Haram Kazhimain

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
Haram Kazhimain
Haram Kazhimain
Haram Kazhimain
LokasiKazhimain, Irak
Informasi arsitektur
Gaya arsitekturIslami
Lebar luas26.000 meter persegi (Termasuk bangunan disekelilingnya)
Jumlah kubah2
Jumlah menara2
KonstruktorDinasti Alibuyeh, Shafawiyah, Qajariyah..
Situs web[[5]]
Ciri khasTempat Ziarah

Haram al-Kazhimain (bahasa Arab:الحرم الكاظمي) adalah makam Imam Musa al-Kazhim as dan Imam Jawad as, Imam ketujuh dan kesembilan Muslim Syiah. Haram tersebut terletak di daerah Kazhimain, suatu daerah di wilayah utara Bagdad dan merupakan salah satu tempat ziarah umat Islam, khususnya orang-orang Syiah di Irak.

Haram Kazhimain memiliki luas sekitar 26 ribu meter persegi dan terdiri dari bagian-bagian seperti pelataran(halaman), raudhah, menara, pusara, serambi serta kubah. Bagian-bagian Haram tersebut diperindah dengan menerapkan berbagai macam seni ukir dan kaligrafi yang memanfaatkan keramik, cermin dan bahan-bahan berlapis emas.

Pembangunan pertama Haram Imamain Kazhimain dimulai sebelum dinasti Alibuyeh. Tapi renovasi, pemugaran dan penyempurnaan Haram Kazhimain dilakukan oleh pemerintahan-pemerintahan Alibuyeh, Saljuqiyan, Alijalair, Shafawiyah dan Qajariyah.

Pada masa pemerintahan Shafawiyah atas perintah dari Syah Ismail Shafawi, bangunan lama Haram dihancurkan dan bangunan baru dibangun sebagai gantinya, yang mencakup kubah, menara dan masjid. Pada dinasti Qajar, Farhad Mirza, paman Nasiruddin Syah, melakukan pembangunan besar-besaran di Haram tersebut yang meliputi rekonstruksi halaman.

Dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan sungai Tigris(Dajla) dan akibat meluapnya sungai tersebut Haram Kazhimain pernah mengalami kerusakan beberapa kali dalam masa yang berbeda-beda, demikian pula pernah rusak akibat konflik Syiah dan Sunni yang terjadi pada tahun 443 H serta serangan Mongol ke Baghdad.

Hingga masa Shafawiyah, Haram Kazhimain dikelola oleh para Naqib. Sayid Abdul Karim bin Ahmad Hilli adalah salah seorang pimpinan pengelola(Naqib) terkenal di Haram tersebut. Selama era Shafawiyah, administrasinya dipercayakan kepada Masyihatul Islam. Abdul Hamid Kalidar, Syekh Abd al-Nabi Kazimi dan keluarga besarnya adalah pengelola Haram setelah era Shafawiyah. Adapun yang bertindak sebagai ketua pegelola Haram Kazhimain sekarang ini adalah Haidar Hasan al-Syammari.

Tokoh-tokoh terkenal seperti Syekh Mufid, Ibnu Quluwiyah, Khwaja Nasiruddin Thusi dan Muiz al-Daulah Dailami dimakamkan di Haram Kazhimain. Kitab Tarikh al-Imamain al-Kazhimain wa Raudhatuha al-Syarifah yang ditulis oleh Jafar al-Naqdi dan Tarikh al-Mashad al-Kazhimi karya Muhammad Hasan Ali Yasin adalah beberapa karya yang ditulis tentang Haram Kazhimain.

Lokasi dan Penamaan

Haram Kazhimain adalah tempat pemakaman Imam Kazhim as dan Imam Jawad as, Imam ketujuh dan kesembilan Muslim Syiah. Imam Kazhim as dimakamkan di pekuburan yang dibangun oleh Manshur Abbasi pada tahun 149 H dan kemudian dikenal sebagai pemakaman Quraisy.[1] Jafar Akbar putra dari Manshur adalah orang pertama yang dikuburkan di pemakaman ini pada tahun 150 H.[2]

Daerah ini dinamakan Masyhad al-Imam Musa bin Jafar, Masyhad al-Kazhimi dan Kazhimiyah lantaran penisbahannya kepada Imam Kazhim as.[3] Pada tahun 220 H, jenazah Muhammad bin Ali as, Imam Syiah yang kesembilan, dimakamkan di samping makam kakeknya Musa bin Jafar.[4] oleh karena itu di kenal sebagai Kazhimain (dua Kazhim).[5] Haram Kazhimain juga disebut Jawadain (dua Jawad).[6] Begitupula, karena kedekatannya dengan Bab al-Tabn, disebut pula dengan (Masyhad Bab al-Tabn).[7] Tabn adalah salah satu daerah kecil di Baghdad tempat kuburan Abdullah putra Ahmad bin Hanbal berada.[8]

