Kebangkitan Al-Yamani
Kebangkitan al-Yamani atau Kebangkitan al-Qahthani (bahasa Arab: قيام اليماني أو القحطاني, Qiyām al-Yamānī atau al-Qahthānī) termasuk salah satu tanda kemunculan Imam al-Mahdi as. Kebangkitan ini dilakukan oleh salah seorang keturunan Imam Husain as yang berdomisili di Yaman dan terjadi sebelum Imam al-Mahdi as muncul. Menurut penegasan banyak hadis, kebangkitan al-Yamani ini terjadi bersamaan dengan masa keluarnya al-Sufyani dan kebangkitan Sayid al-Khurasani.
Mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung Imam al-Mahdi as, berperang melawan al-Sufyani, dan menaklukkan Roma dan Konstantinopel termasuk tindakan-tindakan yang akan dilakukan oleh al-Yamani. Menurut beberapa riwayat kebangkitan ini dimulai dari Yaman.
Dari sejak abad pertama Hijriah, banyak orang, termasuk Abdurrahman bin Muhammad bin Asy'ats al-Kindi yang melakukan pemberontakan terhadap Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi, serta Ahmad bin Ismail al-Bashri yang dikenal dengan sebutan Ahmad al-Hasan, telah mengklaim diri sebagai al-Yamani.
Kepribadian al-Yamani
Menurut penegasan hadis, al-Yamani adalah julukan untuk seseorang yang akan bangkit sebelum Imam al-Mahdi as muncul.[1] Ia mengajak seluruh umat manusia untuk mendukung beliau.[2]
Nama asli al-Yamani tidak disebutkan dalam hadis-hadis Syiah. Akan tetapi, ia berasal dari keturunan Imam al-Husain as[3] atau salah seorang dari anak cucu Zaid bin Ali.[4] Hanya saja, menurut sebagian buku referensi Ahlusunah, namanya adalah Jahjah, Hasan atau Husain.[5] Menurut penegasan penulis buku Rayat al-Huda wa al-Dhalal fi 'Ashr al-Zhuhur, sekalipun hadis-hadis tidak menegaskan jalur keturunan al-Yamani, akan tetapi banyak dalil pasti menetapkan bahwa ia berasal dari Ahlulbait as dan merupakan keturunan Imam Husain as.[6]
Menurut hadis Rasulullah saw, al-Yamani disebut dengan julukan al-Manshur yang akan membantu Imam al-Mahdi as.[7] Sumber-sumber hadis Ahlusunah menyebutnya dengan julukan al-Qahthani[8] atau al-Manshur al-Yamani.[9] Al-Qahthani dinisbatkan kepada seseorang bernama Qahthan yang [10]seluruh bangsa Arab Yaman berasal dari keturunan orang ini.[11]
Kebangkitan al-Yamani sebagai Salah Satu Tanda Kemunculan Imam Mahdi
Banyak hadis menegaskan, kemunculan al-Yamani termasuk salah satu tanda kemunculan Imam al-Mahdi as. Menurut hadis Imam al-Shadiq as dalam kitab Kamal al-Din karya Syaikh al-Shaduq, kebangkitan al-Yamani di samping seruan Langit, kebangkitan al-Sufyani, pembunuhan al-Nafs al-Zakiyyah (jiwa yang suci), dan khasf al-Baida' (penenggelaman al-Baida) termasuk tanda-tanda pasti untuk kemunculan Imam al-Mahdi as.[12] Menurut pengakuan para peneliti, terdapat tiga puluh enam hadis tentang kebangkitan al-Yamani dalam hadis-hadis Syiah dan Ahlusunah.[13] Hanya saja, mayoritas hadis ini tidak menyebutkan kebangkitan tersebut sebagai tanda pasti,[14] dan hanya dua hadis Syiah[catatan 1] yang menyebutkannya sebagai tanda pasti.[15] Untuk itu, sebagian peneliti meragukan kemunculan al-Yamani ini sebagai tanda pasti untuk kemunculan Imam al-Mahdi as.[16]. Mereka beralasan, sebagian naskah dua hadis tersebut tidak menyebutkannya sebagai tanda yang pasti.[17] Mereka memberikan kemungkinan, catatan kepastian itu ditambahkan oleh para perawi hadis.[18]
