Mush'ab bin Umair

Prioritas: b, Kualitas: b
tanpa referensi
Dari wikishia
Sahabat
Mush'ab bin Umairhttp://id.wikishia.net/view/Majma_Jahani_Ahlulbait_As
Info pribadi
Nama lengkapMush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Abd al-Dar Qushai
JulukanAbu Abdillah
LakabMush'ab al-Khair
Garis keturunanQuraisy
LahirMekkah
Muhajir/AnsharMuhajir
Tempat TinggalMadinah• Mekkah
Wafat/Syahadah3 H/624
Penyebab Wafat /SyahadahSyahid di Perang Uhud ditangan Ibnu Qumaiah
Tempat dimakamkanPemakaman syuhada Uhud
Informasi Keagamaan
Memeluk IslamKelompok pertama yang masuk Islam
Keikutsertaan dalam GhazwahPerang BadarPerang Uhud
Hijrah keMadinah dan Habasyah
Terkenal sebagaiSahabat Nabi Muhammad saw• Qari Al-Quran• Mubaligh Islam
Peran utamaOrang yang pertama kali mendirikan salat jumat di Madinah

Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Abd al-Dar Qushai (W. 3 H/624) (bahasa Arab:مُصعَب بن عُمَیر بن هاشم بن عبدمناف بن عبدالدار قُصی) adalah termasuk sahabat Nabi Muhammad saw yang ikut serta dalam Perang Badar dan syahid dalam Perang Uhud.

Mush'ab termasuk diantara mereka yang memeluk Islam di rumah Arqam bin Abi Arqam dan hijrah ke Habasyah. Rasulullah saw mengutusnya ke Yatsrib untuk menyiarkan Islam.

Gelar dan Lakab

Mush'ab adalah termasuk dari sahabat dan memiliki gelar Abu Abdillah. [1] Ia juga memiliki lakab Mush'ab al-Khair.[2]

Ibunya, Khannas binti Malik adalah diantara paling kayanya orang Quraisy. Mush'ab dibesarkan dalam keluarga sejahtera. Ayah dan ibu Mush'ab sebelum masuk Islam sangat mencintai Mush'ab dan memakaian kepadanya sebaik-baik pakaian.[3]

Zainab binti Mush'ab bin Umair adalah putrinya dan Hamnah. Anak keturunan Mush'ab tidak berlanjut kecuali dari jalur Zainab. [4]

Keislaman

Pemakaman syuhada Uhud

Mush'ab termasuk dari muslimin pertama. Ia masuk Islam saat Nabi saw melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abi Arqam. Ia menyembunyikan keislamannya dari kerabat-kerabat dan ibunya. Terkadang ia dengan sembunyi datang menemui Nabi saw hingga pada suatau saat Utsman bin Thalhah melihatnya dalam keadaan salat dan mengabarkan keislamaannya kepada orang-orang terdekat dan ibunya. Mereka memenjarakan Mush'ab dan ia pun tinggal dalam penjara hingga melakukan hijrah ke Habasyah.[5] Ia juga bersama Rasulullah saw dan Bani Hasyim terkepung di Syi'bi Abi Thalib.[6]

Muballig Islam

Pada tahun 12 bi'tsah, setelah Perjanjian Aqabah dimana sekelompok masyarakat Yatsrib berbaiat kepada Nabi saw, As'ad bin Zurarah mewakili mereka memohon kepada Nabi saw supaya mengutus seseorang kepada mereka yang dapat mengajari mereka Alquran dan perintah-perintah lain Islam. Rasulullah saw mengirim Mush'ab bersama mereka.[7] Tablig Mush'ab di Yatsrib menjadi sebab pribadi-pribadi seperti Sa'ad bin Mu'adz, Asid bin Hudair dan Ibad bin Basyar bin Waqasy memeluk Islam. [8] Mush'ab adalah muhajir pertama yang hijrah ke Madinah sebelum Rasulullah saw. [9]

Salat Jumat Madinah

Mush'ab bin Umair adalah orang pertama yang mendirikan salat jum'at di Madinah. Ia menulis surat kepada Nabi saw dan meminta izin darinya untuk mendirikan salat jumat bersama kaum muslimin di Madinah, Nabi pun mengizinkannya. Ia pertama kali mengumpulkan kaum muslimin di rumah Sa'ad bin Khaitsamah dan bersama 12 orang mendirikan salat jumat. [10]