Sejarah Singkat

Bangunan pertama makam Imam Kazhim as adalah sebuah bagunan pusara yang memiliki satu ruangan(kamar) dan kubah.[9] Rasul Jafarian, seorang sejarawan kontemporer, menisbahkan pembangunan Haram pada masa pemerintahan Makmun Abbasi.[10]

Renovasi pada Masa Alibuyeh

Selama dinasti Alibuyeh bagunan Haram Kazhimain di renovasi dan diperluas. Pada tahun 336 H, atas perintah Muiz al-Daulah Dailmi, bangunan yang lama dihancurkan dan pada makam kedua Imam tersebut di bangun sebuah ruangan dengan kubah dan Dharih(pusara) yang terbuat dari kayu jati serta tebok di sekelilingnya. Dia juga menempatkan aparat keamanan di sekitarnya yang bertugas menjaga keamanan.[11] Setelah Muiz al-Daulah, putranya Izz al-Daulah Dalami (356- 367 H) melanjutkan renovasi Haram dan membangun tempat-tempat untuk kenyamanan para peziarah.[12] Menurut Khatib al-Baghdadi, Adhud al-Daulah (367-372 H) pada tahun 369 H membangun tembok di sekitar Kazhimain dan membangun pula rumah sakit di antara Kazhimain dan Baghdad yang dapat melayani para peziarah Kazhimain.[13]

Perusakan Haram oleh Salah Satu Kelompok Hanbali Bagdad

Haram Kazhimain mengalami kerusakan akibat konflik aliran keagamaan Sunni dan Syiah. Para tahun 443 H, sekelompok dari kalangan Ahlusunah yang terhasut oleh salah satu kelompok Hanbali Baghdad menyerang Haram Kazhimain, mereka membawa pergi harta kekayaan milik Haram dan membakar Dharih(pusara) dan kubahnya.[14] Menurut laporan Ibnu Katsir, sejarawan Ahlusunah abad ketujuh, mereka bermaksud menggali kuburan dua Imam dan memindahkan jenazahnya ke makam Ahmad bin Hanbal, namun karena kerusakan yang ditimbulkanya mereka tidak dapat mengidentifikasi tempat kedua kubur Imam,[15] Pada tahun 450 H Arsalan Basasiri merenovasi kembali Haram dan menempatkan pusara baru(menyerupai sebuah peti) di atas kuburan serta mengubah dua kubah menjadi satu kubah.[16]

Renovasi Haram pada Masa Turki Saljuk

Pada tahun 490 H, Majd al-Mulk Abu al-Fadl Barustani, seorang menteri Barkiaraq Saljuqi (487-498 H), merenovasi kembali Haram Kazhimain.[17] Majd al-Mulk membangun gedung-gedung baru, termasuk sebuah masjid dengan dua menara, serta sebuah tempat peristirahatan untuk peziarah , dan menghiasi dinding dengan keramik.[18]

Kerusakan Akibat Meluapnya Sungai Tigris

Pada tahun 569 H, Haram Kazhimain rusak akibat banjir dan luapan sungai Tigris.[19] Al-Nashir Li Dinillah Abbasi (622-575 H), khalifah saat itu, melakukan perbaikan di Haram tersebut pada tahun 575 H dan membangun beberapa ruangan(kamar-kamar) di sekeliling pelatarannya.[20] Tindakannya ini disebut sebagai pemugaran dan renovasi terbesar dan paling terakhir yang di lakukan pada dinasti pemerintahan Dinasti Abbasiyah.Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 39, 1435 H.</ref> Dalam konflik mazhab di Kazhimain pada tahun 654 H (dua tahun sebelum jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa Mongol), harta kekayaan Haram dijarah.[21], Peristiwa ini terjadi ketika seseorang dibunuh oleh salah seorang penduduk Karakh dan masyarakat dari lingkungan Ahlusunah Baghdad, bergabung dengan tentara khalifah Abbasiyah dan menyerang Karakh.[22] Tentunya, menurut riwayat Ibnu Fauthi, konflik ini terjadi pada tahun 653 H.[23]

Masa Penyerangan Mongol

Bangsa Mongol merebut Bagdad pada tahun 656 H. Pada peristiwa tersebut, banyak bangunan di Bagdad yang hancur dan Haram Kazhimain terbakar.[24] Tentunya, begitu amir Qaratai tiba di Bagdad, dia langsung memilih Imad al-Din Umar bin Muhammad Qazwini sebagai gubernur. Imad al-Din memerintahkan pembangunan kembali Masjid Khalifah dan Haram.[25]

Athamalik Juwaini, penulis buku Jahangasyai Juvaini, adalah penguasa Bagdad pada tahun 657 hingga 681 H selama dinasti Mongol, mengatakan: Dia memperbaiki kerusakan yang terjadi pada Haram dan mengembalikannya ke bentuk semula.[26] Ibnu Bathutah, penjelajah dunia abad ke-8, pada tahun 727 H selama perjalanannya ke Bagdad, melaporkan bahwa terdapat Dharih(penutup pusara) yang terbuat dari kayu di atas kuburan dua Imam yang permukaannya ditutupi lapisan perak. [27]

Dinasti Alijalair

Selama masa pemerintahan AliJalair, Bagdad dan Kazhimain mengalami banjir akibat luapan sungai Tigris dan Haram Kazhimain juga rusak.[28] Sultan Uwais Jalairi (757-777 H) melakukan pemugaran terhadap Haram. Atas perintahnya, dua penutup pusara(berbentuk peti) dipasang di atas kuburan kedua Imam.[29] Dia juga membangun dua kubah dan dua menara dan menghiasi Haram dengan keramik yang bertuliskan surah-surah Al-Qur'an.[30] Pada 776 H, luapan sungai Tigris menyebabkan kerusakan pada Haram, Sultan Uwais bersama dengan menterinya memperbaiki Haram tersebut dan membangun tempat penginapan untuk menampung para peziarah.[31]

Dinasti Shafawiyah

Selama dinasti Shafawiyah, Haram al-Kazhimain direnovasi kembali. Syah Ismail menaklukkan Bagdad pada tahun 914 H. Setelah beberapa lama, dia memerintahkan penghancuran bangunan-bagunan [lama] Haram dan sebagai gantinya membangun bagunan-bagunan baru meliputi serambi, halaman, masjid di sebelah utara, dua kubah dan dua menara lainnya.[32] Syah Ismail juga membangun dua peti pusara yang terbuat dari perak dan menempatkannya di atas pusara dua Imam.[33] Sebuah prasasti bertanggalkan 926 H dipasang di dinding Haram, yang menggambarkan semua program kerja yang dialakukan Syah Ismail.[34]

Syah Ismail mewakafkan seluruh harta kekayaannya untuk [[Empat Belas Maksum as|empat belas Maksum as}} dan sebagian dari harta tersebut di wakafkan untuk Haram Kazhimain.[35] Dikatakan bahwa dikarenakan silsilah kesayidan dari keturunan Shafawiyah bersambung hingga ke Imam Kazhim as, Syah Ismail memberikan perhatian khusus pada Haram Kazhimain.[36] Selama dinasti Turki Utsmani (926-974 H), atas perintah Sulaiman Khan, kekurangan-kekurangan Haram yang ada pada dinasti Shafawiyah disempurnakan.[37] Di antaranya, penyelesaian menara yang pembangunannya dimulai pada masa Shafawiyah yang selesai pada tahun 978 H.[38]

Syah Abbas I kembali menaklukkan Bagdad pada tahun 1032 H. Atas perintahnya dibangun dharih(pagar penutup pusara) yang terbuat dari baja untuk ke dua makam Imam.[39] Namun karena ketegangan hubungan antara Iran dan kesultanan Utsmaniyah, pemasangannya ditunda hingga tahun 1115 H.[40] Syah Shafi juga melakukan perbaikan Haram pada tahun 1045 H. Di antaranya adalah memperkuat pondasi menara-menara Haram.[41]

Periode Qajariyah

Di masa Qajariyah, dengan dukungan dari Agha Muhammad Khan Qajar (1212-1193 H), Dua kubah, beranda dan serambi selatan Haram Kazhimain, yang mengarah ke bagian atas kepala Imam Kazhim as, ditutupi dan lantai Haram dilapisi dengan marmer.[42]

Pada tahun 1221 H, Fath Ali Syah Qajar (1250-1212 H) memperbaharui lapisan dinding serambi yang terbuat dari potongan cermin dan keramik, begitupula dengan lapisan emas pada menara Kazhimain.[43] Syah Pada tahun 1282 H, Abdul Husein Tehrani, dikenal sebagai Syekh al-Iraqin dan wakil(pengacara) Mirza Khan Amir Kabir, dengan mengambil sepertiga dari warisan Amir Kabir, melakukan pemugaran atas Haram dan memperbaiki dinding-dinding serambi yang terbuat dari keramik dan potongan cermin.[44]

