Masjid Jamkaran
Lokasi | Qom, Iran |
---|---|
Tahun pembangunan | Abad ke-4 H (menurut pandangan Muhadits Nuri) |
Informasi arsitektur | |
Gaya arsitektur | Iran Islam |
Tahun renovasi | di pelbagai periode |
Situs web | Lembaga Pusat Masjid Jamkaran |
Masjid Jamkaran (bahasa Arab: مسجد جَمْكَران), sebuah masjid yang dihubungkan kepada Imam Zaman as, Imam kedua belas para pengikut Syiah yang terletak di pinggiran kota Qom dan dibangun pada abad ke-4 H atas perintah beliau. Menurut Mirza Husain Nuri, muhaddis Syiah di abad ke-14, Masjid Jamkaran dibangun atas perintah Imam saat itu dan oleh seseorang bernama Abul Hasan, salah seorang ulama Qom. Muhaddis Nuri mengatakan bahwa Syekh Hasan bin Mitslih Jamkarani telah bertemu dengan Imam Mahdi as dan saat itu beliau memerintahkan pembangunan Masjid Jamkaran.
Menurut Mirza Husain Nuri, peristiwa ini terjadi pada tahun 373 H/983 atau 393 H/1003 dan ini dihubungkan dengan buku Mu'nis al-Hazin Syekh Shaduq. Beberapa peneliti kontemporer telah meragukan adanya hubungan Masjid Jamkaran dengan Imam Zaman, salah satu dari alasannya adalah tidak menyebutkannya buku-buku Rijal Syiah tentang buku tersebut dan tidak disebutkan peristiwa ini dalam karya-karya Syekh Shaduq yang lainnya.
Beberapa acara keagamaan seperti perayaan Pertengahan Sya'ban, Doa Tawassul dan Doa Nudbah diadakan di masjid ini dan masyarakat dari pelbagai penjuru bagian Iran, terutama pada malam Rabu, hadir di Masjid Jamkaran. Dikatakan bahwa kehadiran masyarakat pada malam Rabu di Masjid Jamkaran sudah berkembang sejak masa Syekh Muhammad Taqi Bafqi, ulama Syiah di masa Pahlevi, karena ia beribadah bersama sejumlah pelajar pada malam Rabu di Masjid Jamkaran.
Masjid Jamkaran dalam pelbagai periode telah direnovasi dan diperbaiki, prasasti tertua yang ada mengisyaratkan perbaikannya pada tahun 1167 H/1754. Sebelum Revolusi Islam Iran pada tahun 1357 HS (1978), masjid memiliki bangunan kecil, tetapi berkembang pesat pasca revolusi Islam di Iran. Masjid Jamkaran terdiri dari ruang luar, ruang utama, shabistan (ruang aula), masjid maqom dan gedung-gedung administrasi.
Masjid Jamkaran memiliki amalan-amalan khusus, termasuk dua rakaat salat tahiyatul masjid dan dua rakaat salat Imam Zaman. Muhaddis Nuri mengaitkan amalan-amalan ini dengan Imam Zaman as dan Syekh Abbas al-Qummi menukilkannya dalam Mafatih al-Jinan.
