Talbiyah

tanpa prioritas, kualitas: b
Dari wikishia

Furu'uddin

Salat

Wajib: Salat JumatSalat IdSalat AyatSalat Mayit


Ibadah-ibadah lainnya
PuasaKhumusZakatHajiJihadAmar Makruf dan Nahi MungkarTawalliTabarri


Hukum-hukum bersuci
WudhuMandiTayammumNajasatMuthahhirat


Hukum-hukum Perdata
PengacaraWasiatGaransiJaminanWarisan


Hukum-hukum Keluarga
PerkawinanPerkawinan TemporerPoligamiTalakMaharMenyusuiJimakKenikmatanMahram


Hukum-hukum Yudisial
Putusan HakimBatasan-batasan hukumKisas


Hukum-hukum Ekonomi
Jual Beli (penjualan)SewaKreditRibaPinjaman


Hukum-hukum Lain
HijabSedekahNazarTaklidMakanan dan MinumanWakaf


Pranala Terkait
BalighFikihHukum-hukum SyariatBuku Panduan Fatwa-fatwaWajibHaramMustahabMubahMakruhDua Kalimat Syahadat

Talbiyah (bahasa Arab: التلبية), termasuk salah satu kewajiban ihram dalam haji dan umrah yang dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat tertentu, seperti "Labbaika". Zikir talbiyah yang paling umum adalah kalimat: " لَبَّیكَ الّلهُمَّ لَبَّیكَ، لَبَّیكَ لاشَریكَ لَكَ لَبَّیكَ، إنَّ الْحَمْدَ وَ النِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلكَ، لاشَریكَ لَكَ لَبَّیكَ " [Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika La Syarika Laka Labbaik Inna al-Hamda wa an-Ni'mata Laka wa al-Mulk la Syarika Laka Labbaika], yang harus diucapkan dalam bahasa Arab sahih saat niat ihram, dan kemudian jemaah haji atau pelaksana umrah harus menjauhi hal-hal yang diharamkan saat ihram. "Labbaika" dalam haji berarti jawaban positif terhadap panggilan Allah dan pembaharuan janji penghambaan dengan-Nya. Pengulangan talbiyah di beberapa bagian rute miqot sampai Mekah adalah mustahab.

Terminologi

Talbiyah dari kata La Ba Ya atau La Ba Ba, yang berarti tinggal, menetap di satu tempat, menjawab, jawaban positif dan mengucapkan labbaika. [1] Selain itu, kata "LaBaBa" berarti murni dan intisari sesuatu. Karenanya, akal disebut dengan "Lub" dan orang yang berakal disebut dengan "Labîb". [2] Dengan demikian, makna kata "Labbaika" dalam menjawab setiap penyeru adalah "Ketulusanku untukmu atau saya tinggal karena mentaatimu." [3]

Dalam istilah para fakih, "talbiyah" berarti mengucapkan kalimat-kalimat khusus, mencakup labbaika kepada Allah dalam ihram haji dan umrah. Di antara kosakata yang berkaitan dengan talbiyah adalah "Ihlal", yang berarti talbiyah dengan suara keras. [4]

Sejarah

Berdasarkan sumber-sumber sejarah[5] dan hadis[6], para malaikat adalah makhluk pertama yang mengucapkan labbaik di sekitar singgasana Arsy Allah. Dalam referensi juga ditegaskan talbiyah Nabi Adam as, [7] Nabi Ibrahim as [8], Nabi Nuh as, Nabi Hud as, Nabi Shaleh as, [9] Nabi Musa as, Nabi Isa as, Nabi Yunus as dan sejumlah Nabi Bani Israel. [10] Dalam talbiyah mereka semua, terlihat kata "Labbaika", meskipun kalimat-kalimat mereka memiliki perbedaan secara detail. Di masa Jahiliyah, talbiyah sudah terdistorsi dan mengandung kesyirikan dan masing-masing dari pelbagai suku di Semenanjung Arab memiliki talbiyah tersendiri. [11] Semisalnya talbiyah suku Quraisy adalah sebagai berikut: «لَبَّیكَ الّلهُمَّ لَبَّیكَ؛ لَبَّیكَ لاشَریكَ لَكَ اِلّا شَریکٌ هُوَ لَكَ تَملِكُهُ وَ ما مَلَكَ » "Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika la Syarika Laka illa Syarikun Huwa Laka Tamlikuhu wa Ma Malaka". Mereka juga memiliki talbiyah khusus untuk masing-masing berhala kenamaan. [12]

Talbiyah dalam Islam

Talbiyah dalam Islam yang telah ditentukan oleh Rasulullah saw adalah: «لَبَّیكَ الّلهُمَّ لَبَّیكَ، لَبَّیكَ لاشَریكَ لَكَ لَبَّیكَ، إنَّ الْحَمدَ وَ النِّعمَةَ لَكَ وَ الْمُلكَ، لاشَریكَ لَكَ لَبَّیكَ» [Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika la Syarika laka Labbaik, inna al-Hamda wa an-Ni'mata laka wa al-Mulk la Syarika laka Labbaika] "Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah dan tiada sekutu apapun bagi-Mu. Sesungguhnya puji, nikmat dan kekuasaan hanya bagi-Mu tanpa sekutu apapun bagi-Mu." [13] Beliau juga sering kali mungulang kalimat لَبَّیكَ ذَا المَعارِجِ لَبَّیكَ [Labbaika Dzal Ma'ârij Labbaika] [14] "Aku memenuhi panggilan-Mu Dzat yang memiliki gugusan bintang". Beliau sering kali mengucapkan talbiyah. Beliau mengucapkan talbiyah setelah naik tunggangan, saat naik bukit, saat menuruni lereng, di akhir malam, dan juga setelah melaksanakan setiap salat. [15] Saat terbenamnya matahari pada hari Tarwiyah (delapan Dzulhijjah) di Mekah, beliau memerintahkan umat muslim agar mengucapkan talbiyah dan kemudian bersama para sahabatnya yang mengucapkan talbiyah bergerak menuju Mina. [16]

