Akhir Zaman
Ma'rifatullah | |
---|---|
Tauhid | Tauhid Dzati • Tauhid Sifat • Tauhid Af'al • Tauhid Ibadah |
Furuk | Tawasul • Syafa'at • Tabarruk • |
Keadilan Ilahi | |
Kebaikan dan keburukan • Bada' • Amrun bainal Amrain • | |
Kenabian | |
Keterjagaan • Penutup Kenabian • Nabi Muhammad Saw • Ilmu Gaib • Mukjizat • Tiada penyimpangan Alquran | |
Imamah | |
Keyakinan-keyakinan | Kemestian Pelantikan Imam • Ismah Para Imam • Wilayah Takwini • Ilmu Gaib Para Imam • Kegaiban Imam Zaman as • Ghaibah Sughra • Ghaibah Kubra • Penantian Imam Mahdi • Kemunculan Imam Mahdi as • Raj'ah |
Para Imam | |
Ma'ad | |
Alam Barzah • Ma'ad Jasmani • Kebangkitan • Shirath • Tathayur al-Kutub • Mizan • Akhirat | |
Permasalahan Terkemuka | |
Ahlulbait • Empat Belas Manusia Suci • Taqiyyah • Marja' Taklid |
Akhir zaman (bahasa Arab: آخر الزمان ) adalah istilah agama yang berarti masa berakhirnya perjalanan dunia yang semua penganut ajaran agama dunia meyakini akan terjadinya hal ini. Dalam Islam masa ini juga mendapat perhatian lebih yang dikaitkan dengan diutusnya Nabi Muhammad saw dan kemunculan Imam Mahdi as. Mitos yang berkembang bahwa akhir zaman disertai dengan peristiwa-peristiwa ajaib dan mencengangkan. Salah satu kekhususan akhir zaman yang paling penting dan diakui oleh semua agama dan masyarakat dunia adalah kemunculan Juru Selamat.
Mengenai waktu kemunculan Juru Selamat tidak diketahui secara pasti, namun salah satu tanda kemunculannya selalu dikaitkan dengan tanda-tanda semakin dekat hari Kiamat (Yang waktunya juga tidak diketahui secara pasti).
Dalam Penjelasan Alquran
Istilah akhir zaman tidak ditemukan dalam Alquran, namun terdapat beberapa ayat yang mengisyaratkan bahwa dimasa yang akan datang masyarakat dunia berada di bawah kekuasaan yang berdasarkan nilai-nilai ketauhidan dan keadilan. Di masa itu kekuasaan akan diwarisi dan dipegang oleh orang-orang saleh dan kebenaran akan mengalahkan kebatilan. [1]
Dalam Penjelasan Riwayat
Penyebutan akhir zaman dalam riwayat Islam memiliki dua makna:
- Zaman Nabi Muhammad saw
Bagian pertama dari akhir zaman dimulai dari kenabian Nabi Muhammad saw sampai dengan terjadinya hari kiamat. Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw diperkenalkan sebagai nabi akhir zaman. [2] Pendeskripsian mengenai hal ini dikaitkan dengan Nabi Muhammad saw sebagai Khatam al-Anbiya (penutup para Nabi) dan syariat yang dibawanya adalah syariat terakhir yang sempurna dan lengkap dan berlaku sampai hari kiamat. Inilah sebabnya Nabi Muhammad saw disebut sebagai nabi akhir zaman.
- Zaman Kemunculan Imam Mahdi as
Tidak sedikit riwayat dalam literatur Islam [3]menyebutkan akhir zaman sebagai masa kedatangan Juru Selamat yaitu Imam Mahdi as yang dinanti-nantikan. [4]
Masa kemunculannya ditandai dengan tiga hal:
- Hidup penuh dengan ujian-ujian yang berat dan munculnya fitnah-fitnah akhir zaman [5]diantaranya perang Circesium.
- Munculnya Juru Selamat dan terpisahnya antara yang haq dan batil. [6]
- Berkuasanya kebenaran atas yang batil dan datangnya zaman keemasan dunia. [7]
Waktu Terjadinya
Waktu terjadinya akhir zaman ini bukan hanya tidak dijelaskan dalam riwayat secara detail bahkan penyebutan tanggalnya sama sekali tidak disebutkan. [8] Sehingga kemunculan Juru Selamat tidak seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah swt sehingga masuk dalam bagian ilmu ghaib-Nya.
