Surah Ath-Thalaq
Surah Al-Thalaq (bahasa Arab:الطّلاق,"Thalaq,” Talak) adalah surah ke-65 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-99 berdasarkan urutan pewahyuan Al-Quran. Surah ini disebut sebagai surah Al-Thalaq karena sejak ayat pertama hingga kurang lebih 2/3 surah terkait dengan hukum talak, masa talak, dan wanita-wanita yang ditalak. Dari sisi isi, surah Al-Thalaq tergolong sebagai surah Al-Mufasshalat dan termasuk surah yang dimulai dengan seruan «یا أَیهَا النَّبِی». Surah ini juga disebut sebagai Nisa al-Sughra.
Al-Taghabun Ath-Thalaq Al-Tahrim | |
Arti | Talak |
---|---|
nomor | 65 |
Nama lain | Nisa al-Sughra. |
Juz | Juz 28 |
Wahyu | |
No. urut pewahyuan | 99 |
Klasifikasi | Madaniyah |
Informasi | |
Jumlah ayat | 12 |
Jumlah kata | 289 |
Jumlah huruf | 1203 |
Identitas Surah Al-Thalaq
Surah ini disebut sebagai surah Al-Thalaq karena sejak ayat pertama hingga kurang lebih 2/3 surah terkait dengan hukum talak, masa talak, dan wanita-wanita yang ditalak. Atas dasar itu juga surah ini dinamai sebagai surah Nisa Al-Sughra (yaitu Nisa yang kecil sehingga tidak terjadi kekeliruan dengan surah ke-4 surah Al-Nisa). Surah Al-Thalaq ini terdiri dari 12 ayat sesuai dengan pendapat kebanyakan qari dan menurut qari Basrah terdiri dari 11 ayat. Di antara dua pendapat ini, pendapat pertama yang lebih masyhur. Jumlah katanya adalah 289 dan jumlah hurufnya sebanyak 1203 huruf. Surah Al-Thalaq adalah surah ke-65 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-99 berdasarkan urutan pewahyuan Al-Quran. Surah ini tergolong sebagai surah Madaniyah. Dari sisi isi, surah Al-Thalaq tergolong sebagai surah Al-Mufasshalat dan posisinya pada awal hizb keempat juz 28 Al-Quran. Demikian juga termasuk surah yang dimulai dengan seruan «یا أَیهَا النَّبِی»
Tema Utama
Surah ini di samping mengangkat tema hukum talak, iddah talak, wanita-wanita yang mendapatkan talak, wanita-wanita hamil dan memperoleh talak, masa penantian dan masalah nafkahnya, hukum-hukum rida' (menyusui), anak-anak yang menyusui dan wanita yang memberikan susu serta hak-haknya, nasib yang menimpa umat dan masyarakat terdahulu. Demikian juga berbicara tentang masalah tauhid, kenabian, dan ma'ad. Di samping itu, menganjurkan masyarakat supaya bertakwa dengan mendeskripsikan sifat-sifat orang bertakwa. [1]
Catatan Kaki
- ↑ Dānesynāmeh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2, hlm. 1256.
Daftar Pustaka
- Al-Quran, Terjemahan Persia Muhammad Mahdi Fuladmand. Tehran: Dar al-Qur’an al-Karim, 1418 H/1376 S.
- Dānesynameh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2. disusun oleh Bahauddin Khuramsyahi. Tehran: Dustan-Nahid, 1377 S.