Pengguna anonim
Hanzhalah bin Abi 'Amir: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Shobir |
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9: | Baris 9: | ||
| Disebut juga dengan = | | Disebut juga dengan = | ||
| Garis keturunan =Kabilah [[Aus]] | | Garis keturunan =Kabilah [[Aus]] | ||
| Kerabat termasyhur =Abu ‘Amir Abdu Amr bin Shaifi • Abdullah bin Hanzhalah | | Kerabat termasyhur =Abu ‘Amir Abdu Amr bin Shaifi (ayah) • Abdullah bin Hanzhalah (anak) | ||
| Lahir = | | Lahir = | ||
| Muhajir/Anshar =Anshar | | Muhajir/Anshar =[[Anshar]] | ||
| Tempat Tinggal =[[Madinah]] | | Tempat Tinggal =[[Madinah]] | ||
| Wafat/Syahadah =3 H | | Wafat/Syahadah =3 H | ||
| Penyebab Wafat /Syahadah =Syahid | | Penyebab Wafat /Syahadah =Syahid dalam Perang Uhud | ||
| Tempat dimakamkan =Pemakaman Uhud | | Tempat dimakamkan =Pemakaman Uhud | ||
| Terkenal untuk | | Terkenal untuk | ||
Baris 27: | Baris 27: | ||
| Karya penting = | | Karya penting = | ||
}} | }} | ||
'''Hanzhalah bin Abi 'Amir''' (bahasa Arab: {{ia|حَنْظَلَة بْن اَبیعامِر}}) dikenal dengan ''Ghasil al-Malaikah'' ({{ia|غَسیلُ الْمَلائکه}}) artinya yang dimandikan malaikat (w. [[3 H]]). Ia adalah salah seorang [[sahabat]] Nabi Muhammad saw yang gugur syahid di [[Perang Uhud]]. Bagi kawan maupun lawan, Hanzhalah memiliki kedudukan istimewa. Hanzhalah termasuk orang yang menukil riwayat dari [[Rasulullah saw]] dan sebagian sahabat nabi. Putranya yang bernama Abdullah, juga sahabat nabi, adalah tokoh yang memimpin perjuangan pada [[Peristiwa Harrah]] 63 H. | '''Hanzhalah bin Abi 'Amir''' (bahasa Arab: {{ia|حَنْظَلَة بْن اَبیعامِر}}) dikenal dengan ''Ghasil al-Malaikah'' ({{ia|غَسیلُ الْمَلائکه}}) artinya yang dimandikan malaikat (w. [[3 H]]/624). Ia adalah salah seorang [[sahabat]] Nabi Muhammad saw yang gugur syahid di [[Perang Uhud]]. Bagi kawan maupun lawan, Hanzhalah memiliki kedudukan istimewa. Hanzhalah termasuk orang yang menukil riwayat dari [[Rasulullah saw]] dan sebagian sahabat nabi. Putranya yang bernama Abdullah, juga sahabat nabi, adalah tokoh yang memimpin perjuangan pada [[Peristiwa Harrah]] 63 H/682. | ||
==Nasab== | ==Nasab== | ||
Baris 33: | Baris 33: | ||
==Berniat Membunuh Ayah== | ==Berniat Membunuh Ayah== | ||
Tak lama setelah masuk [[Islam]], Hanzhalah dan Abdullah bin Abdullah Ubay memohon ijin pada Nabi saw untuk membunuh ayah mereka, namun Nabi saw melarangnya.<ref>Ibnu Hajar, ''al-Ishabah'', jld. 1,hlm. 361</ref> | Tak lama setelah masuk [[Islam]], Hanzhalah dan Abdullah bin Abdullah Ubay memohon ijin pada Nabi saw untuk membunuh ayah mereka, namun [[Nabi saw]] melarangnya.<ref>Ibnu Hajar, ''al-Ishabah'', jld. 1,hlm. 361</ref>Sebabnya adalah setelah Nabi saw [[hijrah ke Madinah]], Abu 'Amir dan Abdullah Ubay dengki pada Nabi saw. Mereka adalah tokoh munafik masyhur di masa awal penyebaran agama Islam. Dengan kemunafikannya, Abdullah bin Ubay tetap tinggal di [[Madinah]], sedangkan Abu 'Amir bersama sejumlah pemuda pergi ke [[Mekah]] guna bergabung dengan musyrikin [[Quraisy]].<ref>Ibnu Qudamah, ''al-Istibshar'', hlm. 289; Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld. 2, hlm. 59</ref> | ||
==Hanzhalah Pemilik Julukan Ghasil al-Malaikah== | ==Hanzhalah Pemilik Julukan Ghasil al-Malaikah== | ||
Baris 39: | Baris 39: | ||
Menurut beberapa referensi, malam sebelum [[Perang Uhud]], karena baru saja menikah, atas izin Nabi saw, Hanzhalah tinggal bersama istrinya. Paginya, di hari peperangan ia bergegas menuju medan perang.<ref>Lih. Waqidi, ''al-Maghazi'', jld. 1, hlm. 273; Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 594; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 379</ref>Istrinya bernama Jamilah binti Abdullah bin Ubay.<ref>Liht. Ibnu Sa'ad, jld. 5, hlm. 65</ref>Berdasar mimpinya di malam itu, yang ditafsirkan sebagai tanda kesyahidan suaminya,<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld. 1, hlm. 273</ref> ia meminta empat keluarganya untuk bersaksi bahwa malam itu ia menghabiskan malam bersama Hanzhalah. Hal itu karena ia khawatir bakal terjadi masalah pada anak yang mungkin akan lahir hasil hubungan dengan suaminya di malam itu.