Lompat ke isi

Bismillahi Rahmanir Rahim: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:


==Kata-kata Bismillah==
==Kata-kata Bismillah==
Ayat “Bismillahi Rahmanir Rahim” atau “bismillah” jika disingkat, juga dikenal dengan frasa “tasmiyah.” Asal kata ini diperoleh dengan metode naht (abreviasi atau pembuatan akronim) yang dibuat dari ungkapan bismillah; sebagaimana yang ada pada derivasi-derivasi “haya’alah, hamdalah dan hasbalah dibuat dengan cara seperti ini, yaitu peletakan sebagian huruf berdampingan menjadi satu frase dan digunakan dalam bentuk ism fā’il (kata yang bermakna subyek)<ref> Lisān al-Arab, jld. 1, hlm. 412; Al-Munjid, hlm. 38. Kata (bismillah). </ref> dengan kata ''mubasmil'' bagi orang yang mengucapkannya. <ref> Tafsir Māwardi, jld. 1, hlm. 50. </ref>
Ayat “Bismillahi Rahmanir Rahim” atau “bismillah” jika disingkat, juga dikenal dengan frasa “tasmiyah.” Asal kata ini diperoleh dengan metode ''naht'' (abreviasi atau pembuatan akronim) yang dibuat dari ungkapan bismillah; sebagaimana yang ada pada derivasi-derivasi “haya’alah, hamdalah dan hasbalah dibuat dengan cara seperti ini, yaitu peletakan sebagian huruf berdampingan menjadi satu frase dan digunakan dalam bentuk ism fā’il (kata yang bermakna subyek)<ref> Lisān al-Arab, jld. 1, hlm. 412; Al-Munjid, hlm. 38. Kata (bismillah). </ref> dengan kata ''mubasmil'' bagi orang yang mengucapkannya. <ref> Tafsir Māwardi, jld. 1, hlm. 50. </ref>
Di samping itu, frase basmalah menempati kedudukan ayat bismillahi al-Rahman al-Rahim, seperti “Bismillah adalah ayat dari Al-Quran dan Al-Fatihah.” <ref> Tafsir Sayid Musthafa Khomeini, jld. 1, hlm. 65. </ref>
Di samping itu, frase basmalah menempati kedudukan ayat bismillahi al-Rahman al-Rahim, seperti “Bismillah adalah ayat dari Al-Quran dan Al-Fatihah.” <ref> Tafsir Sayid Musthafa Khomeini, jld. 1, hlm. 65. </ref>
Sebagian berpandangan bahwa bismillah tidak berkembang sebagai bahasa fasih Arab, tapi para  ahli bahasa (linguis) seperti Ibnu Sikki dan Mutharrazi dengan menukil dari bukti-bukti para penyair Arab, menyatakan akan kefasihan dan keaslian bismillah dari bahasa Arab. Tidak ada informasi yang menyebutkan bahwa lafadz ini juga ddigunakan pada masa sebelum Islam, penggunaan lafaz ini pertama kalinya kemungkinan tercatat pada syair Ibnu Abi Rabi’ah. <ref> Ibnu Faris, 1404, jld. 1, hlm. 328-329, Ibid, 1382, jld. 1, hlm. 271, Qaisi, jld, 1, jld. 1, hlm. 13-14, Fayumi, terkait dengan kata bismillah, Qurthubi jld. 1, hlm. 97: Suyuthi, Al-Mazhar, jld. 1, hlm. 482-485, Murtadha Zubaidi, jld. 7, hlm. 238, Lin, jld. 1, hlm. 206; 2693. </ref>
Sebagian berpandangan bahwa bismillah tidak berkembang sebagai bahasa fasih Arab, tapi para  ahli bahasa (linguis) seperti Ibnu Sikki dan Mutharrazi dengan menukil dari bukti-bukti para penyair Arab, menyatakan akan kefasihan dan keaslian bismillah dari bahasa Arab. Tidak ada informasi yang menyebutkan bahwa lafadz ini juga ddigunakan pada masa sebelum Islam, penggunaan lafaz ini pertama kalinya kemungkinan tercatat pada syair Ibnu Abi Rabi’ah. <ref> Ibnu Faris, 1404, jld. 1, hlm. 328-329, Ibid, 1382, jld. 1, hlm. 271, Qaisi, jld, 1, jld. 1, hlm. 13-14, Fayumi, terkait dengan kata bismillah, Qurthubi jld. 1, hlm. 97: Suyuthi, Al-Mazhar, jld. 1, hlm. 482-485, Murtadha Zubaidi, jld. 7, hlm. 238, Lin, jld. 1, hlm. 206; 2693. </ref>
Baris 50: Baris 50:
==Sejarah, Latar Belakang dan Beberapa Kemiripan==
==Sejarah, Latar Belakang dan Beberapa Kemiripan==
===Ajaran-ajaran Lain===
===Ajaran-ajaran Lain===
Dari ungkapan yang berdasar dzikrullah “Bismillah” mempunyai latar belakang dan nadhair beragam di antara sejarah agama dan kaum. Zamakhsyari berkata bahwa masyarakat Arab sebelum Islam menggunakan nama-nama seperti seperti “Lata” atau “Uzza.” <ref> Idols an Images, pre-Islamic Arabia and the Quran, jld. 1, hlm. 29, 1407. </ref> Noldeke mengingatkan bahwa pengulangan kata-kata “Dengan nama Tuhan” pada kitab Ibrani dan Kitab suci agama Kristen mirip dengan nama “bismillah.” <ref> Go, I, 112 dan 116. </ref>  Dzikr Mazdaik yang melantunkan dzikir seperti, pad nām Yazdān yang berarti “dengan nama Yazdan” mirip dengan “bismillah” yang digunakan kira-kira pada abad ke-3. <ref> Gignoux, Pad Nam, hlm. 162. </ref>
Dari ungkapan yang berdasar dzikrullah “Bismillah” mempunyai latar belakang dan nadhair beragam di antara sejarah agama dan kaum. Zamakhsyari berkata bahwa masyarakat Arab sebelum Islam menggunakan nama-nama seperti seperti “Lata” atau “Uzza.” <ref> ''Idols an Images, pre-Islamic Arabia and the Quran'', jld. 1, hlm. 29, 1407. </ref> Noldeke mengingatkan bahwa pengulangan kata-kata “Dengan nama Tuhan” pada kitab Ibrani dan Kitab suci agama Kristen mirip dengan nama “bismillah.” <ref> Go, I, 112 dan 116. </ref>  Dzikr Mazdaik yang melantunkan dzikir seperti, ''pad nām Yazdān'' yang berarti “dengan nama Yazdan” mirip dengan “bismillah” yang digunakan kira-kira pada abad ke-3. <ref> Gignoux, Pad Nam, hlm. 162. </ref>