Banyak para jamaah haji, setelah memakai ihram, menemukan kondisi dan spiritual tersendiri setelah mengucapkan talbiyah dan siap berjalan menuju rumah Allah swt. [17]

Hikmah Talbiyah

Beberapa hikmah talbiyah yang telah dipaparkan dalam hadis adalah: menjawab panggilan Allah[18], untuk menjawab panggilan Nabi Ibrahim as [catatan 1] yang menyeru masyarakat agar pergi berhaji berdasarkan perintah Allah[19], pengampunan dosa dengan talbiyah[20], memutuskan berbicara untuk Allah dan di jalan ketaatan-Nya serta menjauhi segala jenis dosa. [21] Imam Shadiq as kondisinya terguncang saat mengucapkan talbiyah dan suaranya parau. Dan dalam menjawab pertanyaan kenapa tidak mengatakan Labbaik, beliau berkata: Saya takut Allah akan menolak menjawab saya dan berkata: "La Labbaika wa La Sa'daika". [22]

Kewajiban Talbiyah dan Syarat Sah Ihram

Menurut keyakinan masyhur para fakih Syiah, untuk terealisasikannya ihram dalam haji dan umrah Tamattu', haji Ifrad dan umrah Mufradah, satu kali mengucapkan talbiyah adalah wajib dan syarat sahnya ihram, namun, dalam haji Qiran, jamaah haji bebas memilih antara talbiyah, isy'ar[23] dan taqlid untuk melaksanakan ihram. Setelah mengucapkan talbiyah di miqot, seseorang telah ihram dan harus menjauhi hal-hal yang diharamkan saat ihram. [24]

Talbiyah menurut para fakih mazhab Syafi'i[25] dan Hanbali[26] adalah sunah, namun menurut para fakih mazhab Maliki[27] adalah wajib. Para fakih Hanafi percaya bahwa talbiyah terealisasi dengan niat talbiyah dan atau mengatakan salah satu dari zikir Lâ Ilâha Illallah, Alhamdulillah, dan Subhanallah, atau taqlid. [28]

Menurut mayoritas fakih Syiah[29] dan Ahlusunah, [30] [31] talbiyah bukan termasuk bagian dari rukun haji dan umrah.

Lafaz Talbiyah

Dalam fatwa masyhur para fakih Syiah, shighoh atau bentuk talbiyah harus sebagai berikut: "Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika la Syarika laka Labbaik." [32] Dan mayoritas para fakih kontemporer[33], kata-kata "Labbaik Allahumma Labbaik, labbaika la Syarika laka Labbaik inna al-Hamda wa an-Ni'mata laka wa al-Mulk la Syarika laka Labbaika"[34] adalah wajib. Sebagian yang lain juga menjelaskan kalimat-kalimat lain untuk shighoh talbiyah. [catatan 1]

Mengucapkan beberapa kalimat yang mengandung Labbaika setelah talbiyah wajib adalah mustahab, seperti: "Labbaika Dzal Ma'arij Labbaik, Labbaika Da'iyan ila Daris Salam Labbaika[35]," dan "Laabbaika Ataqarrabu ilaika bi Muhammadin wa Âli Muhammadin Labbaika, Labbaika bihajjatin wa Umratin Labbaika".[36] Beberapa maraji berpendapat bahwa mustahab hukumnya bagi laki-laki untuk mengucapkan talbiyah dengan suara keras. [37] Memiliki wudhu atau mandi juga merupakan hal-hal yang disunahkan dalam talbiyah. [38]

Menurut para fakih Ahlusunah[39], shighoh asli talbiyah adalah sebagai berikut: "Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika La Syarika Laka Labbaik, Inna al-Hamda wa an-Ni'mata Laka wa al-Mulk la Syarika Laka Labbaika[40], menurut sebagian kalimat ini adalah ijma'. [41]

Talbiyah dengan Arab Sahih

Talbiyah harus diucapkan dalam bahasa Arab yang benar. [42] Jika seorang muhrim (yang berihram) tidak mampu melafazkan dengan bahasa Arab sahih, maka telah dijelaskan beberapa pandangan dengan berdasarkan pada hadis[43]:

  • Wajib menunjuk wakil. [44]
  • Wajib terjemahan kalimat talbiyah. [45]
  • Mengucapkan kalimat talbiyah sebisa mungkin. [46]
  • Melafazkan kalimat jika memungkinkan dan juga terjemahannya dan juga mengambil wakil untuk menunaikannya. [47]
  • Sebagian juga berkeyakinan bahwa jika seorang muhrim tidak dapat mengucapkan talbiyah sebisa mungkin, maka ia dimaafkan untuk menunaikan manasik pada tahun itu, dan harus mempelajari talafuz atau pelafalan talbiyah yang sahih dengan bahasa Arab untuk tahun mendatang. [48]

