Murtad Milli

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia

Furu'uddin

Salat

Wajib: Salat JumatSalat IdSalat AyatSalat Mayit


Ibadah-ibadah lainnya
PuasaKhumusZakatHajiJihadAmar Makruf dan Nahi MungkarTawalliTabarri


Hukum-hukum bersuci
WudhuMandiTayammumNajasatMuthahhirat


Hukum-hukum Perdata
PengacaraWasiatGaransiJaminanWarisan


Hukum-hukum Keluarga
PerkawinanPerkawinan TemporerPoligamiTalakMaharMenyusuiJimakKenikmatanMahram


Hukum-hukum Yudisial
Putusan HakimBatasan-batasan hukumKisas


Hukum-hukum Ekonomi
Jual Beli (penjualan)SewaKreditRibaPinjaman


Hukum-hukum Lain
HijabSedekahNazarTaklidMakanan dan MinumanWakaf


Pranala Terkait
BalighFikihHukum-hukum SyariatBuku Panduan Fatwa-fatwaWajibHaramMustahabMubahMakruhDua Kalimat Syahadat

Murtad Milli (bahasa Arab:المرتد الملي) berbeda dengan murtad fitri, karena murtad milli adalah orang yang ayah dan ibunya bukanlah muslim, tetapi ia sendiri menjadi muslim setelah mencapai usia balig dan kemudian meninggalkan agama Islam.

Seorang murtad milli terhalang untuk menggunakan hartanya dan pernikahannya otomatis batal. Jika seorang pria menjadi murtad milli tidak bertobat, maka ia dikenai hukuman mati, tetapi jikalau wanita yang menjadi murtad milli maka ia dipenjara sampai bertobat, kalau tidak bertobat maka dipenjara sampai mati.

Definisi Murtad Milli

Artikel Asli: Irtidad Murtad milli adalah orang yang ayah dan ibunya bukanlah muslim pada saat pembuahan, dan dia sendiri menjadi seorang muslim ketika mencapai usia balig, kemudian menjadi kafir dan keluar dari islam.[1] Berbeda dengan murtad fitri yaitu orang yang sejak lahir dari orang tua yang beragama Islam, tetapi menjadi kafir setelah balig.[2]

Hukuman

Ada hukuman tertentu bagi murtad milli: laki-laki yang menjadi murtad milli diberi kesempatan untuk bertaubat dan jika ia tidak bertobat, maka ia akan dikenai hukuman mati.[3] Tetapi Wanita yang menjadi murtad milli akan dikenakan hukuman penjara sampai ia bertobat dan kembali pada Islam, jika tidak, maka akan dipenjara seumur hidup.[4]

Dalam kasus kemurtadan yang dilakukan berulang kali oleh seorang wanita, menurut fatwa sejumlah Fukaha, hukumannya adalah eksekusi mati pada ketiga atau keempat kalinya,[5] tetapi menurut fatwa Sayid Abul Qasim Khui, seorang wanita yang murtad tidak akan dikenai hukuman mati bahkan dengan kemurtadan yang dilakukannya secara berulang-ulang.[6]

Konsekuensi dari Kemurtadan

Hukum-hukum dan konsekuensi dari murtad milli adalah:

  • Larangan dalam menggunakan harta benda: Menurut fatwa beberapa Fukaha, seorang Murtad Milli tidak dapat mengambil dan menggunakan hartanya sampai ia bertobat.[7] Namun, Sayid Abul Qasim Khui menolak pelarangan seorang Murtad Milli untuk mengambil dan menggunakan hartanya.[8]
  • Pembatalan ikatan pernikahan: Menurut pendapat Fukaha Syiah, kemurtadan akan menyebabkan batalnya ikatan pernikahan; Tentu saja, jika persetubuhan telah terjadi, akad nikah akan berakhir setelah berakhirnya iddah wanita (yakni iddah cerai: tiga kali suci dari darah haid).[9]
  • Ketidakabsahan pernikahan': Menurut pendapat masyhur para Fukaha Syiah, pernikahan seorang yang murtad tidak sah dilakukan dengan seorang muslim atau dengan non-Muslim.[10] Namun, Sayid Abul Qasim Khui menganggap pernikahan seorang pria murtad dengan seorang wanita non-Muslim adalah sah.[11]
  • Terlepasnya hak warisan: Seorang murtad tidak mewarisi dari seorang Muslim, tetapi seorang Muslim mewarisi darinya.[12]
  • Najis: Seorang murtad milli dihukumi najis.[13]

