Ziarah Sayidah Maksumah sa
 Ukiran kalimat «Ya Fatimah, isyfa'i li fi al-jannah» di dharih Sayidah Fatimah Ma'sumah sa. | |
| Informasi Doa dan Ziarah | |
|---|---|
| Tentang | Ziarah Sayidah Maksumah sa |
| Ma’tsur atau Tidak | Ma'tsur |
| Dinukil dari | Imam Ridha as |
| Periwayat | Ali bin Ibrahim al-Qummi dari Ibrahim bin Hasyim Qummi dari Sa'ad Asy'ari |
| Sumber-sumber Syiah | Bihar al-Anwar |
| Monografi | Ruwaq Ishmat |
Ziarah Sayidah Maksumah sa (bahasa Arab:زیارة سیدة المعصومة عليها السلام ) adalah Ziarah yang ditujukan untuk Sayidah Maksumah sa, putri Imam Musa al-Kazhim as, Imam ke- 7 Syiah. Para ulama Syiah menganggap kedudukan Fatimah Maksumah sa sangat tinggi dan memberikan perhatian besar terhadap ziarahnya. Menurut sebuah riwayat dari Imam Ridha as, barangsiapa yang berziarah kepada Fatimah Maksumah sa, maka ia akan masuk surga.
Ziarah Fatimah Maksumah dinisbatkan kepada Imam Ridha as oleh Allamah Majlisi. Ziarah ini disebutkan dalam kitab-kitab Bihar al-Anwar dan Tuhfat al-Za'ir, dimana keduanya adalah karya Allamah Majlisi. Salah satu kalimat dalam ziarah ini berbunyi, «یَا فاطِمَهُ اشْفَعِی لِی فِی الْجَنَّهِ» ("Ya Fatimah, berilah syafaat untukku di surga,") yang mengisyaratkan kedudukan syafaat Sayidah Maksumah sa. Beberapa penelaah mengkritik sanad dan matan ziarah ini; namun, ulama Syiah menerimanya berdasarkan prinsip toleransi dalam dalil-dalil sunnah.
Kedudukan Sayidah Maksumahdan Ziarahnya
Para ulama Syiah menempatkan Fatimah Maksumah sa pada kedudukan yang agung dan meriwayatkan hadis-hadis tentang kemuliaannya serta keutamaan berziarah kepadanya. Misalnya, Allamah Majlisi dalam kitab Bihar al-Anwar menyebutkan sebuah hadis dari Imam Shadiq as yang menyatakan bahwa para Syiah akan masuk surga melalui syafaat Sayidah Maksumah sa.[1]
Ibnu Qulawaih al-Qummi, dalam kitab Kamil al-Ziyarat, meriwayatkan dua hadis tentang keutamaan ziarah Fatimah Maksumahsa:
- Imam Ridha as: "Man zaraha fa lahu al-jannah; Barangsiapa yang berziarah kepadanya, maka baginya surga."
- Imam Jawad as: "Man zara qabra ‘ammati bi-Qum fa lahu al-jannah; Barangsiapa yang berziarah ke makam bibiku di Qom, maka ia termasuk penghuni surga."[2]
Dalam kitab Mausu'ah Ziyarat al-Ma'sumin as|Mausu'ah Ziyarat al-Ma'sumin juga disebutkan, dari Imam Shadiq as, bahwa ziarah Sayidah Maksumah sa setara dengan surga.[3] Dikatakan bahwa hanya Sayidah Fatimah sa dan Sayidah Maksumah sa yang memiliki ziarah ma'tsur (ziarah dengan sanad yang bersambung kepada maksum).[4]
Teks dan Terjemahan Ziarah
Ziarah Sayidah Maksumah diriwayatkan oleh Allamah Majlisi dalam kitab-kitab Zad al-Ma'ad, Bihar al-Anwar, dan Tuhfat al-Za'ir, yang dinisbatkan kepada Imam Ridha as.[5] Namun, dalam Tuhfat al-Za'ir, setelah menyebutkan ziarah ini, ia menyatakan kemungkinan bahwa teksnya bukan kelanjutan hadis Imam Ridha, melainkan tambahan dari para ulama.[6]
Riwayat Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar menyebutkan: Aku melihat dalam beberapa kitab ziarah bahwa Ali bin Ibrahim al-Qummi meriwayatkan dari ayahnya, dari Sa'ad, dari Imam Ridha as: "Wahai Sa'ad, di dekat kalian ada sebuah makam dari kami." Aku bertanya, "Semoga aku menjadi tebusanmu, apakah yang engkau maksud adalah makam Fatimah, putri Imam Musa al-Kazhim as?" Beliau menjawab, "Ya. Barangsiapa yang berziarah kepadanya dengan mengenal kedudukannya, maka surga menjadi miliknya."