Satu waktu Talbiyah dengan Ihram

Sejumlah fakih Syiah berkeyakinan bahwa diperbolehkan menunda talbiyah saat mengenakan baju ihram dan niatnya. [49] Namun, menurut fakih kontemporer bahwa talbiyah harus bersamaan dengan niat ihram dan dengan terlebih dahulu melafalkan atau menundanya, maka ihram tidak terlaksana[50] Beberapa orang berpendapat bahwa talbiyah harus bersamaan dengan mengenakan pakaian ihram. [51]

Hal-hal Mustahab Mengulang Talbiyah

Para fakih Syiah, [52] Syafi'i, [53] Hanafi, [54] dan Hambali[55] menganggap pengulangan talbiyah untuk ihram, terutama dalam beberapa kasus, adalah mustahab: seperti, akhir malam atau awal hari, ketika sahur atau naik dan turun dari lembah, setelah melaksanakan salat wajib atau mustahab, dan ketika berpapasan dengan sesama rombongan jamaah.

Demikian juga, para fakih Syiah dan Hanbali juga berpendapat bahwa talbiyah adalah sunah setelah melakukan beberapa hal-hal yang diharamkan saat ihram, seperti melihat cermin. [56]

Saat Menghentikan Talbiyah

Orang-orang Syiah[57] percaya bahwa jamaah haji harus menghentikan pengulangan talbiyah haji saat Zhuhur pada hari Arafah. Beberapa fakih berpendapat bahwa jika rute jamaah haji dari Irak ke Mekah, maka lokasi penghentian tabliyah adalah Aqobah dan Medenin, dan jika rutenya dari Madinah ke Mekah, talbiyah diputus di Aqoba Dzi Thuwa. [58] Menurut para fakih Imamiyah[59] jika dalam umrah Mufradah, seorang muhrim memakai ihram dari luar haram maka harus memutus talbiyah saat memasuki haram Mekah, namun jika itu di Mekah dan dari Adna al-Hill haram, waktu menghentikan talbiyah adalah saat melihat Kakbah. [60] Saat tawaf wajib umrah, tidak diperbolehkan mengucapkan talbiyah. [61]

Lupa Mengucapkan Talbiyah

Sejumlah fakih kontemporer Syiah percaya bahwa jika seorang muhrim, lupa mengucapkan Talbiyah setelah niat, dan telah lewat dari miqot, maka ia harus kembali ke miqot dan kemudian menggantinya[62], namun jika tidak memungkinkan untuk kembali, maka semaksimal mungkin harus kembali[63]. Jika tidak mungkin untuk kembali, maka dia harus mengucapkan talbiyah di tempat tersebut. [64] Sejumlah fakih lain telah menambahkan kondisi bodoh kepada lupa dan berpendapat bahwa jika dalam umrah Tamattu', jamaah haji tidak mungkin kembali ke miqot atau adna al-Hill, maka umrahnya batal dan jamaah haji semacam ini harus melakukan haji ifrad. [65] [catatan 2]

catatan

  1. "Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh" (QS. Al-Hajj: 26-27)
  2. * "Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika La Syarika Laka Labbaik, Inna al Hamda wa an Ni'mata Laka wa al Mulka, La Syarika Laka" (al-Muqni, hlm. 220; al-Hidayah, hlm. 220, al-Urwah al-Wutsqa, jld. 4, hlm. 663).
    • "Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaika La Syarika Laka Labbaik, Inna al Hamda wa an Ni'mata wa al Mulka, la Syarika Laka" (Tabshirah al-Muta'allimin, hlm. 89).
    • "Labbaik Allahumma Labbaik, Inna al Hamda wa an Ni'mata wa al Mulka, La Syarika Laka Labbaika, bihajjatin wa Umratin au Hajjatin Mufradatin Tamamuha alaika Labbaika" (al-Iqtishad, hlm. 301).