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld. 3, hlm. 147</ref> | Menurut beberapa referensi, malam sebelum [[Perang Uhud]], karena baru saja menikah, atas izin Nabi saw, Hanzhalah tinggal bersama istrinya. Paginya, di hari peperangan ia bergegas menuju medan perang.<ref>Lih. Waqidi, ''al-Maghazi'', jld. 1, hlm. 273; Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 594; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 379</ref>Istrinya bernama Jamilah binti Abdullah bin Ubay.<ref>Liht. Ibnu Sa'ad, jld. 5, hlm. 65</ref>Berdasar mimpinya di malam itu, yang ditafsirkan sebagai tanda kesyahidan suaminya,<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld. 1, hlm. 273</ref> ia meminta empat keluarganya untuk bersaksi bahwa malam itu ia menghabiskan malam bersama Hanzhalah. Hal itu karena ia khawatir bakal terjadi masalah pada anak yang mungkin akan lahir hasil hubungan dengan suaminya di malam itu.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld. 3, hlm. 147</ref> | ||
Di medan perang Hanzhalah berhasil mengalahkan [[Abu Sufyan]] dan ingin memenggal kepalanya, namun ia keburu terbunuh di tangan Syaddad bin Aswad bin Syaub. Saat itulah Rasulullah saw bersabda, "Para malaikat akan memandikannya."<ref>Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 594</ref>Sejak itu Hanzhalah disebut dengan ''Ghasil al-Malaikah'' (yang dimandikan malaikat), sedangkan anak keturunannya dikenal dengan sebutan Bani Ghasil al-Malaikah.<ref>Ibnu Sa'ad, jld. 5, hlm. 66; Ibnu Jauzi, ''al-Muntadzam'', jld. 6, hlm. 19</ref> | Di medan perang Hanzhalah berhasil mengalahkan [[Abu Sufyan]] dan ingin memenggal kepalanya, namun ia keburu terbunuh di tangan Syaddad bin Aswad bin Syaub. Saat itulah Rasulullah saw bersabda, "Para [[malaikat]] akan memandikannya."<ref>Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 594</ref>Sejak itu Hanzhalah disebut dengan ''Ghasil al-Malaikah'' (yang dimandikan malaikat), sedangkan anak keturunannya dikenal dengan sebutan Bani Ghasil al-Malaikah.<ref>Ibnu Sa'ad, jld. 5, hlm. 66; Ibnu Jauzi, ''al-Muntadzam'', jld. 6, hlm. 19</ref> | ||
==Kedudukan Hanzhalah== | ==Kedudukan Hanzhalah== | ||
Baris 46: | Baris 46: | ||
'''Di Kalangan Musuh''' | '''Di Kalangan Musuh''' | ||
Gugurnya Hanzhalah di [[Perang Uhud]] adalah hal | Gugurnya Hanzhalah di [[Perang Uhud]] adalah hal yang sangat penting. Musyrikin Quraisy, terutama Abu Sufyan bahkan merangkai syair khusus tentang hal itu.<ref>Lih. Thabari, seri 1, hlm. 1412-1423; ''Ibnu Atsir'', al-Kamil, jld. 2, hlm. 159</ref>Di antara syair yang paling terkenal berjudul "Hanzhalah bi-Hanzhalah". Syair ini dikarang oleh Abu Sufyan sebagai luapan dendam atas kekalahannya di [[Perang Badar]] dan terbunuhnya putranya.<ref>Lih. Waqidi, ''al-Maghazi'', jld. 1, hlm. 296-297; Thabari, seri 1, hlm. 1410</ref> | ||
Seusai pertempuran di Uhud, tersiar isu bahwa Nabi saw terbunuh. Abu Sufyan dan Abu 'Amir pun mencari jasad Nabi saw. namun yang mereka temukan justru jasad Hanzhalah. Begitu mendapati jasad putranya, Abu 'Amir meratapinya seraya melantunkan syair. Ia menyatakan bahwa di antara seluruh korban Uhud, Hanzhalah adalah yang termulia.<ref>Lih. Waqidi, jld. 1hlm. 237</ref>Atas permintaan Abu 'Amir, musyrikin Quraisy tidak memutilasi jasad Hanzhalah.<ref>Lih. Waqidi, jld. 1, hlm. 274; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 391</ref> | Seusai pertempuran di Uhud, tersiar isu bahwa Nabi saw terbunuh. Abu Sufyan dan Abu 'Amir pun mencari jasad Nabi saw. namun yang mereka temukan justru jasad Hanzhalah. Begitu mendapati jasad putranya, Abu 'Amir meratapinya seraya melantunkan syair. Ia menyatakan bahwa di antara seluruh korban Uhud, Hanzhalah adalah yang termulia.<ref>Lih. Waqidi, jld. 1hlm. 237</ref>Atas permintaan Abu 'Amir, musyrikin Quraisy tidak memutilasi jasad Hanzhalah.<ref>Lih. Waqidi, jld. 1, hlm. 274; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 391</ref> |