===Islam===
===Islam===
Baris 107: Baris 107:
===Membaca Bismillah dalam Salat dan Keras atau Pelannya===
===Membaca Bismillah dalam Salat dan Keras atau Pelannya===
====Pandangan Syiah====
====Pandangan Syiah====
Dalam pandangan madzhab Syiah membaca “Bismillah” dalam permulaan salat adalah wajib dan wajib membaca basmallah dengan suara keras pada salat-salat jahriyah (Salat Subuh, Maghrib dan Isya) bahkan mustahab juga bersuara keras pada salat-salat Ikhfaniah (Salat Dzuhur dan Ashar). <ref> Thusi, 1377-1382, Ibid, 1400, hlm. 76, Hakim, jld. 6, hlm. 176-175. </ref>
Dalam pandangan madzhab Syiah membaca “Bismillah” dalam permulaan salat adalah wajib dan wajib membaca basmallah dengan suara keras pada salat-salat jahriyah (Salat Subuh, Maghrib dan Isya) bahkan mustahab juga bersuara keras pada salat-salat ikhfaniah (Salat Dzuhur dan Ashar). <ref> Thusi, 1377-1382, Ibid, 1400, hlm. 76, Hakim, jld. 6, hlm. 176-175. </ref>
Diriwayatkan bahwa Imam Ali As sangat berkukuh membaca bismillah dengan suara keras. Menurut riwayat dari Syafi’i, Muawiyah mengerjakan salat di Madinah, di mana dalam salatnya itu  tidak membaca bismillah dan takbir sebelum ruku dan sujud. Oleh karena itu, para sahabat melancarkan kritik atasnya bahwa ia telah mencuri salat, