Lompat ke isi

Tragedi Karbala: Perbedaan antara revisi

1 bita ditambahkan ,  1 September 2019
tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer
imported>M.hazer
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 80: Baris 80:


Imam Husain as dalam menjawab pertanyaan saudarinya bersabda, "Demi Allah! Aku telah menguji mereka. Aku mendapati mereka laki-laki yang tetap akan berada di medan peperangan sehingga apabila mereka menatap kematian dan syahid di jalanku seolah-olah bayi yang menyukai dan merindukan air susu ibunya."
Imam Husain as dalam menjawab pertanyaan saudarinya bersabda, "Demi Allah! Aku telah menguji mereka. Aku mendapati mereka laki-laki yang tetap akan berada di medan peperangan sehingga apabila mereka menatap kematian dan syahid di jalanku seolah-olah bayi yang menyukai dan merindukan air susu ibunya."
Nafi' ketika merasa bahwa Ahlulbait as mengkhawatirkan akan kesetiaan dan kekonsistenan para sahabatnya, ia pergi menemui [[Habib bin Mazhahir]] dan bermusyawarah dengannya. Mereka memutuskan bersama dengan para sahabat Imam yang lain meyakinkan bahwa mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan demi melindungi Imam Husain as.
Nafi' ketika merasa bahwa Ahlulbait as mengkhawatirkan akan kesetiaan dan kekonsistenan para sahabatnya, ia pergi menemui [[Habib bin Muzhahir]] dan bermusyawarah dengannya. Mereka memutuskan bersama dengan para sahabat Imam yang lain meyakinkan bahwa mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan demi melindungi Imam Husain as.


Habin bin Mazhahir, memanggil sahabat Imam Husain as untuk berkumpul dan bersama mereka dengan pedang yang terhunus dan satu suara pergi ke kemah Ahlulbait as dan berteriak: "Wahai Ahlulbait Rasululullah Saw! Pedang-pedang pemuda dan para ksatriamu tidak akan tersarungkan kembali sehingga akan menebas leher-leher orang-orang yang berbuat jahat kepadamu. Tombak-tombak ini adalah tombak-tombak putra-putra Anda, kami bersumpah bahwa tombak-tombak itu hanya akan tertancap di dada-dada mereka yang telah mengundang Anda namun kemudian melanggarnya. "<ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 219. </ref>
Habin bin Mazhahir, memanggil sahabat Imam Husain as untuk berkumpul dan bersama mereka dengan pedang yang terhunus dan satu suara pergi ke kemah Ahlulbait as dan berteriak: "Wahai Ahlulbait Rasululullah Saw! Pedang-pedang pemuda dan para ksatriamu tidak akan tersarungkan kembali sehingga akan menebas leher-leher orang-orang yang berbuat jahat kepadamu. Tombak-tombak ini adalah tombak-tombak putra-putra Anda, kami bersumpah bahwa tombak-tombak itu hanya akan tertancap di dada-dada mereka yang telah mengundang Anda namun kemudian melanggarnya. "<ref>Abdul Razaq al-Musawi al-Muqaram, ''Maqtal al-Husain'', hlm. 219. </ref>
Baris 101: Baris 101:
Pagi hari Asyura, [[Imam Husain as]] bersama dengan pengikut setianya melaksanakan [[salat]] Subuh. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423. </ref> Usai salat Subuh, Imam Husain as mengatur pasukannya menjadi dua baris: 32 pejalan kaki dan 44 penunggang kuda.<ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Ahmad Dinawari, ''al-Akhbar wa al-Thiwal'', hlm. 256; Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 101; Ibn Abil Kiram Ibn Abil Atsir, ''al-Kamil fi al-Tārikh'', jld. 5, hlm. 59. </ref>
Pagi hari Asyura, [[Imam Husain as]] bersama dengan pengikut setianya melaksanakan [[salat]] Subuh. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 423. </ref> Usai salat Subuh, Imam Husain as mengatur pasukannya menjadi dua baris: 32 pejalan kaki dan 44 penunggang kuda.<ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 422; Ahmad Dinawari, ''al-Akhbar wa al-Thiwal'', hlm. 256; Ibn A'tsam al-Kufi, ''al-Futuh'', jld. 5, hlm. 101; Ibn Abil Kiram Ibn Abil Atsir, ''al-Kamil fi al-Tārikh'', jld. 5, hlm. 59. </ref>