Imam Ridha as menukilkan dari ayahnya yang sanadnya sampai ke Rasulullah saw bahwa kemunculan Juru Selamat sama halnya hari kiamat, yang hanya Allah swt yang mengetahuinya secara tepat kapan akan terjadi. [9]
Tanda-tandanya
Dalam riwayat Islam tanda-tanda akhir zaman dijelaskan secara detail yang diantaranya adalah kemunculan Juru Selamat yang dijanjikan yang diakhiri dengan terjadinya hari Kiamat. Sehingga tanda-tanda kemunculan Juru Selamat sebagaimana halnya kiamat, juga memiliki tanda-tanda khusus. [10] Dari sebagian kitab-kitab klasik disebutkan tanda-tanda kemunculan Juru Selamat yang juga merupakan tanda-tanda datangnya kiamat [11]diantaranya yang terkenal adalah sebagai berikut:
- Keluarnya Sufyani [12]
- Munculnya Sayid Hasani, terjadinya pertikaian dikalangan Bani Abbasiyah dalam memperebutkan harta dan kekuasaan. [13]
- Terjadi gerhana matahari di pertengahan bulan Ramadhan dan gerhana bulan di penghujungnya. [14]
- Terbitnya matahari dari arah Barat [15]
- Terbunuhnya Nafs Zakia. [16]
- Rusaknya masjid Kufah, keluarnya Yamani, dihalalkannya darah dan harta masyarakat. [17]
- Keluarnya Dajjal [18]yang dalam riwayat Islam disebutkan berkuasa di bumi selama 40 hari [19]dan sangat banyak memiliki pengikut yang mengimaninya karena mampu melakukan hal-hal ajaib dan luar biasa. [20]
- Banyak terjadi peperangan dan pembunuhan dikalangan masyarakat. [21]
- Banyak terjadi kerusakan dan bencana-bencana besar di dunia. [22]
- Rusaknya akal-akal manusia. [23]
- Banyak terjadi kekacauan dan lemahnya iman orang-orang banyak. [24]
- Dipilihnya orang yang tidak layak untuk memimpin dan mengurusi masyarakat, tunduknya laki-laki kepada istrinya, sangat berharganya kekayaan dunia, dan tidak adanya keamanan. [25]
- Terjadinya fitnah yang banyak diantara orang-orang Arab. [26]
- Hilang dan terkikisnya rasa malu dari perempuan dan anak-anak. [27]
- Merebaknya praktik riba. [28]
- Terjadinya pembunuhan massal dan munculnya fitnah-fitnah. [29]
- Laki-laki menyerupai wanita, dan wanita menyerupai laki-laki. [30]
- Maraknya minuman keras dan digunakannya pakaian-pakaian dari sutra. [31]
Perbedaannya dengan Tanda-tanda Kiamat
Dalam Alquran [32]dan riwayat Islam, istilah lain yang digunakan adalah "Tanda-Tanda Kiamat" (: اشراط الساعه ) yang merupakan kumpulan peristiwa ajaib yang diluar kebiasaan yang menjadi petanda akan semakin dekatnya hari Kiamat. [33]
Dari sebagian besar sumber literatur Ahlusunah dan juga dalam kumpulan hadis Syiah, disebutkan bahwa tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi as dengan tanda-tanda akan datangnya hari kiamat disebutkan secara bersamaan, sehingga yang menjadi tanda-tanda akan kemunculan Imam Mahdi as itu pulalah yang menjadi tanda-tanda akan datangnya hari Kiamat. Setiap penulis kumpulan hadis Ahlusunah secara khusus mengumpulkan hadis-hadis yang sama mengenai ini dan ditulis dalam satu bab dengan judul bab "Tanda-tanda Kiamat". [34]
Dari sebagian isi dari riwayat-riwayat tersebut, memiliki banyak kesamaan dengan apa yang dijelaskan dalam riwayat yang berkenaan dengan akhir zaman. Namun berkenaan dengan masalah akhir zaman dijelaskan jelas secara terpisah dengan hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya peristiwa kiamat. Karena akhir zaman adalah bagian akhir dari alam ini dan tanda-tanda kiamat adalah hal-hal yang menandai akan terjadinya peristiwa besar tersebut.
