam kejadian ini [[Umar bin Khattab]] orang terakhir yang memberikan baiatnya.<ref>''Fathu al-Bari'', jld. 7, hlm. 579</ref>
Diantara mereka yang hadir, hanya Jadd bin Qais lah yang sembunyi di belakang untanya dan tidak memberikan janji setianya.<ref> ''Jami' al-Bayan'', jld.26, hlm. 112; ''al-Takmil wa al-Itmam'', hlm. 389</ref> Terkait siapa orang pertama yang memberikan baiat setianya kepada Nabi saw dinukil dari [[Jabir al-Anshari]] bahwa [[Ali as]] lah orang pertama yang maju untuk baiat, lalu Abu Sinan Abdullah bin Wahab Asadi, kemudian [[Salman al-Farisi]].<ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 38, hlm. 218; ''Manaqib'', jld. 1, hlm. 303</ref> Sebagian ahli sejarah juga menyebut nama Abdullah bin Umar<ref>''al-Ma'arif'', hlm. 162</ref> atau Abu Sinan<ref>''Jami' al-Bayan'', jld.26, hlm. 112; ''al-Dur al-Mantsur'', jld.7, hlm. 523</ref> atau Sinan bin Wahab Asadi.<ref>''al-Thabaqat'', jld.2, hlm. 77; ''al-Maghazi'', jld. 2, hlm. 603</ref> Dikatakan bahwa dalam kejadian ini [[Umar bin Khattab]] orang terakhir yang memberikan baiatnya.<ref>''Fathu al-Bari'', jld. 7, hlm. 579</ref>
Baris 45: Baris 45:


==Beragam Pandangan tentang Para Pemberi Baiat==
==Beragam Pandangan tentang Para Pemberi Baiat==
Sebagian [[Ahlusunah]] dengan bersandar pada riwayat-riwayat lemah bersikeras mengatakan bahwa kerelaan [[Allah swt]] dalam ayat di atas bersifat abadi dan kekal. Dalam satu penukilan, [[Nabi saw]] memandang mereka sebaik-sebaik penduduk bumi.<ref>''Shahih al-Bukhari'', jld. 5, hlm. 75</ref> Menurut riwayat yang lemah,  orang-orang yang berbaiat dalam bait ini tidak akan masuk neraka Jahanam.<ref>Fathu al-Bari, jld.7, hlm. 562; ''al-Dur al-Mantsur'', jld. 7, hlm. 523</ref>
Sebagian [[Ahlusunah]] dengan bersandar pada riwayat-riwayat lemah bersikeras mengatakan bahwa kerelaan [[Allah swt]] dalam ayat di atas bersifat abadi dan kekal. Dalam satu penukilan, [[Nabi saw]] memandang mereka sebaik-sebaik penduduk bumi.<ref>''Shahih al-Bukhari'', jld. 5, hlm. 75</ref> Menurut riwayat yang lemah,  orang-orang yang berbaiat dalam bait ini tidak akan masuk Neraka Jahanam.<ref>Fathu al-Bari, jld.7, hlm. 562; ''al-Dur al-Mantsur'', jld. 7, hlm. 523</ref>