Rasulullah saw melangsungkan akad persaudaraan diantara dia dan Abu Ayub al-Anshari.[11] Begitu juga dilaporkan bahwa Rasulullah saw melangsungkan akad persaudaraan diantara dia dan Sa'ad bin Abi Waqqash dan Dzakwan bin Abdil Qais.[12]

Perang Badar

Di Perang Badar, panji sayap kanan kaum [muslimin]] dipegang Mush'ab bin Umair.[13] Di perang ini, Zurarah bin Umair saudara Mush'ab menjadi tawanan kaum Muslimin. Sekelompok orang meminta dari Mush'ab suapaya saudaranya dibebaskan, ia menjawab: Saya perintahkan supaya tanggannya diikat kencang hingga ia mengambil fidyah untuk kekebebasan dirinya dari ibunya yang kaya.[14]

Wafat

Mush'ab pada Perang Uhud juga menjadi pemegang panji pasukan Islam.[15] Ketika sekelompok orang dari kaum muslimin sibuk mengumpulkan rampasan perang, musuh memanfaatkan kesempatan ini dan menyerang mereka dari belakang. Ibnu Qumaiah al-Laitsi menyerang Mush'ab dan memotong tangan kanannya. Pada saat itu menyebar berita kesyahidan Rasulullah saw, akhirnya Mush'ab membacakan ayat 144 Ali Imran. Mush'ab mengambil panji dan Ibnu Qumaiah memotong tangan kirinya juga, kemudian ia menempelkan panji itu di dadanya dan dengan pukulan Ibnu Qumaiah ia mencapai derajat kesyahidan. [16] Nabi saw mengutuk pembunuhnya, yaitu Ibnu Qumaiah.[17] Rasulullah saw setelah selesai perang menghampiri jenazah Mush'ab dan membacakan ayat 23 surah Al-Ahzab yang berkaitan dengan orang-orang syahid.[18]Karena tidak ada apa-apa yang bisa digunakan untuk mengafaninya, maka mereka menutupkan kain aba di atas tubuhnya yang tidak sampai menutupi seluruh tubuh Mush'ab. Nabi pun berkata, tariklah aba itu menutupi kepalanya, dan tutuplah kakinya dengan dedaunan pohon. [19] Ketika para sahabat membawa jenazahnya, Nabi menyebutkan kenangan masa lalunya seraya berkata:

"Aku takkan lupa pernah melihatmu di Mekah, dimana tak satupun memiliki pakaian sebagus pakaianmu, kini dengan kepala berdebu engkau dikuburkan".[20]

Umur Mush'ab ketika syahid disebutkan 40 tahun atau lebih. [21] Atas perintah Rasulullah saw ia bersama saudaranya Abu ar-Rum, Amir bin Rabi'ah dan Suwaibath bin Harmalah dimakamkan dalam satu kuburan.[22]

Hamnah adalah istri Mush'ab yang datang ke kawasan Uhud demi memberi air kepada para pejuang yang terluka. Di kemudian hari ia menikah dengan Thalhah bin Ubaidillah dan melahirkan Muhammad bin Thalhah bin Ubaidillah.[23]Ketika Nabi saw melihat Hamnah berkali-kali membaca ayat istirja'. Karena Hamnah bertanya-tanya, bacaan itu untuk siapa? Nabi pun untuk kali pertama dan kedua menyebut nama Hamzah (pamannya) dan saudaranya. Pada kali ketiga beliau berkata: untuk suamimu, Mush'ab! Saat Hamnah mendengar ini spontan berteriak, wahai musibahku. [24]

