Imamah pada Masa Kanak-Kanak
Ma'rifatullah | |
---|---|
Tauhid | Tauhid Dzati • Tauhid Sifat • Tauhid Af'al • Tauhid Ibadah |
Furuk | Tawasul • Syafa'at • Tabarruk • |
Keadilan Ilahi | |
Kebaikan dan keburukan • Bada' • Amrun bainal Amrain • | |
Kenabian | |
Keterjagaan • Penutup Kenabian • Nabi Muhammad Saw • Ilmu Gaib • Mukjizat • Tiada penyimpangan Alquran | |
Imamah | |
Keyakinan-keyakinan | Kemestian Pelantikan Imam • Ismah Para Imam • Wilayah Takwini • Ilmu Gaib Para Imam • Kegaiban Imam Zaman as • Ghaibah Sughra • Ghaibah Kubra • Penantian Imam Mahdi • Kemunculan Imam Mahdi as • Raj'ah |
Para Imam | |
Ma'ad | |
Alam Barzah • Ma'ad Jasmani • Kebangkitan • Shirath • Tathayur al-Kutub • Mizan • Akhirat | |
Permasalahan Terkemuka | |
Ahlulbait • Empat Belas Manusia Suci • Taqiyyah • Marja' Taklid |
Imamah pada Masa Kanak-Kanak (bahas Arab:الإمامة في الصغر) berarti Imamah (kepemimpinan) seseorang yang belum mencapai usia balig secara syar'i. Menurut keyakinan kaum Syiah, Imam Jawad as, Imam Hadi as dan Imam Mahdi as di antara para Imam yang mencapai kedudukan Imamah antara usia 5 dan 8 tahun. Imamiyah memandang Imamah sebagai jabatan ketuhanan yang tidak memerlukan usia balig secara syar'i.
Menanggapi penentang keyakinan mereka, kaum Syiah mengacu pada ayat-ayat Al-Qur'an yang menyebutkan kenabian Sulaiman as, Yahya as dan Isa as pada masa kanak-kanak. Mereka juga bersandar kepada beberapa dalil seperti kemampuan keilmuan para imam as pada masa kanak-kanak dan juga penunjukan Imam Ali as sebagai washi Nabi saw pada Yaum al-Dar untuk membuktikan keyakinan mereka ini.
Beberapa karya juga telah ditulis untuk menjelaskan keyakinan Syiah dalam hal ini dan sebagai jawaban terhadap penentangnya.
Pentingnya Isu Ini dalam Keyakinan Imamiyah
Imamah pada masa kanak-kanak merupakan salah satu topik terkait Imamah yang dibahas dalam kitab-kitab teologi.[1] Pembahasan ini terutama untuk menanggapi kritik para penentang Syiah terhadap kepemimpinan beberapa imam Syiah (Imam Jawad as, Imam Hadi as dan Imam Mahdi as dikatakan telah mencapai Imamah antara usia 5 dan 8 tahun.[2] Masalah ini menyebabkan sejumlah Syiah ragu-ragu menerima kepemimpinan Imam Jawad as. Karena sampai saat itu, usia balig masih dianggap sebagai syarat bagi seorang imam.[3]
Menurut ulama Sunni, usia balig merupakan salah satu syarat utama Imamah.[4] Namun ulama Syiah menganggap Imamah sebagai kedudukan ilahi yang Allah swt tempatkan kepada seseorang yang mempunyai syarat-syarat itu.[5] Mereka meyakini bahwasannya ishmah, memiliki keutamaan dan adanya nash merupakan syarat sebagai seorang imam[6] Keyakinan bahwa usia balig bukanlah merupakan syarat untuk menjadi imam menimbulkan permasalahan yang dilontarkan oleh para penentang para imam dan tanggapan para ulama Syiah.[7]
Ibnu Taimiyah (w. 728 H), Ibnu Hajar Haitami (w. 974 H) dan Ahmad al-Katib termasuk di antara mereka yang mempermasalahkan Imamah pada masa kanak-kanak. Anak yatim yang dalam pengasuhan,[8] anak yatim yang terisolasi,[9] anak-anak yang tidak memiliki kuasa atas diri dan hartanya,[10] anak yang tidak memiliki taklif (tugas)[11] dan tidak adanya kesempatan belajar[12] merupakan beberapa alasan yang diberikan atas tidak masuk akalnya imamah pada masa kanak-kanak.
