Korespondensi Imam Mahdi as

tanpa foto
tanpa infobox
tanpa navbox
Dari wikishia

Tauqi'at Imam Mahdi as (bahasa Arab: توقيعات الإمام المهدي عليه السلام) mengacu pada surat-surat dan tulisan-tulisan Imam kedua belas kaum Syi'ah, yang diterbitkan selama periode kegaiban kecil sebagai jawaban atas pertanyaan kaum Syi'ah.

Dalam sumber hadis telah dikutip sekitar 100 Tauqi' dari Imam Mahdi as tentang masalah fikih, akidah dan lain-lain. Tauqi' tersebut ditulis dengan tulisan tangan Imam Mahdi as atau ejaannya untuk empat wakil Imam Mahdi af. Fukaha Syiah dalam beberapa kasus berpegang pada Tauqi'at ini dalam menyimpulkan hukum Syariat.

Dalam kitab-kitab al-Ghaibah karya Syaikh Thusi dan Kamal al-Din, karya Syaikh Shaduq, Tauqi'at tersebut telah dikumpulkan dalam bagian tersendiri. Demikian juga telah ditulis beberapa kitab secara mandiri dengan tema Tauqi'at Imam Zaman.

Definisi

Tauqi' Imam Mahdi af kepada Husain bin Ruh dalam mengutuk Syalamghani:
"Umumkan kepada masyarkat bahwa kami menjauhkan diri dari Syalamghani; sebagaimana kami sebelum dia telah menjauhkan diri dari orang-orang yang seperti dia, misalnya Syari'i, Numairi, Hilali dan Bilali"
Thabrisi, Al-Ihtijaj, jld.2, hlm. 290

Surat-surat dan tulisan para Imam Syi'ah disebut Tauqi'. [1] Selama periode kegaiban kecil, surat-surat Syi'ah kepada Imam Mahdi as dan balasannya disampaikan oleh Nuwab Arba'ah. [2]

Tauqi' Imam Mahdi as terkadang dengan tulisan tangannya sendiri dan terkadang ia mendikte dan ditulis oleh Nuwab Arba'ah. Menurut riwayat-riwayat historis, dalam tulisan-tulisan Imam Mahdi as, dalam beberapa kasus juga terdapat stempel Imam al-Zaman as dalam teks tersebut. [3]

Dalam beberapa kasus, di bawah suratnya menegaskan bahwa dia menulisnya dengan tulisan tangannya sendiri. [4] Dinukil dari Abdullah bin Jakfar Himyari bahwa:

Ketika Abu 'Amr (wakil pertama Imam Mahdi) meninggal, kami menerima surat-surat tentang kepenerusan Abu Ja'far (wakil kedua Imam Mahdi) yang sejalan dengan khath (tulisan) yang kami kirim sebelumnya. [5] Ada juga surat dari Imam Mahdi as dengan tulisan tangan Ahmad bin Ibrahim Nubakhti dan ejaan Husain bin Ruh Nubakhti (wakil ketiga Imam Mahdi). [6]

Penggunaan Lain

Kata Tauqi' juga digunakan untuk hadis-hadis tak tertulis dari Imam Keduabelas; [7] sebagaimana Syaikh Shaduq mengutip beberapa perkataan Imam Mahdi (as) di bagian Tauqi'. [8]

Begitu juga, beberapa perkataan empat wakil Imam Mahdi, seperti berita gaib dan komentar mereka tentang masalah agama, telah disebutkan dalam ruang lingkup Tauqi'. [9] Dikatakan bahwa alasan tindakan ini mungkin karena pernyataan ini datang dari Husain bin Ruh al-Nubakhti tentang dirinya [10] yang mana dia "tidak berbicara dari dirinya sendiri dalam masalah agama, tetapi telah mendengar semuanya dari “sumber asal; Ashl” (Imam Mahdi af)." [11]

Jumlah Tauqi'

"Enam hari lagi kamu akan meninggal, maka bersiap-siaplah, dan janganlah kamu berwasiat kepada seseorang untuk pengganti setelahmu karena kegaiban kedua akan dimulai dan aku tidak akan muncul kecuali dengan izin Allah. Kemunculan akan datang setelah berlalunya waktu yang panjang dan kesulitan berat menimpa hati-hati serta dipenuhinya bumi dengan penindasan dan kezaliman. Akan segera muncul dari para syiahku yang mengaku-ngaku bertemu denganku. Ketahuilah bahwa orang yang mengaku berjumpa denganku sebelum kemunculan Sufyani dan Shaihah adalah pendusta dan pembohong."
Shaduq, Kamal al-Din, jld.2, hlm. 516.