Imam menunjuk [[Zuhair bin Qain]] sebagai komandan pasukan sebelah kanan dan [[Habib bin Mazhahir]] sebagai komandan pasukan sebelah kiri dan panji perang diberikan kepada saudaranya, [[Abbas as]]. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Ahmad bin Dawud al-Dinawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwāl'', hlm. 256; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. Hlm. 422; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 5, hlm, 95; Ali bin Abil Kira, Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh, jld''. 4, hlm. 59. </ref>
Imam menunjuk [[Zuhair bin Qain]] sebagai komandan pasukan sebelah kanan dan [[Habib bin Muzhahir]] sebagai komandan pasukan sebelah kiri dan panji perang diberikan kepada saudaranya, [[Abbas as]]. <ref>Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 3, hlm. 395; Ahmad bin Dawud al-Dinawari, ''al-Akhbār wa al-Thiwāl'', hlm. 256; Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. Hlm. 422; Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 5, hlm, 95; Ali bin Abil Kira, Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh, jld''. 4, hlm. 59. </ref>


Atas instruksi Imam Husain as, para sahabat Imam Husain as mendirikan perkemahan di belakangnya. <ref>Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96. </ref>
Atas instruksi Imam Husain as, para sahabat Imam Husain as mendirikan perkemahan di belakangnya. <ref>Syaikh al-Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 96. </ref>
Baris 149: Baris 149:


===Perang Abdullah bin Umair===
===Perang Abdullah bin Umair===
Setelah selesai pemanahan, Sayar, budak Ziyad bin Ubaih dan Salim, budak [[Ubaidillah bin Ziyad]], maju ke medan laga dan siap bertarung. Habib bin Mazhahir dan Burai bin Hudhair bangun dari tempatnya dan pergi ke medan pertempuran, namun Imam Husain as tidak memberikan izin kepada mereka. Abdullah bin Umair pun berdiri dan meminta izin dari Imam Husain as. Lalu Imam Husain pun memberikan izin kepadanya.
Setelah selesai pemanahan, Sayar, budak Ziyad bin Ubaih dan Salim, budak [[Ubaidillah bin Ziyad]], maju ke medan laga dan siap bertarung. Habib bin Muzhahir dan Burai bin Hudhair bangun dari tempatnya dan pergi ke medan pertempuran, namun Imam Husain as tidak memberikan izin kepada mereka. Abdullah bin Umair pun berdiri dan meminta izin dari Imam Husain as. Lalu Imam Husain pun memberikan izin kepadanya.


===Semangat Syimr dalam Berperang===
===Semangat Syimr dalam Berperang===
Baris 172: Baris 172:
Dengan tibanya Dhuhur dan waktu [[salat]] pada siang hari Asyura, Abu Tsamamah dan Amru bin Abdullah Shaidi mengingatkan [[Imam Husain]] bahwa waktu salat telah tiba. Imam pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit dan mendoakannya, kemudian bersabda, "Mintalah kepada mereka (pasukan Kufah) untuk memberi kesempatan supaya (kita) menunaikan salat Dhuhur." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 438-439, Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 70. </ref>
Dengan tibanya Dhuhur dan waktu [[salat]] pada siang hari Asyura, Abu Tsamamah dan Amru bin Abdullah Shaidi mengingatkan [[Imam Husain]] bahwa waktu salat telah tiba. Imam pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit dan mendoakannya, kemudian bersabda, "Mintalah kepada mereka (pasukan Kufah) untuk memberi kesempatan supaya (kita) menunaikan salat Dhuhur." <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 438-439, Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 70. </ref>