Nasiruddin Syah (1313-1264 H) pada tahun 1283 H mengganti dharih yang terpasang sejak dinasti Shafawiyah dengan dharih yang terbuat dari perak. Dia juga melapisi serambi timur Haram dengan cermin dan emas.[45] Farhad Mirza, paman dari Nasiruddin Syah, memugar kembali halaman Haram.[46] Dia memperluas halaman Haram dengan membeli rumah-rumah di sekitar Haram. juga memasang dua jam, satu di atas bagian dalam tiga pintu gerbang selatan dan satu lagi di atas bagian dalam tiga pintu gerbang timur.[47]

Pasca Pemerintahan Saddam

Selama pemerintahan Partai Ba'ts Irak, tidak ada aktivitas pembangunan di Haram Kazhimain. Setelah jatuhnya partai ini, berbagai proyek pembangunan dan rekonstruksi Haram dilakukan oleh Panitia Pembangunan Haram (Atabat Aliyat). Di antara aktivitas-aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh Panitia pembangunan Atabat Aliyat ialah: Pemugaran dan penggantian lantai(batu) serambi, penyekatan atap, penguatan dan pemugaran kubah dan menaranya, pembuatan penutup pusara Imamain Jawadain, pembangunan pintu gerbang, pembuatan dan pemindahan serta pemasangan pintu(gerbang) baru, menjahit kain penutup pusara dan prasasti yang terdapat di sekeliling dharih, renovasi dan pengaktifan kembali masjid bersejarah Shafawiyah yang terletak di samping Haram.[48] Begitupula dengan penggantian dharih dan pembangunan dua halaman baru bernama Sahib al-Zaman dan Imam Ali as.[49]

Arsitektur

Haram Kazhimain memiliki luas 14.514 meter persegi yang bila ditambahkan dengan bangunan dan ruangan-ruangan terkait akan mencapai 26.000 meter persegi.[50]

Dharih

Menurut laporan website Haram Kazhimain, dharih(penutup pusara) Imam Kazhim dan Imam Jawad as dibuat setelah jatuhnya rezim Saddam (2003 M).[51] Sebelum tahun 1324 H dharih yang terpasang di Haram adalah hadiah dari Sultan Bigum yang panjangnya 676 cm, lebarnya 517 cm, dan tingginya hampir tiga setengah meter.[52] Selain itu, langit-langit bagian dalam dharih terbuat dari kayu dan terdapat prasasti dalam aksara Sols dan Nastaliq.[53] naskah Sebelum pemasangan dharih yang dihadiahkan oleh Sultan Bigum, dharih yang terpasang sebelumnya telah terpasang selama 109 tahun pada dinasti Nasiruddin Syah.[54]

Serambi

Haram Kazhimain memiliki empat serambi yang berlantaikan marmer.[55] Dinding serambi, setengahnya dilapisi dengan marmer dan bagian atas serta langit-langitnya dihias dengan cermin.[56] Serambi-serambi Haram yang ada diantaranya adalah:

  • Serambi timur: dari timur terdapat jalan yang mengarah ke halaman “Bab al-Murad” dan dari barat terdapat jalan yang mengarah ke Dharih .[57] Syekh Mufid dan Ibnu Qulawaih, penulis kitab Kamil al-Ziyarat, adalah di antara para teolog-teolog dan muhaddis Syiah yang dimakamkan di serambi ini.[58]
  • Serambi barat: dari timur terdapat jalan yang mengarah ke dharih dan dari barat ke halaman Quraisy.[59] Halaman ini dikenal sebagai serambi Khwaja Nasir dikarenakan Khwaja Nasiruddin Thusi dimakamkan di dalamnya.[60]
  • Serambi selatan: dari utara terdapat jalan yang mengarah ke dharih dan dari selatan terdapat jalan yang mengarah ke “Bab al-Qiblah”.[61]
  • Serambi utara: dari utara terdapat jalan yang mengarah ke Masjid besar Shafawiyah dan dari selatan terdapat jalan menuju ke dharih.[62]

Pintu-pintu

Terdapat enam pintu yang terbuka dari serambi Haram Kazhimain ke raudha (ruangan tertutup disekitar dharih). Serambi juga terhubung ke halaman melalui delapan pintu.[63] Setelah pembangunan yang dilakukan oleh Farhad Mirza, serambi-serambi Haram mempunyai tujuh pintu, namun setelah beberapa lama bertambah satu lagi menjadi delapan sebagai simbol pintu-pintu surga.[64] Pintu-pintu Haram terbuat dari emas dan perak dan memiliki ukiran dan tulisan Nastaliq, ayat-ayat Al-Qur'an, puisi dalam bahasa Persia dan Arab dan tanggal pembangunannya tertulis di atasnya.[65]