Para Imam yang Mencapai Imamah di masa Kanak-Kanak
- Imam Jawad as mencapai Imamah ketika ia berusia sekitar delapan tahun.[13] Menurut Hasan Ibn Musa Nobakhti (w. 310 H.), usia muda Imam Jawad as pada saat kesyahidan Imam Ridha as menimbulkan kekhawatiran di kalangan Syiah.[14] Dan sejumlah Syiah tidak menerima Imamahnya.[15]
- Imam Hadi as: Pada usia delapan tahun, ia menjadi Imam.[16] Menurut Jasim Husain, seorang sejarawan Irak, karena fakta bahwa pada masa Imamah Imam Javad as, masalah Imamah di masa kanak-kanak bagi kaum Syi’ah telah terpecahkan, Imamah Imam Hadi as dapat diterima tanpa masalah.[17]
- Imam Mahdi as: Ia mencapai imamah pada usia lima tahun.[18] Dikatakan bahwa Imam Jawad as dan Imam Hadi as mencapai imamah di masa kanak-kanak sebagai persiapan untuk menerima Imamah Imam Mahdi as di masa kecil.[19]
Argumen Syi'ah tentang Imamah di masa Kecil
Para ulama Imamiyah telah menjelaskan bahwa kesempurnaan akal tidak tergantung pada kematangan fisik dan jika Imamah seseorang dibuktikan dengan alasan yang pasti, maka kemaksuman dan ilmu ketuhanannya juga terbukti, dan usia Imam tidak berpengaruh pada masalah ini. Selain itu, batasan-batasan yang ditetapkan syariah dalam berbagai hal pada masa kanak-kanak berkaitan dengan orang-orang biasa yang mencapai pertumbuhan intelektual dan ilmiah seiring berjalannya waktu. Bukan imam yang maksum, yang mempunyai Ilmu Ladunni{Enote|Ilmu Ladunni adalah ilmu yang diberikan kepada sebagian orang oleh Allah swt melalui cara yang tidak biasa tanpa adanya pembelajaran.}.[20]
Kapasitas Keilmuan Imam pada Masa Kanak-Kanak
Menurut riwayat yang diriwayatkan oleh Syekh Mufid, ketika Imam Jawad as menjawab pertanyaan Yahya dalam perdebatan dengan Yahya Ibnu Aktham dengan cara yang menimbulkan keheranan bagi orang-orang yang hadir,[21] Ma'mun memprotes orang-orang disekitarnya bahwa usia Imam Jawad as yang masih kecil tidak menunjukkan kurangnya ilmu dan akalnya.[22]
Menurut Syekh Mufid (w. 413 H), kehadiran Hasanain as dalam Mubahalah Nabi saw bersama umat Nasrani Najran menunjukkan bahwa seseorang dapat memikul tanggung jawab ketuhanan yang besar ketika masih dalam masa kanak-kanak.[23] Begitu juga keimanan Imam Ali as kepada Nabi saw pada masa kanak-kanak[24] menunjukkan bahwa seorang anak dapat memiliki pemahaman dan kecerdasan yang tinggi.[25]
Merujuk pada Kenabian Sulaiman as, Yahya as dan Isa as pada Masa Kanak-Kanak
Kenabian beberapa nabi di masa kecilnya juga dijadikan rujukan untuk membuktikan Imamah di masa kanak-kanak.[26] Menurut Fakhru Razi, dalam Surah Maryam ayat 12, yang dimaksud dengan hukum adalah kenabian yang diberikan Allah swt kepada Yahya as dan Isa as pada masa kanak-kanak.[27] Selain itu, menurut Ja'far Subhani, salah satu ulama Syiah, Surah Maryam ayat 30 yang mengungkapkan perkataan Isa as saat kecil menunjukkan bahwa jika Allah swt menghendaki, Dia juga dapat memberikan ilmu, kecerdasan, dan kebijaksanaan yang diperlukan untuk Imamah pada seorang anak.[28]
Sebagaimana diriwayatkan bahwa Imam Ridha as memperkenalkan putranya Jawad sebagai seorang imam ketika dia berusia tiga tahun, dan dengan merujuk kepada kisah Isa as, dia menganggap mungkin untuk menjadi seorang imam pada masa kanak-kanak.[29] Atau Imam Jawad as dalam sebuah riwayat dengan bersandar kepada Nabi Sulaiman as yang menjadi penerus Nabi Daud as pada masa kanak-kanak, menganggap imamah pada masa kanak-kanak bukanlah hal yang mustahil.[30]
Merujuk pada Tindakan Nabi saw pada Yaum al-Dar
Menurut teolog Syiah Syekh Mufid, tindakan Nabi saw dalam Hadis Yaum al-Dar menunjukkan bahwa jika Allah swt menghendaki, dia dapat menjadikan seorang anak sebagai hujjah-Nya.[31] Menurut kesepakatan Syiah dan Sunni, Nabi saw menunjuk Imam Ali as, yang saat itu belum mencapai usia balig, sebagai washi dan penerusnya pada Yaum al-Dar.[32]
Monografi
Berikut adalah beberapa karya yang ditulis tentang Imamah pada masa kanak-kanak:
- Buku Imamat dar Sinin-e Kudaki yang ditulis oleh Ali Asghar Rizvani setebal 48 halaman pada tahun 2006 dan telah diterbitkan oleh Masjid Suci Jamkaran.[33]
- Buku Setaregan-e Hedayat: Imamat dar Kudaki yang ditulis oleh Muhammad Bamri dengan 176 halaman pada tahun 2021 dan telah diterbitkan oleh Aimmah Publications.[34]
- Imamat dar Kudaki: Daromadi Tahlili bar Imamat dar Kudaki, yang ditulis oleh Hadi Turkmeni dengan 166 halaman pada tahun 2023, diterbitkan oleh Da'iyah Publications.[35]
Catatan Kaki
- ↑ Untuk contoh silakan lihat ke: Syekh Mufid, al-Fushul al-Mukhtaroh, hlm. 149-153.