[[Syi'ah]] dengan bersanadar pada ayat di atas dan sebagian literatur Ahlusunah meyakini bahwa kerelaan Allah swt dalam ayat ({{ia|لَقَدْ رَضِیَ اللّهُ عَنِ المؤمِنِینَ}}); ''"Sungguh Allah telah meridai orang-orang mukmin"'' muncul dari pengorbanan dan baiat pada hari itu. Oleh sebab itu, setelahnya langsung dijelaskan sebab kerelaan Allah pada mereka ({{ia|اِذْ یُبَایِعُونَکَ تَحتَ الشَّجَرَةِ}});''"ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon"'' dan kekekalannya itu disyarati dengan istiqomah dan konsistensi mereka dalam mengikuti Nabi saw. Sementara sejarah memberikan hukum lain terhadap sebagian mereka.
[[Syi'ah]] dengan bersandar pada ayat di atas dan sebagian literatur Ahlusunah meyakini bahwa kerelaan Allah swt dalam ayat ({{ia|لَقَدْ رَضِیَ اللّهُ عَنِ المؤمِنِینَ}}); ''"Sungguh Allah telah meridai orang-orang mukmin"'' muncul dari pengorbanan dan baiat pada hari itu. Oleh sebab itu, setelahnya langsung dijelaskan sebab kerelaan Allah pada mereka ({{ia|اِذْ یُبَایِعُونَکَ تَحتَ الشَّجَرَةِ}});''"ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon"'' dan kekekalannya itu disyarati dengan istiqamah dan konsistensi mereka dalam mengikuti Nabi saw. Sementara sejarah memberikan hukum lain terhadap sebagian mereka.


[[Syaikh Thusi]] menulis: "Allah swt meridai orang-orang yang berjaji setia pada Nabi saw di bawah pohon yang disaat berbait dalam keadaan beriman,<ref>''al-Tibyan'', jld.9, hlm. 328</ref> akan tetapi mereka yang di belakangan hari ingkar janji dan memilih jalan lain jelas tidak akan tercakupi kerelaan Allah".<ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 38, hlm. 218-220</ref> [[Ayat]] 10 [[Surah Al-Fath]] menerangkan bahwa berbaiat kepada Nabi saw adalah berbaiat kepada Allah swt. Namun, dengan tegas ia memberitakan akan kerugian orang-orang yang merusak janjinya pada Nabi saw, dan memandang bahwa pahala yang besar hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang tetap setia pada janji mereka kepada Nabi saw. Allah swt berfirman:
[[Syaikh Thusi]] menulis: "Allah swt meridhai orang-orang yang berjanji setia pada Nabi saw di bawah pohon yang disaat berbait dalam keadaan beriman,<ref>''al-Tibyan'', jld.9, hlm. 328</ref> akan tetapi mereka yang di belakangan hari ingkar janji dan memilih jalan lain jelas tidak akan tercakupi kerelaan Allah".<ref>''Bihar al-Anwar'', jld. 38, hlm. 218-220</ref> [[Ayat]] 10 [[Surah Al-Fath]] menerangkan bahwa berbaiat kepada Nabi saw adalah berbaiat kepada Allah swt. Namun, dengan tegas ia memberitakan akan kerugian orang-orang yang merusak janjinya pada Nabi saw, dan memandang bahwa pahala yang besar hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang tetap setia pada janji mereka kepada Nabi saw. Allah swt berfirman:
<center>{{ia| اِنَّ الَّذینَ یبایعُونَکَ اِنَّما یبایعونَ اللّهَ یدُ اللّهِ فَوقَ اَیدیهِم فَمَن نَکَثَ فَاِنَّما ینکُثُ عَلی نَفسِهِ ومَن اَوفی بِما عهَدَ عَلَیهُ اللّهَ فَسَیؤتیهِ اَجرًا عَظیماً}}</center>
<center>{{ia| اِنَّ الَّذینَ یبایعُونَکَ اِنَّما یبایعونَ اللّهَ یدُ اللّهِ فَوقَ اَیدیهِم فَمَن نَکَثَ فَاِنَّما ینکُثُ عَلی نَفسِهِ ومَن اَوفی بِما عهَدَ عَلَیهُ اللّهَ فَسَیؤتیهِ اَجرًا عَظیماً}}</center>
''"Bahwa orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas (janji) sendiri; dan barang siapa menepati janjiinya kepada Allah, maka Dia akan memberinya pahala yang besar"''.(Q.S. al-Fath: 10)
''"Bahwa orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas (janji) sendiri; dan barang siapa menepati janjiinya kepada Allah, maka Dia akan memberinya pahala yang besar"''.(Q.S. al-Fath: 10)
Pengguna anonim