Surah Al-Insyirah
Al-Dhuha Al-Insyirah Al-Tin | |
Arti | Kelapangan |
---|---|
nomor | 94 |
Nama lain | Syarh • Alam Nasyrah |
Juz | Juz 30 |
Wahyu | |
No. urut pewahyuan | 11 |
Klasifikasi | Makkiyah |
Informasi | |
Jumlah ayat | 8 |
Jumlah kata | 27 |
Jumlah huruf | 102 |
Surah Al-Insyirah (bahasa Arab:الإنَشْرَحْ, Al-Insyirah, "Kelapangan") adalah surah ke-94 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-11 sesuai urutan pewahyuan Al-Quran. Surah ini dinamai Al-Insyirah karena dimulai dengan kata ini pada awal surah. Surah Al-Insyirah posisinya setelah surah Al-Dhuha karena adanya hubungan kandungan di antara kedua surah ini. Membaca salah satu dari surah ini pada salat Dhuhur tidak mencukupi; dan terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait dengan membaca kedua surah ini pada waktu salat.
Nama-nama Surah Al-Insyirah
Surah ini disebut sebagai Al-Insyirah atau Syarh karena dimulai dengan kata Insyirah yang bermakna kelapangan Rasulullah saw untuk menerima cahaya iman. Nama lain surah ini adalah Alam Nasyrah dan ketiga nama ini terkait dengan ayat pertama surah ini.
Allah swt berfirman:
﴾أَ لَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ﴿ "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu." (QS Al-Insyirah [94]:1)
Identitas Surah Al-Insyirah
Surah Al-Insyirah terdiri dari 8 ayat, 27 kata dan 102 huruf. Tidak terdapat perbedaan pendapat terkait dengan jumlah ayat surah ini. Surah Al-Syarh adalah surah ke-94 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-11 sesuai urutan pewahyuan Al-Quran serta tergolong sebagai surah Makkiyah. Dari sisi isi termasuk surah Al-Ausath Al-Mufasshalat.
Tema Utama
Pada surah ini, Allah swt mengingatkan segala nikmat berupa pemberian kelapangan kepada Rasulullah saw, keringanan beban yang dipikulnya serta ketinggian nama untuknya. Tentu saja ketika Rasulullah saw menghadapi kesulitan maka kesulitan itu akan terasa mudah. Sebagaimana pada surah Al-Dhuha, Allah swt menghitung-hitung segala nikmat dan kemurahan yang diberikan kepada Rasulullah saw, surah ini juga menyebutkan tentang pelbagai kemurahan Allah swt dan perhatian-perhatian Ilahi kepada Rasulullah saw. Yang paling penting dari semua itu adalah kelapangan dada untuk Rasulullah saw. Pada dasarnya, surah Al-Insyirah posisinya merupakan kelanjutan dari surah Al-Dhuha karena adanya hubungan kandungan di antara kedua surah ini. Membaca salah satu dari surah ini pada salat Dhuhur tidak mencukupi; dan terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait dengan membaca kedua surah ini pada waktu salat. [1]
Catatan Kaki
- ↑ Dānesynāmeh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2, hlm. 1265.
Daftar Pustaka
- Al-Quran, Terjemahan Persia Muhammad Mahdi Fuladmand. Tehran: Dar al-Qur’an al-Karim, 1418 H/1376 S.
- Dānesynameh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2. disusun oleh Bahauddin Khuramsyahi. Tehran: Dustan-Nahid, 1377 S.
Pranala Luar
Matan Surah dan Terjemahan
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾ وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ ﴿٢﴾ الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ ﴿٣﴾ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ ﴿٤﴾ فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٥﴾ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٦﴾ فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب ﴿٨﴾
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, (1) dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, (2) yang memberatkan punggungmu? (3) Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, (4) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (5)sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(6) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (7) dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (8)