Surah Asy-Syu'ara
Al-Furqan Asy-Syu'ara Al-Naml | |
Arti | Para Penyair |
---|---|
nomor | 26 |
Nama lain | Tha Sin Mim • Al-Jami'ah |
Juz | Juz 19 |
Wahyu | |
No. urut pewahyuan | 47 |
Klasifikasi | Makkiyah |
Informasi | |
Jumlah ayat | 227 |
Jumlah kata | 1223 |
Jumlah huruf | 5630 |
muqatta'at | Tha Sin Mim |
Surah Al-Syu'ara (bahasa Arab:الشّعراء, Al-Syu’arā) adalah surah ke-26 Al-Quran berdasarkan susunan mushaf dan ke-47 sesuai dengan urutan pewahyuan. Surah ini merupakan surah ke-12 dari 29 surah yang dimulai dengan huruf muqattha'ah. Karena menjelaskan kondisi para penyair dan menyinggung para penyair yang menyampaikan kebenaran dan kebatilan pada akhir-akhir surah ini sehingga disebut sebagai surah Asy-Syu'ara. Nama lain dari surah Asy-Syu'ara ini adalah surah Jami'ah.
Identitas Surah Asy-Syu'ara
Alasan penamaan surah ini sebagai surah Asy-Syu'ara karena menjelaskan kondisi para penyair dan menyinggung tentang para penyair yang menyampaikan kebenaran dan kebatilan pada akhir surah ini. Nama lain dari surah ini adalah Tha Sin Mim karena surah ini dimulai dengan huruf muqattha'ah atau penyingkap surah-surah yang memendam rahasia-rahasia Al-Quran. Surah ini merupakan surah ke-12 dari 29 surah yang dimulai dengan huruf muqattha'ah. Surah Asy-Syu'ara ini juga acapkali disebut sebagai surah Jamiah, karena di samping mengumpulkan dan mengangkat banyak masalah, kisah beberapa nabi dan kaum-kaum serta bangsa-bangsa terdahulu. Surah Asy-Syu'ara adalah surah ke-26 Al-Quran berdasarkan susunan mushaf dan ke-47 sesuai dengan urutan pewahyuan. Jumlah ayatnya menurut para qari Kufah, Syam dan Madinah adalah 227 ayat dan sesuai dengan pendapat qari lainnya adalah 226. Dari dua pendapat yang ada, pendapat pertama yang benar dan masyhur. Jumlah kata terdiri dari 1223 kata dan 5630 huruf. Dari sisi isi termasuk sebagai surah Al-Matsani (terdiri dari seratus atau lebih ayat), berukuran sedang dan persis setengah juz Al-Quran.
Tema Utama
Surah Asy-Syu'ara mengangkat ragam persoalan yang dasar-dasar dan tema-temanya adalah tauhid dan takut terhadap akhirat serta membenarkan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw; kemudian mengingatkan kesudahan yang buruk di dunia dan akhir bagi yang mendustakan nabi. Dalam menghadapi orang-orang yang mendustakan nabi, surah ini menghibur Nabi Muhammad saw dengan menyebutkan alasan mengapa mereka tidak mudah dan segera beriman kepadanya. Demikian juga kisah sebagian nabi seperti Nabi Musa as dan Nabi Harun as dalam menghadapi Fir'aun dan para penyihir, kisah Nabi Ibrahim as, ayahnya dan kaumnya, kisah Nabi Saleh as dan kaum Tsamud serta kejadian unta Nabi Shaleh, kisah Nabi Nuh as dan pembuatan bahtera, Nabi Luth as dan kaumnya, kisah Nabi Hud as dan kaum 'Ad. [1]
Catatan Kaki
- ↑ Dānesynameh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2, hal. 1244.
Daftar Pustaka
- Al-Quran, Terjemahan Persia Muhammad Mahdi Fuladmand. Tehran: Dar al-Qur'an al-Karim, 1418 H/1376 S.
- Dānesynameh Qur'ān wa Qur'ān Pazyuhi, jld. 2, disusun oleh Bahauddin Khuramsyahi. Tehran: Dustan-Nahid, 1377 S.