Dalam sumber hadis, ada sekitar seratus Tauqi' dari Imam Mahdi as. [12] Kebanyakan mereka berhubungan dengan periode kegaiban Kecil dan telah dikutip dalam buku-buku Kamal al-Din Syaikh Shaduq dan al-Ghaibah Syaikh Thusi. Dalam buku Kamal al-Din pada bab Tauqi' telah dikutip 49 Tauqi' dan satu doa. Juga telah dinukil dalam kitab Al-Ghaibah 43 tauqi dan riwayat, dua belas di antaranya telah diriwayatkan oleh Kamal al-Din Syaikh Shaduq. [13]

Juga, dalam buku Al-Ihtijaj (ditulis pada abad keenam Hijriah), telah dikutip dua Tauqi' dari Imam Mahdi yang ditujukan kepada Syaikh Mufid (wafat 413 H), yang terkait dengan periode kegaiban Besar. [14] Ayatullah Khui meragukan validitas Tauqi' ini. Menurutnya, mediator tauqi' ini kepada Syaikh Mufid, dan juga mediator Syekh Mufid ke Thabrisi tidak diketahui. [15]

Hal lain adalah bahwa mereka tidak disebutkan dalam tulisan Syaikh Mufid dan kitab al-Ghaibah karya Syekh Thusi (murid Syaikh Mufid) yang ditulis berkenaan dengan tema kegaiban. Juga, dalam kitab al-Ihtijaj, yang ditulis lebih dari satu abad setelah wafatnya Syaikh Mufid, tidak disinggung sanad dari dua Tauqi' ini. [16] Tentu saja, dengan bersandar pada kalimat terakhir Tauqi' (sembunyikan dari semua orang), [17] ada kemungkinan Syaikh Mufid merahasiakannya sehingga tidak sampai ke Syaikh Thusi. [18]

Tema-Tema Tauqi'

Tauqi'at yang dikeluarkan oleh Imam Mahdi (as) berkaitan dengan berbagai masalah kepercayaan, fikih, pemberhentian dan pengangkatan para wakil, penerimaan dana, penolakan para pengaku palsu perwakilan dan tanggapan terhadap permintaan-permintaan privasi orang-orang Syiah. [19]Dalam ensiklopedia Imam Mahdi, Tauqi' diklasifikasikan ke dalam empat kategori umum masalah kepercayaan, hukum fikih, keramat dan doa, serta beragam topik lainnya: [20]

"وَ أَمَّا الْحَوَادِثُ‌ الْوَاقِعَةُ فَارْجِعُوا فِيهَا إِلَى رُوَاةِ حَدِيثِنَا فَإِنَّهُمْ حُجَّتِي عَلَيْكُمْ وَ أَنَا حُجَّةُ اللَّهِ عَلَيْهِم"
"Dan adapun berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi, maka merujuklah kalian kepada para perawi hadis kami karena mereka hujahku atas kalian dan aku hujah Allah atas mereka."
Shaduq, Kamal al-Din, jld.2, hlm. 484.

Kapercayaan

Sejumlah Tauqi' yang dikeluarkan oleh Imam Mahdi as dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan ideologis seperti sifat-sifat Tuhan, kenabian dan imamah. Menanggapi pertanyaan tentang Imamah, Imam Mahdi as, dengan menunjukkan bahwa bumi tidak pernah kosong dari hujah Allah dan sunnah Ilahi ini berlanjut sampai Hari Pembalasan, membahas tugas Imam dalam menentukan Imam setelah dia dan menegaskan bahwa Imam Hasan Askari as telah menunjuk dirinya untuk Imamah. Dia membela prinsip Imamah dan kepemimpinan dirinya melawan Ja'far al-Kadzdzab, dan melarang kaum Syiah menentukan waktu kemunculan, mengenalkan, menunjukkan tempat persembunyian, dan mencari keberadaannya. [21]

Menolak Para Pengaku

Sebagian dari Tauqi' yang dikeluarkan oleh Imam Mahdi adalah untuk menyangkal atau mengutuk pengklaim palsu perwakilan. Di antaranya adalah Tauqi' yang mengutuk Abu Muhammad Hasan Syari'i, pengklaim pertama yang mengaku memiliki hubungan dengan Imam pada masa kegaiban kecil. [22]

