Para Imam Baqi as

Prioritas: a, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Para Imam Baqi)
Kubah Pusara 4 Imam Syiah di Jannatul Baqi Sebelum dihancurkan oleh Rezim Saudi

Para Imam Baqi (bahasa Arab:أئمة البقيع)adalah 4 Imam Syiah yang pusaranya berada di Pemakaman Baqi' di Madinah dan merupakan tempat orang-orang untuk berziarah. Orang-orang Syiah yang pergi haji menaruh perhatian khusus untuk menziarahi mereka di Pemakaman Baqi ini. Para Imam yang dikubur di pemakaman Baqi berdasarkan urutan waktu dimakamkannya adalah: Imam Mujataba as, Imam Sajjad as, Imam Muhammad al-Baqir as dan Imam Ja'far Shadiq as.

Imam Hasan Mujtaba as

Imam Hasan al-Mujtaba as adalah Imam Kedua Syiah dan merupakan putra Imam Ali as dan Sayidah Fatimah sa yang mencapai usia imamah dalam usia 37 tahun dan pada tahun 41 H/661 mengadakan perjanjian damai dengan Muawiyah. Masa kekhilafahan beliau adalah 6 bulan 3 hari. Setelah mengadakan Perjanjian Damai dengan Muawiyah, ia pergi ke Madinah dan tinggal disana selama 10 tahun hingga menemui kesyahidannya dan dikuburkan di Pemakaman Baqi.

Situasi Pemakaman Baqi' saat ini

Imam Sajjad as

Imam Ali bin Husain as (38-94 H/658-713) terkenal dengan nama Imam Sajjad, Imam Keempat Syiah. Keimamahan beliau berlangsung selama 34 tahun. Beliau turut hadir pada Peristiwa Karbala dan karena penyakit yang dideritanya, beliau tidak ikut berperang dan bersama para tawanan digiring ke Kufah dan Syiria. Berdasarkan riwayat Syiah, Imam Sajjad syahid akibat racun Walid bin Abdul Malik. Tempat dimakamkannya beliau ada di Pemakaman Baqi di samping paman beliau, Imam Hasan Mujtaba as dan dua Imam yang lain.

Imam Baqir as

Muhammad bin Ali bin Ali bin Abi Thalib as terkenal dengan Imam Baqir (57-114 H/677-732), Imam Kelima Syiah. Lama keimamahannya kira-kira 19 tahun. Imam Baqir as pada tahun 114 H/732 diracun atas perintah Hisyam bin Abdul Malik sehingga mereguk cawan kesyahidannya. [1] Beliau dimakamkan di Pemakaman Baqi di samping pusara ayahandanya, Imam Sajjad as dan paman ayahandanya, Imam Hasan bin Ali as. [2]

Imam Shadiq as

Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain as (Madinah, 83-148 H/702-765) terkenal dengan nama Imam Shadiq as. Beliau adalah Imam Keenam Syiah yang lama keimamahannya 34 tahun. [3] Gelarnya adalah Abu Abdillah dan Ja'fariyyah. Imam Shadiq as syahid pada usia ke 65 tahun dan pusaranya berada di samping ayahnya, Imam Baqir as dan dua Imam lainnya yang juga dikuburkan di Pemakaman Baqi.

Bangunan Kubah dan Pusara Para Imam as

Pusara Abbas bin Abdul Muthalib, pusara Fatimah az-Zahra sa dan juga Fatimah binti Asad juga berada di samping pusara para Imam yang empat itu. Khalifah Abassi, demi untuk menjaga kuburan Abbas mendirikan sebuah bangunan di atasnya. Bangunan itu meliputi semua pusara itu dan dibangun pada satu tempat. Sebelum atau setelah masa itu, juga dibangun kubah-kubah untuk para istri Nabi Muhammad saw dan juga untuk Imam Malik dan lainnya. Semenjak abad ke-6 dan seterusnya, seorang tokoh dan pembesar yang mencintai beberapa orang-orang yang dikuburkan di Pemakaman Baqi, juga membangun kubah di atas kuburan mereka. [4]