Catatan Kaki

  1. Al-'Ain, jld. 8, hlm. 341 "Labaya"; Mu'jam Maqayis al-Lughat, jld. 5, hlm. 199 "Lubb"; al-Shihah, jld. 6, hlm. 2479, "Labaya".
  2. Mu'jam Maqayis al-Lughat, jld. 5, hlm. 200; Lisan al-Arab, jld. 1, hlm. 732, "Lababa".
  3. Al-Qamus al-Muhith, jld. 1, hlm. 127, "al-Lubb".
  4. Al-Sarair, hlm. 590; al-'Uddah, jld. 1, hlm. 161; Ghayat al-Murad, hlm. 392.
  5. Akhbar Makkah, jld. 1, hlm. 39.
  6. Al-Dur al-Mantsur, jld. 1, hlm. 46; Bihar al-Anwar, jld. 56, hlm. 198; Fath al-Qadir, jld. 1, hlm. 64.
  7. Tafsir Maqatil, jld. 3, hlm. 125; Wasail al-Syiah, jld. 11, hlm. 236.
  8. Al-Kafi, Syaikh Kulaini, jld. 4, hlm. 206-207; 'Ilal al-Syara'i, jld. 2, hlm. 419; Jami' al-Bayan, jld. 17, hlm. 189-191.
  9. Tafsir Ibn Katsir, jld. 2, hlm. 240; Kanzul Ummal, jld. 12, hlm. 229.
  10. Shahih Muslim, jld. 1, hlm. 106; al-Kafi, Syaikh Kulaini, jld. 4, hlm. 213; al-Sirah al-Halabiyyah, jld. 2, hlm. 433.
  11. Al-Muhbir, hlm. 311; al-Sirah al-Halabiyyah, jld. 3, hlm. 232; al-Kafi, Syaikh Kulaini, jld. 4, hlm. 542; Tafsir Maqatil, jld. 3, hlm. 124-125; Jami' al-Bayan, jld. 9, hlm. 310.
  12. Al-Muhbir, hlm. 311-315.
  13. Man La Yahdhuruhul Faqih, jld. 2, hlm. 326-327; Wasail al-Syiah, jld. 12, hlm. 379; al-Kafi, Syaikh Kulaini, jld. 4, hlm. 250, 335; Shahih al-Bukhari, jld. 2, hlm. 147; Shahih Muslim, jld. 4, hlm. 7.
  14. Al-Kafi, Syaikh Kulaini, jld. 4, hlm. 250; Man La Yahdhuruhul Faqih, jld. 2, hlm. 325.
  15. Al-Kafi, Syaikh Kulaini, jld. 4, hlm. 250; Man La Yahdhuruhul Faqih, jld. 2, hlm. 325.
  16. Al-Kafi, Syaikh Kulaini, jld. 4, hlm. 245; al-Tahdzib, jld. 5, hlm. 92.
  17. Markas Islam Washington.
  18. 'Ilal al-Syara'i, jld. 2, hlm. 416; Man La Yahdhuruhul Faqih, jld. 2, hlm. 196.
  19. Qurb al-Isnad, hlm. 239; Ilal al-Syara'i, jld. 2, hlm. 416.
  20. Man La Yahdhuruhul Faqih, jld. 2, hlm. 222; al-Tahdzib, jld. 5, hlm. 313; Kanzul Ummal, jld. 5, hlm. 32.
  21. Mustadrak al-Wasail, jld. 10, hlm. 167.
  22. Al-Amali, hlm. 234; 'Ilal al-Syara'i, jld. 1, hlm. 235.
  23. Memberi tanda pada onta qurban.
  24. Tazkirah al-Fuqaha, jld. 7, hlm. 248; al-Urwah al-Wutsqa, jld.4, hlm. 666; Mu'tamad al-Urwah, jld. 2, hlm. 528.
  25. Al-Majmu', jld. 7, hlm. 224-246; I'anat al-Thalibin, jld. 2, hlm. 324, 350.
  26. Al-Mughni, jld. 3, hlm. 254; Kasyaf al-Qana', jld. 2, hlm. 486; al-Syarh al-Kabir, Ibn Qudamah, jld. 3, hlm. 254, 256.
  27. Mawahib al-Jalil, jld. 4, hlm. 148; Hasyiah al-Dasuqi, jld. 2, hlm. 21, 39-40; al-Tsamar al-Dani, hlm. 363.
  28. Tuhfah al-Fuqaha, jld. 1, hlm. 398-400; Bada'i al-Shana'i, jld. 2, hlm. 161.
  29. Masalik al-Afham, jld. 2, hlm. 226; Kasyf al-Litsam, jld. 5, hlm. 20; Jawahir al-Kalam, jld. 18, hlm. 3-4.
  30. Tuhfah al-Fuqaha, jld. 1, hlm. 381; Mawahib al-Jalil, jld. 4, hlm. 11; Mughni al-Muhtaj, jld. 1, hlm. 513.
  31. Lihat: Mukhtalaf al-Syiah, jld. 4, hlm. 59.