Ketika engkau tiba di makamnya, berdirilah di sisi kepala, menghadap kiblat, dan ucapkan 34 kali "Allahu Akbar," 33 kali "Subhanallah," dan 33 kali "Alhamdulillah." Kemudian bacalah:[7]
السَّلامُ عَلَیٰ آدَمَ صِفْوَهِ اللهِ، السَّلامُ عَلَیٰ نُوحٍ نَبِیِّ اللهِ، السَّلامُ عَلَی إِبْراهِیمَ خَلِیلِ اللهِ، السَّلامُ عَلَیٰ مُوسَیٰ کَلِیمِ اللهِ، السَّلامُ عَلَیٰ عِیسیٰ رُوحِ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا رَسُولَ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا خَیْرَ خَلْقِ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا صَفِیَّ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِاللهِ خاتَمَ النَّبِیِّینَ،
السَّلامُ عَلَیْکَ یَا أَمِیرَ الْمُؤْمِنِینَ عَلِیَّ بْنَ أَبِی طالِبٍ وَصِیَّ رَسُولِ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا فاطِمَهُ سَیِّدَهَ نِساءِ الْعالَمِینَ، السَّلامُ عَلَیْکُما یَا سِبْطَیْ نَبِیِّ الرَّحْمَهِ وَسَیِّدَیْ شَبابِ أَهْلِ الْجَّنَهِ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا عَلِیَّ بْنَ الْحُسَیْنِ سِیِّدَ الْعابِدِینَ وَقُرَّهَ عَیْنِ النَّاظِرِینَ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا مُحَمَّدَ بْنَ عَلِیٍّ باقِرَ الْعِلْمِ بَعْدَ النَّبِیِّ؛
السَّلامُ عَلَیْکَ یَا جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ الصَّادِقَ الْبارَّ الْأَمِینَ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا مُوسَی بْنَ جَعْفَرٍ الطَّاهِرَ الطُّهْرِ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا عَلِیَّ بْنَ مُوسَی الرِّضَا الْمُرْتَضیٰ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا مُحَمَّدَ بْنَ عَلِیٍّ التَّقِیَّ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا عَلِیَّ بْنَ مُحَمَّدٍ النَّقِیَّ النَّاصِحَ الْأَمِینَ، السَّلامُ عَلَیْکَ یَا حَسَنَ بْنَ عَلِیٍّ، السَّلامُ عَلَی الْوَصِیِّ مِنْ بَعْدِهِ.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَیٰ نُورِکَ وَسِراجِکَ، وَوَلِیِّ وَلِیِّکَ، وَوَصِیِّ وَصِیِّکَ، وَحُجَّتِکَ عَلَیٰ خَلْقِکَ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا بِنْتَ رَسُولِ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا بِنْتَ فاطِمَهَ وَخَدِیجَهَ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا بِنْتَ أَمِیرِ الْمُؤْمِنِینَ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا بِنْتَ الْحَسَنِ وَالْحُسَیْنِ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا بِنْتَ وَلِیِّ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا أُخْتَ وَلِیِّ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا عَمَّهَ وَلِیِّ اللهِ، السَّلامُ عَلَیْکِ یَا بِنْتَ مُوسَی بْنِ جَعْفَرٍ وَرَحْمَهُ اللهِ وَبَرَکاتُهُ؛
السَّلامُ عَلَیْکِ عَرَّفَ اللهُ بَیْنَنا وَبَیْنَکُمْ فِی الْجَنَّهِ، وَحَشَرَنا فِی زُمْرَتِکُمْ، وَأَوْرَدَنا حَوْضَ نَبِیِّکُمْ، وَسَقَانا بِکَأْسِ جَدِّکُمْ مِنْ یَدِ عَلِیِّ بْنِ أَبِی طالِبٍ صَلَواتُ اللهِ عَلَیْکُمْ، أَسْأَلُ اللهَ أَنْ یُرِیَنا فِیکُمُ السُّرُورَ وَالْفَرَجَ، وَأَنْ یَجْمَعَنا وِإِیَّاکُمْ فِی زُمْرَهِ جَدِّکُمْ مُحَمَّدٍ صَلَّی اللهُ عَلَیْهِ وَآلِهِ، وَأَنْ لَایَسْلُبَنا مَعْرِفَتَکُمْ إِنَّهُ وَلِیٌّ قَدِیرٌ،