- ↑ Silakan lihat ke: Syekh Mufid, al-Fushul al-Mukhtaroh, hlm. 149-153; Subhani, Emamat dar Kudaki?, hlm. 46.
- ↑ Noubakhti, Firaq al-Syiah, hlm. 88.
- ↑ 'Adhud ad-Din Iji, Syarh al-Mafaqif, jld. 8, hlm. 350; Taftazani, Syarh al-Maqashid, jld. 5, hlm. 244.
- ↑ Muthahari, Emamat va Rahbari, hlm. 131.
- ↑ Allamah Hilli, Kasyf al-Murad, hlm. 492-495.
- ↑ Untuk contoh silakan lihat ke: Syekh Mufid, al-Fushul al-Mukhtaroh, hlm. 149-153.
- ↑ Ibnu Taimiyah Harani, Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyah, jld. 4, hlm. 89.
- ↑ Ibnu Taimiyah Harani, Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyah, jld. 4, hlm. 89; al-Katib, Tathawur al-Fikr al-Siyasi al-Syi'i, hlm. 103.
- ↑ Ibnu Hajar Haitami, al-Shawaiq al-Muhriqah, jld. 2, hlm. 483.
- ↑ al-Katib, Tathawur al-Fikr al-Siyasi al-Syi'i, hlm. 103.
- ↑ al-Katib, Tathawur al-Fikr al-Siyasi al-Syi'i, hlm. 103.
- ↑ Noubakhti, Firaq al-Syiah, hlm. 88.
- ↑ Noubakhti, Firaq al-Syiah, hlm. 88.
- ↑ Noubakhti, Firaq al-Syiah, hlm. 87-88.
- ↑ Qummi, Muntaha al-Āmal, jld. 3, hlm. 1878.
- ↑ Husain, Tarikh-e Siyasi-e Ghaibat-e Emam-e Davazdahum, hlm. 81.
- ↑ Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 2, hlm. 339.
- ↑ Sulaiman, Hazrat-e Mahdi (afs) Kheradtarin Pisyva-e Ma'sum, hlm. 44.
- ↑ Syekh Mufid, al-Fushul al-Mukhtaroh, hlm. 149-153; Bahrani, al-Najah al-Qiyamah, hlm. 200.
- ↑ Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 2, hlm. 281-286.
- ↑ Syekh Mufid, al-Irsyad, jld. 2, hlm. 287.
- ↑ Syekh Mufid, al-Fushul al-Mukhtaroh, hlm. 316.
- ↑ Kulaini, al-Kafi, jld. 1, hlm. 384.
- ↑ Majlisi, Mirāh al-'Uqul, jld. 4, hlm. 252.
- ↑ Rezvani, Emamat dar Sinin-e Kudaki, hlm. 11.
- ↑ Fakhr Razi, al-Tafsir al-Kabir, jld. 21, hlm. 516.
- ↑ Subhani, Emamat dar Kudaki?, hlm. 46.
- ↑ Kulaini, al-Kafi, jld. 1, hlm. 383.
- ↑ Kulaini, al-Kafi, jld. 1, hlm. 383.
- ↑ Syekh Mufid, al-Fushul al-Mukhtaroh, hlm. 316.
- ↑ Untuk contoh silakan lihat ke: Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 2, hlm. 320; Sayid Ibnu Thawus, al-Tharaif, jld. 1, hlm. 21; Haskani, Syawahid al-Tanzil, jld. 1, hlm. 543.