  32. Mukhtashar al-Nafi', hlm. 82; Mustanad al-Syiah, jld. 11, hlm. 312; Jawahir al-Kalam, jld. 18, hlm. 228.
  33. Madarik al-Ahkam, jld. 7, hlm. 268.
  34. Rasail al-Murtadha, jld. 3, hlm. 67; al-Mabsuth, Syaikh Thusi, jld. 1, hlm. 316.
  35. Al-Kafi, Halabi, hlm. 193; al-Durus, jld. 1, hlm. 347; Manasik Hajj, hlm. 66.
  36. Rasail al-Karaki, jld. 2, hlm. 153; Dalil al-Nasik, hlm. 138; al-Mu'tamad, jld. 5, hlm. 473.
  37. Al-Sarair, jld. 1, hlm. 536; Mustanad al-Syiah, jld. 11, hlm. 319; Jawahir al-Kalam, jld. 18, hlm. 272.
  38. Al-Muqni', hlm. 226; Tahrir al-Ahkam, jld. 1, hlm. 571; al-Durus, jld. 1, hlm. 348.
  39. Shahih al-Bukhari, jld. 2, hlm. 147; Sunan Ibn Majah, jld. 2, hlm. 974; Sunan Abi Daud, jld. 1, hlm. 407.
  40. Al-Muwattha, jld. 1, hlm. 331; al-Majmu, jld. 7, hlm. 241; al-Syarh al-Kabir, Abu al-Barakat, jld. 2, hlm. 42; al-Mughni, jld. 3, hlm. 255.
  41. Kasyaf al-Qana', jld. 2, hlm. 488.
  42. Mu'tamad al-Urwah, jld. 2, hlm. 523.
  43. Qurb al-Isnad, hlm. 49; al-Kafi, Syaikh Kulaini, jld. 4, hlm. 504.
  44. Al-Jami' lil Syara'i, hlm. 180.
  45. Madarik al-Ahkam, jld. 7, hlm. 266.
  46. Mustamsak al-Urwah, jld. 11, hlm. 392; Mu'tamad al-Urwah, jld. 2, hlm. 525-526.
  47. Kasyf al-Litsam, jld. 5, hlm. 270; Mustanad al-Syiah, jld. 11, hlm. 315.
  48. Mu'tamad al-Urwah, jld. 2, hlm. 525-526.
  49. Mustanad al-Syiah, jld. 11, hlm. 259; al-Hadaiq, jld. 15, hlm. 41; al-Urwah al-Wutsqa, jld. 4, hlm. 667.
  50. Al-Durus, jld. 1, hlm. 347; Madarik al-Ahkam, jld. 7, hlm. 263.
  51. Al-Durus, jld. 1, hlm. 347; Dzakhirah al-Ma'ad, jld. 1, hlm. 578; al-Hadaiq, jld. 15, hlm. 40.
  52. Tazkirah al-Fuqaha, jld. 7, hlm. 253; Majma' al-Faidah, jld. 6, hlm. 235; Jawahir al-Kalam, jld. 18, hlm. 273.
  53. Al-Umm, jld. 2, hlm. 170; Fath al-Aziz, jld. 7, hlm. 259-261; al-Majmu', jld. 7, hlm. 240.
  54. Al-Mabsuth, Sarkhasi, jld. 4, hlm. 8; Tuhfah al-Fuqaha, jld. 1, hlm. 401.
  55. Al-Mughni, jld. 3, hlm. 258-259; Kasyaf al-Qana', jld. 2, hlm. 488-489.
  56. Al-Syarh al-Kabir, ibn Qudamah, jld. 3, hlm. 260; Manasik al-Hajj, Fadhil, hlm. 86; Tahrir al-Wasilah, jld. 1, hlm. 422.
  57. Al-Sarair, jld. 1, hlm. 520; al-Hadaiq, jld. 15, hlm. 96; Jawahir al-Kalam, jld. 18, hlm. 274.
  58. Al-Muqni', hlm. 254; al-Muqni'ah, hlm. 398-399.
  59. Mishbah al-Huda, jld. 12, hlm. 501-502.
  60. Al-Nihayah, hlm. 216; Tahrir al-Ahkam, jld. 1, hlm. 571; Majma' al-Faidah, jld. 6, hlm. 238.
  61. Al-Khilaf, jld. 2, hlm. 293; al-Mu'talif, jld. 1, hlm. 371; Tazkirah al-Fuqaha, jld. 7, hlm. 257.
  62. Al-Urwah al-Wutsqa, jld. 4, hlm. 668; Mustamsak al-Urwah, jld. 11, hlm. 407; Mu'tamad al-Urwah, jld. 2, hlm. 539-540.
  63. Kalimat al-Taqwa, jld. 3, hlm. 288; Manasik al-Hajj, al-Golpaighani, hlm. 80.
  64. Al-Urwah al-Wutsqa, jld. 4, hlm. 668.
  65. Manasik Hajj, Fadhil, hlm. 128.