Pasca Kemunculan Juru Selamat
Setelah tanda-tanda tersebut terjadi, makanya muncullah Juru Selamat yang merupakan bagian paling penting dari peristiwa akhir zaman. [35]
- Pertarungan memberantas kezaliman dan kerusakan. [36]
- Datangnya pertolongan yang mengeluarkan umat manusia dari kubangan dosa, kezaliman dan kerusakan. Sebagaimana yang disabdakan oleh Imam Ali as, "Dimasa kekuasaan Imam Mahdi as, penyakit sosial seperti zina, minum minuman keras dan riba akan diberantas." [37]
- Tegaknya ajaran Islam yang sejati dan berlakunya ajaran tauhid diseluruh penjuru dunia. [38]
- Tersebarnya ajaran agama dengan leluasa dan berlaku secara umum. [39]
- Diamalkannya ajaran agama dan diterapkannya tuntutan hukum dan perintah agama dengan baik dan benar. [40]
- Tegaknya nilai-nilai berdasarkan prinsip keadilan. sehingga setiap anggota masyarakat masing-masing mendapatkan haknya, termasuk dalam pembagian harta. [41]
- Tersebarnya rasa aman, sehingga tidak satupun terjadi kasus kejahatan dan kriminal. Nyawa, harta dan kehormatan masing-masing individu masyarakat aman dari satupun aksi kejahatan dan gangguan dari orang lain, [42]dan jaminan keselamatan dan keamanan tersebut melalui perantaraan kekuasaan sang Juru Selamat. [43]
- Didapatkannya kenyamanan dan kesejahteraan yang dirasakan masyarakat dan berlaku secara umum [44] dengan gambaran bahwa tidak ada seorangpun yang menderita kelaparan karena masing-masing memiliki makanan dan harta dalam jumlah yang banyak. [45]
- Terjadinya pembangunan secara merata. [46]
- Terciptanya rasa kasih sayang, persahabatan dan saling pengertian antar individu masyarakat, dengan gambaran satu sama lain hidup dalam kehidupan yang penuh dengan semangat tolong menolong dan bekerjasama satu sama lain. [47]
- Semakin meningkatnya kecerdasan dan kemampuan umat manusia untuk semakin menyerap ilmu dalam banyak bidang ilmu pengetahuan. [48]
- Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat sampai pada pencapaiannya tertinggi. [49]
- Diamalkannya dengan baik aturan-aturan Allah swt yang termaktub dalam Alquran dan sunnah Nabi saw. [50]
Inilah diantaranya gambaran peristiwa dan kejadian-kejadian penting yang akan terjadi pada masa itu.
Kebangkitan Nabi Isa as
Berdasarkan riwayat Islam salah satu kejadian penting yang terjadi dimasa kemunculan Imam Mahdi as adalah diturunkannya Nabi Isa as dari langit. [51] Dari riwayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Isa as bersama Imam Mahdi as melancarkan gerakan kebangkitan dunia baru demi tegaknya keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan. Namun dengan posisinya dibawah komando dan kepemimpinan Imam Mahdi as, Nabi Isa as tidak berperan secara independen.
Nabi Isa as turun di kawasan Palestina dan mengucapkan salam kepada Imam Mahdi as serta melakukan salat berjamaah dibelakang Imam Mahdi as yang menjadi imam salat. Nabi Isa as membantu Imam Mahdi as dalam membunuh Dajjal dan menghentikan sepak terjangnya. [52]
Raja'at
Diantara peristiwa yang sangat penting yang terjadi dimasa keemasan dunia dan setelah kemunculan Juru Selamat dan aktivitasnya dalam memegang tampuk kekuasaan, adalah raj'at. Raja'at adalah dihidupkannya kembali sebagian dari kelompok orang-orang saleh dan kelompok orang-orang jahat yang sebelumnya telah meninggal dunia.
Akhir Zaman dalam Pandangan Agama lain
Tema akhir zaman juga mendapat perhatian dan posisi penting dalam keyakinan-keyakinan agama lain.