Tempat dan Waktu
Menurut penegasan banyak hadis, kebangkitan al-Yamani bersamaan dengan keluarnya Sufyani.[19] Menurut hadis dari Imam al-Baqir as, al-Sufyani, al-Yamani, dan al-Khurasani akan keluar dalam satu tahun, bulan, dan tanggal. [20] Menurut hadis Imam al-Shadiq as, al-Sufyani akan keluar pada bulan Rajab.[21] Dengan menyandingkan kedua kelompok hadis ini, sebagian ulama berkeyakinan bahwa al-Yamani juga akan bangkit pada bulan Rajab.[22] Akan tetapi, menurut sebagian ulama yang lain, kejadian dalam satu hari ini hanya mengindikasikan kedekatan masa antara kedua kebangkitan tersebut, dan hal ini tidak lantas menafikan jeda waktu antara keduanya. [23] Dalam buku-buku referensi Ahlusunah, terdapat hadis-hadis yang menandaskan, Nabi Isa as dan Dajjal akan turun ketika al-Yamani bangkit,[24] dan al-Yamani akan bangkit setelah kemunculan Imam al-Mahdi as.[25] Akan tetapi, menurut para ulama Syiah, hadis-hadis ini tidak muktabar karena tidak berasal dari imam maksum as.[26] Begitu pula, hadis yang menetapkan al-Yamani akan bangkit setelah kemunculan Imam al-Mahdi as tidak sesuai dengan hadis-hadis yang menandaskan bahwa kebangkitan al-Yamani adalah salah satu tanda kemunculan beliau.[27]
Menurut banyak hadis, kebangkitan al-Yamani akan terjadi di Yaman.[28] Hadis-hadis yang mengupas kebangkitan al-Yamani menyebutkan beberapa kota seperti Sanaa, Aden, Kindah, dan kawasan Abyan.[29] Sebagian ulama berkeyakinan, hadis-hadis berkenaan dengan Sanaa bersifat mustafidh dan diriwayatkan dari jalur Syiah dan Ahlusunah. Hal ini mengindikasikan bahwa kota ini menjadi pusat kebangkitan al-Yamani. [30]
Tindakan dan Peranan al-Yamani
Hadis-hadis tidak menjelaskan kebangkitan al-Yamani secara detail. Akan tetapi, sebagian hadis menjelaskan beberapa tindakan dan peran yang akan ia lakukan. Antara lain adalah mengajak kepada kebenaran, memerangi al-Sufyani, dan menaklukkan Roma dan Konstantinopel.
- Mengajak kepada kebenaran;Imam al-Baqir as menegaskan, kebangkitan al-Yamani berlandaskan pada kebenaran, dan juga menekankan supaya kita bergabung dengan barisannya.[31] Menurut sebagian peneliti, maksud dari mengajak kepada kebenaran adalah mengajak kepada Imamah.[32] Sebuah hadis menyebut seorang individu bernama al-Manshur. Ia akan berperan sebagai penolong Imam al-Mahdi as dan memiliki tujuh puluh ribu pembela.[33] Menurut sebuah hadis, ketika al-Yamani bangkit, senjata haram dijual. [34]
- Memerangi al-Sufyani; sebagian hadis mengisahkan pertempuran yang akan meletus antara al-Yamani dan al-Sufyani. Seperti hadis yang menegaskan, orang yang akan mencongkel mata al-Sufyani akan bangkit dari kota Sanaa,[35] atau orang pertama yang akan memerangi al-Sufyani adalah al-Qahthani.[36] Hadis-hadis berbeda konten tentang hasil akhir dari peperangan antara al-Yamani dan al-Sufyani ini. Sebagian hadis memberitakan kemenangan, [37] dan sebagian yang lain kekalahan al-Yamani. [38] Ketika menanggapi perbedaan ini, sebagian penulis berpendapat, setiap hadis memberitakan peristiwa pertempuran di tempat dan waktu yang khusus.[39] Hanya saja, kesahihan jalur sanad hadis-hadis ini masih diragukan.[40] Menurut hadis yang disebutkan oleh Ibnu Hammad, salah seorang ulama Ahlusunah, dalam buku al-Fitan, al-Yamani akan bergabung dengan laskar Imam al-Mahdi as di Madinah. Al-Sufyani mengirimkan sebuah pasukan ke Madinah. Akan tetapi, Imam al-Mahdi as dan al-Yamani akan keluar dari Madinah menuju Makkah.[41] Laskar al-Sufyani mengejar mereka menuju Mekkah, dan akan tenggelam ke dalam bumi di sebuah tempat yang bernama al-Baida'. [42]