Gerbang-gerbang Haram

Disekeliling serambi Haram terdapat tiga gerbang. Gerbang-gerbang tersebut memiliki atap dan berbentuk persegi panjang dan dipisahkan dari pelataran(halaman) dengan pagar besi.[66] Gerbang “Bab al-Murad” dibangun pada tahun 1281 H dan gerbang “Qiblat” dibangun pada tahun 1285 H.[67] sedangkan gerbang Quraisy mulai dibangun pada tahun 1321 dan selesai pada tahun 1332.[68]

Halaman dan Pintu Masuknya

Menurut sebuah tulisan prasasti yang terpasang pada dinding Bab al-Murad, Farhad Mirza memerintahkan pemugaran bangunan halaman pada tahun 1298 H.[69] Di sekitar halaman telah dibangun ruangan-ruangan dan di depan setiap ruangan terdapat teras.[70] Halaman Haram Kazhimain pada awal dinasti Qajar memiliki tiga pintu utama untuk masuk, yang bagian atasnya berlapis keramik biru.[71] Setelah itu, jumlah pintu masuk bertambah jadi 10 pintu[72], yaitu:

• Bab al-Murad: Terletak di dinding timur halaman. • Bab al-Qiblah: Letaknya di dinding selatan halaman. • Bab al-Farhadiya: Letaknya di sudut timur utara dinding timur halaman. • Bab al-Raja: Terletak di dinding timur Haram. Pintu masuk ini tidak termasuk dalam bangunan asli dinding dan dibuka pada tahun 1376 H. • Bab al-Rahma: Terletak di dinding barat halaman dan dibuka pada tahun 1375 H. • Bab al-Maghfirah: Terletak di dinding selatan dan dibuka pada tahun 1360 H. • Bab al- Shafi: Letaknya di sudut barat daya dinding halaman. • Bab Sahib al-Zaman: Terletak di dinding barat halaman. • Bab al-Jawahiriyah: Letaknya di dinding utara halaman. • Bab al-Quraisy: Terletak di dinding utara.[73] Di atas pintu-pintu masuk Haram tertulis ayat-ayat Al-Qur'an, syair-syair berbahasa Persia dan Arab, serta tanggal penulisan dan nama penulis.[74]

Pengelola Haram

Pada abad ke-5 H, Kazhimain yang sebelumnya adalah bagian dari wilayah Bagdad, terpisah (independen) dan mempunyai gubernur atau pemimpin sendiri. Salah satu tugas dari gubernur adalah mengawasi urusan Haram. Sebelumnya, Haram dikelola oleh seorang wali(pengasuh).[75] Dalam kitab Tarikh al-Masyhad al-Kazhimain, disebutkan 27 wali atau gubernur Kazhimain, di antaranya bernama Sayid Abdul Karim bin Ahmad Hilli (648-693 H), seorang ulama dari keluarga besar Tawus. Ibnu Jafar al-Qayyim, Abu Thalib Alawi, Ali bin Ali, dikenal sebagai Fakhir Alawi (meninggal sekitar 569 H) dan Najmuddin Ali bin Musawi adalah di antara ulama-ulama abad ke-7 dan gubernur Kazhimain.[76]

Selama era Shafawiyah pengelolaan Haram Kazhimain diserahkan kepada Masyikhah al-Islam. Masyikhah al-Islam adalah sebuah kantor administrasi yang berpusat di Kazhimain dan didirikan oleh Dinasti Shafawiyah berhadapan dengan Masyikhah Turki yang pusatnya terletak di Istanbul. Salah satu tugas pusat administrasi ini adalah pengelolaan Haram Kazhimain.[77] Ketika Dinasti Utsmaniyah mengambil alih kekuasaan di Irak, mereka mempercayakan tanggung jawab Haram Kazhimain kepada seseorang yang bernama Rabiah, yang sebelumnya adalah pengelola Ka'bah.[78]

Setelah itu, tidak ada informasi rinci tentang penjaga Haram Kazimai; Hanya orang-orang seperti Abdul Hamid pemegang kunci (1282-1336 H) dan ayahnya Syekh Thalib Syaibi yang disebut-sebut sebagai pengurus Haram tersebut;[79] sampai Abdul Nabi Kazhimi (1265-1198) yang menulis lanjutan kitab Naqd al-Rijal Tafrisyi, bertindak sebagai pengelola(perwalian) Haram. Setelah Abdul Nabi, anak dan cucu keturunannya mengantikan posisi tersebut.[80]

Sekarang ini, perwalian(pengelolaan) Haram Kazhimain diemban oleh Dr. Haidar Hasan al-Syammari.[81]