Daftar Pustaka

  • 'Abdari, Muhammad bin Yusuf. At-Tāj wa al-Iklīl li Mukhtashar Khalīl. Beirut: Dar al-Fikr, 1398 H.
  • Abdurrahman bin Qudamah. As-Syarh al-Kabīr. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, Tanpa Tahun.
  • Abi Azhari. Ats-Tsamar al-Dānī. Beirut: al-Maktabah al-Tsaqafiyyah.
  • Abi Ja'far, Muhammad bin Habib. Al-Muhabbar. Riset Lichten Staedter . Beirut: Al-Afaq al-Jadidah.
  • Abu al-Barakat. As-Syarh al-Kabīr. Mesir: Ihya' al-Kutub al-'Arabiyyah.
  • Abu Shalah Halabi, Taqiyuddin bin Najmuddin. Al-Kāfī fī al-Fiqh. Riset Ustadi. Isfahan: Maktabah Amirul Mukminin (as), 1403 H.
  • Al-Haththab al-Ra'ini. Mawāhib al-Jalīl. Riset Zakaria 'Amirat. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1416 H.
  • 'Allamah Hilli. Tadzkirah al-Fuqahā' . Qom: Al al-Bait, 1414 H.
  • 'Allamah Hilli. Mukhtalaf as-Syi'ah. Qom: An-Nasyr al-Islami, 1412 H.
  • 'Allamah Hilli. Muntahā al-Mathlab. Masyhad: Astan-e Quds Razawi, 1412 H.
  • 'Allamah Hilli. Tabshirah al-Muta'alimīn. Riset Husain dan Yusufi. Tehran: Faqih, 1368 HS (1989).
  • 'Allamah Hilli. Tahrīr al-Ahkām al-Syar'iyyah. Riset Bahaduri. Qom: Muassisah al-Imam ash-Shadiq, 1420 H.
  • Alusi,Mahmud. Rūh al-Ma'ānī. Beirut: Daru Ihya' at-Turats.
  • Amuli, Muhammad Taqi. Mishbāh al-Hudā. Tehran: 1380 H.
  • Anshari, Zakaria bin Muhammad. Fath al-Wahhāb. Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1418 H.
  • 'Asqalani, Ibnu Hajar. Fathul Bāri Syarh Shahīh Bukhāri. Beirut: Dar al-Ma'rifah.
  • Astarabadi, Radhi ad-Din. Syarh al-Radhi 'alā al-Kāfiyah. Riset Yusuf Hasan. Tehran: Muassisah as-Shadiq (as), 1395 H.
  • Azraqi, Muhammad bin Abdullah bin Ahmad, Akhbāru Makkah. Riset Rusydi as-Shalih, Makkah: Maktabah ats-Tsaqafah, 1415 H.
  • Bahrani, Yusuf bin Ahmad. Al-Hadāiq al-Nādhirah. Riset Akhundi. Qom: Nasyr-e Islami, 1363 HS. (1984)
  • Bahuti, Manshur. Kasysyāf al-Qinā' . Riset Muhammad Hasan. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1418 H.
  • Bukhari, Muhammad bin Isma'il. Shahīh al-Bukhārī. Beirut: Darul Fikr, 1401 H.
  • Dasuqi, Ibrahim bin Abdul Aziz. Hāsyiyah ad-Dasūqī. Daru Ihya' al-Kutub al-'Arabiyyah.
  • Dimyathi, as-Sayid al-Bakri. I'ānah al-Thālibīn. Beirut: Dar al-fikr, 1418 H.
  • Fadhil al-Hindi. Kasyf al-Litsām. Qom: Nasyr-e Islami, 1416 H.
  • Firuz Abadi. Al-Qāmūs al-Muhīth. Beirut: Dar al-'Ilm.
  • Gulpaygani, Sayid Muhammad Ridha. Manāsik al-Hajj. Qom: Dar al-Qur'ān, 1413 H.
  • Hakim Naisyaburi. Al-Mustadrak 'alā Shahīhain. Riset al-Mar'asyli. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1404 H.
  • Hakim, Sayid Muhsin. Dalīl an-Nāsik. Riset Thabathabai. Dar al-Hikmah, 1374 HS (1995).
  • Hakim, Sayid Muhsin. Mustamsak al-'Urwah al-Wutsqā. Qom: Maktabah al-Najafi, 1404 H.
  • Hashkafi. Ad-Durr al-Mukhtār. Beirut: Dar al-Fikr, 1415 H.
  • Hilli, Hasan bin Yusuf. Irsyād al-Adzhān. Riset Al-Hasun. Qom: Nasyr-e Islami, 1410 H.
  • Hilli, Ibn Fahd. Al-Muhadzdzab al-Bāri' . Riset al-'Iraqi. Qom: An-Nasyr al-Islami, 1413 H.
  • Hilli, Yahya bin Sa'id. Al-Jāmi' li al-Syarā'i' . Riset kumpulan peneliti. Qom: Sayyid as-Syuhada', 1405 H.
  • Himyari, Abdullah bin Jakfar. Qurb al-Isnād. Qom: Al al-Bait, 1413 H.
  • Hurr al-'Amili, Muhammad bin Hasan. Wasāil asy-Syi'ah. Qom: Alul Bait, 1412 H.
  • Ibn Majah. "Sunan Ibn Mājah. Riset Muhammad Fu'ad. Beirut: Daru Ihya' at-Turats al-'Arabi, 1395 H.
  • Ibnu 'Abidin. Hāsyiyah Radd al-Mukhtār. Beirut: Dar al-Fikr, 1415 H.
  • Ibnu 'Aqil. Syarh Ibn 'Aqīl. Mesir: Al-Maktabah at-Tijariyyah al-Kubra, 1384 H.
  • Ibnu Faris. Mu'jam Maqāyīs al-Lughah. Riset Abdus Salam. Qom: Daftar-e Tablighat, 1404 H.
  • Ibnu Hanbal, Ahmad. Musnad Ahmad bin Hanbal. Beirut: Dar ash-Shadir.
  • Ibnu Idris. As-Sarāir. Qom: Nasyr-e Islami, 1411 H.
  • Ibnu Idris. Mustathrafāt as-Sarāir. Qom: an-Nasyr al-Islami, 1411 H.