Pada saat itu, salah seorang anggota pasukan [[Umar bin Sa'ad]], Husain bin Tamim berteriak lantang bahwa salat yang dilakukan oleh Imam Husain as tidak akan diterima. [[Habib bin Mazhahir]] marah mendengar kata-kata ini dan ia pun berujar, "Kau beranggapan bahwa salat yang dilakukan oleh [[Ahlulbait]] tidak akan diterima, namun menerima salat yang dilakukan oleh orang yang dungu?" Ketika mendengar perkataan ini, Husain dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pun menyerang Habib bin Mazhahir dan mereka pun terlibat pertempuran sengit<ref>Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 439.</ref>sehingga menyebabkan syahidnya Habib oleh Budail Shuraim dan Hushain bin Tamim. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 439-440. </ref>
Pada saat itu, salah seorang anggota pasukan [[Umar bin Sa'ad]], Husain bin Tamim berteriak lantang bahwa salat yang dilakukan oleh Imam Husain as tidak akan diterima. [[Habib bin Mazhahir]] marah mendengar kata-kata ini dan ia pun berujar, "Kau beranggapan bahwa salat yang dilakukan oleh [[Ahlulbait]] tidak akan diterima, namun menerima salat yang dilakukan oleh orang yang dungu?" Ketika mendengar perkataan ini, Husain dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pun menyerang Habib bin Muzhahir dan mereka pun terlibat pertempuran sengit<ref>Ali bin Abil Kiram Ibn Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 4, hlm. 439.</ref>sehingga menyebabkan syahidnya Habib oleh Budail Shuraim dan Hushain bin Tamim. <ref>Muhammad bin Jarir al-Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh al-Thabari)'', jld. 5, hlm. 439-440. </ref>


'''Salat Zuhur Asyura'''
'''Salat Zuhur Asyura'''
Baris 194: Baris 194:
Pasca syahadah sahabat-sahabat dan Bani Hasyim, Abu Abdillah al-Husain as maju ke medan perang. Pandangan ketidaksabaran [[Ahlulbait]] membuat Imam Husain as menjadi terluka, kemudian Imam menatap keadaan sekelilingnya, namun Imam tidak melihat seorang penolong pun yang akan menolongnya. Kemudian pandangan Imam Husain tertuju pada badan-badan sahabatnya yang bercerai berai di padang Karbala dan berkata-kata kepada pasukan Kufah, "Apakah ada orang yang akan menjaga haram (keluarga) Rasulullah? Apakah ada di antara kalian yang menyembah Tuhan dan takut terhadap Tuhan? Apakah ada orang-orang yang berteriak dan menjawab seruanku karena Tuhan? Apakah ada orang yang mau menolongku karena Tuhan?" <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 116; Ibnu Nama al-Hilli, ''Mutsir al-Ahzān'', hlm. 70. </ref>
Pasca syahadah sahabat-sahabat dan Bani Hasyim, Abu Abdillah al-Husain as maju ke medan perang. Pandangan ketidaksabaran [[Ahlulbait]] membuat Imam Husain as menjadi terluka, kemudian Imam menatap keadaan sekelilingnya, namun Imam tidak melihat seorang penolong pun yang akan menolongnya. Kemudian pandangan Imam Husain tertuju pada badan-badan sahabatnya yang bercerai berai di padang Karbala dan berkata-kata kepada pasukan Kufah, "Apakah ada orang yang akan menjaga haram (keluarga) Rasulullah? Apakah ada di antara kalian yang menyembah Tuhan dan takut terhadap Tuhan? Apakah ada orang-orang yang berteriak dan menjawab seruanku karena Tuhan? Apakah ada orang yang mau menolongku karena Tuhan?" <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32; Sayid bin Thawus, ''al-Luhuf fi Qatli al-Thufuf'', hlm. 116; Ibnu Nama al-Hilli, ''Mutsir al-Ahzān'', hlm. 70. </ref>