Dalam Agama Kristen
Dalam kitab suci agama Kristen lebih dari 300 kali disebutkan akan kebangkitan Yesus Kristus (Nabi Isa as), dan sejumlah bab secara khusus menceritakan mengenai peristiwa ini. [53]Bahkan sebagian meyakini bahwa titik persamaan masing-masing kitab suci adalah mengenai kebangkitan Kristus atau Juru Selamat ini. [54]
Dalam akidah mereka disebutkan Yesus Kristus akan muncul di akhir zaman sebanyak dua kali dan menyempurnakan pertolongannya kepada umat manusia. [55] Menurut mereka dengan kebangkitan kembali Yesus Kristus maka dunia akan memasuki era keemasannya. Setiap penduduk dunia akan merasakan kebahagiaan dan dunia sepenuhnya berada dalam kondisi aman dan penuh dengan semangat perdamaian. [56]
Di masa itu tidak ada lagi konfik yang tercipta, peperangan berakhir dan tidak ada lagi darah yang ditumpahkan karena polemik dan pertikaian. Umat pada masa itu, adalah umat yang tidak lagi saling mengayunkan pedangnya untuk saling membunuh satu sama lain. [57]
Dalam doktrin teologi Kristen berdasarkan kitab suci mereka juga dijelaskan bahwa kurun tersebut kebenaran telah mengalahkan kebatilan [58]dan dalam keyakinan mereka, Juru Selamat tersebut adalah Yesus Kristus, yang akan datang menjelang peristiwa kiamat. [59]Kedatangan Yesus Kristus untuk mengajak kepada umat manusia agar kembali kepada jalan kebenaran dan keselamatan yaitu bertaubat menuju Tuhan. Ia mengatakan bahwa barangsiapa bertaubat dan menyadari kesalahan-kesalahannya sebelum datangnya hari kiamat, maka dosa-dosanya akan terampuni dan ia akan termasuk orang-orang yang mendapat rahmat Tuhan. [60]
Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab suci mereka, kemunculan Juru Selamat memiliki tanda-tanda, diantaranya:
- Kebangkitan Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia dari penindasan dan kezaliman, [61]
- Bangsa-bangsa di dunia saling berperang satu sama lain, sementara di wilayah lain dilanda kelaparan dan banyak bencana alam seperti gempa bumi dan sebagainya. [62]
- Setelah terjadi berbagai musibah tersebut, matahari menjadi redup, sementara bulan tidak lagi bercahaya. [63]
- Dalam kitab suci agama Kristen juga disebutkan akan kemunculan Dajjal, sebelum munculnya Yesus Kristus. [64]
Dalam Agama Yahudi
Dalam agama Yahudi, akhir zaman juga mendapat perhatian penting, mereka menyebutnya "Hari-hari terakhir" atau "Hari Yahweh/Tuhan" dimana Tuhan dalam keyakinan mereka akan menyempurnakan karunianya kepada bangsa Yahudi dengan memberikannya kemenangan dan mengalahkan kaum pendosa yaitu umat-umat selain mereka. [65]
Raja dari keturunan Yusa, ayah Daud yang ditiupkan padanya ruh Tuhan akan lahir dan menjadi penguasa diatas dunia yang dengan kekuasaannya akan menebarkan keadilan, kebaikan dan keberkahan, serta perdamaian yang bahkan serigala dengan domba, dan singa dengan rusa akan hidup berdampingan tanpa ada rasa ketakutan. [66]
Hari Yahweh atau hari Tuhan adalah akhir dari perjalanan sejarah dunia yang telah mencapai titik akhir dan kesempurnaan. [67]Masa depan ini mencapai kegemilangan ditangan Masyiyah «ماشیح» yang telah ditetapkan oleh Tuhan sebagai penguasa di muka bumi dan memiliki banyak keajaiban. Ratusan kali kejayaan Masyiyah ini disebutkan di dalam kitab Talmud. [68]
Keyakinan umum Yahudi mengenai Masyiyah adalah ia keturunan dari raja Daud, yang menurut para ahli bahasa Yahudi bahwa laqab tersebut sama yang dipunyai putera Daud. [69]Namun demikian, ada nama-nama lain yang disematkan kepada Masyiyah sebagaimana yang tertulis dalam kitab suci agama Yahudi dan penjelasan para rahib Yahudi, yaitu antara lain, Syailu [70], Bainun [71], Hanaina, [72]dan Munham bin Haiziqiya. [73]
