Miqdad bin 'Amr

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
Sahabat
Miqdad bin 'Amrhttp://id.wikishia.net/view/Majma_Jahani_Ahlulbait_As
Info pribadi
Nama lengkapMiqdad bin 'Amr bin Tsa'labah
JulukanAbu Sa'id
Muhajir/AnsharMuhajir
Tempat TinggalHadhramaut • MekahMadinah
Wafat/Syahadah33 H
Tempat dimakamkanPemakaman Baqi Madinah
Informasi Keagamaan
Memeluk IslamKelompok pertama masuk Islam
Keikutsertaan dalam GhazwahPerang Badar dan perang lainnya
Hijrah keHabasyah • Madinah
Aktivitas lainSyiah pertama Imam Ali as

Miqdad bin 'Amr (bahasa Arab:المقداد بن عمرو) atau dikenal juga dengan nama Miqdad bin al-Aswad (المقداد بن الأسود) sahabat utama Nabi Muhammad saw dan termasuk dalam kelompok pertama Syiah Imam Ali as. Miqdad masuk Islam diawal-awal tahun Bi'tsah dan termasuk dari kalangan orang yang menampakkan keIslamannya secara terang-terangan. Ia turut serta dalam semua peperangan di awal penyebaran Islam. Bersama dengan Salman al-Farisi, Ammar bin Yasir dan Abu Dzar, ia terkenal sebagai golongan Syiah pertama Imam Ali as yang bahkan sejak Nabi Muhammad saw masih hidup, ia telah dikenal dengan sebutan Syiah Ali as.

Pasca wafatnya Rasulullah saw, Miqdad memberikan dukungan kepada Imam Ali as sebagai khalifah Rasulullah saw. Ia enggan memberikan baiat kepada Abu Bakar.Ia termasuk salah satu yang hadir dalam pemakaman diam-diam Sayidah Fatimah az-Zahra sa. para sejarawan memasukkan Miqdad sebagai penentang kerasnya kekhalifahan Usman bin Affan. Dalam riwayat Ahlulbait as, Miqdad disebut sebagai orang baik dan akan dibangkitkan pada masa kemunculan Imam Mahdi afs untuk membantunya. Sejumlah hadis dari Nabi Muhammad saw yang periwayatannya dinisbahkan kepada Miqdad.

Nasab, Wiladah dan Wafat

Miqdad bin Amru bin Tsa'labah (37 sebelum Hijrah-33 H) terkenal dengan nama Miqdad bin Uswad. Miqdad meninggal di dekat Madinah dan dimakamkan di sana pula. [1] Pada masa jahiliyah, ia tinggal di Hadramaut namun karena sikap musuh kepadanya, ia pindah ke Mekah dan menjadi anak angkat Aswad bin Abdu Yaghuts dan semenjak saat itu ia dikenal dengan nama Miqdad bin Aswad hingga turun ayat ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ "Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama ayah mereka" (Qs Al-Ahzab [33]: 5), sejak saat itu Miqdad dipanggil dengan nama Miqdad bin Amr. [2]

Pada Masa Nabi Muhammad saw

Miqdad merupakan sahabat Nabi Muhammad saw dan termasuk 7 orang pertama kali yang mengungkapkan ke-Islam-nya secara terbuka. [3] Ia adalah sekelompok kaum Muhajirin yang hijrah ke Habasyah dan sebelum Hijrah Nabi Muhammad saw, ia kembali ke Mekah dan dari Mekah hijrah ke Madinah kembali. Ia turut serta dalam perang Badar dan dalam semua peperangan Nabi Muhammad saw. [4] Nabi Muhammad saw bersabda: "Allah swt memerintahkan untuk mencintai 4 orang dan memberitahuku bahwa mereka juga mencintai aku: Ali, Miqdad, Abu Dzar dan Salman." [5] Miqdad, Salman, Ammar dan Abu Dzar termasuk Syiah pertama kali yang pada zaman Nabi saw dikenal dengan nama ini. [6]

Pada Zaman Utsman

Ya'qubi menulis, sebagian orang telah meriwayatkan bahwa Utsman pada malam ketika ia dibaiat keluar untuk melaksanakan salat Isya dan ia menyalakan lilin kemudian berpapasan dengan Miqdad bin Amru. Miqdad bin Amru berkata kepada Utsman: "Bid'ah apakah ini?" [7] YAl-Ghadir fi al-Kitāb wa al-Sunah wa al-Adab. Ya'qubi dalam lanjutannya berkata: "Masyarakat pergi menemui Ali bin Abi Thalib dan menjelek-jelekkan Utsman."