- Misi penaklukan;menurut sebagian buku-buku referensi Ahlusunah, al-Yamani akan menaklukkan Roma dan Konstantinopel.[43] Panji al-Yamani dan laskarnya berwarna putih.[44] Hanya saja, buku-buku referensi Syiah menisbatkan penaklukan-penaklukan ini kepada Imam al-Mahdi as.[45]
Para Pengklaim al-Yamani
Menurut penegasan sebuah hadis, para pengikut Syiah senantiasa menantikan kemunculan al-Yamani dari sejak masa Imam al-Shadiq as. Beliau menolak seseorang yang bernama Thalib al-Haqq [catatan 2] sebagai al-Yamani dengan alasan bahwa Yamani adalah pecinta Imam Ali as, sedangkan Thalib al-Haqq membenci beliau.[46] Dari sejak abad pertama Hijriah sudah bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai al-Yamani. Antara lain adalah:
- Abdurrahman bin Muhammad bin Asy'ats (wafat 85 H); ia melakukan pemberontakan terhadap Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi, penguasa Irak, pada masa kekuasaan Abdulmalik bin Marwan. Ia menyebut dirinya dengan julukan al-Qahthani yang senantiasa dinantikan oleh penduduk Yaman.[47] Setelah mengalami kekalahan melawan bani Umayyah, Ibnu Asy'ats melarikan diri ke daerah Sistan dan meninggal dunia di daerah ini.[48]
- Ibnu al-Faras; menurut riwayat Ibnu Khaldun, Abdurrahim bin Abdurrahman bin al-Faras adalah seorang ulama pada abad keenam dan ketujuh di Andalusia. Pada suatu hari, ia melontarkan ucapan pedas di hadapan Manshur Abbasi. Setelah peristiwa ini, ia hidup secara sembunyi-sembunyi. Setelah Manshur meninggal, Ibnu Faras muncul kembali dan mengklaim sebagai al-Yamani yang kemunculannya telah dijanjikan oleh Rasulullah saw. Akhirnya, al-Nashir bin al-Manshur mengirimkan laskar untuk memeranginya, dan ia terbunuh dalam peperangan ini.[49]
- Ahmad bin Ismail al-Bashri yang makruf dengan nama Ahmad al-Hasan; ia mengklaim sebagai al-Yamani dan mengaku bertugas untuk mempersiapkan lahan bagi kemunculan Imam al-Mahdi as. Setelah Imam Mahdi kelak, ia akan memegang tampuk pemerintahan.[50] Buku Da'wat Ahmad baina al-Haqq wa al-Bathil ditulis untuk menjawab seluruh klaim-klaim yang ia lontarkan. [51]
Begitu pula Yazid bin al-Muhallab[52] dan Abdurrahman bin Manshur (pada masa kekuasaan Hisyam bin Hakam al-Mu'ayyad Billah)[53] juga dicatat sebagai pengklaim al-Yamani.
Monografi
Buku al-Yamani Rayat Huda adalah sebuah buku tentang kebangkitan al-Yamani yang ditulis dalam bahasa Arab. Penulis buku ini adalah Sayid Muhammad Ali al-Hulwu (lahir 1376 H), seorang alim Syiah dari Irak. Buku ini mengupas jalur keturunan, waktu, dan tempat kebangkitan al-Yamani. Penulis berkeyakinan bahwa kebangkitan al-Yamani termasuk salah satu tanda pasti untuk kemunculan Imam al-Mahdi as.[54]
Pranala Terkait
Catatan Kaki
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 252-253.
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 255-256; al-Fatlawi, Rayat al-Huda wa al-Dhalal fi 'Ashr al-Zhuhur, 1420 H, hlm. 101.
