Juwairiyah binti Harits

Prioritas: b, Kualitas: a
Dari wikishia
Juwairiyah binti Harits
Istri Nabi Muhammad
Nama lengkapJuwairiyah binti Harits
LakabUmmul Mukminin
Terkenal denganIstri Nabi Muhammad
Garis keturunanKabilah bani Mustaliq
Lahir2 tahun sebelum bi'tsah
Tempat tinggalMadinah
Meninggal56 H/676 M
Tempat dimakamkanPemakaman Baqi, Madinah
Dikenal sebagaiIstri Nabi Muhammad
Istri-istri Nabi saw

Nama

Khadijah al-Kubra sa

Saudah

Aisyah

Hafsah

Zainab (binti Khuzaimah)

Ummu Salamah

Zainab (binti Jahsy)

Juwairiyah

Ummu Habibah

Mariyah

Shafiyah

Maimunah

Tanggal Nikah

(27 sebelum Hijrah/595)

(sebelum Hijrah/sebelum 622)

(1, 2, atau 4 H/622, 623, atau 625)

(3 H/624)

(3 H/624)

(4 H/625)

(5 H/626)

(5 H atau 6 H/626 atau 627)

(6 atau 7 H/627 atau 628)

(7 H/628)

(7 H/628)

(7 H/628)

Juwairiyah binti Harits (bahasa Arab:جُوَیریه بنت حارث) (2 tahun sebelum bi'tsah - 56 H) adalah salah seorang istri Nabi Muhammad saw. Setelah suami pertamanya terbunuh dalam perang bani Mustaliq, ia ditawan oleh pasukan Islam dan menjadi budak salah seorang Muslim. Lalu, ia memohon pertolongan kepada Nabi saw untuk kebebasannya. Kemudian Rasulullah saw membelinya dan membebaskannya. Setelah bebas, pada tahun ke- 5 atau ke- 6 Hijriah ia menerima lamaran Nabi Muhammad saw dan menikah dengannya. Dalam masalah periwayatan hadis, Juwairiyah mengutip beberapa hadis dari Nabi Muhammad saw.

Nama dan Nasab

Nama aslinya adalah Barrah (yang bermakna cincin di hidung dan kaitannya dengan wanita merupakan sebuah kiasan tentang seorang wanita cantik yang telah bersuami). Rasulullah saw setelah menikah dengannya, karena tidak senang dengan nama ini, menggantikan nama itu dengan nama Juwairiyah (mushaggar Jariyah). [1] Demikian juga sebagaimana para istri Nabi Muhammad saw lainnya, Juwairiyah memiliki gelar sebagai Ummul Mukminin. Ayahnya adalah Harits bin Abi Dhirar seorang kepala suku bani Mustaliq. [2] Karena bani Mustaliq merupakan bagian dari Khuza'ah maka nasab Mustaliq dan Khuza'ah juga disebutkan untuknya. [3]

Pernikahan dengan Nabi Muhammad saw

Setelah suami pertamanya tewas pada perang bani Mustaliq, Juwairiyah ditawan oleh pasukan Islam dan menjadi budak salah seorang Muslim. Lalu, ia meminta tolong kepada Rasulullah saw untuk kebebasannya dan kemudian Rasulullah saw pun membeli dan membebaskannya. Setelah itu, Rasulullah saw menikah dengan Juwairiyah. Sebagai mahar pernikahan ini, Rasulullah saw membebaskan empat puluh orang budak dan kaum Muslimin pun mengikut Rasulullah saw membebaskan seluruh tawanan perang ini. [4] Menurut pengakuan Juwairiyah bahwa ia menikah dengan Rasulullah saw ketika berusia dua puluh tahun.[5]

Nama Juwairiyah juga disebut dalam silsilah sanad sebagian riwayat. [6] Di antara perawi yang merawikan darinya adalah Abdullah bin Abbas dan Mujahid bin Jabar Makki.[7]

Pada sebagian riwayat, sekaitan dengan asbabunnuzul ayat 51 surah Al-Ahzab yang memberikan Rasulullah saw pilihan untuk menceraikan para istrinya, Juwairiyah adalah salah seorang istri Nabi Muhammad saw yang disebutkan dimana setelah turunnya ayat ini, Rasulullah saw memisahkan diri dari mereka. [8]

Wafat

Juwairiyah pada tahun 56 H, pada masa khilafah Muawiyah, tutup usia di Madinah. Marwan bin Hakam yang menjadi Gubernur Madinah menyalatkan jenazahnya. Kuburan Juwairiyah terletak di Jannatul Baqi. [9]

Catatan Kaki

  1. Waqidi, al-Maghazi, jld. 1, hlm. 412, 1966 M; Ibnu Sa'd, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 8, hlm. 118-119, 1968 M.
  2. Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 2, hlm. 63-64, jld. 8, hlm. 116-117.
  3. Silahkan lihat, Sam'ani, al-Ansab, jld. 5, hlm. 312; Ibnu Hajar Asqalani, al-Ishabah, jld. 7, hlm. 565.
  4. Sulaiman bin Asy'ats Sajistani, Sunan Abi Dawud, jld. 2, hlm. 236.
  5. Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 8, hlm. 120, 1968 M
  6. Bukhari, Shahih Bukhari, jld. 2, hlm. 248; Ibnu Hajar Asqalani, al-Ishabah, jld. 7, hlm. 566-567
  7. Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 35, hlm. 146, 1400 H
  8. Thabari, Jami' al-Bayan; Thabarsi, Majma' al-Bayan, terkait ayat di atas
  9. Ibnu Sa'd, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 8, hlm. 120; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah al-Dimasyq, jld. 3, hlm. 219,.

Daftar Pustaka

  • Ibnu Hajar al-Asqalani. Al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah. Beirut: Percetakan Ali Muhammad Bijawi 1412/1992.
  • Ibnu Sa'd. Al-Thabaqat al-Kubra. Riset: Ihsan Abbas. Beirut: Dar Shadir, 1968 M.
  • Ibnu Asakir. Tarikkh Madinah Dimasyq. Beirut: Ali Syiri, 1415-1421/1995-2001.
  • Muhammad Ismail Bukhari. Shahih al-Bukhari. Istanbul: Percetakan Muhammad Dzihni Afandi, 1401/1981.
  • Sam'ani, Abdul Karim bin Muhammad. Al-Ansab. Beirut: Percetakan Abdullah 'Amr Barudi, 1408/1988 M.
  • Thabarsi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayan fi Tafsir al-Qur'an. Beirut: Percetakan Hasyim Rasuli Muhlati dan Fadhlullah Yazdi Thabathaba'i, 1408/1988 M.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Jami' al-Bayan 'an Ta'wil Ayat al-Qur'an. Mesir: 1373/1954.
  • Al-Mizzi, Yusuf bin Abdurrahman. Tahdzib al-Kamal fi Asma' al-Rijal. Riset: Basyar 'Iwad Ma'ruf, Beirut: Muasasah al-Risalah, 1400 H.
  • Sulaiman bin al-Asy'ats al-Sajistani. Sunan Abi Dawud. Beirut: Dar al-Fikr li al-Thaba'ah, 1410/1990
  • Waqidi, Muhammad bin Umar. Kitab al-Maghazi. Riset: Marsden Jones. London, tanpa penerbit, 1966.