Masa kemunculan Masyiyah ditandai dengan terjadinya kemelut dan polemik besar dalam dunia politik yang berujung pada pecahnya perang dunia dan pertumpahan darah. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Yahudi, "Sewaktu kamu melihat negara-negara satu sama lain terlibat dalam dalam perang, maka nantikanlah kedatangan Masyiyah. Sebab hal ini juga pernah terjadi di masa Nabi Ibrahim as, yaitu ketika bangsa-bangsa satu sama lain saling berperang, maka Tuhan mengutus Ibrahim untuk memberikan keselamatan kepada umat manusia." [74]Kemunculan Masyaih disertai dengan berbagai kesulitan dan cobaan hidup yang sangat berat, bahkan disebutkan kesulitan yang dihadapi manusia saat itu adalah kesulitan yang paling berat dan hampir tidak bisa ditanggung oleh manusia. [75]Ditengah penderitaan hidup tersebut, dunia juga dilanda perang besar terus menerus, yang perang tersebut dikenal dengan sebutan Gug dan Magug dalam terminologi Islam dikenal dengan sebutan Yajuj dan Majuj. [76]
Berikut peristiwa yang terjadi di masa kekuasaan Masyiyah:
- Disembuhkannya penyakit-penyakit [77]
- Pohon-pohon berbuah dengan sangat lebat [78]
- Berakhirnya pengrusakan-pengrusakan [79]
- Dibangunnya kembali Yerusalem [80]
- Terjadinya perdamaian dan keakraban antar semua mahkluk hidup [81]
- Hilangnya kesedihan, ratapan dan penderitaan di seluruh dunia [82]
- Berkurangnya jumlah kematian [83][84]
Berkenaan dengan lamanya masa ini, terdapat perbedaan pendapat dikalangan ilmuwan Yahudi. Ada yang menyebut 100 tahun, 600 tahun, 400 tahun, 1000 tahun, 7000 tahun, 40 tahun dan 70 tahun. [85]
Dalam Agama Zoroaster (Majusi)
Dalam agama Zoroaster, juga disebutkan mengenai datangnya masa perdamaian dan penegasan akan kemunculan Juru Selamat. Dalam kepercayaan Zoroaster, masalah akhir zaman ini mendapat posisi penting dan merupakan bagian pokok dari ajaran agama mereka. Menurut kepercayaan ini, terdapat kekuatan kosmik atau Ruh Kebaikan yang dalam terminologi agama mereka disebut Ahura Mazda dan juga terdapat kekuatan tandingannya yaitu Roh Kejahatan yang disebut Ahriman. Sepanjang sejarah, kedua kekuatan ini saling berperang satu sama lain dan saling berebut pengaruh sampai datangnya masa akhir zaman, dimana pada masa itu, kebaikan mengalahkan kejahatan, sehingga lahirlah kehidupan yang penuh dengan perdamaian dan menyebarnya nilai-nilai kesucian dibawah kekuasaan Ahura Mazda, yang menandai dimulainya masa akhir zaman. [86]
Disebutkan dalam sejumlah ayat dari kitab suci Zoroaster bahwa kelak akan datang seorang laki-laki yang akan membawa keselamatan bagi umat manusia. [87]
Disebutkan dalam Gathas secara berulang kali nama Saoshayant, yang diyakini sebagai Juru Selamat yang akan mengalahkan Ahriman dan membawa perdamaian bagi dunia. [88]Sementara dalam kitab Gahan, disebutkan nama Farshukarti (yang menyempurnakan dunia) sebagai nama lain dari Saoshayant[89]yang disebut-sebut berkaitan dengan datangnya masa akhir zaman.
Akhir zaman dalam keyakinan penganut Zoroaster ditandai dengan kekalahan Ahriman (kekuatan jahat) dan para pengikutnya yang setelah itu perdamaian dunia akan terwujud.
Saoshayant adalah sosok yang akan muncul di akhir zaman, mengalahkan Ahriman dan pengikutnya dan membawa dunia pada kehidupan yang penuh dengan perdamaian dan kesejahteraan. Ia diyakini sebagai keturunan Zarathustra, pendiri agama Zoroaster dan dikenal juga dengan nama Astutarth. [90][91] Dalam Avesta setidaknya nama Saoshayant disebut sebanyak 8 kali dan dalam Astuthart berulang sebanyak dua kali. Dengan kemunculannya, dunia mengalami pembaharuan, kezaliman dan kejahatan akan sirna. [92] Disebutkan pula dalam kitab suci Zoroaster, bahwa Juru Selamat yang akan datang diakhir zaman adalah sosok yang sangat bijaksana dan baik dari berbagai sisi seperti baik dalam pikiran, baik dalam perkataannya dan baik dalam tindakannya dan tidak sekalipun ia berkata dusta. [93]
Catatan Kaki
- ↑ Qs. Al- A'raf: 128 dan 137; Qs. Al-Anbiya: 105-106; Qs. Isra: 81; Qs. Al-Qashas: 65; Qs. An-Nur: 55; Qs. Ibrahim: 13-15; Qs. An-Nisa: 105; Qs. Ash-Shafat: 171-173; Qs. Al-Anfal: 71; Qs. At-Taubah: 33; Qs. Al-Fath: 28; Qs. Al-Mujadalah: 21; Qs. Al-Hajj: 41.
