Muharram

Prioritas: c, Kualitas: b
Dari wikishia
Dzulhijjah Muharram Shafar
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30
Kalender Islam

Bulan Muharram al-Haram (bahasa Arab: محرّم الحرام) adalah bulan pertama dari kalender tahun Hijriah. Alasan penamaan bulan ini, disebutkan karena umat diharamkan untuk melakukan peperangan dibulan ini. Peristiwa Karbala, kesyahidan Imam Husain as dan para pengikut serta sahabatnya juga terjadi di bulan muharram tahun 61 H. Umat Muslim Syiah setiap tahunnya, khususnya 10 hari pertama dari bulan ini mengadakan acara duka demi mengenang kesyahidannya. Tetapi di sebagian daerah acara duka ini berlangsung hingga Peringatan Hari Arbain Imam Husain as selama 50 hari.

Alasan Penamaan

Bulan-bulan Hijriah

  1. Muharram
  2. Safar
  3. Rabiul Awwal
  4. Rabiul Akhir
  5. Jumadil Awal
  6. Jumadil Akhir
  7. Rajab
  8. Sya'ban
  9. Ramadan
  10. Syawal
  11. Dzulkaidah
  12. Dzulhijjah

Muharram al-Haram atau Muharram adalah bulan pertama dari kalender Hijriah Qamariah.[1] Bulan ini dinamakan bulan Muharram karena peperangan dan perampasan pada bulan tersebut diharamkan. [2] Muharram adalah salah satu dari Al-Asyhur al-Hurum dimana berdasarkan agama Islam dilarang peperangan dan pertumpahan darah.[3]

Bulan Duka Umat Muslim Syiah

Imam Ridha as bersabda:
"Setiap kali bulan Muharaam tiba, tidak ada seorangpun yang melihat ayahku tertawa. Dan beliau selalu oleh kesedihan dan kemurungan sampai tiba hari Asyura. Hari itu adalah hari musibah, kesedihan dan tangisannya dan bersabda: "Hari ini adalah hari dimana Husain as mati syahid."[4]

Orang-orang Syiah melakukan dukacita pada bulan muharram untuk mengenang Imam Husain as (Syahid 10 muhaharram 61 H)[5] Berdasarkan hadis, para imam Syiah juga melakukan dukacita pada bulan ini dan menganjurkan orang-orang Syiah untuk melakukan dukacita.[6]

Orang-orang Syiah pada bulan ini mengenakan pakaian hitam dan menghiasi tempat-tempat mazhabi mereka dengan hitam. Begitu pula dianjurkan untuk tidak mengadakan acara perayaan dan pernikahan di bulan ini.[7]

Mirza Jawad Maliki Tabrizi menulis dalam bukunya, al-Muraqibat mengenai amalan-amalan bulan Muharram: "Bagi para pecinta keluarga Nabi saw sudah selayaknya menampakkan kesedihan terutama pada sepuluh hari pertama bulan ini, baik di dalam batinnya (hatinya) atau pada penampilan luarnya dan meninggalkan sebagian kenikmatan-kenikmatan dunia yang halal khususnya di hari kesembilan dan kesepuluh, seakan-akan ia terpukul dan terluka dengan musibah yang menimpa orang-orang yang paling ia sayangi dan dalam sepuluh hari pertama bulan ini, setiap harinya ia mengenang imamnya dengan membaca doa Ziarah Asyura." [8]

Hukum-hukum Syar'i

  • Haram Berperang: Muharram adalah salah satu bulan dari Al-Asyhur al-Hurum dan menurut fatwa fukaha, peperangan dan pertumpahan darah adalah haram;[9] tentu saja, jika umat Islam diserang selama bulan-bulan ini, mereka wajib membela diri.
  • Peningkatan Diyat: Berdasarkan fikih Islam, jika pembunuhan terjadi pada bulan Muharram, diyat bertambah sepertiga dari diyat penuh; artinya, si pembunuh harus membayar diyat penuh ditambah sepertiga dari diyat penuh.[10]

