Salat-salat Nafilah Harian

Prioritas: c, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Salat Nafilah Harian)

Nafilah-nafilah harian (bahasa Arab: النوافل اليومية) adalah salat-salat Mustahab yang dilaksanakan setiap hari. Masing-masing dari salat-salat wajib harian memiliki beberapa rakaat nafilah yang dilakukan sebelum atau sesudahnya. Jumlah rakaat salat Nafilah harian selain pada hari Jumat adalah 34 rakaat.

Makna Nafilah

Nafilah adalah pekerjaan mustahab dan pekerjaan baik yang tidak wajib dilakukan oleh manusia. Nafilah juga bemakna cucu, rampasan perang (ghanimah) dan pemberian. [1] Dalam istilah fukaha, Nafilah lebih sering digunakan untuk salat-salat Mustahab. [2]

Urgensitas dan Keutamaan Nafilah

Di dalam agama Islam banyak penekanan akan pelaksanaan salat-salat mustahab dan dijelaskan pula pahala-pahala yang melimpah darinya. Diantara salat-salat mustahab, salat malam memiliki keutamaan lebih besar.

Banyak riwayat yang dinukil dari maksumin as mengenai pentingnya salat Nafilah:

  • « إِیّاکُمْ وَ الْکَسَل. إِنَّ رَبّكُمْ رَحیمٌ یَشْكُرُ الْقَلیلَ. إِنَّ الرَجُلَ لَیُصَلّی رَکْعَتَینِ تَطَوُّعاً یُریدُ بِهِما وَجْهُ اللهِ فَیَدْخُلُهُ اللهُ بِهِما الْجَنَّةَ ; "Hati-hatilah kalian dengan kemalasan, sesungguhnya Tuhanmu Maha Penyayang dan mensyukuri yang sedikit. Sesungguhnya seseorang melakukan salat sunah 2 rakaat karena mengharap ridha Allah swt, niscaya Ia memasukkan orang itu dengannya ke dalam surga". [3]
  • Imam Sajjad as berkata: "Allah swt akan mengisi kekurangan-kekurangan salat-salat kalian dengan salat-salat Nafilah"
  • Pengaruh terpenting dari salat Nafilah yang dijelaskan dalam sebuah hadis yang diberi nama "Hadis Qurbi Nawāfil" adalah: Rawi menukil dari Imam Shadiq as dan beliau menukil dari Rasulullah saw dan beliau menukil dari Allah swt:
"Sesungguhnya hamba-Ku mencari 'kedekatan' melalui salat-salat nafilah dan pekerjaan-pekerjaan mustahab hingga Aku mencintainya. Dan ketika Aku mencintainya, niscaya Aku menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar, Aku menjadi matanya yang dengannya ia melihat, dan Aku menjadi mulutnya yang dengannya ia berbicara..."[4]
  • Fudhail bin Yasar menukil dari Imam Shadiq as, beliau bersabda: "Salat-salat wajib dan nafilah berjumlah 51 rakaat. Dua rakaat nafilah Isya' yang dilakukan dengan posisi duduk dihitung satu rakaat bediri. Salat-salat wajib berjumlah 17 rakaat dan salat-salat nafilah berjumlah 34 rakaat."[catatan 1]

Jumlah Rakaat dan Waktu Salat-salat Nafilah Harian

Salat Nafilah selain pada hari Jumat berjumlah 34 rakaat:

  • Salat Nafilah Zhuhur: 8 rakaat dan waktunya adalah waktu salat wajib Zhuhur itu sendiri dan dilakukan sebelum melaksanakan salat Zhuhur.
  • Salat Nafilah Asar: 8 rakaat dan waktunya adalah waktu salat wajib Asar itu sendiri dan dilakukan sebelum menunaikan salat Asar.
  • Salat Nafilah Magrib: 4 rakaat dan waktunya adalah waktu salat wajib Magrib itu sendiri dan dilakukan setelahnya.
  • Salat Nafilah Isya: 2 rakaat. Karena dua rakaat nafilah Isya' dilakukan dengan posisi duduk maka dihitung satu rakaat. Waktu nafilah Isya' adalah waktu salat wajib Isya' itu sendiri dan dilaksanakan setelahnya.
  • Salat nafilah malam (salat Malam): 11 rakaat; 8 rakaat darinya sebagai salat malam, 2 rakaat sebagai salat Syafa' dan 1 rakaat sebagai salat Witir. Waktu salat malam dimulai dari pertengahan malam hingga azan subuh.
  • Salat nafilah Subuh: 2 rakaat dilakukan sebelum menunaikan salat Subuh.