- ↑ Bihār al-Anwār, jld. 9, hlm. 286.
- ↑ Al-Mustadrak 'ala al-Shahihain, jld. 4, hlm. 491; Kasyf al-Ghummah, jld. 3, hlm. 265 dan 'Iqdu al-Durar, hlm. 91.
- ↑ Shahih Tirmidzi, jld. 2, hlm. 46.
- ↑ Tafsir Qumi, jld. 2, hlm. 307.
- ↑ Kasyf al-Ghummah, jld. 3, hlm. 266 dan 267.
- ↑ Kasyf al-Ghummah, jld. 3, hlm. 262 dan 263.
- ↑ Ushul Kāfi, jld. 3, hlm. 11.
- ↑ Mikyal al-Makārim, jld. 2, hlm. 160.
- ↑ Kamāl al-Din wa Tamām al-Ni'mah, hlm. 588.
- ↑ Kitāb al-Ghaibah, hlm. 340.
- ↑ Kitāb al-Ghaibah, hlm. 304.
- ↑ Kasyf al-Ghummah, hlm. 248 dan 251.
- ↑ Bihār al-Anwār, jld. 6, hlm. 303.
- ↑ Haq al-Yaqin fi Ma'rifah Ushul al-Din, hlm. 126.
- ↑ Kamāl al-Din, jld. 2, hlm. 649.
- ↑ Al-Imām al-Mahdi min al-Mahd ila al-Dzhuhūr, hlm. 311; Kasf al-Ghummah, hlm. 247.
- ↑ Bihār al-Anwār, jld. 52, hlm. 181; Shahih Muslim, jld. 4, hlm. 2221.
- ↑ Ushūl al-Din, hlm. 201; Sya'ab al-Imān, jld. 1, hlm. 308.
- ↑ Al-Mulāham wa al-Fatn, hlm. 97.
- ↑ Ilzām al-Nāshib, hlm. 102 dst.
- ↑ Masyāriq Anwār al-Yaqin, hlm. 72.
- ↑ Kitāb al-Fatn, hlm. 36.
- ↑ Al-Nihāyah, hlm. 4140.
- ↑ Tafsir Qumi, jld. 2, hlm. 307.
- ↑ Kitāb al Fitan, hlm. 27.
- ↑ Tafsir Qumi, jld. 2, hlm. 307.
- ↑ Masyāriq Anwār al-Yaqin, hlm. 72.
- ↑ Ushūl al-Din, hlm. 206.
- ↑ Al-Mustadrak, jld. 4, hlm. 484.
- ↑ Kitāb al-Fitan, hlm. 63.
- ↑ Qs. Muhammad: 81.
- ↑ Al-Mizān, jld. 8, hlm. 236.
- ↑ Bihār, jld. 52, hlm. 181; Shahih Muslim, jld. 4, hlm. 2248.
- ↑ Al-Mizān, jld. 7, hlm. 391; Kitāb al-Fatn, hlm. 60.
- ↑ Yanābi' al-Mawaddah, jld. 2, hlm. 528.
- ↑ Muntakhib al-Atsar', hlm. 474.
- ↑ Al-Burhān fi Tafsir Alquran, jld. 2, hlm. 121.
- ↑ Majma al-Bayān, jld. 3, hlm. 25.
- ↑ Muntakhib al-Atsar, hlm. 475.
- ↑ Nur al-Absār, hlm. 347; Bihār al-Anwār, jld. 51, hlm. 74.
- ↑ Nahj al-Balaghah, Khutbah 131.
- ↑ Al-Irsyād, jld. 2, hlm. 381; Kitāb al-Ghaibah, hlm. 468.
- ↑ 'Iqdu al-Durar, hlm. 211.
- ↑ Al-Mustadrak, jld. 4, hlm. 558.
- ↑ Amāli, hlm. 231; Muntakhab al-Atsar, hlm. 168.
- ↑ Bihār al-Anwār, jld. 52, hlm. 372.
- ↑ Muntakhab al-Atsar, hlm. 483.
- ↑ Al-Kharaij wa al-Jaraih, jld. 2, hlm. 841.
- ↑ Al-Kāfi, jld. 8, hlm. 396; 'Iqdu al-Durar, hlm. 74.
- ↑ Masyāriq Anwār al-Yaqin, hlm. 74.
- ↑ Bihār al-Anwār, jld. 51, hlm. 485.
- ↑ Injil Matius 24, 25; Injil Markus 13; Injil Lukas 21.