Amalan-Amalan Bulan Muharram

Amalan-Amalan Bulan Muharram
Malam Pertama
Hari Pertama
  • Berpuasa
  • Mendirikan salat dua rakaat dan setelah itu membaca doa di bawah ini:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْإِلَهُ الْقَدِيمُ وَ هَذِهِ سَنَةٌ جَدِيدَةٌ فَأَسْأَلُكَ فِيهَا الْعِصْمَةَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ الْقُوَّةَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوءِ وَ الاشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ يَا كَرِيمُ يَا ذَا الْجَلالِ وَ الْإِكْرَامِ يَا عِمَادَ مَنْ لا عِمَادَ لَهُ يَا ذَخِيرَةَ مَنْ لا ذَخِيرَةَ لَهُ يَا حِرْزَ مَنْ لا حِرْزَ لَهُ يَا غِيَاثَ مَنْ لا غِيَاثَ لَهُ يَا سَنَدَ مَنْ لا سَنَدَ لَهُ يَا كَنْزَ مَنْ لا كَنْزَ لَهُ يَا حَسَنَ الْبَلاءِ يَا عَظِيمَ الرَّجَاءِ يَا عِزَّ الضُّعَفَاءِ يَا مُنْقِذَ الْغَرْقَى يَا مُنْجِيَ الْهَلْكَى يَا مُنْعِمُ يَا مُجْمِلُ يَا مُفْضِلُ يَا مُحْسِنُ، أَنْتَ الَّذِي سَجَدَ لَكَ سَوَادُ اللَّيْلِ وَ نُورُ النَّهَارِ وَ ضَوْءُ الْقَمَرِ وَ شُعَاعُ الشَّمْسِ وَ دَوِيُّ الْمَاءِ وَ حَفِيفُ الشَّجَرِ يَا اللَّهُ لا شَرِيكَ لَكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا خَيْرا مِمَّا يَظُنُّونَ وَ اغْفِرْ لَنَا مَا لا يَعْلَمُونَ وَ لا تُؤَاخِذْنَا بِمَا يَقُولُونَ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَ مَا يَذَّكَّرُ إِلا أُولُوا الْأَلْبَابِ رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Malam Kesepuluh
  • Mendirikan salat seratus rakaat. pada setiap rakaat membaca surah Al-Fatihah dan surah Al-Ikhlash sebanyak tiga kali dan setelah seratus rakaat bacalah zikir berikut ini:سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَ لا حَوْلَ وَ لا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
  • Mendirikan salat empat rakaat di akhir malam yang di setiap rakaat setelah membaca surah Al-Fatihah membaca ayat kursi dan beberapa surah, seperti surah Al-Ikhlash,Al-Falaq dan An-Nas sebanyak sepuluh kali dan seusai salat membaca surah al-Ikhlash.
Hari kesepuluh,

Hari Asyura

  • Mengenang musibah dan melakukan takziah untuk kesyahidan Imam Husain as.
  • Membaca Ziarah Asyura.
  • Kepada sesama kaum mukminin saling mengucapkan:

أَعْظَمَ اللَّهُ أُجُورَنَا بِمُصَابِنَا بِالْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلامُ وَ جَعَلَنَا وَ إِيَّاكُمْ مِنَ الطَّالِبِينَ بِثَارِهِ مَعَ وَلِيِّهِ الْإِمَامِ الْمَهْدِيِّ مِنْ آلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِمُ [عَلَيْهِ‏] السَّلامُ

  • Seribu kali mengucapkan: اللَّهُمَّ الْعَنْ قَتَلَةَ الْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلامُ
  • Membaca doa Ziarah Warits.
Hari keduapuluh satu
  • Berpuasa

Kejadian-kejadian Penting Bulan Muharram al-Haram

Pada bulan muharram terjadi berbagai kejadian, beberepa diantaranya seperti:

  • Masuknya Imam Husain as dan para sahabatnya Ke Karbala 2 Muharram tahun 61 H merupakan permulaan peristiwa Asyura
  • Wafatnya Nabi Adam as, 2 Muharram.
  • Wafatnya Nabi Yahya as, 6 Muharram.
  • Keluarga Imam Husain as dilarang dan dicegah untuk sampai kepada air atas perintah Umar bin Sa'ad, 7 Muharram.
  • Tasu'a dan malam Asyura: hari dimana musuh mengepung Husain bin Ali as dan para sahabatnya di Karbala dan berkumpul untuk memerangi mereka. Imam Husain as meminta kesempatan kepada musuh untuk melewati malamnya untuk beribadah dan doa.
  • Kesyahidan Imam Husain as dan para pengikut setianya di hari Asyura, 10 Muharram 61 H.
  • Malam keterasingan, malam tanggal 11 Muharram.
  • Terjadi ledakan bom di haram Imam Ridha as, 10 Muharram tahun 1415 H.
  • Diaraknya para tawanan Karbala menuju Kufah, 11 Muharram 61 H.
  • Kesyahidan Imam Sajjad as menurut satu pendapat terjadi pada 12 Muharram 94 H atau 95 H, dan menurut pendapat lain tanggal 25 Muharram.
  • Berangkatnya para tawanan Karbala menuju ke Syam, 19 Muharram 61 H.
  • Peledakan dan pengrusakan haram Askariyain di Samarra, 23 Muharram tahun 1427 H.
  • Pengepungan kota Mekah dan pelemparan Kakbah dengan batu oleh pasukan Yazid bin Muawiyah, 26 Muharram tahun 64 H.
  • Pengasingan Imam Jawad as ke Bagdad, 28 Muharram tahun 220 H

Catatan Kaki

  1. lihat. Masudi, Muruj al-Dzahab, jld. 2, hlm. 188-189, 1409 H
  2. Mas'udi, jld.2, hlm.188.
  3. Thabarsi, Majma' al-Bayan, jld. 5, hlm. 46, 1372 S
  4. Muntaha al-Amal, jld.1, hlm.540.
  5. Mufid, al-Irsyad, jld. 2, hlm. 112, 1413 H
  6. Perlu referensi
  7. Perlu referensi
  8. Al-Muraqibat Fi Muraqibat Syahri Muharram al-Haram.
  9. Allamah Hilli, Muntaha al-Mathlab, jld. 14, hlm. 18, 1412 H
  10. Syekh Mufid, al-Muqni'ah, hlm. 743-744, 1410 H; Syahid Tsani, al-Raudhah al-Bahiyah, jld. 4, hlm. 491; Imam Khomeini, Tahrir al-Wasilah, jld. 2, hlm. 557

Daftar Pustaka

  • Masudi, Ali bin Al-Husain. Muruj al-Dzahab wa Ma'adin al-Jauhar. Riset: Dagir, As'ad. Qom: Dar al-Hijrah. cet. II, 1409 H.