  • Ibnu Katsir, Ismail bin Umar bin Katsir ad- Dimasyqi. Al-Bidāyah wa an-Nihāyah. Beirut: Maktabah al-Ma'arif.
  • Ibnu Katsir, Ismail bin Umar bin Katsir ad- Dimasyqi. Tafsīr al- Qur'ān al-'Azhim. Riset Abdurrahman Mar'asyli. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1409 H.
  • Ibnu Manzhur, Muhammad bin Mukrim. Lisān al-'Arāb. Qom: Adab al-Hauzah, 1405 H.
  • Ibnu Qudamah al-Maqdisi, Abdullah bin Qudamah. Al-Mughnī. Beirut: Dar al-Kutub al-'Imiyyah.
  • Isytihardi, Ali Panah. Fatāwā Ibn al-Junaid. Qom: 1416 H.
  • Jauhari, Ismail bin Hammad. As-Shihāh. Riset al-'Aththar. Beirut: Dar al-'Ilm li al-Malayin, 1407 H.
  • Kasani, Ala'uddin. Badāi' al-Shanāi' . Pakistan: al-Maktabah al-Habibiyyah, 1409 H.
  • Khalil. Al-'Ain. Riset al-Makhzumi dan Samarai. Dar al-Hijrah, 1409 H.
  • Khui, Sayid Abu al-Qasim. Mu'tamad al-'Urwah al-Wutsqā: Muhādharah al-Khu'i. Riset Khalkhali. Qom: Madrasah Dar al-'Ilm, 1404 H.
  • Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. Al-Kāfi. Riset Ghaffari. Tehran: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1375 HS (1996).
  • Kurki. Jāmi' al-Maqāshid. Qom: Alul Bait, 1411 H.
  • Kurki. Risālah al-Kurkī. Riset al-Hasun. Qom: Maktabah al-Najafi, 1409 H.
  • Lankarani, Muhammad al-Fadhil. Tafshīl al-Syarī'ah. Dar at-Ta'aruf li al-Mathbu'at, 1418 H.
  • Lankarani, Muhammad Fadhil. Manāsik al-Hajj. Qom: Amir Qalam, 1423 H.
  • Majlisi, Muhammad Baqir. Bihār al-Anwār al-Jāmi'ah li Dhurar Akhbār al-Aimmah al-Athhār. Beirut: Daru Ihya` at-Turats al-Arabi,1403 H.
  • Malik bin Anas. Al-Mudawwanah al-Kubrā. Mesir: Mathba'ah as-Sa'adah.
  • Malik bin Anas. Al-Muwattha` . Riset Muhammad Fuad 'Abdul Baqi. Beirut: Daru Ihya' at-Turats al-'Arabi, 1406 H.
  • Maqatil bin Sulaiman. Tafsīr Maqātil bin Sulaiman. Riset Abdullah Mahmud Syahhatah. Beirut: At-Tarikh al-'Arabi, 1423 H.
  • Maqdisi, Muhammad bin Muflih. Al-Furū' . Muassisah ar-Risalah, 1424 H.
  • Mufid, Muhammad bin Nu'man. Al-Muqni'ah. Qom: Nasyr-e Islami, 1410 H.
  • Muhammad bin Yusuf. Mukhtashar Khalīl. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1416 H.
  • Muhaqqiq Ardebili. Majma' al-Fāidah wa al-Burhān. Riset Iraqi dkk. Qom: Entesyarat-e Islami, 1416 H.
  • Muhaqqiq Hilli. Al-Mukhtashar an-Nāfi' . Tehran: Al-Bi'tsah, 1410 H.
  • Muhaqqiq Hilli. Syarāi' al-Islām. Riset Shadiq Syirazi. Tehran: Esteqlal, 1409 H.
  • Muqaddasi, Abdurrahman bin Ibrahim. Al-'Uddah Syarh al-'Umdah. Riset Shalah bin Muhammad. Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah.
  • Murtadha. Al-Inthishār. Qom: An-Nasyr al-Islami, 1415 H.
  • Musawi 'Amili, Muhammad bin Ali. "Madārik al-Ahkām". Qom: Alul Bait, 1410 H.
  • Musawi Khomeini, Ruhullah. Manāsik al-Hajj. Nasyr-e Atsar-e Emam, 1370 HS.
  • Musawi Khomeini, Ruhullah. Tahrīr al-Wasīlah. Najaf: Dar al-Kutub al-'Ilmiah, 1390 H.
  • Muslim, Muslim bin Hajjaj. Shahīh Muslim. Beirut: Dar al-Fikr.
  • Muttaqi al-Hindi, 'Alauddin 'Ali. Kanz al-'Ummāl fī Sunan al-Aqwāl wa al-Af'āl. diedit oleh as-Saqqa. Beirut: ar-Risalah, 1413 H.
  • Muzani. Mukhtashar al-Muzanī. Beirut: Dar al-Ma'rifah.
  • Nafrawi, Ahmad bin Ghanim. Al-Fawākih ad-Dawānī 'alā Risālah Ibn Abi Zaid. Riset Ridha Farhat. Maktabah al-Tsaqafah ad-Diniyyah.
  • Najafi, Muhammad Hasan. Jawāhir al-Kalām fī Syarh Syarāi' al-Islām. Riset Quchani dkk. Beirut: Daru Ihya' at-Turats al-'Arabi.
  • Naraqi, Ahmad. Mustanad as-Syī'ah. Qom: Alul Bait, 1415 H.
  • Nasa'i, Ahmad bin Syu'aib. As-Sunan al-Kubrā. Riset 'Abdul Ghaffar dan Sayid Kasrawi, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1411 H.
  • Nawawi. Al-Majmū' Syarh al-Muhadzdzab. Dar al-Fikr.
  • Nawawi. Raudhah at-Thālibīn. Riset Adil Ahmad dan Ali Muhammad. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah.
  • Nawawi. Shahīh Muslim bi Syarh an-Nawawī. Beirut: Dar al-Kitab al-'Arabi, 1407 H.
  • Qairuwani. Risālah Ibn Abī Zaid. Riset Shalih al-Abi. Beirut: al-Maktabah al-Tsiqafah.