Menurut Fukaha Syiah, tobatnya seorang murtad milli akan menyebabkan hilangnya hukuman dan konsekuensi yang dikenakan kepadanya.[14]

Catatan Kaki

  1. Syahid Tsani, al-Raudhah al-Bahiyah, jld. 8, hlm. 30
  2. Muhaqiq Hilli, Syarai' al-Islam, jld. 4, hlm. 170, 1408 H
  3. Muhaqiq Hilli, Syarai' al-Islam, jld. 4, hlm. 170, 1408 H; Khui, Mabani Taqmilah al-Manhaj, jld. 1, hlm. 396, 1422 H
  4. Najafi, Jawahir al-Kalam, jld. 41, hlm. 610-616; Imam Khomeini, Tahrir al-Wasilah, jld. 2, hlm. 365-368, 1379 S; Khui, Mabani Takmilah al-Manhaj, jld. 1, hlm. 399-401 H
  5. Muhaqqia Hilli, Syarai' al-Islam, jld. 4, hlm. 172, 1408 H; Syahid Tsani, Maslik al-Afham, jld. 15, hlm. 31, 1413 H
  6. Khui, Mabani Takmilah al-Minhaj, jld. 1, hlm. 401, 1422 H
  7. Najafi, Jawahir al-Kalam, jld. 41, hlm. 620, 1362 S
  8. Khui, Mabani Takmilah al-Minhaj, jld. 1, hlm. 396, 1422 H
  9. Najafi, Jawahir al-Kalam, jld. 41, hlm. 615; Khui, Mabani Takmilah al-Minhaj, jld. 1, hlm. 396, 1422 H
  10. Lihat: Syekh Thusi, al-Mabsuth, jld. 7, hlm. 289, 1351 S; Muhaqqiq Karaki, Jami' al-Maqasid, jld. 12, hlm. 423, 1429 H; Muhaqqiq Hilli, Syarai' Hilli, jld. 4, hlm. 172, 1408 H; Allamah Hilli, Tahrir al-Ahkam, jld. 2, hlm. 21; Najafi, Jawahir al-Kalam, jld. 41, hlm. 602, 1362 H
  11. Khui, Mabani Takmilah al-Minhaj, jld. 1, hlm. 405, 1422 H
  12. Najafi, Jawahir al-Kalam, jld. 39, hlm. 17, 1362 S
  13. Najafi, Jawahir al-Kalam, jld. 6, hlm. 293
  14. Syahid Tsani, 'al-Raudhah al-Bahiyah, jld. 8, hlm. 30, 1410 H

Daftar Pustaka

  • Alamah Hilli, Hasan bin Yusuf. Tahrir al-Ahkam. Qom: Yayasan Ali al-Bait, li al-Ihya' al-Turats, tanpa tahun.
  • Imam Khomeini, Sayid Ruhullah. Tahrir al-Washilah. Qom: Dar al-'Ilm, 1379 H.
  • Khui, Sayid Abu al-Qasim. Mabani Takmilah al-Minhaj. Qom: Yayasan Ihya' Atsar al-Imam al-Khui, 1422 H.
  • Muhaqqiq Hilli, Ja'far bin Hasan. Syarai' al-Islam fi Masail al-Halal wa al-Haram. Riset: Abdul Husain Muhammad Ali Baqal. Qom: Ismailiyan, 1408 H.
  • Muhaqqiq Karaki, Ali bin Husain, Jami' al-Maqasid fi Syarh al-Qawaid. Qom: Yayasan Ali al-Bait li al-Ihya' al-Turats, 1429 H.
  • Musawi Ardibili, Sayid Abdul Karim. Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat. Qom: Muasasah Intisyarat Danesygah Mufid, 1427 H.
  • Najafi, Muhammad Hasan. Jawahir al-Kalam. Riset: Ibrahim Suthani. Beirut: Dar Ihya' al-Turats al-Arabi, 1362 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Mabsuth fi al-Fiqh al-Imamiyah. Teheran: Perpustakaan al-Radhawiyah, 1351 S.
  • Syahid Tsani, Zainuddin bin Ali. Al-Raudhah al-Bahiyah fi Syarh al-Lum'ah al-Dimisyqiyah. Syarah: Sayid Muhammad Kalantar. Qom: Toko Buku Davari, 1410 H.
  • Syahid Tsani, Zainuddin bin Ali. Masalik al-Afham ila Tanqih Syarai' al-Islam. Qom: Yayasan al-Ma'arif al-Islamiyah, 1413 H.