Orang-orang yang Dikuburkan Dalam Haram

Ada banyak orang dikuburkan dalam Haram Kazhimain, di antara mereka terdapat tokoh akademisi dan tokoh politik.[82] Dalam kitab Tarikh al-Masyhad al-Kazimi, disebutkan lebih dari tiga puluh orang yang dimakamkan di Haram Kazhimain pada dinasti Dinasti Abbasiyah. Di antaranya adalah Abu Abdillah Muhammad Amin, khalifah Abbasiyah keenam, Zubaidah istri Harun Abbasi dan Ibnu Qulawih (W. 368 H), seorang muhaddis Syiah. Setelah dinasti Abbasiyah, jumlah orang yang dimakamkan di Haram tersebut meningkat.[83] Di antara orang-orang ternama yang dikuburkan dalam Haram Kazhimain adalah:

  • Muiz al-Daulah Dailmi (W. 356) seorang sultan dari Dinasti Alibuyeh.[84]
  • Syekh Mufid, teolog dan fakih Imamiyah.[85]
  • Khwaja Nasiruddin Thusi (597-672 H).[86]
  • Musa bin Ibrahim bin Musa bin Jafar, dikenal sebagai Abu Sabahah, cucu keturunan Imam Kazhim as[87] dan merupakan salah seorang perawi hadis silsilah al-Dzahab[88].[89]
  • Farhad Mirza (1233-1305 H), putra Abbas Mirza, wakil kesultanan serta paman dari Nasiruddin Syah.[90]

Monografi

Beberapa karya telah ditulis secara independen tentang Haram Kazhimain. Diantaranya adalah kitab Tarikh al-Masyhad al-Kazimi karya Muhammad Hasan Ali Yasin(wafat 1372 H). Dalam buku ini, penulis membahas tentang sejarah Haram Kazhimain selama era dinasti Abbasiyah, Alibuyeh, Saljuqiyan, Mongol, Shafawiyah, Utsmaniyah, dan Qajar.[91] Ia juga melaporkan sebagian kondisi Haram.[92] Buku ini memiliki lampiran yang mencakup tentang anak-anak Imam Kazhim as, para gubernur, pengelola dan orang-orang yang telah dikuburkan di dalam Haram serta musiumnya.[93] Ghulamreza Akbari telah menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Persia dengan judul Tarikh Haram Kazhimain.

Kitab Tarikh Imamain al-Kazhimain wa Raudhatuha al-Syarifah karya Jafar al-Naqadi(wafat 1370 H)[119] dan kitab Masyhad al-Kazhimain karya Mustafa Jawad adalah beberapa karya lainnya yang ditulis tentang Haram Kazhimain.[94]