  • Rafi'i, Abdul Karim bin Muhammad. Fath al-'Azīz. Dar al-Fikr.
  • Sabziwari, Muhammad Baqir. Dzakhīrah al-Ma'ād. Alul Bait:
  • Sajistani. Sunan Abī Daud. Riset Sa'id al-Laham. Beirut: Dar al-Fikr, 1410 H.
  • Samarqandi, 'Ala'uddin. Tuhfah al-Fuqahā' . Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiah, 1414 H.
  • Sarakhsi. Al-Mabsūth. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1406 H.
  • Sayid Murtadha. Rasā'il al-Murtadhā. Riset Husaini dan Rajai. Qom: Dar al-Qur'an, 1405 H.
  • Shadiqi Fadaki, Sayid Jakfar. Talbiyah. situs Haji(http://hajj.ir/99/6019).
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Al-Amālī. Qom: Muassisah Bi’tsah, 1417 H.
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Al-Khishāl. Riset Ghaffari. Qom: Nasyr-e Islami, 1416 H.
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Al-Muqni' . Qom: Muassisah Imam Hadi, 1415 H.
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. 'Ilal asy-Syarāi' . Riset Sayid Muhammad Baqir Bahru al-Ulum. Najaf: al-Maktabah al-Haidariyyah, 1385 H.
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Man lā yahdhuruhu al-Faqīh. Riset Ali Akbar Ghaffāri. Qom: Nasyr-e Islami, 1404 H.
  • Shaduq. Al-Hidāyah. Qom: Muassisah al-Imam al-Hadi (as), 1418 H.
  • Sistani, Ali. Manāsik al-Hajj. Qom: Syahid, 1413 H.
  • Suyuthi, Abdurrahman bin Abi Bakr. Ad-Durr al-Mantsūr fī Tafsīr al-Ma'tsūr. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1365 H.
  • Syafi'i, Muhammad bin Idris. Al-Umm. Beirut: Dar al-Fikr, 1303 H.
  • Syahid Awwal. Ad-Durūs as-Syar'iyyah. Qom: Nasyr-e Islami, 1412 H.
  • Syahid Awwal. Ghāyah al-Marām fī Syarh Nukat al-Irsyād. Qom: Markaz al-Abhats wa ad-Dirasat al-Islamiyyah, 1414 H.
  • Syahid Tsani. Ar-Raudhah al-Bahiyyah fī Syarh al-Lum'ah. Riset Kalantar. Qom: Maktabah ad-Dawari, 1410 H.
  • Syahid Tsani. Masālik al-Afhām ilā Tanqīh Syarā'i' al-Islām. Qom: Ma'aref-e Islami, 1416 H.
  • Syarwani dan 'Ibadi. Hawāsyī as-Syarwānī wa al-'Ibādī. Beirut: Dar Ihya' at-Turats.
  • Syaukani. Fathul Qadīr''. Beirut: Dar al-Ma'rifah.
  • Syirbini, Muhammad. Mughni al-Muhtāj. Beirut: Dar Ihya' al-Turats al-'Arabiy, 1377 H.
  • Tabrizi, Jawad. Manāsik al-Hajj. Qom: Mehr, 1414 H.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Jāmi' al-Bayān fī Tafsīr al-Qur'ān. Riset Shidqi Jamil. Beirut: Dar al-Fikr, 1415 H.
  • Thabathaba'i, Sayid Ali. Riyādh al-Masā'il. Qom: al-Nasyr al-Islami, 1422 H.
  • Thabrisi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayān fī Tafsīr al-Qur'ān. Riset kumpulan Ulama Beirut: Al-A'lami, 1415 H.
  • Thabrisi. Al-Mu'talaf min al-Mukhtalaf. Riset Syaneci dkk. Masyhad: Majma' al-Buhuts al-Islamiyyah, 1410 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Iqthishād al-Hādī. Tehran: Maktabah Jami' Cehel Sutun, 1400 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Ishtibshār. Riset Musawi. Tehran: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1363 HS (1984).
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Khilāf. Riset Khurasani dkk. Qom: Nasyr-e Eslami, 1407 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Mabsūth fī Fiqh al-Imāmiyyah. Riset Behbudi. Tehran: al-Maktabah al-Murtadhawiyyah.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. An-Nihāyah. Beirut: Dar al-Kitab al-'Arabiy, 1400 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Tahdzīb al-Ahkām. Riset Musawi dan Akhundi. Qom: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1365 HS (1986).
  • Tirmidzi. Sunan at-Tirmidzī. Riset Abdul Wahhab. Beirut, Dar al-Fikr, 1402 H.
  • Wahid Khurasani, Husain. Manāsik al-Hajj.
  • Yazdi, Sayyid Kadzim Thabathabai. Al-'Urwah al-Wutsqā fīmā Ta'ummu bihi al-Balwā . Qom: An-Nasyr al-Islami 1420 H.
  • Zainuddin, Muhammad Amin. Kalimah at-Taqwā (Fatawa) . Qom: Mehr, 1413 H.
  • Zamakhsyari. Al-Kasysyāf. Mushtafa al-Babi, 1385 H.