Said bin Qais Hamdani
Said bin Qais Hamdani adalah salah satu sahabat Imam Ali dan Imam Hasan al-Mujtaba as. Ia hadir dalam perang Jamal dan Shiffin, serta membunuh beberapa tokoh terkenal dari pasukan Muawiyah. Said selalu mendapatkan pengakuan dari Imam Ali as, yang bahkan menulis syair untuk memujinya dan mengakui kebenaran perbuatannya. Namanya juga tercatat sebagai salah satu perawi hadis dari Imam Ali as.
Setelah syahidnya Imam Ali as, Said tetap setia mendampingi Imam Hasan as. Abdurrahman, salah satu anaknya, adalah gubernur Mukhtar di Mosul dan meninggal dalam pasukan Mukhtar.
Nasab dan Kabilah
Said berasal dari kabilah Bani Zaid bin Marib, bagian dari suku Yaman, Hamdan, yang bermukim di Irak. Ia adalah pemimpin kabilah tersebut.[1]
Aktivitas
- Hadir dalam perang Nahawand pada tahun 21 H.[2]
- Menjadi gubernur Rei atas penunjukan Said bin Ash, gubernur Utsman di Kufah.[3] Ia pergi ke Madinah setelah pembunuhan Utsman.[4]
- Memimpin pasukan berkuda dari kabilah Hamdan dalam pasukan Imam Ali as pada perang Jamal.[5]
- Memimpin pasukan Rajjarah (pasukan penyerbu),[6] pasukan Himyar, dan tentara dari kabilah Hamdan dalam pasukan Imam Ali as pada perang Shiffin.[7]
- Menjadi utusan Imam untuk berunding dengan Muawiyah dan mengajaknya untuk mengikuti Kitab Allah.[8]
- Ia menentang proses arbitrase (tahkim) tetapi akhirnya menerimanya dan menjadi saksi atas perjanjian arbitrase tersebut.[9] Setelah keputusan arbitrase diumumkan, Imam Ali as kembali bertekad untuk memerangi Muawiyah di Syam, dan Said bin Qais menyatakan kesiapan dirinya dan kabilahnya.[10]
- Memimpin pasukan yang dikirim oleh Imam Ali as untuk menghadapi serangan Sufyan bin Auf al-Ghamidi ke kota Anbar.[11]
- Menjadi utusan Imam untuk berunding dengan Khawarij.[12]
Setelah syahidnya Imam Ali as, Said bin Qais tetap setia mendampingi Imam Hasan as. Ketika Imam Hasan as mengirim pasukannya di bawah komando Ubaidullah bin Abbas untuk menghadapi Muawiyah di Syam, Said bin Qais ditunjuk sebagai penasihat dan wakil kedua (menurut riwayat lain, ketiga) setelah Ubaidullah.[13]
Dalam Ucapan Imam Ali as
Imam Ali as memuji Said dan kabilahnya atas keberanian mereka dalam perang Shiffin dengan menulis syair.[14] Dalam syair tersebut, Imam Ali as mengakui kebenaran perbuatan dan perilakunya.[15] Said juga meriwayatkan hadis dari Imam Ali as.[16]
Sifat-sifat
Said bin Qais dikenal sebagai orang yang pemberani dan dermawan di kalangan bangsa Arab.[17] Ia juga seorang penyair; sejarawan mencatat beberapa syairnya yang dibacakan dalam Jamal dan Shiffin.[18] Dalam perang Shiffin, ia menyampaikan khutbah dan pidato untuk mendorong pasukannya mengikuti Imam Ali, memuji Imam, dan mengkritik Muawiyah.
Anak-anak Said
Said dipaksa oleh Hajjaj, gubernur Basrah dan Kufah, untuk menikahkan putrinya dengan salah satu musuh Imam Ali.[19]
Anaknya yang bernama Abdurrahman adalah gubernur Mukhtar di Mosul dan meninggal pada tahun 66 H dalam pasukan Mukhtar.[20] Anak lainnya, Amr, juga berada dalam pasukan Mukhtar.[21]
Tampaknya Said memiliki anak-anak lain yang tinggal di Yaman; keluarga Sa'idain di Bait Zaud (Yaman) dikaitkan dengan Said bin Qais.[22]
Wafat
Tanggal wafat Said tidak diketahui dengan pasti. Zarakli memperkirakan sekitar tahun 50 H.[23] Namun, dari riwayat Ibnu Kalbi, dapat disimpulkan bahwa Said masih hidup cukup lama setelah tahun tersebut.