Catatan Kaki

  1. Hamawi, Mu'jam al-Buldan, jld. 5, hlm. 163, 1995 M
  2. Hamawi, Mu'jam al-Buldan, jld. 5, hlm. 163, 1995 M
  3. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 11-15, 1435 H; Khalili, Mausu'ah al-Atabah al-Muqaddasah, jld. 10, hlm. 30, 1407 H
  4. Mufid, al-Irsyad. jld. 2, hlm. 295, 1413 H
  5. Khalili, Mausu'ah al-Atabah al-Muqaddasah, jld. 10, hlm. 42, 1407 H
  6. Khalili, Mausu'ah al-Atabah al-Muqaddasah, jld. 10, hlm. 42, 1407 H
  7. Hamawi, Mu'jam al-Buldan, jld. 1, hlm. 306, 1995 M
  8. Hamawi, Mu'jam al-Buldan, jld. 1, hlm. 306, 1995 M
  9. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 22 dan 38, 1435
  10. Ja'fariyan, Athlas Syiah, hlm. 92, 1391 S
  11. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 24, 1435 H
  12. Mar'asyi, Tarikh Thabaristan, Ruyan, Mazandaran, hlm. 67; Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 548
  13. Khatib Bagdadi, Tarikh Bagdadi, jlm. 1, hlm. 105-106; dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhiman, hlm. 548
  14. Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, jld. 9, hlm. 577, 1385 H
  15. Ibnu Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, jld. 9, hlm. 577, 1385 H
  16. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 29 dan 39, 1435 H
  17. Qazwini Razi, Naqdl, hlm. 220; Syusytari, Majalis al-Mu'minin, jld. 2, hlm. 459-460, 1377 S
  18. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 30, 1435.
  19. Ja'fariyan, Athlas-e Syiah, hlm. 92, 1391 S
  20. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 549.
  21. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 550.
  22. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 550.
  23. Ibnu Futhi, al-Hawadits al-Jamiah, hlm. 213-214
  24. Hamdani, Jami' al-Tawarikh, jld. 2, hlm. 293, dinukil dari Ali Yasin, Tarikhj al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 45, 1435 H
  25. Hamdani, Jami' al-Tawarikh, jld. 2, hlm. 293, dinukil dari Ali Yasin, Tarikhj al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 45 dan 46, 1435 H
  26. Syirazi, Tarikh wa Shaf, hlm. 181, 182, 213, 221, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 551
  27. Ibnu Bathutah, Rihlah Ibnu Bathutah, jld. 1, hlm. 141
  28. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 551
  29. Naqdi, Tarikh al-Imamain al-Kazhimain wa Raudhatuha al-Syarif, hlm. 24-26; dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 551
  30. Samawi, Shada al-Fawad fi Tarikh Balad al-Kazhim wa al-Jawad, hlm. 15; dinukil dari Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 48, 1435 H
  31. Faidh Qummi, Tarikh-e Kazhimain wa Bagdad, hlm. 121, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 551; Naqdi, Tarikh al-Imamain al-Kazhimain wa Raudhatuha al-Syarif, hlm. 24-26, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 551
  32. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 50, 1435 H
  33. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 552
  34. Budaq, Jawahir al-Akhbar, hlm. 124; Amini Harawi, Futuhat Syah, hlm. 303, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 552
  35. Syamlu, Qishash al-Khaqani, jld. 1, hlm. 93-96; Iskandarbigh Mansya, Tarikh 'Alam Arai Abbasi, jld. 2, hlm. 1250-1252 dan 1667-1668; Qazwini, Fawaid al-Shafawiyah, hlm. 52, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 553
  36. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 552
  37. Al-Irak baina Ihtilalain, hlm. 29 dan 34, dinukil dari Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 67, 1435 H
  38. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, 67, 1435 H
  39. Samawati, Shuda Fawad fi Tarikh Bilad al-Kazhim wa al-Jawad, hlm. 16, dinukil dari Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 70, 1435
  40. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 70, 1435 H
  41. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 70-71, 1435 H
  42. Nashruddin Syah Qajar, Syahriyar-e Jadehha, hlm. 96; Naqdi, Tarikh al-Imamain al-Kazhimain, hlm. 75, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 555
  43. Nashruddin Syah Qajar, Syahriyar-e Jadehha, hlm. 96; Naqdi, Tarikh al-Imamain al-Kazhimain, hlm. 75, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 555
  44. Nashruddin Syah Qajar, Syahriyar-e Jadehha, hlm. 96, 155, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 555
  45. Nashruddin Syah Qajar, Syahriyar-e Jadehha, hlm. 96, 155, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 555
  46. Jalali, Mizarat Ahlibait as wa Tarikhha, hlm. 118, 1415 H
  47. I'timad al-Sulthanah, Ruzname-e Khatherat, hlm. 584, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 555
  48. [[1]], Websait Panitia Atabat Aliayat
  49. [[2]], Astan Muqadas Kazhimain
  50. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 559
  51. [[3]], Astan Muqadas kazhimain
  52. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 126, 1371 S
  53. Idaram, Simaye Kazhimain, hlm. 86-87, 1387 S
  54. Milani, Rahnamai Atabat Aliyat, hlm. 133, 1377 S
  55. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 557
  56. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 142-143, 1435 H
  57. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 145, 1435 H
  58. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 557
  59. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 143, 1435 H
  60. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 557
  61. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 153, 1435 H
  62. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 143, 1435 H
  63. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 557
  64. Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 558
  65. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 132-160, 1435 H
  66. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 160, 1435 H
  67. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 160-162, 1415 H
  68. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 118, 1435 H
  69. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 168, 1435 H
  70. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 164, 1435 H
  71. Dayulafa, Safarname-e Diyulafa, hlm. 679-981, dinukil dari Izadi, Tarikhche-e Haram Kazhimain, hlm. 557
  72. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 164, 1435 H
  73. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 163-173, 1435 H
  74. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 163-173, 1435 H
  75. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 191-192, 1435 H
  76. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 193-210, 1435 H
  77. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 210, 1435 H
  78. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 210-211, 1435 H
  79. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 215-218, 1435 H
  80. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 212-222, 1435 H
  81. [[4]], Website al-Atabah al-Kazhimiyah al-Muqaddasah
  82. Musawi Zanjani, Jaulah fi Amakin al-Muqaddasah, hlm.114
  83. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 229-230, 1435 H
  84. Ja'fariyan, Athlas Syiah, hlm. 93, 1391 H
  85. Ja'fariyan, Athlas Syiah, hlm. 93
  86. Ja'fariyan, Athlas Syiah, hlm. 93
  87. Ibnu Unbah, 'Umdah al-Thalib, hlm. 184, 1417 H
  88. Muhaddis Qummi, Muntaha alAmal, jld. 3, hlm. 1547-1548, 1379 S
  89. Ja'fariyan, Athlas Syiah, hlm. 93
  90. Ja'fariyan, Athlas Syiah, hlm. 93
  91. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 123-173, 1435 H
  92. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 123-173, 1435 H
  93. Ali Yasin, Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi, hlm. 173-244, 1435 H
  94. Anshari Qummi, Kitabname-e Emam Kazhim, hlm. 42, 1370 S