Fikih

Sebagian isi Tauqi' adalah jawaban atas pertanyaan seputar hukum fikih. Dalam Tauqi'at ini, pertanyaan-pertanyaan Syi'ah tentang kesucian, salat, puasa, haji, kesaksian, pengadilan, wakaf, transaksi, khumus, sedekah, hal-hal yang memabukkan, mengunjungi makam para Imam as, dan yang lain telah dijawab.[23]

Kekeramatan dan Doa

Beberapa Tauqi' meliputi hal-hal yang menunjukkan kekeramatan Imam Mahdi as. Di antaranya adalah doa-doa Imam atas permintaan kaum Syi'ah dan juga pemberi tahuan Imam tentang beberapa hak keuangan tersembunyi dan hal-hal rahasia lainnya.[24] Bagian Tauqi' ini juga digunakan untuk membuktikan kebenaran dan keimamahan Imam Mahdi as. [25]

"Kami mengenal dia (Husain bin Ruh Nubakhti), semoga Allah mengenalkan semua kebaikan dan kesenangan-Nya kepadanya dan membahagiakan dengan inayah-Nya. Kami mengetahui suratnya dan kami pun percaya kepadanya; dia di sisi kami memiliki kedudukan yang akan membuat dia gembiri, senoga Allah menambahkan kebaikan-Nya kepada dia"
Thusi, al-Ghaibah, hlm. 372.

Validitas Tauqi'at Imam Mahdi as

Fukaha Syiah telah bersandar kepada Tauqi'at ini dalam beberapa kasus untuk menyimpulkan hukum Syariat.[26] Misalnya, fukaha Syi'ah dengan bersandar pada Tauqi' Imam Mahdi dalam menjawab pertanyaan Muhammad bin Abdullah Himyari tentang hukum salat di samping kuburan para imam, telah mengeluarkan fatwa yang melarang atau memakruhkan pelaksanaan salat di depan kuburan, di mana pelaku salat membelakangi kuburan.[27] Demikian juga, Tauqi' Imam Mahdi (as) yang di dalamnya disebutkan, bahwa dalam berbagai peristiwa hendaknya merujuk kepada para perawi hadis kami,[28]digunakan untuk membuktikan teori Wilayatul Fakih. Imam Khomeini dengan berpegang pada Tauqi' ini, percaya bahwa semua masalah masyarakat harus diserahkan kepada fukaha.[29]

Mengenal Sumber Referensi

Sebagaimana dinyatakan dalam buku ensiklopedia Imam Mahdi, sumber terpenting dari Tauqi' Imam Mahdi as adalah Kamal al-Din karya Syaikh Shaduq dan al-Ghaibah karya Syaikh Thusi,[30] yang masing-masing memiliki bagian terpisah yang dikhususkan untuk Tauqi'at.[31]

Tentu saja, dalam sumber hadis lain seperti al-Kafi, al-Ihtijaj,Ma'ādin al-Hikmah, Bihar al-Anwar, dan Makatib Al-Aimmah|Makātib al-Imam, Tauqi'at tersebut juga dimuat secara tersebar.[32] Ada juga informasi tentang mereka dalam buku-buku yang ditulis tentang para wakil dan Nuwab Arba'ah, seperti buku Akhbār Wukalā' al-Arba'ah karya Ahmad bin Muhammad Ayyasyi (w. 401 H). [33]

Alakulli hal, beberapa karya independen telah ditulis tentang Tauqi' Imam Mahdi, di mana sebagian besar mereka telah mengumpulkan Tauqi' tersebut:

  • Qurb al-Isnād ila Shahib al-Amr, ditulis oleh Abdullah bin Ja'far Himyari, pembesar warga Qom pada paruh kedua abad ketiga Hijriah.
  • Tauqi'āt Moqaddasah, karya Jakfar Wujadani.
  • Majmu'e Sukhanon va Tauqi'ha va Ad'iyeh Hazrat-e Baqiyyatullah, karya Khadimi Syirazi.[34]
  • Mausu'ah Tauqi'at al-Imam al-Mahdi, karya Muhammad Taqi Akbar Nezad, Qom, Masjid Jamkaran, 1427 H.
  • Tauqi'at Nahiyah Moqaddasah Allamah Majlisi.