أَتَقَرَّبُ إِلَی اللهِ بِحُبِّکُمْ، وَالْبَراءَهِ مِنْ أَعْدائِکُمْ، وَالتَّسْلِیمِ إِلَی اللهِ راضِیاً بِهِ غَیْرَ مُنْکِرٍ وَلَا مُسْتَکْبِرٍ، وَعَلَیٰ یَقِینِ مَا أَتیٰ بِهِ مُحَمَّدٌ وَبِهِ راضٍ، نَطْلُبُ بِذٰلِکَ وَجْهَکَ یَا سَیِّدِی اللّٰهُمَّ وَرِضاکَ وَالدَّارَ الْآخِرَهَ، یَا فاطِمَهُ اشْفَعِی لِی فِی الْجَنَّهِ فَإِنَّ لَکِ عِنْدَ اللهِ شَأْناً مِنَ الشَّأْنِ.
اللّٰهُمَّ إِنِّی أَسْأَلُکَ أَنْ تَخْتِمَ لِی بِالسَّعادَهِ فَلَا تَسْلُبْ مِنِّی مَا أَنَا فِیهِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّهَ إِلّا بِاللهِ الْعَلِیِّ الْعَظِیمِ . اللّٰهُمَّ اسْتَجِبْ لَنا وَتَقَبَّلْهُ بِکَرَمِکَ وَعِزَّتِکَ وَبِرَحْمَتِکَ وَعافِیَتِکَ، وَصَلَّی اللهُ عَلَیٰ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ أَجْمَعِینَ وَسَلَّمَ تَسْلِیماً یَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِینَ.
Salam sejahtera bagi Adam, manusia pilihan Allah, salam sejahtera bagi Nuh, utusan Allah, salam sejahtera bagi Ibrahim, kekasih Allah, salam sejahtera bagi Musa, yang bercakap dengan Allah, salam sejahtera bagi Isa, ruh Allah, salam sejahtera bagimu wahai Rasul Allah, salam sejahtera bagimu wahai makhluk terbaik ciptaan Allah, salam sejahtera bagimu wahai pilihan Allah, salam sejahtera bagimu wahai Muhammad bin Abdullah, penutup para nabi.
Salam sejahtera bagimu, wahai Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, pengganti Rasulullah. Salam sejahtera bagimu, wahai Fatimah, pemimpin para wanita di seluruh alam. Salam sejahtera bagi kalian berdua, wahai kedua cucu Rasulullah yang penuh rahmat dan dua pemimpin pemuda penghuni surga. Salam sejahtera bagimu, wahai Ali bin Husain, pemimpin para ahli ibadah dan cahaya mata bagi yang memandang. Salam sejahtera bagimu, wahai Muhammad bin Ali, pembuka ilmu setelah Nabi.
Salam sejahtera bagimu, wahai Ja’far bin Muhammad, yang jujur, baik hati, dan terpercaya. Salam sejahtera bagimu, wahai Musa bin Ja’far, Imam yang suci dan bersih. Salam sejahtera bagimu, wahai Ali bin Musa Ar-Ridha, Imam yang terpuji. Salam sejahtera bagimu, wahai Muhammad bin Ali At-Taqi. Salam sejahtera bagimu, wahai Ali bin Muhammad An-Naqi, pemberi nasihat yang terpercaya. Salam sejahtera bagimu, wahai Hasan bin Ali. Salam sejahtera bagi wasi (penerus) setelahnya.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada cahaya-Mu, pelita-Mu, perwakilan perwakilan-Mu, dan pengganti pengganti-Mu, hujjah-Mu atas seluruh makhluk-Mu. Salam sejahtera bagimu, wahai putri Rasulullah. Salam sejahtera bagimu, wahai putri Fatimah dan Khadijah. Salam sejahtera bagimu, wahai putri Amirul Mukminin. Salam sejahtera bagimu, wahai putri Hasan dan Husain. Salam sejahtera bagimu, wahai putri Wali Allah. Salam sejahtera bagimu, wahai saudari Wali Allah. Salam sejahtera bagimu, wahai bibi Wali Allah. Salam, rahmat, dan berkah Allah bagimu, wahai putri Musa bin Ja’far.