Posisi dan Penamaan
Masjid Jamkaran adalah sebuah masjid di pinggiran Qom, sekitar 8 km dari Haram Sayidah Maksumah sa[1] dan menghubungkannya pada Imam Mahdi as, Imam Syiah kedua belas. [2] Dan dikenal dengan Masjid Jamkaran karena kedekatannya dengan desa-desa Jamkaran[3]. Masjid ini sebelumnya tersohor dengan Masjid Qadamgah[4], dengan bertopang pada batu marmer yang dianggap sebagai qadamgah (tempat bekas pijakan kaki) Imam Zaman as. [5] Karena dikaitkan dengan Imam Zaman as, [6] masjid ini juga disebut Masjid Shahibuz Zaman as. [7]
Pengaitan kepada Imam Zaman
Berdasarkan penukilan Mirza Husain Nuri, muhaddis Syiah abad ke-14, Masjid Jamkaran dibangun pada abad ke-4 Hijriah atas perintah Imam Zaman as dan dibangun oleh seseorang bernama Sayid Abul Hasan, seorang tokoh ulama Qom. [8] Muhaddis Nuri mengutip dari Hasan bin Mitslih Jamkarani yang mengatakan bahwa pada malam Selasa bulan Ramadan 393 H/1003 ia berjumpa dengan Imam. Dalam pertemuan tersebut, Imam memintanya supaya ia mengatakan kepada Hasan bin Muslim agar tidak lagi bercocok tanam di tempat ini (tanah yang selanjutnya dibangun Masjid Jamkaran di atasnya) dan mengatakan kepada Sayid Abul-Hasan, untuk memanggil Hasan bin Muslim dan mengambil keuntungan beberapa tahun percocokan tanamnya yang diperolehnya dari tanah ini dan katakan padanya untuk membangun sebuah masjid dengan keuntungan tersebut. [9] Karenanya, setelah peristiwa ini, Sayid Abdul-Hasan membangun sebuah masjid dengan atap dari kayu di sebuah tempat yang batasanya telah ditunjuk oleh Imam Zaman as. [10] [catatan 1]
Referensi
Kisah pembangunan Masjid Jamkaran dinukil dalam buku-buku Muhaddis Nuri seperti Kalimat Tayyibah[11], Najm al-Tsaqib[12], Mustardak al-Wasail[13] dan Jannah al-Ma'wa. [14] Muhaddis Nuri, menyandarkan kisah tersebut pada buku Tarikh Qom dan dituliskan bahwa Tarikh Qom menukilnya dari buku Mu'nis al-Hazin fi Ma'rifat al-Haq wa al-Yaqin karya Syekh Shaduq. [15] Muhaddis Nuri, demikian juga menyebutkan dalam Mustadrak al-Wasail, dimana kisah ini terlihat di marginal buku Naqd al-Rijal karya Agha Muhammad Ali, putra Wahid Behbahani (W. 1144 H-1216 H/1731-1801), yang menyandarkannya pada buku Mu'nis al-Hazin fi Ma'rifah al-Din wa al-Yaqin. [16]
Keraguan dan Kebimbangan
Muhaddis Nuri (W. 1254 H-1320 H/1838-1902) menyebut tahun pembangunan Masjid Jamkaran dalam beberapa karyanya adalah tahun 393 H/1003 [17] dan di beberapa karya lainnya tahun 373 H/983. [18] Nashir al-Syariat, penulis Tarikh Qom, mengasumsikan bahwa peristiwa tersebut adalah seratus tahun sebelumnya dan terjadi pada tahun 293 H/906. [19] Muhaddis Nuri, di sela-sela buku Naqd al-Rijal, juga menyebutkan tanggal tersebut. [20]
Beberapa peneliti kontemporer telah mempertanyakan validitas penyandaran Masjid Jamkaran kepada Imam Zaman; Ali Dawani, peneliti kontemporer mengutarakan beberapa kritikan, diantaranya adalah: tidak diisyaratkannya buku Mu'nis al-Hazin Syekh Shaduq dalam buku-buku Rijal, tidak adanya peristiwa ini dalam terjemahan lima bab yang ada dalam buku Tarikh Qom dan Syekh Shaduq tidak menyebutkannya dalam karya-karyanya yang lain. [21]
Amalan-amalan Masjid Jamrakan
Masjid Jamkaran memiliki amalan-amalan khusus seperti salat tahiyatul masjid dan salat Imam Zaman; [22]
- Dua Rakaat pertama; dengan niat salat tahiyatul masjid. Dalam setiap rakaatnya, membaca Surah Hamdalah sebanyak satu kali dan Surah Al-Ikhlash sebanyak tujuh kali dan pada zikir rukuk Subhana Rabbial Adzimi wa Bihamdihi sebanyak tujuh kali dan zikir sujud Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdihi sebanyak tujuh kali. [23]
- Dua Rakaat kedua; dengan niat salat Imam Zaman as. Di setiap rakaat salat ini, mengulang ayat Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in [24] sebanyak 100 kali, setelah itu melanjutkan sisa Surah Al-Fatihah dan kemudian dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Ikhlas sekali. Selanjutnya, dalam rukuk, mengulang zikir Subhana Rabbial Adzimi wa Bihamdihi sebanyak tujuh kali dan zikir Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdihi sebanyak tujuh kali. Kemudian mengucapkan salam, lalu mengucapkan zikir La Ilaha Illallah sekali diteruskan dengan membaca Tasbih Az-Zahra dan mengirimkan salawat sebanyak 100 kali dalam keadaan sujud. [25]
Muhaddis Nuri menyandarkan amalan-amalan Masjid Jamkaran ini kepada Imam Zaman dan dinukil darinya supaya mendorong dan mensuport masyarakat untuk condong dan cinta ke tempat ini dan memuliakannya. Sebagaimana yang ia tulis, "Barang siapa yang menunaikan empat rakaat salat di masjid ini, seperti orang yang melaksanakan salat di Kakbah". [26] Syekh Abbas al-Qummi memuat amalan-amalan ini di ''Mafatih al-Jinan'' dengan menukil dari gurunya, Muhaddis Nuri. [27] Ali Dawani, seorang sejarawan dan peneliti kontemporer, selain meragukan penyandaran Masjid Jamkaran kepada Imam Zaman, juga meragukan penyandaran amalan-amalan ini kepada beliau. [28]
Malam-malam Rabu dan Ritual Keagamaan
Masjid Jamkaran adalah tempat untuk penyelenggaraan beberapa acara keagamaan seperti perayaan pertengahan Sya'ban. [29]
Demikian juga malam Jumat, Doa Kumail, Doa Nudbah pada Jumat pagi dan malam Rabu Doa Tawassul diselenggarakan di masjid ini. [30] Dan masyarakat dari pelbagai daerah khususnya selama hari-hari tersebut hadir di masjid. [31] Dikatakan bahwa jumlah mereka mencapai 15 juta orang pada setiap tahunnya.[32] Ali Asghar Faqihi, penulis koleksi 5 jilid Tarikh Jami' Qom (sejarah komprehensif Qom) menyebut Masjid Jamkaran pada tahun 1350[33], merupakan masjid paling ramai di Iran pada waktu itu, yang dihadiri oleh masyarakat dari pelbagai kota Iran seperti Teheran dan Qom pada malam Rabu. [34] Menurutnya, popularitas Masjid Jamkaran dikarenakan jasa atensi Ayatullah Muhammad Taqi Yazdi Bafqi, seorang ulama kenamaan yang menghadiri Masjid Jamkaran pada Selasa sore dengan sekelompok pelajar ke Masjid Jamkaran dengan berjalan kaki dan melaksanakan salat Maghrib dan Isya' di sana dan menyibukkan ibadah di sana dari malam sampai pagi. [35] Menurut Nashir al-Syariat, pada Jumat malam, masyarakat dari Qom juga beribadah di masjid ini. [36]
Sejarah Singkat dan Perkembangan
Menurut sebuah kisah yang dinukilan oleh Mirza Husain Nuri, pembangunan Masjid Jamkaran kembali pada abad ke-4 Hijriah. [37] Sayid Husain Mudarrisi Thabathabai memprediksikan bahwa Masjid Jamkaran adalah Masjid Khattab Asadi, yang menurut penuturan Tarikh Qom, dibangun pada awal-awal abad kedua Hijriah di desa Jamkaran. [38] [catatan 2] Menurut beberapa peneliti lain, Masjid Jamkaran bukanlah masjid tersebut dan berdasarkan nukilan Muhaddis Nuri, pembangunannya kembali pada abad ke-4. [39]
Kendati demikian, tidak ada informasi tentang Masjid Jamkaran dalam sumber-sumber sejarah. Hanya dalam buku Khulashah al-Tawarikh, ketika menggambarkan peristiwa tahun 986 H/1578, dalam biografi Mir Ghiyats al-Din Muhammad Mirmiran, dituturkan bahwa ia saat berhenti di desa Lanjarud Qom, terkadang dia beri'tikaf di sebuah tempat di Jamkaran, yang disebut dengan Maqom Imam Zaman. [40] Menurut Ali Asghar Faqihi, sejarawan kontemporer, maksud dari maqom tersebut adalah Masjid Jamkaran. [41]
Renovasi Masjid
Masjid Jamkaran telah direnovasi dan diperbaiki dalam pelbagai periode, menurut prasasti yang ada pada tahun 1167 H/1754, Mirza Ali Akbar Jamkarani telah merenovasi masjid pada tahun 1167 H/1754. demikian juga, berdasarkan Prasasti tersebut, bangunan pada waktu itu mencakup sebuah masjid dengan ukuran 17×5 m dengan seukuran empat permadani, di sebelah selatan area dengan lebar 13×17 meter. [catatan 3] [42] Aligholi Jamkarani kemudian mulai membangun satu sisi halaman/serambi masjid, tetapi serambi tersebut baru setengah jadi sampai pada akhirnya Ali Asghar Khan Atabak memperbaikinya pada masa-masa awal pemerintahan Mozaffaruddin Shah Qajar (1232-1285 HS). [43] Syekh Muhammad Taqi Bafqi (meninggal tahun 1325 HS) salah seorang ulama Qom pada masa Pahlawi, telah merenovasi kembali masjid. [44] Demikian juga, seseorang bernama Sayid Muhammad Aghazadeh, pada tahun 1332 HS, memperbaiki bagian-bagian masjid dan membangun sebuah aula di bagian selatan halaman. [45]
Di bagian tenggara masjid, sebuah menara bata dengan ketinggian 17 meter, yang bersandar pada prasasti, dibangun pada tahun 1318 HS. [46]
Perluasan Bangunan pada Masa Republik Islam
Setelah Revolusi Islam pada tahun 1357 HS/1979 di Iran, Dewan Manajemen Hauzah Ilmiah Qom memperkenalkan Dewan Pengurus Masjid Jamkaran dan kantor wakaf dan amal guna mengawasi urusan-urusannya. [47] Perkembangan masjid semakin pesat. Selanjutnya, 40 hektar lahan diberikan ke Masjid Jamkaran, dengan 5,5 hektar didedikasikan untuk area dan halaman utama. [48] Demikian juga, pada tahun 1382 HS/2003, sebuah program disetujui yang diagendakan untuk komplek Masjid Jamkaran sekitar 250 hektar tanah, dan sekitar 30.000 meter persegi dialokasikan untuk Masjid Maqom dan shabistan yang sisanya terkait dengan halaman dan bangunan-bangunan kantor administrasi dan layanan. Dalam program ini, bangunan-bangunan masjid, kecuali Masjid Maqom, dipulihkan. [49]
Masjid Jamkaran dikelola dengan pelbagai divisi seperti acara dan dakwah, hubungan masyarakat, perpustakaan, publikasi, pencatatan karamah, nazar serta hadiah dan ditentukan bahwa Hujjatul Islam Mohammad Hasan Rahimian adalah sosok ulama yang mengemban kepengurusan Masjid Jamkaran ini. Sebelum dia, Abolqasem Wafi Yazdi yang bertanggung jawab mengelola Masjid Jamkaran. [50]
Arsitektur dan Bangunan
Komplek Masjid Jamkaran terdiri dari pelbagai bagian seperti Masjid Maqom, shabistan, halaman utama dan bangunan-bangunan kantor administrasi.
Masjid Maqom
Bangunan shabistan utama Masjid Jamkaran disebut masjid maqom dan memiliki luas sekitar 1100 meter persegi. Iwan (bahasa Persia: ایوان eyvān, Arab: إيوان Iwan, juga dilafalkan ivan) adalah sebuah ruangan atau area berbentuk persegi empat, biasanya memiliki kubah, dengan tiga dinding. Biasanya dihiasi dengan balutan kaligrafi, karya menggunakan keramik dan desain geometris) masuk masjid melalui tiga pintu masuk ke shabistan dan di sekitar iwan terdapat dua menara dengan ketinggian 60 meter. Shabistan memiliki delapan tiang, dimana kubah masjid dengan struktur logam di atasnya.
Terdapat 23 jendela di batang kubah yang menyediakan pencahayaan shabistan. Permukaan luar kubah dihiasi dengan ubin pirus dan hiasan bertuliskan tahlil dan kalimat "Ya Mahdi Adrikni" di dalamnya. Permukaan interior kubah dihiasi ubin mosaik dengan campuran batu bata.
Demikian juga, sejumlah tiang, mihrab, iwan pintu masuk shabistan dan dua menara di sekitarnya dihiasi dengan ubin mosaik dan muqarnas. [51] [Hiasan Muqarnas menampilkan sistem proyeksi, pengulangan dan penggandaan berbentuk ceruk, yang berfungsi sebagai dekorasi untuk bagian-bagian peralihan dalam arsitektur]
Halaman Utama
Masjid Jamkaran memiliki enam pintu masuk, dimana pintu masuk timur laut langsung menuju shabistan utama masjid. [52] Di sekitar halaman, dibangun menara, yang menurut para pengurus Masjid Jamkaran akan berjumlah 14 menara. [53]
Shabistan
- Shabistan Barat dan Timur: Ada dua shabistan di kedua sisi masjid, masing-masing dengan 4.000 meter persegi infrastruktur yang dibangun di atas dua lantai. Bagian dalam shabistan ini didekorasi dengan kaca-kaca kecil dan masing-masing dengan dua kubah yang sejajar. [54]
Sumur 'Aridhah (Permohonan)
Di ruang luar masjid dan di belakang bangunan Masjid Maqom, ada sumur yang terkenal dengan sumur 'Aridhah. [55] Beberapa kaum Syiah mempercayai kesakralan dan kekultusan sumur ini, harapan dan surat-surat mereka dijatuhkan ke dalamnya dengan berharap kepada Imam Zaman. [56] Menurut beberapa peneliti, tidak ada bukti yang ditemukan untuk sebuah sumur tersebut dan tidak ada satupun dari maraji yang mengklaimkan kekultusan sumur tersebut. [57] Ayatullah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran (Rahbar)[58] dan Ayatullah Makarim Syirazi[59], salah seorang marja', tidak sepakat dengan memasukkan surat ke dalam sumur. Demikian juga, dikatakan bahwa di antara mihrab masjid, terdapat sumur kecil yang mana sebagian peziarah mengambil tanah dari dalamnya untuk mengambil berkah. Demikian juga, terdapat sepotong batu di mihrab, di mana terdapat pahatan tanda sebuah tapak besar sebagai tempat tanda pijakan masjid, yang pada tahun 1350 H/1931 telah dihancurkan, atas perintah Ayatullah Faidh Qummi (W. 1370 H/1951) sebagai tanda kebid'ahan. [60]
Telaah Lebih Lanjut
- Buku Masjid Muqaddas Jamkaran: Tajalligah Sahib al-Zaman, Ja'far Mir Azimi, dalam buku ini pertama membahas sejarah Masjid Jamkaran[61], kemudian menyebutkan ucapan-ucapan dari beberapa ulama dan maraji taklid tentangnya. [62] Selanjutnya, beberapa karamah yang terjadi di masjid, serta puisi untuk menghormati masjid. [63] Penerbit Masjid Jamkaran telah menerbitkan buku ini berkali-kali.
Pranala Terkait
Galeri
-
Sumur Harapan
-
Halaman asli Masjid Jamkaran
catatan
- ↑ Menurut penukilan muhaddis Nuri, Hassan bin Mitslih Jamkarani mengatakan dalam percakapan ini dengan Imam saat itu bahwa saya meminta dari Imam agar memberikan bukti dan tanda sehingga masyarakat mempercayai perkataan saya. Beliau menjawab: "Lakukanlah apa yang telah aku perintahkan tadi, nanti aku sendiri yang akan memberikan tanda bukti tersebut. Dan demikian juga beliau meminta saya untuk datang ke peternakan Ja'far Kasyani dan menyembelih seekor kambing di daerah tersebut dan membagi-bagikan dagingnya kepada orang-orang sakit dan berkata insya Allah setiap orang sakit yang memakan daging tersebut akan disembuhkan oleh Allah swt." Abul Hasan juga bermimpi bahwa seseorang telah berkata kepadanya bahwa Hasan bin Mitslih dari Jamkaran akan datang menemuimu, benarkanlah ia dan percayailah ucapannya. Ketika aku datang menemui Abul Hasan, ternyata ia sedang menungguku, kemudian kami bersama-sama menuju ke Jamkaran, kami juga melihat peternakan Ja'far Kasyani, tiba-tiba di sana ada sebuah kambing yang berlari menuju ke arahku, Ja'far berkata sambil bersumpah jika kambing seperti itu tidak ada di peternakannya dan sebelumnya tidak pernah melihat kambing tersebut". (Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 54-58; Nuri, Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 454-458; Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 682-686).
- ↑ Menurut buku Tarikh Qom, masjid pertama yang dibangun di Qom adalah masjid desa Jamkaran, yang mana Khattab Asadi menetapkannya sebelum keluarga 'Asyari bermigrasi dari Kufah ke kota ini dan di awal-awal abad kedua. (Qummi, Tarikh Qom, hlm.38).
- ↑ Nashir al-Syariat menuturkan tahun renovasi dan tanggal Prasasti adalah 1158 (Nashir al-Syariat, Tarikh Qom, hlm. 233).
Catatan Kaki
- ↑ Khan Muhammadi, Chah ‘Aridhah Jamkaran; Az Khurafat ta Waqiiyyat, hlm. 162.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 54-58; Nuri, Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 454-458; Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 682-686.
- ↑ Arab, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Faiz Qummi, Ganjineh Atsar Qom, jld. 2, hlm. 667 dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Nashir al-Syariat, Tarikh Qom, hlm. 233.
- ↑ Arab, Madkhal Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Mudarrisi Thabathabai, Turbate Pakan, jld. 2, hlm. 164.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, 1427 H, hlm. 54-58.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 54-58.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 54-58; Nuri, Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 454-458; Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 682-686.
- ↑ Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 682-686.
- ↑ Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 682-686; Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 454-458.
- ↑ Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 454-458; Mustadrak al-Wasail, jld. 3, hlm. 447.
- ↑ Mustadrak al-Wasail, jld. 3, hlm. 447; Jannah al-Ma'wa, hlm. 54-58.
- ↑ Jannah al-Ma'wa, hlm. 54.
- ↑ Jannah al-Ma'wa, hlm. 54; Mustadrak al-Wasail, jld. 3, hlm. 432 dam 447.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 54-58, hlm. 383-388; Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 682-686.
- ↑ Nuri, Mustadrak al-Wasail, jld. 3, hlm. 447; Nuri, Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 458.
- ↑ Nashir al-Syariat, Tarikh Qom, hlm. 239.
- ↑ Nuri, Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 458.
- ↑ Nashir al-Syariat, Tarikh Qom, hlm. 29-30.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 56; Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 684.
- ↑ Qummi, Kulliyyat Mafatih al-Jinan, Salat Masjid Jamkaran, hlm. 427-429.
- ↑ Surah Al-Fatihah: 5.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 55-56; Nuri, Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 456; Qummi, Kulliyyat Mafatih al-Jinan, Salat Masjid Jamkaran, hlm. 427-429.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 56; Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 684; Qummi, Kulliyyat Mafatih al-Jinan, Salat Masjid Jamkaran, hlm. 429.
- ↑ Qummi, Kulliyyat Mafatih al-Jinan, Salat Masjid Jamkaran, hlm. 427-429.
- ↑ Nashir al-Syariat, Tarikh Qom, hlm. 30.
- ↑ Lihat: I'lam barnemehha-e Wizeh Nimeh Sya'ban dar Masjid Muqaddas Jamkaran (pengumuman program khusus pertengahan Sya'ban di Masjid Suci Jamkaran).
- ↑ Lihat: Marasim in Hafteh Masjid Muqaddas Jamkaran (Program Masjid Suci Jamkaran Pekan Ini).
- ↑ Khan Muhammadi, Chah ‘Aridhah Jamkaran; Az Khurafat ta Waqiiyyat, hlm. 162.
- ↑ Wizeh Nameh Jamkaran, hlm. 7-11, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 748.
- ↑ Faqihi, Tarikh Mazhabi Qom, hlm. 7-10.
- ↑ Faqihi, Tarikh Mazhabi Qom, hlm. 273.
- ↑ Faqihi, Tarikh Mazhabi Qom, hlm. 273-274.
- ↑ Nashir al-Syariat, Tarikh Qom, hlm. 233.
- ↑ Nuri, Jannah al-Ma'wa, hlm. 54-58; Nuri, Najm al-Tsaqib, jld. 2, hlm. 454-458; Nuri, Kalimat Thayyibah, hlm. 682-686.
- ↑ Mudarrisi Thabathabai, Turbate Pakan, jld. 2, hlm. 163-164.
- ↑ Faqihi, Tarikh Mazhabi Qom, hlm. 272.
- ↑ Munshi Qummi, Khulashah al-Tawarikh, jld. 2, hlm. 1019, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Faqihi, Qom Dar Masir-e Tarikh, hlm. 171, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Mudarrisi Thabathabai, Turbate Pakan, jld. 2, hlm. 164.
- ↑ Nashir al-Syariat, Tarikh Qom, hlm. 233.
- ↑ Kouchakzadeh, Tarikhcheh-e Qom wa Masajid Tarikhi-e on, hlm. 246, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Faiz Qummi, Ganjineh Atsar Qom, jld. 2, hlm. 668, 671, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Faiz Qummi, Ganjineh Atsar Qom, jld. 2, hlm. 670-672, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Zandiah, Masjid Jamkaran, hlm. 80, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Zandiah, Masjid Jamkaran, hlm. 78, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 747.
- ↑ Arab, Masjid Jamkaran, jld. 10, hlm. 749.
- ↑ Masjid Muqaddas Jamkaran.
- ↑ Arab, Masjid Jamkaran, jld. 10, hlm. 749.
- ↑ Masjid Jamkaran; tujuan pariwisata religi kedua di Qom.
- ↑ Masjid Jamkaran membutuhkan 170 miliar Tuman adalah valid.
- ↑ Arab, Masjid Jamkaran, jld. 10, hlm. 749.
- ↑ Khan Muhammadi, Chah 'Aridhah Jamkaran; Az Khurafat ta Waqiiyyat, hlm. 162.
- ↑ Khan Muhammadi, Chah ‘Aridhah Jamkaran; Az Khurafat ta Waqiiyyat, hlm. 163.
- ↑ Khan Muhammadi, Chah ‘Aridhah Jamkaran; Az Khurafat ta Waqiiyyat, hlm. 175.
- ↑ Masih dar Syab Qadr (Al-Masih di Malam Qadr), hlm. 431.
- ↑ Chah 'Aridhah dar Masjid Jamkaran.
- ↑ Faiz Qummi, Ganjineh Atsar Qom, jld. 2, hlm. 668, dinukil dari Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Madkhal (entri) Masjid Jamkaran, hlm. 748.
- ↑ Mir Azimi, Masjid Muqaddas Jamkaran, hlm. 27-35.
- ↑ Mir Azimi, Masjid Muqaddas Jamkaran, hlm. 37-68.
- ↑ Mir Azimi, Masjid Muqaddas Jamkaran, hlm. 70-178.
Daftar Pustaka
- Arab, Kazem. Madkhal Masjid Jamkaran dar Daneshnameh-e Jahan-e Islam, Tehran: 1385 HS.
- Sumur Permohonan di Masjid Jamkaran, situs kantor Ayatullah Makarim Shirazi, tanggal kunjungan: 13 Shahriwar 1397 HS.
- Faqihi, Ali Asghar. Qom dar Masire Tarikh. Majalah Nameh Qom, edisi 7 dan 8, Paiz dan Zemestan, 1378 HS.
- Faqihi, Ali Asghar. Tarikh Mazhabi Qom, bagian pertama buku Tarikh Jami' Qom, Zair, 1386 HS.
- Jadwal Program Khusus Malam Nisfu Sya'ban di Masjid Jamkaran, situs berita Javan, tanggal upload: 2 Urdibehest 1397 HS, tanggal kunjungan: 13 Syahriwar 1397 HS.
- Khan Mohammadi wa Anwari, Karim wa Mohammad Ridha. Sumur Permohonan Jamkaran dari khurafat sampai Realitas, dalam jurnal Syiah Shenashi edisi 37, 1392 HS.
- Komite Intisyarat Muassasah Farhanggi Hunari Iman Jahadi, Masih dar Syab Qadr, Tehran, Muassasah Jahai Shahba, 1393 HS.
- Kuchakzadeh, Muhamad Reza. Tarikhche-e Qom wa Masajid Tarikhi-e on. Qom: 1380 HS.
- Acara Masjid Suci Jamkaran Pekan ini, situs Jamkaran, tanggal upload: 11 Shahriwar 1397 HS, tanggal kunjungan 13 Shahriwar 1397 HS.
- Me'mari-e Masjid Muqadda Jamkaran; Duwwumin Maqsad Gardeshgari Mazhabi-e dar Qom (Arsitek Masjid suci Jamkaran; tempat tujuan pariwisata religi kedua di Qom), di situs Rahnama-e Safare Man, tanggal upload: 27 Isfand 1395 H, tanggal kunjungan: 13 Shahriwar 1397 HS.
- Mir Azimi, Sayyid Ja'far. Masjid muqaddas Jamkaran Tajalligah Shahibuz Zaman. Qom: Instisyarate Masjid Muqaddas Jamkaran, 1378 HS.
- Mudarrisi Thabathabai, Sayyid Husain. Turbate Pakan: Atsar wa Banahaye Qadim Mahdude-e Kanni Darul Mukminin Qom. Mehr, 1335 HS.
- Munshi Qummi, Ahmad. Khulashah al-Tawarikh. Tehran: Cet. Ihsan Isyraqi, 1359-1363 HS.
- Nashir al-Syariat, Muhammad Husain. Riset: Ali Dawani. Tarikh Qom. Rahnemun, 1383 HS.
- Nuri, Husain bin Muhammad Taqi. Mustadrak al-Wasail wa Mustanbith al-Masail. Qom: Muassasah Al al-Bait, 148 H.
- Nuri, Husain. Jannah al-Ma'wa fi Dzikri man Faza bi Liqail Hjjah. Riset: Markas al-Dirasat al-Takhassusiyah fi al-Imam al-Mahdi (af). Qom: Muassasah al-Sayyidah al-Maksumah, 1427 H.
- Nuri, Husain. Kalimat Thayyibah. Riset. Muhammad Maliki. Qom: Parhizkar, 1380 HS.
- Nuri, Husain. Najm al-Tsaqib fi Ahwal al-Imam al-Ghaib. Qom: Masjid Jamkaran, 1384 H.
- Qummi, Hasan bin Muhammad. Tarikh Qom. Penerjemah: Hasan bin Ali Qummi. Tehran: Cet. Jalaluddin Tehrani, 1361 HS.
- Qummi, Syekh Abbas. Kulliyat Mafatih al-Jinan. Editor: Husein Ustad Wali. Penerjemah: Musawi Damghani. Qom: Nasyr Shiddiqah, 1376 HS.
- Perluasan Masjid Jamkaran Memerlukan 170 Miliar Tuman adalah valid, situs Jamkaran, tanggal upload: 12 Urdibehest 1390 HS, tanggal kunjungan: 13 Syahriwar 1397 HS.
- Kepengurusan Masjid Muqaddas Jamkaran, situs Jamkaran, tanggal kunjungan: 13 Shahriwar 1397 HS.
- Wizehnameh Jamkaran, Qom, Masjid Muqaddas Jamkaran, 1384 HS.
- Zandiah, Hasan. Masjid Jamkaran, di majalah masjid, edisi 25, Farwardin dan Urdibehest 1375 HS.