- ↑ Al-Ilahiyāt Masihi, hlm. 327.
- ↑ Yohanes 42:4, Ibranian 9:28.
- ↑ Yesaya, 8:2.
- ↑ Yesaya, 4:2.
- ↑ Yohanes, 4:42.
- ↑ Yesaya, 2:7; Markus, 11:13-9.
- ↑ Markus, 14:1-15, Matius 2: 3 dan 6.
- ↑ Yesaya 11:48.
- ↑ Matius 7:24 dst.
- ↑ Matius 29:24; Lukas 21: 23-25.
- ↑ Yohanes 18:2; Tesalinoka, 7:8-10.
- ↑ Amos, 18:5-20, 21:2-17.
- ↑ Amos 11:1-8; Hosea 20:2-25; Mikah 2:5-6; Yeremia 5:6-23; Yehezkiel 17: 11-20; Meleakhi 1:3-6 dan 5:4.
- ↑ Yesaya 13:52 dan 12:53.
- ↑ Khuda, Jahān, Insān wa Masyaih dar Amuzehai Yahud, hlm. 257.
- ↑ Khuda, Jahān, Insān wa Masyaih dar Amuzehai Yahud, hlm. 259.
- ↑ Paidayesh 10:49.
- ↑ Mazmur Daud 17:72.
- ↑ Yeremia 13:16.
- ↑ Yeremia 16:1.
- ↑ Paidayash 14.
- ↑ Yesaya 21:60; Yehezkiel 38 dan 39.
- ↑ Yesaya 21:60; Yehezkiel: 38 dan 39.
- ↑ Yehezkiel 9:47.
- ↑ Yehezkiel 9:47.
- ↑ Yehezkiel 55:16.
- ↑ Yesaya 11:54 dan 12.
- ↑ Yesaya 11: 6,7,8.
- ↑ Yesaya 19:65.
- ↑ Yesaya 8:25.
- ↑ Dinukil dari kitab Khuda, Jahān, Insān wa Masyaih dar Amuzehai Yahud.
- ↑ Khuda, Jahān, Insān wa Masyaih dar Amuzehai Yahud, hlm. 273.
- ↑ Tārikh Jāmi' Adyān, hlm. 318.
- ↑ Gathas, bab 43 ayat 3.
- ↑ Gathas, bab 45, ayat 11.
- ↑ Bab 30 ayat 9.
- ↑ Purdaud, Furuhar, hlm. 15.
- ↑ Avesta, jld. 1, hlm. 405-430.
- ↑ Avesta, jld. 1, hlm. 487.
- ↑ Avesta Zameyad Yashts, ayat 95.
Daftar Pustaka
- Ahdali, Ahmad Maiqari bin Ahmad Husain. Al-Burhān fi Tafsir Alquran. Beirut: al-Maktabah al-Ashriyah lil Thaba'at wa al-Nasyr.
- Al-Hakim al-Naisyaburi, Muhammad bin Abdullah. Al-Mustadrak 'ala Shahihain. Riset: Mustafa Abdul Qadir 'Atha. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiah.
- Arbili, Abu al-Fath. Kasyf al-Ghummah fi Ma'rifah al-Aimmah. Tabriz: Maktabah Bani Hasyim, 1381.
- Avesta. Riset: Dr. Jalil Dustkhavah. Teheran: Intisyarat Marvarid, 1370 HS.
- Baihaqi, Abu Bakar Ahmad bin Hasan. Syu'ab al-Imān. Riset: Abu al-Hajir. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiah.
- Buzurq Rahmehr Kyani. Gathas. Terj. Intisyarat Jam, 1382 HS.
- Gaznawi Hanafi, Jalaluddin. Ushul al-Din. Riset: Dr. Amru Nasakalda'iq. Dar al-Basyair al-Islamiyah.
- Ibn Atsir Damsyiki. Al-Nihāyah fi al-Fitan wa al-Malāhim. Beirut: Dar al-Jalil.
- Ibn Thawus, Ali bin Musa.Al-Malāhim wa al-Fitan fi Dzhuhur al-Ghāib al-Muntadzhar. Qom: Mansyurat al-Radhi.
- Kahan, Ibrahim. Khuda, Jahān Insān wa Masyaih dar Amuzehai Yahud. Terj. Amir Faridun Gharghani, Intisyarat al-Lama'i, 1382 HS.
- Kahazai Maruzi, Nu'aim bin Hammad. Al-Fitan. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiah.