Catatan Kaki

  1. Ibnu Abdil Bar, al-Istīāb, jld.4, hlm. 1473; Ibnu Hajar Al-Asqalani, al-Ishābah, jld.6, hlm.98
  2. Ansāb al-Asyrāf, jld.9, hlm.405
  3. Ibnu Abdil Bar, al-Istī'āb, jld.4, hlm.1474; Ansāb al-Asyrāf, jld.9, hlm.405
  4. Usd al-Ghabah, jld. 6, hlm.134
  5. Usd al-Ghabah, jld.4, hlm. 406; Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Ishabah, jld.6, hlm.98; Ansāb al-Asyrāf, jld.9, hlm.405
  6. Ibnu Abdil Bar, al-Istī'āb, jld.4, hlm.1474
  7. Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Ishābah, jld.6, hlm.98
  8. Ibnu Abdil Bar, al-Istī'āb, jld.2, hlm.602; Usd al-Ghabah, jld.1 hlm. 112, jld. 2, hlm.221, jld. 3, hlm.46; Ibnu Hajar, al-Asqalani, al-Ishābah, jld.1, hlm.234; jld.2, hlm.71
  9. Ibnu Abdil Bar, al-Istī'āb, jld.3, hlm.198; Usd al-Ghabah, jld.3, hlm.720; Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Ishābah, jld.6, hlm.98; Imtā' al-Asmā'n, jld. 1, hlm. 52
  10. Al-Istī'āb, jld.4, hlm.1473; al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 3, hlm. 173
  11. Ibnu Abdil Bar, al-Istī'āb, jld.2, hlm. 426; Usd al-Ghabah, jld.1, hlm. 572; Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Ishābah, jld.2, hlm.200; Ansāb al-Asyrāf, jld. 9, hlm.408; al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld.3, hlm.227
  12. Ansāb al-Asyrāf, jld.9,hlm. 408
  13. Al-Maghāzi, jld.1, hlm. 155; Ibnu Abdil Bar, al-Isti'āb, jld.4, hlm. 1475; Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Ishabah, jld. 4, hlm. 575
  14. Al-Maghazi, jld.1, hlm.140
  15. Al-Maghāzi, jld.4, hlm.1475; al-Bidayah wa al-Nihayah, jld.4, hlm. 15
  16. Al-Maghazi, jld.1, hlm. 238-239; Ansāb al-Asyrāf, jld.9, hlm. 408
  17. Al-Maghazi, jld.1, hlm. 246; Ansāb al-Asyrāf, jld.1, hlm. 323
  18. Al-Maghazi, jld.1, hlm. 313; Ansāb al-Asyrāf, jld.9, hlm.409; al-Bidayah wa al-Nihayah, jld.4, hlm. 25
  19. Ansāb al-Asyrāf, jld.9, hlm. 409-410
  20. Ansāb al-Asyraf, jld.9, hlm. 410; Imta' al-Asma', jld. 1, hlm. 174
  21. Ibnu Abdil Bar, al-Isti'āb, jld.4, hlm. 1474; Usd al-Ghabah, jld.4, hlm. 406; Ansāb al-Asyrāf, jld.9, hlm. 410
  22. Al-Maghazi, jld.1, hlm. 311; Ansāb al-Asyraf, jld.9, hlm. 310
  23. Terjemahan al-Maghāzi, hlm.211; Ibnu Abdil Bar, al-Isti'āb, jld.4, hlm.1813; Ansāb al-Asyrāf, jld.9, hlm. 410
  24. Al-Maghazi, jld.1, hlm.291; Ansāb al-Asyraf, jld.11, hlm.192; Imta' al-Asma', hlm.169

Daftar Pustaka

  • Ibnu Abdil Barr. Al-Isti'ab fi Ma'rifah al-Ashab. Diedit oleh Ali Muhammad al-Bajawi. Beirut: Darul Jail: 1412 H.
  • Ibnu al-Atsir al-Jazarī, Alī bin Muhammad. Usdu al-Ghābah fī Ma'rifat al-Shahābah. Beirut: Dār al-Fikr, 1409 H.
  • Wāqidī, Muhammad bin 'Umar al-. Al-Maghāzī. Diedit oleh Marsden Jones. London: n.p, 1996.
  • Ibnu Hajar al-'Asqalānī, Ahmad bin Alī. Al-Ishābah fī Tamyyīz al-Shahābah. Beirut: Dār al-Kutub al-'Ilmīyyah, 1415 H.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya. Kitab Jamal min Ansab al-Asyraf. Diedit oleh Suhail Zakkar dan Riyadh Zirikli. Beirut: Dar al-Fikr, 1417H.
  • Maqrizi, Ahmad bin Ali. Imta' al-Asma' bi-ma li an-Nabi min al-Ahwal wa al-Amwal wa al-Hafdah wa al-Mata' . Diedit oleh Muhammad Abdul Hamid al-Namisi. Beirut: Darul Kutub al-'Ilmiyah, 1420 H.
  • Ibnu Katsīr al-Dimasyqī, Ismā'īl bin Umar. Al-Bidāyah wa al-Nihāyah. Beirut: Dār al-Fikr, 1407 H.