Diriwayatkan dari seseorang bahwa: "Aku pergi ke Masjid Nabawi dan aku melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri dengan kedua lututnya dan sangat disayangkan seolah-olah dunia menjadi miliknya dan berkata: Aku heran kepada orang Quraisy karena mereka mengambil kekhalifahan dari keluarga Nabi, padahal mereka tahu ia adalah orang yang pertama kali beriman, sepupu Nabi, orang yang paling pintar dan paling faqih dalam agama, orang yang paling bersusah payah diantara orang lain dalam berjuang di jalan agama Islam dan orang yang paling baik dalam memberi hidayah. Aku bersumpah bahwa kekhalifahan akan memperoleh hidayah dari orang-orang yang layak memberi hidayah; orang-orang yang lebih mengutamakan dunia atas akherat, maka tidak akan ada kebaikan bagi umatnya dan tidak ada ada pula kebaikan baginya, oleh itu jauhilah dan semoga kezaliman akan sirna. Oleh karenanya, aku mendekatinya dan berkata: Semoga Tuhanmu merahmatimu, siapakah Anda dan siapakah laki-laki ini?" Katanya, "Aku adalah Miqdad bin Amru dan laki-laki ini adalah Ali bin Abi Thalib." Saya berkata, "Tidakkah engkau ingin mengusung perlawanan atas persoalan ini (khilafah Imam Ali as) sehingga aku bisa juga menolongmu?" Katanya: "Hai anak laki-laki saudaraku, sesungguhnya aku melihat Abu Dzar dan aku berkata kepadanya." Katanya: "Hai saudaraku, untuk membereskan pekerjaan ini tidak hanya memerlukan seorang atau dua orang laki-laki saja." Kemudian aku keluar dan melihat Abu Dzar menceritakan kejadian ini. Ia berkata: "Saudaraku, Miqdad berkata benar." Kemudian aku menemui Abdullah bin Mas'ud dan menceriterakan kejadian ini. Katanya: "Kepada kami juga disampaikan (seperti itu) dan kami tidak membiarkannya begitu saja." [8]

Catatan Kaki

  1. Al-Amin, A'yān al-Syiah, jil. 10, hal. 134, Al-Baladzuri, Ansāb a-asyrāf, jil. 1, hal. 204; Al-Zarkali, Al-I'lām, jil, hal. 204; Al-Zarkali, Al-I'lām. Jil. 7, hal. 282.
  2. Al-Zarkali, Al-I'lām, jil. 7, hal. 282.
  3. Al-Zarkali, Al-I'lām, jil. 7, hal. 282.
  4. Al-Baladzuri, Ansāb al-asyrāf, jil. 1, hal. 205.
  5. Al-Zarkali, Al-I'lām, jil. 7, hal. 282.
  6. Silahkan lihat: Al-Nubakhti, Firaq al-Syiah, hal. 18; Syahabi, Adwar Fiqh, jil. 2, hal. 282.
  7. Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, jil. 2, hal. 54.
  8. Ya'qubi, jil. 2, hal. 54-55.

Daftar Pustaka

  • Al-Amin, Sayid Muhsin, A'yān al-Syiah, Periset: Hasan al-Amin, Beirut, Dar al-Ta'arif lil Mathbu'at, 1403 H/1983 M.
  • Al-Amini, Abdul Husain, Al-Ghadir fi al-Kitāb wa al-Sunah wa al-Adab, jil. 9, Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1977 M.
  • Al-Baladzuri, Ahmad bin Yahya bin Jabir, Ansāb al-asyrāf, Periset: Muhammad Hamidullah, Mesir, Mu'hadi lil Makhthuthar bijama'ah al-Daul al-Arabiyah bil Isytirak ma'a Dar al-Ma'arif, 1959 M.
  • Al-Zarkali, Khairuddin, Al-I'lām, jil. 7, Beirut, Dar al-Ilm lil Malayin, 1980 M.
  • Syahabi, Mahmud, Adwar Fiqih, Tehran: Sazman Cab wa Itisyarat Wezarat Farhang Irsyad Islami, 1407 H.
  • Al-Nubakhti, Al-Hasan bin Musa, Faraq al-Syiah, Beirut, Dar Adhwa, 1404 H/ 1984 M.
  • Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, Terjemah Muhammad Ibrahim Ayati, Tehran, Software Maktabah Ahlulbayt, v. 2, 1433 H.