Namun tidak terdengar jawaban dari pasukan [[Kufah]].  Imam menghadap ke jasad syuhada dan berucap, "Wahai Habib bin Mazhahir, wahai Zuhair bin Qain, Wahai Muslim bin Ausajah, wahai para pendekar-pendekar gagah berani! Mengapa Aku memanggil nama kalian namun kalian tidak mendengar panggilanku. Aku memanggil kalian, tapi engkau tidak memenuhi panggilanku? Kau telah tidur panjang, namun Aku berharap supaya kalian bangun dari tidur yang indah demi wanita-wanita Ahlulbait, setelah kematian kalian mereka tidak lagi mempunyai pembela dari pembangkangan dan pelanggaran yang mereka lakukan."
Namun tidak terdengar jawaban dari pasukan [[Kufah]].  Imam menghadap ke jasad syuhada dan berucap, "Wahai Habib bin Muzhahir, wahai Zuhair bin Qain, Wahai Muslim bin Ausajah, wahai para pendekar-pendekar gagah berani! Mengapa Aku memanggil nama kalian namun kalian tidak mendengar panggilanku. Aku memanggil kalian, tapi engkau tidak memenuhi panggilanku? Kau telah tidur panjang, namun Aku berharap supaya kalian bangun dari tidur yang indah demi wanita-wanita Ahlulbait, setelah kematian kalian mereka tidak lagi mempunyai pembela dari pembangkangan dan pelanggaran yang mereka lakukan."


Mendengar teriakan Imam Husain as, jeritan dan rintihan wanita-wanita Ahlulbait terdengar kencang. Diriwayatkan bahwa ketika [[Imam Sajjad as]] dalam keadaan bersandar pada tongkatnya karena mendengar teriakan Imam Husain as, pergi ke luar kemah. Namun Imam Sajjad as tidak mempunyai kemampuan untuk membawa pedang. Ketika Imam Husain as menyadari hal itu, Imam Husain memanggil Ummu Kultsum untuk mengembalikan Imam Sajjad as supaya bumi tidak kosong dari putra-putra Nabi Muhammad Saw (bumi tanpa hujjah Allah). <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32. </ref>
Mendengar teriakan Imam Husain as, jeritan dan rintihan wanita-wanita Ahlulbait terdengar kencang. Diriwayatkan bahwa ketika [[Imam Sajjad as]] dalam keadaan bersandar pada tongkatnya karena mendengar teriakan Imam Husain as, pergi ke luar kemah. Namun Imam Sajjad as tidak mempunyai kemampuan untuk membawa pedang. Ketika Imam Husain as menyadari hal itu, Imam Husain memanggil Ummu Kultsum untuk mengembalikan Imam Sajjad as supaya bumi tidak kosong dari putra-putra Nabi Muhammad Saw (bumi tanpa hujjah Allah). <ref>Al-Muwafaq bin Ahmad al-Kharizmi, ''Maqtal al-Husain as'', jld. 2, hlm. 32. </ref>
Baris 270: Baris 270:
Berdasarkan riwayat dan berdasarkan perkataan ibu [[Hurr bin Yazid al-Riyahi]], ketika dilakukan penguburan [[syuhada Karbala]], keluarga dan kerarabatnya, jenazah Hur dibawa ke tempat dimana ia dikuburkan sekarang yang terkenal dengan pusara Hurr bin Yazid al-Riyahi dan dikuburkan di tempat itu. <ref>Muhsin al-Amin, ''A'yān al-Syiah'', Riset oleh Hasan al-Amin, jld. 1, hlm. 613.</ref>
Berdasarkan riwayat dan berdasarkan perkataan ibu [[Hurr bin Yazid al-Riyahi]], ketika dilakukan penguburan [[syuhada Karbala]], keluarga dan kerarabatnya, jenazah Hur dibawa ke tempat dimana ia dikuburkan sekarang yang terkenal dengan pusara Hurr bin Yazid al-Riyahi dan dikuburkan di tempat itu. <ref>Muhsin al-Amin, ''A'yān al-Syiah'', Riset oleh Hasan al-Amin, jld. 1, hlm. 613.</ref>


Sebagian Bani Asad tidak rela jika anak laki-laki pamannya sendiri, [[Habib bin Mazhahir]] dikuburkan bersama dengan sahabat Imam Husain as yang lain. Karena itu, ia dikuburkan di tempat lain yaitu di sebuah tempat di atas kepala Imam Husain as, tempat yang sekarang dikenal sebagai pusara Habib bin Mazhahir. <ref>Al-Muqarram, ''Maqtal al-Husain as'', hlm. 319.</ref>
Sebagian Bani Asad tidak rela jika anak laki-laki pamannya sendiri, [[Habib bin Muzhahir]] dikuburkan bersama dengan sahabat Imam Husain as yang lain. Karena itu, ia dikuburkan di tempat lain yaitu di sebuah tempat di atas kepala Imam Husain as, tempat yang sekarang dikenal sebagai pusara Habib bin Mazhahir. <ref>Al-Muqarram, ''Maqtal al-Husain as'', hlm. 319.</ref>