Daftar Pustaka

  • Amini Harawi, Amir Shadruddin Ibrahim. Futuhat Syahi Tarikh-e Shafawi az Aqaz ta 920 Qamari. Penyunting, penjelasan dan penyelaras: Muhammad Ridha Nashiri. Teheran: Anjuman Atsar wa Mufakhar Farhanghi, 1383 S.
  • Ali Yasin, Muhammad Hasan. Tarikh al-Masyhad al-Kazhimi. Al-Amanah al-'Amah li al-'Atabah al-Muqaddash, 1435 H/2014 M.
  • Alwi, Ahmad. Rahnamai Mushawir-e Safar-e Ziyarati Iraq. Qom: Ma'ruf, 1389 S.
  • Anshari Qummi, Nashiruddin. Kitabname-e Emam Kazhim as. Konfensi International Emam Ridha as, 1370 S.
  • Budaq Mansyi Qazwini. Jawahir al-Akhbar (Bakhsy az Iran Qaraqawinlu ta sal-e 984 H). Pendahuluan, penyunting dan komentar: Muhsim Behram Nezhad. Teheran: Nasyr-e Mirats-e Maktub, 1378 S.
  • Faidh Qummi, Mirza Abbas. Tarikh Kazhimain wa Bagdad. Qom, 1327 S.
  • Hamawi, Yaqut Abdullah. Mu'jam al-Buldan. Beirut: Dar Shadir, 1995 M.
  • Husaini Jalali, Muhammad Husian. Mizarat Ahlibait as wa Tarikh-ha. Beirut: Muasasah al-A'lami li al-Mathbu'at, 1415 H.
  • Ibnu Atsir, Ali bin Abi Karam. Al-Kamil fi al-Tarikh. Beirut: Dar Shadir, 1965 H/1385 S.
  • Ibnu Anbuh Hasani. 'Umdah al-Thalib fi Ansab Ali Abi Thalib . Qom: Ashariyan, 1417 H.
  • Ibnu Futhi, Abdul Razak bin Ahmad. Al-Hawadits al-Jamiah fi Miah al-Sabi'ah. Riset: Mahdi Abdul Husain Najm. Beirut: Dar al-Kutub al-'Alamiyah, percekatan Muhammad Ali Baidhun, tanpa tahun.
  • I'timad al-Sulthanah, Muhammad Hasan Khan. Ruzname-e Khatherat. Teheran: Penerbit Amir Kabir, 1377 S.
  • Idram, Hasan. Simai Kazhimain. Teheran: Masy'ar, 1387 S.
  • Izadi, Husain. Tarikhche-e Haram Kazhimain. Sekumpulan Artikel Konfrensi Sejarah dan Masa Imam Musa Kazhim as. Qom: Asosiasi Penelitian Sejarah Hawzeh-e Imliyeh Qom, 1392 S.
  • Ja'fariyan, Rasul. Athlas Syiah. Sazman Jagrafiya-i Niruha-e Musalah, 1391 S.
  • Khalili, Ja'far. Mausu'ah al-Atabat al-Muqaddasah. jld. 10, bab. Al-Kazhimain. Beirut: Muasasah al-A'lami li al-Mathbu'at, 1407 H/1987 M.
  • Kazhimain, [[6]], dilihat: 5 Khurdod 1400 S.
  • Muhaddis Qummi, Syekh Abbas. Muntaha al-Amal fi Tawarikh al-Nabi. Qom: Dalil-e Ma, 1379 S.
  • Musawi Zanjani, Sayid Ibrahim. Jaulah fi al-Amakin al-Muqaddasah. Beirut: Yayasan al-A'lami li al-Mathbu'at, tanpa tahun.
  • Milani, Muhamamd. Rahnamai Atabat Aliyat. Masyhad: Nasyr Muheb, 1377 S.
  • Syusytari, Qadhi Nurullah. Majalis al-Mu'minin. Teheran: Kitab Furusyi Islamiyah, 1377 S.
  • Syekh Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Irsyad fi Ma'rifat Hujajillah ala al-'Ibad. Qom: Muasasah Ali al-Bait, 1413 M.
  • Qazwini Razi, Abdul Jalil. Naqdh. Teheran: Intisyarat Anjuman-e Atsar-e Melli, 1358 S.
  • Qazwini, Abu al-Hasan. Fawaid al-Shafawiyah. Penyunting dan Pendahuluan: Maryam Mir Ahmadi. Teheran: Yayasan Muthale'at wa Tahqiq-e Farhangghi, 1367.