Salam sejahtera untukmu. Semoga Allah menjalin ikatan kasih sayang antara kami dan kalian di surga, serta mengumpulkan kami dalam golongan kalian. Semoga Allah memasukkan kami ke telaga Nabi kalian dan memberi kami minum dari piala kakek kalian melalui tangan Ali bin Abi Thalib. Semoga salam dan rahmat Allah selalu tercurah untuk kalian. Aku memohon kepada Allah agar memberikan kebahagiaan dan kelapangan kepada kami melalui kalian, serta mengumpulkan kami dan kalian dalam golongan kakek kalian, Muhammad (semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada beliau dan keluarganya). Janganlah Allah mencabut pengenalan kami terhadap kalian. Sesungguhnya Dia adalah Pelindung yang Mahakuasa.
Kami mendekatkan diri kepada Allah melalui pintu-Nya karena kecintaan kami kepada-Mu dan kebencian kami terhadap musuh-musuh-Mu, serta ketundukan kami kepada Allah. Kami melakukannya dengan keridhaan, bukan dengan penolakan dan kesombongan, melainkan berdasarkan keyakinan terhadap apa yang dibawa oleh Muhammad, dan kami ridha dengan hal tersebut. Dengan semua ini, aku memohon perhatian-Mu, wahai Tuanku. Ya Allah, aku menginginkan keridhaan-Mu dan rumah akhirat. Wahai Fatimah, berikanlah syafaat untukku mengenai surga, sesungguhnya engkau memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar akhir urusanku Kauakhiri dengan kebahagiaan, dan apa yang ada di dalamnya jangan Kauambil dariku. Tidak ada kekuatan dan kemampuan kecuali dengan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami, dan terimalah itu dengan kemuliaan dan kekuasaan-Mu, serta dengan rahmat dan kesejahteraan-Mu. Semoga rahmat Allah tercurah kepada Muhammad dan seluruh keluarganya, dan semoga keselamatan yang sempurna dilimpahkan kepada mereka. Wahai Yang Maha Pengasih di antara semua yang pengasih.
Syafaat Fatimah Maksumah sa
Dalam ziarah Sayidah Maksumah sa yang diriwayatkan oleh Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar, terdapat kalimat: Ya Fatimah isyfa'i li fil-jannah, fa inna laki ‘indallahi sya’nan minasy-sya’n; Wahai Fatimah, berilah syafaat untukku di surga, karena sesungguhnya engkau memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah.
Dalam menjelaskan kedudukan Sayidah Maksumah sa dan kemampuannya sebagai pemberi syafaat, Imam Shadiq as bersabda: "Allah memiliki tanah suci, yaitu Makkah. Nabi-Nya juga memiliki tanah suci, yaitu Madinah. Amirul Mukminin (Imam Ali) pun memiliki tanah suci, yaitu Kufah. Qom adalah Kufah kecil. Ketahuilah bahwa surga memiliki delapan pintu, tiga di antaranya terbuka untuk Qom. Seorang wanita dari keturunanku akan dimakamkan di sana, bernama Fatimah binti Musa as, dan dengan syafaatnya, seluruh Syiah akan masuk surga."[8]
Ayatullah Makarim Syirazi, salah seorang marja' Syiah, berdasarkan hadis ini menyatakan bahwa lingkaran syafaat seseorang sesuai dengan kedudukannya. Semakin tinggi kedudukannya, semakin luas pula syafaatnya. Ketika Imam Shadiq as bersabda, "Dengan syafaat Fatimah Masumah, seluruh Syiah masuk surga," ini menunjukkan bahwa Fatimah Maksumah sa memiliki kedudukan yang sangat agung, mendekati maqam kema'suman, yang diperolehnya berkat pengetahuan dan ketakwaannya yang tinggi.[9]
Keabsahan Ziarah
Terdapat beberapa kritik terhadap sanad dan matan ziarah Sayidah Masumah:
Kajian Sanad
Allamah Majlisi meriwayatkan ziarah ini melalui Ali bin Ibrahim al-Qummi, dari ayahnya Ibrahim bin Hasyim al-Qummi, dari Sa'ad bin Sa'ad al-Asy'ari, dan dari Imam Ridha as.[10] Namun, dalam Bihar al-Anwar[11] dan Tuhfat al-Za'ir[12], beliau tidak menyebutkan kitab sumbernya secara spesifik, hanya menyatakan, "Aku melihat ziarah ini dalam beberapa kitab ziarah."[13] Meski demikian, dalam Tuhfat al-Za'ir, beliau menilai sanadnya sebagai hasan.[14]
Syekh Abbas al-Qummi juga mencantumkan ziarah ini dalam Mafatih al-Jinan, mengutip dari Allamah Majlisi.[15]
Para penelaah hadis mengkritik ketidak jelasan sumber asli ziarah ini sebagai kelemahan.[16] Namun, Ali bin Ibrahim (penulis Tafsir al-Qummi) dianggap tsiqah (terpercaya) oleh ulama ilmu rijal, terutama Najasyi.[17] Al-Kulaini juga meriwayatkan darinya.[18] Ulama seperti Sayid Ibnu Thawus dan Sayid Abul Qasim al-Khu'i juga menegaskan ketsiqahan Ibrahim bin Hasyim.[19] Namun, terkait periwayatan Sa'ad dari Imam Ridha as, terdapat keraguan dari para ahli rijal.[20]
Kajian Matan
Beberapa penelaah mengkritik perubahan arah sapaan dalam ziarah ini. Misalnya, frasa "Natlubu biżālika wajhaka yā Sayyidī" mengalihkan sapaan dari Sayidah Maksumah sa kepada Nabi Muhammad saw, lalu frasa "Allāhumma wa riḍāka wad-dāral-ākhirah" mengarah kepada Allah, sebelum kembali menyapa Sayidah Maksumahdengan "Yā Fāṭimah isyfa‘ī lī fil-jannah".[21]
Meski ada kritik atas sanad dan matan zaiarah, sebagian ulama menerimanya berdasarkan prinsip toleransi dalam dalil-dalil sunnah (tasamuh fi adillat as-sunan).[22] Menurut prinsip ini, meski ada diskusi akademis tentang keabsahan ziarah, jika seseorang membacanya dengan harapan bahwa ia bersumber dari maksum as dan mengandung makna yang luhur, maka ia telah melakukan amalan yang diterima.[23]
Ziarah-Ziarah yang Kurang Dikenal
Sebagian ulama Syiah meriwayatkan ziarah-ziarah lain untuk Sayidah Fatimah Maksumahsa yang tidak dinisbatkan langsung kepada maksum as.[24] Selain itu, Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar, mengutip dari kitab al-Mazār karya Syaikh Mufid, juga menyebutkan ziarah lain terkait Sayidah Maksumah sa.[25]
Monografi
Beberapa buku telah ditulis untuk menjelaskan ziarah Sayidah Maksumah sa, di antaranya:
- Rawaq 'Ishmat; Syarhi bar Ziyaratnameh Sayidah Fatimah Maksumah sa, karya Ali Huseini, Qom, penerbit Zair Astaneh Muqaddasah, cetakan pertama, 1385 HS.
- Syarh Ziyarat Buzurgbanu-ye Karamat: Syarh Ziyaratnameh Sayidah Fatimah Maksumah sa, karya Gholamali Safa'i Bushehri, Qom, Penerbit Zair Astaneh Muqaddasah, cetakan pertama, 1402 HS.
Catatan Kaki
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jil. 99, hlm. 267.
- ↑ Ibnu Qulawaih, Kamil az-Ziyarat, 1356 HS, jil. 1, hlm. 324.
- ↑ Muassisah Imam Hadi as, Mausu'ah Ziyarat al-Ma'sumin, 1426 H, jil. 5, hlm. 225.
- ↑ Mahdipour, Karimah Ahlul Bait sa, 1380 HS, hlm. 126.
- ↑ Lihat Majlisi, Zad al-Ma'ad, 1423 H, hlm. 547–548; Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jil. 99, hlm. 266–267; Majlisi, Tuhfat al-Za'ir, 1386 HS, hlm. 664.
- ↑ Majlisi, Tuhfat al-Za'ir, 1386 HS, hlm. 666.
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jil. 99, hlm. 266–267.
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jil. 57, hlm. 228.
- ↑ Azad, "Ziarat 'Ārifāneh; Tawsiyah-hā 'Ālimāneh (dengan Fokus pada Ziarah Sayidah Maksumah sa)", hlm. 15.
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jil. 99, hlm. 265–266.
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jil. 99, hlm. 266.
- ↑ Allamah Majlisi, Tuhfat al-Za'ir, 1386 HS, hlm. 664.
- ↑ Mugīsah, "Penelitian tentang Ziarah Fatimah Maksumahas", hlm. 55.
- ↑ Allamah Majlisi, Tuhfat al-Za'ir, 1386 HS, hlm. 664.
- ↑ Qummi, Kulliyāt Mafātīḥ al-Jinān, bagian "Ziarah Imamzadah".
- ↑ Mugīsah, "Penelitian tentang Ziarah Fatimah Maksumahas", hlm. 55.
- ↑ Dānisywar, "Panduan Ziarah Sayidah Maksumah sa", hlm. 30.
- ↑ Dānisywar, "Panduan Ziarah Sayidah Maksumah sa", hlm. 30.
- ↑ Dānisywar, "Panduan Ziarah Sayidah Maksumah sa", hlm. 30.
- ↑ Mugīsah, "Penelitian tentang Ziarah Fatimah Maksumahas", hlm. 55–56; ["Tinjauan atas Ziarah Sayidah Maksumah sa"], Portal Informasi Hauzah.
- ↑ Mugīsah, "Penelitian tentang Ziarah Fatimah Maksumahas", hlm. 56.
- ↑ ["Tinjauan atas Ziarah Sayidah Maksumah sa"], Portal Informasi Hauzah.
- ↑ Mugisah, "Penelitian tentang Ziarah Fatimah Maksumahas", hlm. 56.
- ↑ Mahdipour, Zindagāni Karīmah Ahlul Bait as, 1392 HS, hlm. 161.
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jil. 99, hlm. 273.
Daftar Pustaka
- "Negaahi be Ziyarat-Namah Hazrat-e Ma'sumeh Salamullah Alayha"], Pangkalan Informasi Hawzah, Wawancara dengan Hassan Ramazani Khorasani, Tanggal Publikasi: 30 Tir 1399 S, Tanggal Akses: 12 Tir 1403 S.
- Azad, Abbas, "Ziyarat 'Arifane; Tavsiyeh-ha-ye 'Alimane (ba Muhuriyat Ziyarat Hazrat-e Ma'sumeh Salamullah Alayha)"], dalam Majalah Muballighan, Nomor 234, Azar dan Dey 1397 S.
- Ibnu Qulawaih, Ja'far bin Muhammad, Kamil al-Ziyarat, Najaf, Dar al-Murtadawiyyah, Cetakan Pertama, 1356 S.
- Danshwar, Hadi, "Safarish-ha-ye Ziyarat Hazrat-e Ma'sumeh Alayhas-Salam"], dalam Majalah Farhang-e Kausar, Nomor 35, Bahman 1378 S.
- Qomi, Abbas, Kulliyat Mafatih al-Jinan, Bagian "Ziyarat Emamzadegan 'Azam".
- Institusi Imam Hadi as, Mausu'ah Ziyarat al-Ma'sumin Alayhim al-Salam, Qom, Payam Imam Hadi as, 1426 H.
- Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar al-Jami'ah li-Durar Akhbar al-A'imah al-Athhar as, Beirut, Dar Ihya' at-Turath al-Arabi, Cetakan Kedua, 1403 H.
- Majlisi, Muhammad Baqir, Tuhfah al-Za'ir, Qom, Payam Imam Hadi as, 1386 S.
- Majlisi, Muhammad Baqir, Zad al-Ma'ad, Penyunting: Ala'uddin Alami, Beirut, Lembaga Alami lil-Mathbu'at, 1423 H.
- Muqiseh, Husain, "Pajuheshi dar Ziyarat-Namah Fatimah Ma'sumeh as"], dalam Majalah Farhang-e Kosar, Nomor 25, Farvardin 1378 S.
- Mahdipur, Ali Akbar, Zindagani-ye Karimah Ahl al-Bayt Alayhim al-Salam, Teheran, Araam Del, 1392 S.
- "Negaahi be Ziyarat-Namah Hazrat-e Ma'sumeh Salamullah Alayha"], Pangkalan Informasi Hawzah, Tanggal Publikasi: 30 Tir 1399 S, Tanggal Akses: 19 Tir 1403 S.