Pada hari Jumat ditambahkan 4 rakaat lagi kepada 16 rakaat salat nafilah Zhuhur dan Asar. [5]

Tata cara Pelaksanaan Salat-salat Nafilah Harian

Secara umum, salat-salat mustahab (nafilah) dilakukan dengan dua rakaat dua rakaat dan setiap dua rakaat memiliki satu syahadat dan satu salam, kecuali berkenaan dengan salat khusus yang ada dalilnya bahwa dilakukan dengan cara lain seperti salat Witir yang dilaksanakan dengan satu rakaat dan salat malam Idul Ghadir yang terdiri dari 12 rakaat. Setiap dua rakaat mempunyai satu syahadat dan diakhir rakaat kedua belas harus mengucapkan salam. [6]

Salat-salat nafilah harian juga dilaksanakan dengan dua rakaat dua rakaat. Misalnya salat nafilah Zhuhur adalah empat salat yang dilakukan dengan dua rakaat dua rakaat, dan salat malam adalah lima salat yang dilakukan dengan dua rakaat dua rakaat dan satu salat (witir) yang dilakukan dengan satu rakaat.

Salat Nafilah sebagaimana halnya salat-salat mustahab lain boleh dilaksanakan dengan posisi duduk dan berdiri. Akan tetapi, dua rakaat nafilah yang dilakukan dengan posisi duduk lebih baik dihitung satu rakaat. Misalnya, orang yang hendak melakukan salat nafilah Zhuhur yang terdiri dari delapan rakaat dengan posisi duduk, maka harus menunaikannya sebanyak enam belas rakaat. [7]

Salat-salat Nafilah Harian di Perjalanan

Salat-salat nafilah harian yang salat wajibnya harus diringkas (qashar) seperti salat Zhuhur dan Asar maka akan gugur dan tidak boleh dilaksanakan. Oleh karenanya, nafilah salat Zhuhur, Asar dan Isya' menjadi gugur. Sementara salat malam, nafilah salat subuh dan nafilah salat magrib boleh dilaksanakan. [8]

Kajian-Kajian Terkait

catatan

  1. «الفریضةُ والنافلةُ احدی و خمسون رکعةً. منها رکعتان بعد العتدیةِ جالساً تعدّان برکعةٍ وهو قائمٌ الفریضةُ منها سبع عشرة رکعةً والنافلةُ اربعُ و ثلاثون رکعةً», Wasāil asy-Syiah, jld.4, hlm.46

Catatan Kaki

  1. Al-Munjid, jld.2, hlm.1986
  2. Misykini, Ali, Mushthalahāt al-Fiqh, hlm.528
  3. Hurr Amili, Wasāil asy-Syiah, jld.4, hlm.44
  4. Kulaini, Ushul Kafi, jld.4, hlm.53
  5. Taudhih al-Masāil (al-Muhasysyi li al-Imam al-Khomeini), jld.1, hlm.425, masalah no.746; Imam Khomaini, Tahrir al-Wasilah, jld.1, hlm.135-236
  6. Sayid Ibnu Thawus, Iqbāl al-A'māl, hlm.542
  7. Najafi, Jawāhir al-Kalam, jld.7, hlm.52, Imam Khomeini, Tahrir al-Wasilah, jld.1, hlm.137
  8. Imam Khomeini, Tahrir al-Wasilah, jld.1, hlm.136

Daftar Pustaka

  • Hurr Amili. Wasail asy-Syiah. Qom: Muassasah Al al-Bait li Ihya at-Turats.
  • Imam Khomeini. Tahrir al-Wasilah. Najaf: penerbit Al-Adab, cet. 2, 1390 H.
  • Imam Khomeini. Taudhih al-Masāil (Al-Muhasysyi li al-Imam al-Khumaini).
  • Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. Ushul Kafi. Penerjemah: Hasyim Rasuli, Jawad Musthafa. Teheran: Kitabfurusyi Ilmiyah Islamiyah, 1369 HS.
  • Luwis Ma'luf. Al-Munjid. Penerjemah: Muhamammad Bandar Yigi. Iran: Hatif, cet. 3, 1380 HS.
  • Misykini, Ali. Mushthalahāt al-Fiqh. Qom: Muassasah Chab al-Hadi, cet. 2, 1379 HS.
  • Najafi, Muhammad Hasan. Jawāhir al-Kalam. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, cet. 3, 1367 HS.
  • Sayid Ibnu Thawus. Iqbal al-A'mal. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1367 HS.