==Penguburan Kepala Imam Husain as==
==Penguburan Kepala Imam Husain as==
Baris 278: Baris 278:


==Pembawa Pesan Asyura==
==Pembawa Pesan Asyura==
Pasca syahadah [[Imam Husain as]], [[Sayidah Zainab sa]], saudari Imam Husain as termasuk rombongan yang ditawan. Ia pada majelis [[ubaidillah bin Ziyad|Ubaidillah]] di [[Kufah]], menyampaikan pidato di hadapan mahkamah [[Yazid]] di Suriah. Zainab sa menyampaikan orasi dengan sangat fasih dan menjelaskan tentang revolusi Imam Husain as dan mengungkap pemerintahan korup Yazid serta kelicikan masyarakat Kufah. <ref>Terkait dengan orasi Sayidah Zainab di Kufah dan Syam silahkan lihat Ibnu Thaifur, ''Balaghāh al-Nisā'', hlm. 20-25; Tentang orasi Sayidah Zainab di istana Yazid, silahkan lihat, Ibnu A'tsam, ''Kitāb al-Futuh'', jld. 5, hlm. 121-122. </ref>
Pasca syahadah [[Imam Husain as]], [[Sayidah Zainab sa]], saudari Imam Husain as termasuk rombongan yang ditawan. Ia pada majelis [[Ubaidillah bin Ziyad|Ubaidillah]] di [[Kufah]], menyampaikan pidato di hadapan mahkamah [[Yazid]] di Suriah. Zainab sa menyampaikan orasi dengan sangat fasih dan menjelaskan tentang revolusi Imam Husain as dan mengungkap pemerintahan korup Yazid serta kelicikan masyarakat Kufah. <ref>Terkait dengan orasi Sayidah Zainab di Kufah dan Syam silahkan lihat Ibnu Thaifur, ''Balaghāh al-Nisā'', hlm. 20-25; Tentang orasi Sayidah Zainab di istana Yazid, silahkan lihat, Ibnu A'tsam, ''Kitāb al-Futuh'', jld. 5, hlm. 121-122. </ref>


==Lihat juga==
==Lihat juga==
Baris 305: Baris 305:
*Baladzuri, Ahmad Yahya. ''Ansāb al-Asyraf''. Cetakan Mahmud Firdaus Azham. Damaskus: 1996-2000.
*Baladzuri, Ahmad Yahya. ''Ansāb al-Asyraf''. Cetakan Mahmud Firdaus Azham. Damaskus: 1996-2000.
*''Dāirah al-Ma'arif Tasyayyu'''. Di bawah pengawasan Ahmad Shadr, Kamran Fanni, Bahauddin Khuramsyahi. Muassasah Intisyarat Hikmah, Cet. I, 1432 H.
*''Dāirah al-Ma'arif Tasyayyu'''. Di bawah pengawasan Ahmad Shadr, Kamran Fanni, Bahauddin Khuramsyahi. Muassasah Intisyarat Hikmah, Cet. I, 1432 H.
*Dehkhoda, Ali Akbar. ''Dehkhudā''. Tehran: 1430 H.
*Dehkhoda, Ali Akbar. ''Dehkhudā''. Teheran: 1430 H.
*Haitsami. ''Majma' al-Zawāid''. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1988.
*Haitsami. ''Majma' al-Zawāid''. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1988.
*Ibnu A'tsam. ''Al-Futuh''. Riset oleh Ali Syirazi. Beirut: Dar al-Adhwa, Cetakan Pertama, 1991.
*Ibnu A'tsam. ''Al-Futuh''. Riset oleh Ali Syirazi. Beirut: Dar al-Adhwa, Cetakan Pertama, 1991.
Pengguna anonim