Menurut Ibnu Jubair, seorang wisatawan muslim dari Andalusia (Spanyol), kubah Imam Hasan as dan Hadhrat Abbas sangat tinggi. Ibnu Bathutah[5] juga setelah Ibnu Jubair (boleh jadi menurut kitab yang ditulisnya) pada pertengahan abad ke-8, mengisahkan Baqi sebagai berikut: Makam Malik bin Anas dengan kubah kecil, Makam Ibrahim dengan kubah putih, makam-makam yang merupakan makam para istri Nabi saw, makam Abbas dan Imam Hasan as dengan kubah yang tinggi dan kuat, makam khalifah ke-3 dengan kubah yang besar dan makam Fatimah binti Asad berada di dekatnya. Shafadi[6] mengisyaratkan bahwa pusara Imam yang empat itu dan juga pusara Abbas, paman Nabi saw memiliki kubah.

Informasi mengenai keadaan Pemakaman Baqi sebelum penghancuran diperoleh dari Farhad Qajar pada tahun 1293 S/1914 dan Muhammad Husain Khan Farahani pada tahun 1303 S/1924 dalam Safar Nameh-nya mengisahkan tentang Baqi: Di Pemakaman Baqi terdapat kubah yang ada di pusara empat Imam as.[7]

Penghancuran Kubah Pusara Imam as

Kubah yang dibangun pada tahun 1220 H/1805 untuk pertama kalinya dihancurkan oleh kelompok Wahabi. Dan kembali dibangun atas perintah Abdul Hamid Kedua salah satu sultan Turki Ustmani. Namun pada tanggal 8 Syawal tahun 1344 H/1925 untuk kedua kalinya kubah pusara para Imam Baqi as kembali dihancurkan oleh Amir Muhammad, seorang hakim Madinah atas perintah ayahnya, Abdul Aziz Al Sa'ud (dinasti Sa'ud).

Lihat Juga

Catatan Kaki

  1. Mishbāh Kaf'ami, Hal. 691.
  2. Firaq al-Syiah, hal. 61; Ushul Kāfi, jld. 2, hal. 372; Irsyād, Mufid 2/185; Dalāil Imāmah, hal. 216; I'lām al-Wara, hal. 259; Kasyf al-Ghumah jil. 2, hal. 327; Tadzkirah al-Khawāsh, hal. 306; Mishbāh Kaf'ami, hal. 691.
  3. Al-Mufid, 1380, hal. 526-527.
  4. Ja'fariyan, hal. 330.
  5. Safar Nāmeh Ibnu Bathuthah, jil. 1, hal. 128.
  6. Al-Wāfi bil Wafiyāt, jil. 4, hal. 103; jil. 11, hal. 127.
  7. Safar Nāmeh Farhād Mirzā Mu'tamid al-Daulah, hal. 170-173, 190, Safar Nāmeh Mirza Muhammad Husaini Farahani, hal. 234-228.

Daftar Pustaka

  1. Ibnu Bathuthah. Safar Nāmeh Ibnu Bathutah. terjemah Muhammad Ali Muwahid. Tehran: 1361.
  2. Ja'fariyan, Rasul. Atsar Islāmi Mekah wa Madinah. Masy'ar. Tehran: cet. 8, 1386.
  3. Khalil bin Aibak Safadi. Kitab al-Wāfi bin Wafiyāt. Wisabadan: 1381-1408/1962-1988.
  4. Muhammad Husain bin Mahdi Farahani. Safar Nāmeh Mirza Muhammad Husain Husaini Farahani. cet. Mas'ud Kulzari, Tehran: 1362 S.
  5. Farhad Mirza Qajar. Safar Nāmeh Farhād Mirza Mu'tamidulah. cet. Ismail Nawab Shafa. Tehran: 1366 S.