- ↑ Rezvani, Emamat dar Sinin-e Kudaki, (bagian pengenalan).
- ↑ Bamri, Setaregan-e Hedayat: Emamat dar Kudaki, (bagian pengenalan).
- ↑ Torkamani, Dar Āmadi Tahlili bar Emamat dar Kudaki, (bagian penegenalan).
Daftar Pustaka
- 'Adhud ad-Din Iji,Abdul Rahman bin Ahmad. Syarh al-Mawaqif. Qom: Penerbit Syarif al-Razhi, tanpa tahun.
- Al-Katib, Ahmad. Tathawur al-Fikr al-Siyasi al-Syi'i min al-Syura ila Wilayah al-Faqih. Beirut: Dar al-Jadid, 1998 M.
- Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf. Kasyf a-Murad. Qom: Yayasan al-Nashr al-Islami, cet. 16, 1437 H.
- Bahrani, Maitsam bin Ali. al-Najah al-Qiyamah fi Tahqiq Amr al-Imamah. Qom: Majma' al-Fikr al-Islami, 1417 H.
- Bamri, Muhammad. Setaregan-e Hedayat: Emamat dar Kudaki. Qom: Penerbit Aimmah, 1391 HS.
- Fakhr razi, Fakr al-Din. al-Tafsir al-Kabir. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi. 1420 H.
- Haskani, Abidullah bin Abdulah. Syawahid al-Tanzil li Qawaid al-Tafdhil. Riset: Muhammad Baqir Mahmudi. Teheran: Organisasi Percetakan dan Penerbitan Kementerian Bimbingan Islam, 1411 H.
- Husain, Jasim. Tarikh-e Siyasi-e Ghaibat-e Emam-e Davazdahum. Penerjemah: Sayid Muhammad Taqi Āyatullahi. Teheran: Penerbit Amir Kabir, cet. 3, 1385 HS.
- Ibnu Hajar Haitami, Ahmad bin Muhammad. al-Shawaiq al-Muhriqah fi Rad ala Ahl al-Bida' wa al-Zindiqah. Beirut: Yayasan al-Risalah, 1417 H.
- Ibnu Taimiyah Harani, Ahmad bin Addul Halim. Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyah fi Naqhd Kalam al-Syiah al-Qadariyah. Riyadh: Universitas al-Imam Muhammad bin Saud al-Islamiah, 1406 H.
- Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. al-Kafi. Riset: Ali Akbar Ghafari. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiah, 1407 H.
- Majlisi, Muhammad Baqir. Mirāh al-'Uqul. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiah, 1404 H.
- Muthahari, Murtadha. Emamat va rahbari. Qom: Penerbit Shadra, 1390 HS.
- Noubakhti, Hasan bin Musa. Firaq al-Syiah. Beirut: Dar al-Adhwa, 1404 H.
- Qummi, Syekh Abbas. Muntaha al-Āmāl. Qom: Penerbit Dalil-e Ma, 1379 HS.
- Rezvani, Ali Ashgar. Emamat dar Sinin-e Kudaki. Qom: Penerbit Masjid Jamkaran, 1386 HS.
- Sayid Ibnu Thawus, Ali bin Musa. al-Tharaif fi ma'rifah Mazahib al-Thawaif. Qom: Penerbit Khayom, 1400 H.
- Subhani, Ja'far. Emamat dar Kudaki?. Majalah Darsha-e az Maktab-e Eslam. Vol. 640, bulan Syahrivar, 1393 HS.
- Sulaimani, Khudamurad. Hazrat-e Mahdi (afs) Kheradsaltarin Pisyva-e Ma'sum. dalam majalah Muballigan, vol. 41, 1382 HS.
- Syekh Mufid, Muhammad bin Muhammad. al-Irsyad fi Ma'rifah Hujajillah ala al-Ibad. Qom: Kongres Internasional Syekh Mufid 1413 H.
- Syekh Mufid, Muhammad bin Muhammd. al-Fushul al-Mukhtaroh. Qom: Dar al-Mufid, 1413 H.
- Taftazani, Mas'ud bin Umar. Syarh al-Maqashid. Penerbit al-Syarif al-Razhi, 1412 H.
- Thabari, Muhammad bin Jarir. tarikh al-Thabari Tarikh al-Umam wa al-Muluk. Riset: Ibrahim Muhammad Abu al-Fadhl. Beirut: Dar al-Turats, cet. 2, 1387 H.
- Torkamani, Hadi. Dar Āmadi Tahlili bar Emamat dar Kudaki. Hamedan: Penerbit Da'iyah, 1402 HS.