Catatan Kaki
- ↑ Hamdani, jilid 10, hlm. 54, 58
- ↑ Lihat: Thabari, jilid 4, hlm. 129
- ↑ Thabari, jilid 4, hlm. 330; Ibnu Atsir, jilid 3, hlm. 147, 187
- ↑ Lihat: Ibnu Syabah, jilid 4, hlm. 1313
- ↑ Baladzuri, jilid 2, hlm. 166; Dinawari, hlm. 146, 150; Mufid, hlm. 319
- ↑ Lihat: Nashr bin Muzahim, hlm. 453, 520
- ↑ Nashr bin Muzahim, hlm. 117
- ↑ Nashr bin Muzahim, hlm. 187; Ibnu A'tsam al-Kufi, jilid 3, hlm. 1920
- ↑ Nashr bin Muzahim, hlm. 506-511; Baladzuri, jilid 2, hlm. 231; Dinawari, hlm. 196
- ↑ Lihat: Ibnu Atsir, jilid 3, hlm. 340
- ↑ Lihat: Baladzuri, jilid 2, hlm. 319-321, 341-342; Tsaqafi, jilid 2, hlm. 464-472, 637; Thabari, jilid 5, hlm. 79
- ↑ Lihat: Ibnu Babawaih, hlm. 382
- ↑ Baladzuri, jilid 12, hlm. 381; Abul Faraj al-Isfahani, hlm. 62
- ↑ Lihat: Ibnu Syahr Asyub, jilid 2, hlm. 355; Ibnu Abi al-Hadid, jilid 5, hlm. 216; bandingkan dengan Nashr bin Muzahim, hlm. 273-274; Baladzuri, jilid 2, hlm. 322
- ↑ Lihat: Hamdani, jilid 10, hlm. 59
- ↑ Lihat: Nashr bin Muzahim, hlm. 236-237, 250
- ↑ Hamdani, jilid 10, hlm. 58-59
- ↑ Lihat: Nashr bin Muzahim, hlm. 427; Ibnu Abi al-Hadid, jilid 1, hlm. 144
- ↑ Lihat: Ibnu Abi al-Hadid, jilid 4, hlm. 61
- ↑ Ya'qubi, jilid 2, hlm. 259; Ibnu Atsir, jilid 4, hlm. 239
- ↑ Al-Akhbar ath-Thiwal, hlm. 297.
- ↑ Hamdani, jilid 10, hlm. 59
- ↑ Zarakli, jilid 3, hlm. 100
Daftar Pustaka
- Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahj al-Balaghah, cetakan Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Kairo, 1378/1959.
- Ibnu Atsir.
- Ahmad bin A'tsam al-Kufi, Kitab al-Futuh, cetakan Ali Syiri, Beirut, 1411/1991.
- Ibnu Babawaih, al-Khishal, cetakan Ali Akbar Ghaffari, Qom, 1403 H/1362.
- Hasan bin Ahmad Ibnu Haik Hamdani, al-Iklil min Akhbar al-Yaman wa Ansab Himyar, Beirut, 1408/1987.
- Ibnu Syabah an-Numairi, Tarikh al-Madinah al-Munawwarah, cetakan Fahim Muhammad Syaltut, Beirut, 1410/1990.
- Ibnu Syahr Asyub, Manaqib Al Abi Thalib, Najaf, 1376/1956.
- Ibnu Qutaibah ad-Dinawari, al-Imamah wa as-Siyasah, cetakan Thaha Muhammad Zaini, Kairo, 1378/1967.
- Abul Faraj al-Isfahani; Maqatil ath-Thalibin, cetakan Ahmad Saqr, Kairo, 1368 H/1949 M.
- Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, Ansab al-Asyraf, cetakan Mahmud Firdaus Azham, Damaskus, 1997.
- Ibrahim bin Muhammad ats-Tsaqafi, al-Gharat, cetakan Jalaluddin Muhaddits; Teheran, 1355 H.
- Abu Hanifah ad-Dinawari, al-Akhbar ath-Thiwal, cetakan Abdul Mun'im Amir, Jamaluddin Syial, Kairo, 1960.
- Khairuddin az-Zarakli, al-A'lam, Beirut, 1999.
- Thabari, Tarikh (Beirut).
- Muhammad bin Umar al-Kasyi, Ikhtiyar Ma'rifah ar-Rijal, cetakan Hasan Mustafawi, Masyhad, 1348 H.
- Muhammad bin Muhammad bin Nu'man al-Mufid, al-Jamal au an-Nushrah li Sayyid al-Itrah fi Harb al-Bashrah, cetakan Ali Mir Syarifi, Qom, 1416 H/1374.
- Nashr bin Muzahim al-Minqari, Waq'ah Shiffin, cetakan Abdul Salam Harun, Beirut, 1414/1990.
- Ya'qubi, Tarikh.