Catatan Kaki

  1. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, 1394 HS, jld. 4, hlm. 115
  2. Silakan rujuk: Thusi, al-Ghaibah, 1411 H, hlm. 356
  3. Contohnya, Kulaini, al-Kafi, 1407 H, jld. 7, hlm. 163
  4. Contohnya, Kasysyi, Rijal al-Kasysyi, 1409 H, hlm. 513, 551
  5. Thusi, al-Ghaibah, 1411 H, hlm. 362
  6. Shaduq, Kamal al-Din, 1395 H, jld. 2, hlm. 508-509
  7. Syubairi, Tauqi' , hlm. 577
  8. Shaduq, Kamal al-Din, jld. 2, hlm. 505
  9. Shaduq, Kamal al-Din jld. 2' hlm. 502-504; Thusi, al-Ghaibah, hlm. 294, 298, 321, 308, 307
  10. Syubairi, Tauqi' , hlm. 577
  11. Shaduq, Kamal al-Din, jld. 2, hlm. 508-509
  12. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 117
  13. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 117 Catatan kaki 2
  14. Thabrisi, al-Ihtijaj, jld. 2, hlm. 497-500
  15. Khui, Mu'jam Rijal al-Hadits, jld. 18, hlm. 220
  16. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 445
  17. Thabrisi, al-Ihtijaj, jld. 2, hlm. 499
  18. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 445
  19. Syubairi, Tauqi' , hlm. 582
  20. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 117-120
  21. Untuk melihat Tauqi'at ini silakan rujuk Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 130-165
  22. Thusi, al-Ghaibah, jld. 1, hlm. 397
  23. Untuk melihat Tauqi'at ini silakan rujuk Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 180-239
  24. Untuk melihat Tauqi'at ini silakan rujuk Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 322--425
  25. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 119
  26. Untuk melihat Tauqi'at ini silakan rujuk Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 255-320
  27. Amili, Miftah al-Karamah, jld. 6, hlm. 212-214
  28. Shaduq, Kamal al-Din, jld. 2, hlm. 484
  29. Silakan rujuk Imam Khomaini, Kitab al-Bay', jld. 2, hlm. 635; Imam Khomaini, Velayat Faqih, hlm. 78-82
  30. MuhammadinRay Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 124
  31. Shaduq, Kamal al-Din, jld. 2, hlm. 482-532; Thusi, al-Ghaibah, hlm. 281 dst.
  32. MuhammadinRay Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 124
  33. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 123
  34. Muhammadi Ray Syahri, Daneshnameh Imam Mahdi, jld. 4, hlm. 122-124

Daftar Pustaka

  • Imam Khomaini, Sayid Ruhullah. Kitab al-Bay'. Qom: Isntisyarat Ismailiyan, 1363 HS.
  • Imam Khomaini, Sayid Ruhullah. Velayat-e Faqih. Tehran: Muassasat Tanzhim va Nasyr Atsar-e Imam Khomaini, 1373 HS.
  • Khui, Sayid Abul Qasim. Mu'jam Rijal al-Hadits. Qom: Markaz Nasyr al-Tsaqafah al-Islamiyah fi al-Alam, 1372.
  • Syirazi, Muhammad Javad. “Tauqi”, Daneshnameh Jahan-e Islam. Teheran, 1383 HS.
  • Syaikh Shaduq, Muhammad bin Ali. Kamal al-Din wa Tamam al-Ni'mah. Revisi Ali Akbar Ghifari. Teheran: Islamiyah, 1395 H.
  • Thabrisi, Ahmad bin Ali. Al-Ihtijaj ala Ahl al-Lujaj. Revisi Muhammad Baqir Khorsan. Masyhad: Nasyr-e Mortadha, 1403 H.
  • Thusi, Muhammad Hasan. Kitab al-Ghaibah. Revisi Ibadullah Tehrani dan Ali Ahmad Nasih. Qom: Dar al-Ma'arif al-Islamiyah, 1411 H.
  • Amili, Sayid Jawad bin Muhammad. Miftah al-Karamah fi Syarh al-Qawāid al-Allamah. Revisi Muhammad Baqir Khalis. Qom: Daftar Intisyarat Islami terikat dengan Jamiah Mudarrisin Hawzah Ilmiah Qom, 1419 H.
  • Kkasysyi, Muhammad bin Umar. Rijal al-Kasysyi (Ilhtiyar Ma'rifat al-Rijal). Revisi Muhammad bin Hasan Thusi, revisi Hasan Mostafawi. Masyhad: Muassasat Nasyr-e Daneshgah-e Masyhad, 1409 H.
  • Muhammadi Ray Syahri, Muhammad. Daneshnameh Imam Mahdi af. Qom: Dar al-Hadits, 1393 HS.