- Kitab Muaqaddas. Tarjameh Tafsiri Syamil 'Ahad Qadim wa 'Ahad Jajid.
- Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. Ushul al-Kāfi. Terj. Ayatullah Muhammad Baqir Kamrehi.
- Majlisi, Muhammad Baqir. Bihār al-Anwār. Beirut: Muassasah al-Wafa, 1403 H.
- Musawi Esfahani, Muhammad Taqi. Mikyal al-Makārim. Terj. Sayyid Mahdi Hairi Qazwini. Qom: Intisyarat Dar al-Tsaqalain, 1383 S.
- Nas, John. Tārikh Jāmi' Adyān. Terj. Ali Asghar Hikmat. Intisyarat Piruz, 1354 HS.
- Purdaud Ibrahim. Furuhar. Teheran: 1374 HS.
- Qazvini, Muhammad Kadzhim. Al-Imām al-Mahdi min al-Mahd ila al-Dzhuhur. Beirut: Penerbit Muasassah al-Nur lil Matbut'āt.
- Qumi, Ali bin Ibrahim. Tafsir Qumi. Riset: al-Sayyid Tayyib Musawi. Qom: Muassasah Dar al-Kutub lil Thaba'at wa al-Nasyr.
- Qunduzi Hanafi, Sulaiman bin Ibrahim. Yanabi' al-Mawaddah. Riset: Sayid Ali Jamal Asyraf, Nasyr Dar al-Uswah lil Mathbu'at wa al-Nasyr 1416 H.
- Qusyairi Naisyaburi, Muslim bin Hajjaj. Shahih Muslim. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiah.
- Rajab al-Barsi, al-Hafidzh. Masyāriq Anwār al-Yaqin fi Isrār Amir al-Mu'minin. Beirut: Muassasah 'Ilmi lil Mathbu'at.
- Rawandi, Quthb al-Din. Al-Kharaij wa al-Jaraih. Muassasah Imam Mahdi, 1409 H.
- Sayid Radhi. Nahj al-Balāghah. Terj. Muhammad Dasti. Qom: Intisyarat Shahafi, 1379 HS.
- Shaduq, Abu Ja'far Muhammad bin Babwieh Qumi. Amāli. Terj. Ayatullah Kamrehi. Kitab Khanei Islamiyah, musim dingin 1362 HS.
- Shaduq, Abu Ja'far Muhammad bin Babwih Qumi. Kamāl al-Din wa Tamām al-Ni'mah. Riset: Allammah 'Ilmi. Beirut: Muassasah 'Ilmi lil Mathbu'at.
- Shafi Ghulpaghani, Luthf Allah. Muntakhab al-Atsar. Nasyr Maktab al-Muallif, 1422 H.
- Syablanji, Mu'min bin Hasan bin Mu'min, al-Syaikh Abdul Warits Muhammad Ali. Nur al-Abshār. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiah.
- Syaikh Mufid. Al-Irsyād. Riset: Yasayan Ali al-Bait, al-Mu'tamar al-Alafiyah al-Syaikh al-Mufid, 1413 H.
- Syubbar, Sayid Abdul Barra. Haq al-Yaqin fi Ma'rifah Ushul al-Din. Najaf: al-Mathba'at al-Haidariyah, 1375 H.
- Taisin, Hindi. Al-Hayāt Masihi. Terj. Thalah Michailin. Teheran: Intisyarat Hayat Abadi.
- Thabarsi, Fadhl bin Hasan. Majma al-Bayān. Teheran: Maktabah al-'Ilmiah al-Islamiyah.
- Thabathabai, Muhammad Husain. Al-Mizān fi Tafsir Alquran. Beirut: Muassasah 'Ilmi lil Mathbu'at.
- Thusi, Abu Ja'far Muhammad bin Hasan. Al-Ghaibah. Terj. Syaikh Muhammad Razi. Intisyarat Kitab Furusyi Islamiah, 1350 HS.
- Tirmidzi. Shahih Tirmidzi. Beirut: Dar al-Fikr lil Thaba'ah wa al-Nasyr, 1403 H.
- Yazdi Hairi, Ali. Il-Zām a-Nāshib fi Itsbāt Hujjat al-Ghāib. Riset: Sayid Ali Asywar. Beirut: Muassasah Ilmi lil Mathbu'at.
- Yusuf bin Yahya. 'Iqdu al-Durar fi Akhbār al-Muntadzhar. Qom: Intisyarat Masjid Jamkaran, 1425 H.