Penentuan Awal Bulan

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
Penentuan awal bulan Qomariyah di Iran

Penentuan Awal Bulan (bahasa Arab:استهلال) adalah melihat bulan sabit pada malam pertama dari bulan Qomariyah. Melihat bulan sabit ini hukumnya adalah mustahab dan dalam beberapa kasus hukumnya adalah wajib kifayah. Sebagian dari ibadah individu dan sosial kaum muslimin seperti awal dan akhir bulan Ramadan, pelaksanaan sebagian dari ritual manasik haji dan penentuan dimulainya bulan-bulan haram dimana kesemuanya itu di dasarkan pada dimulainya penentuan awal bulan Qomariyah. Di beberapa negara Islam, dibentuk Lembaga tersendiri untuk menentukan awal bulan.

Sebagain besar dari para fukaha menganggap melihat bulan sabit dengan mata telanjang (tanpa menggunakan teleskop atau kamera) merupakan tolak ukur dalam penentuan awal bulan Qomariyah, tetapi menurut Ayatullah Khamene’i yang juga merupakan pemimpin tertinggi Republik Islam Iran bahwa melihat bulan sabit dengan bantuan alat (melihat dengan menggunakan teleskop atau kamera) juga dibenarkan.

Definisi dan Urgensinya

Melihat langit untuk melihat bulan sabit pada malam pertama dari bulan Qomariyah disebut dengan Istihlal.[1] Istihlal secara bahasa bermakna meninggikan suara.[2] Menurut Syekh Mufid melihat bulan sabit mengapa bermakna meninggikan suara, karena masyarakat akan meninggikan suaranya dengan bacaan takbir dan menunjuknya saat melihatnya.[3]

Sebagian dari ritual haji dan ibadah kaum muslimin didasarkan pada bulan-bulan Qomariyah dan salah satu cara untuk mengidentifikasi dan menentukan awal bulan Qomariyah adalah dengan melihat bulan sabit.[4]

Melihat bulan sabit adalah perbuatan mustahab dan dalam beberapa kasus adalah wajib kifayah.[5] Menurut hadis, kewajiban puasa pada bulan Ramadan dan berakhirnya pada Idul Fitri sangat bergantung pada melihat bulan sabit.[6] begitu pun dalam fikih, penentuan waktu untuk melakukan ritual haji, wukuf di Arafah, Masy’ar dan Mina begantung pada penentuan awal bulan Dzulhijjah.[7] Berdasarkan hal ini sebagian dari fukaha baik dari Syiah ataupun Ahlusunah percaya bahwa melihat bulan sabit adalah wajib kifayah pada bulan Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah.[8]

Penentuan Awal Bulan dengan Mata Telanjang dan mengunakan Alat Bantu

Para fukaha berbeda pandangan terikait metode dalam melihat bulan sabit.[9] Sebagian fukaha Syiah percaya bahwa melihat bulan sabit harus dengan mata telanjang dan melihat bulan sabit dengan bantuan kamera atau teleskop tidaklah dibenarkan.[10]

Ayatullah Khamene’i salah seorang marja’ taklid Syiah dan pemimpin tertinggi Republik Islam Iran menganggap dibenarkan pengamatan bulan sabit dengan bantuan alat (pengggunaan alat). oleh karena itu, di Iran untuk melihat bulan sabit menggunakan bantuan kamera optic.[11] Oleh karena itu, dalam kasus dimana bulan sabit dapat dilihat menggunakan bantuan alat, tetapi tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, dalam pengumuman awal dan akhir dari bulan Qomariyah seperti hari Idul Fitri terdapat perbedaan pendapat di antara para maraji’.[12]

Begitu pula para fukaha Ahlusunah, di beberapa negara seperti Arab Saudi dan negara-negara teluk Persia menjadikan pengamatan bulan sabit dengan mata telanjang sebagai tolok ukut.[13]

Catatan Kaki

  1. Amid, Farhangg-e Farsi, Item-استهلال-
  2. Tharihi, Majma' al-Bahrain, hlm. 499
  3. Mufid, Jawabat Ahl al-Maushil fi al-'Adad wa al-Ru'yah, hlm. 16
  4. Jalili, Barresi-e Fiqhi-e Istihlal dar Nazd-e Fariqain, hlm. 97
  5. Allamah Hilli, Tahrir al-Ahkam, jld. 1, hlm. 493; Kashif al-Ghita, Kashf al-Ghita, jld. 4, hlm. 17
  6. Untuk panduan silakan rujuk ke: Kulaini, al-Kafi, jld. 4, hlm. 77
  7. Khurasani & Mukhtari, Istihlal, hlm. 389
  8. Khurasani & Mukhtari, Istihlal, hlm. 389
  9. Jalili, Barresi-e Fiqhi-e Istihlal dar Nazd-e Fariqain, hlm. 103
  10. Barresi-e Fiqhi-e Istihlal dar Nazd-e Fariqain, hlm. 103
  11. Helal-e Mah-e Nu Ceguneh Ru'yat Misyawad Site kantor penerbit Ayatullah Khamenei
  12. Jalili, Barresi-e Fiqhi-e Istihlal dar Nazd-e Fariqain, hlm. 99
  13. Jalili, Barresi-e Fiqhi-e Istihlal dar Nazd-e Fariqain, hlm. 100

Daftar Pustaka

  • Amid, Hasan. Farhangg-e Farsi. Teheran: Penerbit Asyja' 1389 S
  • Hilli, Hasan bin Yusuf. Tahrir al-Ahkam al-Syariah ala Madzhb al-Imamiah. Qom: Yayasan Imam Shadiq 1420 HS
  • Jalili, Abbas. Barresi-e Fiqhi-e Estehlal dar Nazd-e Fariqain Dalam majalah Hablulmatin, vol: 1, seri khusu bulan Ramadhan 1391 S
  • Khurasani, Hamid Ridha & Ridha Mukhtar. Istihlal. Dalam buku pelajaran Haj va Haramain Syarifain. Qom: Masy'ar 1392
  • Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. al-Kafi. Editor: Ali Akbar Ghafari & Muhammad Akhundi. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiah 1407 HS
  • Mufid, Muhammad bin Muhammad. Jawabat Ahl al-Maushil fi al-'Adad al-Ru'yah. Riset: Mahdi Najaf. Qom: Kongres internasional Syekh Mufid 1413 HS
  • Najafi, Ja'far bin Hadhr. Kasyf al-Ghita an Mubhamat al-Syariah al-Ghara. Qom: Kantor Tabligat 1422 HS
  • Tharihi, Fakhr ad-Din bin Muhammad. Majma al-Bahrain. Teheran: Murtadhawi, cet. 3 1375 S