- ↑ Al-Shaduq, Kamal al-Din, 1395 H, jld. 1, hlm. 251.
- ↑ Ibnu Thawus, Falah al-Sa'il, 1406 H, hlm. 171.
- ↑ Ayati, Yamani Dirafsy-e Hedayat, hlm. 20.
- ↑ Al-Fatlawi, Rayat al-Huda wa al-Dhalal fi 'Ashr al-Zhuhur, 1420 H, hlm. 100.
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 39-40.
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 75; al-Muqaddasi, al-Bad'u wa al-Tarikh, Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyyah, jld. 2, hlm. 183.
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 199.
- ↑ Ibnu Manzhur, Lisan al-'Arab, 1414 H, jld. 7, hlm. 374.
- ↑ Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, 1407 H, jld. 2, hlm. 156.
- ↑ Al-Shaduq, Kamal al-Din, 1395 H, jld. 2, hlm. 650, hadis nomor 7.
- ↑ Mahdawirad, Barresi-ye Tathbiqi-ye Rewayat-e Yamani az Manzhar-e Fariqain, hlm. 26.
- ↑ Sebagai contoh, silakan rujuk al-Shaduq, Kamal al-Din, 1395 H, jld. 2, hlm. 328, hadis nomor 2 dan hlm. 649, hadis nomor 1; al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 252-253; al-Laitsi, Uyun al-Hikam wa al-Mawa'izh, 1376 S, hlm. 244; Ibnu Thawus, Falah al-Sa'il, 1406 H, hlm. 171.
- ↑ Ayati, Yamani Darafsy-e Hedayat, hlm. 17.
- ↑ Ayati, Yamani Darafsy-e Hedayat, hlm. 17-19; Mahdawirad, Barresi-ye Tathbiqi-ye Rewayat-e Yamani az Manzhar-e Fariqain, hlm. 26.
- ↑ Al-Kulaini, al-Kafi, 1407 H, jld. 8, hlm. 310, hadis nomor 483; al-Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 52, hlm. 233.
- ↑ Ayati, Yamani Darafsy-e Hedayat, hlm. 17-19.
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 305; Syaikh Thusi, al-Ghaibah, 1411 H, hlm. 447.
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 255-256.
- ↑ Syaikh Shaduq, Kamal al-Din, 1395 H, jld. 2, hlm. 650.
- ↑ Ayati, Yamani Dirafsy-e Hedayat, hlm. 26.
- ↑ Ayati, Yamani Dirafsy-e Hedayat, hlm. 26-27.
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 291.
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 285; al-Muqaddasi, al-Bad'u wa al-Tarikh, Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyyah, jld. 2, hlm. 184.
- ↑ Ayati, Yamani Dirafsy-e Hedayat, hlm. 36.
- ↑ Sebagai contoh, silakan rujuk Syaikh Shaduq, Kamal al-Din, 1395 H, jld. 1, hlm. 328 dan jld. 2, hlm. 549, hadis nomor 1; al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 252-253; al-Laitsi, Uyun al-Hikam wa al-Mawa'izh, 1376 S, hlm. 244; Ibnu Thawus, Falah al-Sa'il, 1406 H, hlm. 171.
- ↑ Syaikh Shaduq, Kamal al-Din, 1395 H, jld. 1, hlm. 331; al-Laitsi, 'Uyun al-Hikam wa al-Mawa'izh, 1376 S, hlm. 244.
- ↑ Al-Fatlawi, Rayat al-Huda wa al-Dhalal fi 'Ashr al-Zhuhur, 1420 H, hlm. 101.
- ↑ Al-Fatlawi, Rayat al-Huda wa al-Dhalal fi 'Ashr al-Zhuhur, 1420 H, hlm. 101.
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 255-256.
- ↑ Mahdawirad, Barresi-ye Tathbiqi-ye Rewayat-e Yamani az Manzhar-e Fariqain, hlm. 52.
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 39-40.
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 256.
- ↑ Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 227.
- ↑ Al-Azdi al-Naisyaburi, Mukhtashar Itsbat al-Raj'ah, 1413 H, jld. 9, hlm. 261, dinukil dari Mahdawirad, Barresi-ye Tathbiqi-ye Rewayat-e Yamani az Manzhar-e Fariqain, hlm. 53; Al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 227.
- ↑ Al-Azdi al-Naisyaburi, Mukhtashar Itsbat al-Raj'ah, 1413 H, jld. 9, hlm. 261, dinukil dari Mahdawirad, Barresi-ye Tathbiqi-ye Rewayat-e Yamani az Manzhar-e Fariqain, hlm. 53
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 199.
- ↑ Ayati, Yamani Dirafsy-e Hedayat, hlm. 35.
- ↑ Ayati, Yamani Dirafsy-e Hedayat, hlm. 35; Mahdawirad, Barresi-ye Tathbiqi-ye Rewayat-e Yamani az Manzhar-e Fariqain, hlm. 54.
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 223.
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 212.
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 291.
- ↑ Ibnu Hammad, al-Fitan, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, hlm. 199.
- ↑ Sebagai contoh, silakan rujuk al-Nu'mani, al-Ghaibah, 1397 H, hlm. 255-256.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Amali, 1414 H, hlm. 661.
- ↑ Al-Mas'udi, al-Tanbih wa al-Isyraf, Dar al-Shawi, hlm. 272; al-Muqaddasi, al-Bad'u wa al-Tarikh, Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyyah, jld. 2, hlm. 184.
- ↑ Al-Mas'udi, al-Tanbih wa al-Isyraf, Dar al-Shawi, hlm. 273.
- ↑ Ibnu Khaldun, Diwan al-Mubtada' wa al-Khabar, 1408 H, jld. 6, hlm. 336.
- ↑ Yusufiyan, Barresi-ye Barkhi Adelleh-ye Rewa'i-ye Ahmad Bashri Yamani-ye Dorughin, hlm. 63.
- ↑ Yusufiyan, Barresi-ye Barkhi Adelleh-ye Rewa'i-ye Ahmad Bashri Yamani-ye Dorughin, hlm. 63.
- ↑ Fakhrurrazi, al-Mahshul, 1418 H, jld. 4, hlm. 347-348.
- ↑ Ibnu Khaldun, Diwan al-Mubtada' wa al-Khabar, 1408 H, jld. 4, hlm. 191.
- ↑ Al-Hulwu, Al-Yamani Rayah Huda, hlm. 38
Catatan
- ↑
قَبْلَ قِيَامِ الْقَائِمِ خَمْسُ عَلَامَاتٍ مَحْتُومَاتٍ الْيَمَانِيُّ وَ السُّفْيَانِيُّ وَ الصَّيْحَةُ وَ قَتْلُ النَّفْسِ الزَّكِيَّةِ وَ الْخَسْفُ بِالْبَيْدَاءِ.(صدوق، کمالالدین، ۱۳۹۵ق، ج۲، ص۶۵۰، ح۷.)
النِّدَاءُ مِنَ الْمَحْتُومِ وَ السُّفْيَانِيُّ مِنَ الْمَحْتُومِ وَ الْيَمَانِيُّ مِنَ الْمَحْتُومِ وَ قَتْلُ النَّفْسِ الزَّكِيَّةِ مِنَ الْمَحْتُومِ وَ كَفٌّ يَطْلُعُ مِنَ السَّمَاءِ مِنَ الْمَحْتُومِ(نعمانی، الغیبه، ۱۳۹۷ق، ص۲۵۲.)
- ↑ Thalib al-Haqq adalah julukan untuk Abdullah bin Yahya Kindi, salah satu tokoh besar Khawarij yang pada tahun 129 H melakukan perlawanan terhadap Dinasti Umayyah di Yaman. (Khalifa bin Khayyat, Tarikh Khalifa, 1415 H, hal. 250.)
Referensi
- Ayati, Nshratullah. (1385 S). Yamani Dirafsy-e Hedayat, Majalah Masyreq-e Mau'ud, edisi 1.
- Ibnu Hammad, Nu'aim bin Hammad. (n.d.). Al-Fitan, revisi Majdi bin Manshur al-Syuri, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah Mansyurat Muhammad Ali Baidhun.
- Ibnu Khaldun, Abdurrahman bin Muhammad. (1408 H/1988 M). Diwan al-Mubtada' wa al-Khabar fi Tarikh al-'Arab wa al-Barbar wa Man 'Asharahum min Dzawi al-Sya'n al-Akbar, teliti ulang Khalil Syahhadah, Beirut: Dar al-Fikr.
- Ibnu Thawus, Ali bin Musa. (1406 H). Falah al-Sa'il wa Najah al-Musa'il, Qom: Bustan-e Ketab.
- Ibnu Katsir al-Dimasyqi, Ismail bin Umar. (1407 H/1986 M). Al-Bidayah wa al-Nihayah, Beirut: Dar al-Fikr.
- Ibnu Manzhur, Muhammad Mukarram. (1414 H). Lisan al-'Arab, revisi Ahmad Faris, Beirut: Dar al-Fikr.
- Al-Azdi al-Naisyaburi, Fadhl bin Syadzan. (1413 H). Mukhtashar Itsbat al-Raj'ah, terjemah Mirlauhi, teliti ulang Basim al-Hasyimi, Beirut: Dar al-Karam.
- Al-Hulwu, Sayyid Muhammad Ali. (1425 H). Al-Yamani Rayat Huda, Najaf: Markaz al-Dirasat al-Takhashshiyyah fi al-Imam al-Mahdi as.
- Khalifah bin Khayyath. (1415 H/1995 M). Tarikh al-Khalifah, teliti ulang Fawwaz, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah.
- Al-Shaduq, Muhammad bin Ali. (1395 H). Kamal al-Din wa Taman al-Ni'mah, revisi Ali Akbar Ghaffari, Tehran: Eslamiyyeh.
- Syaikh Thusi, Muhammad bin Hasan. (1411 H). Al-Amali, revisi Muassasah al-Bi'tsah, Qom: Dar al-Tsaqafah.
- Syaikh Thusi, Muhammad bin Hasan. (1411 H). Kitab al-Ghaibah li al-Hujjah, revisi Abdullah Tehrani dan Ali Ahmad Nashih, Qom: Dar al-Ma'arih al-Islamiyyah.
- Al-Fatlawi, Mahdi. (1420 H/1999 M). Rayat al-Huda wa al-Dhalal fi 'Ashr al-Zhuhur, Beirut: Dar al-Mahajjah al-Baidha'.
- Fakhrurrazi, Muhammad bin Umar. (1418 H/1997 M). Al-Mahshul, teliti ulang Thaha Jabir Faidha al-'Alwani, Muassasah al-Risalah.
- Al-Kulaini, Muhammad bin Yakub. (1407 H). Al-Kafi, revisi Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, Tehran: Dar al-Kutub al-Islamiyyah.
- Al-Laitsi al-Wasithi, Ali bin Muhammad. (1376 S). 'Uyun al-Hikam wa al-Mawa'izh, revisi Husain Hasani Birjandi, Qom: Dar al-Hadits.
- Al-Majlisi, Muhammad Baqir. (1403 H). Bihar al-Anwar, Beirut: Dar Ihya' al-Turats al-'Arabi.
- Al-Mas'udi, Ali bin Husain. (n.d.). Al-Tanbih wa al-Isyraf, revisi Abdullah al-Shawi, Kairo: Dar al-Shawi.
- Al-Muqaddasi, Muthahhar bin Thahir. (n.d.). Al-Bad'u wa al-Tarikh, Bur Sa'id: Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyyah.
- Al-Nu'mani, Muhammad bin Ibrahim. (1397 H). Al-Ghaibah, revisi Ali Akbar Ghaffari, Tehran: Nasyr-e Shaduq.
- Mahdawirad, Muhammad Ali dll. (1393 S). Barresi-ye Tathbiqi-ye Rewayat-e Yamani az Manzhar-e Fariqain, majalah Hadiz-Pazhuhi, edisi musim semi dan musim dingin.
- Yusufiyan, Mahdi dan Syahbaziyan, Muhammad. (1392 S). Barresi-ye Barkhi Adelleh-ye Rewa'i-ye Ahmad Bashri Yamani-ye Dorughin, majalah Masyreq-e Mau'ud, edisi 27.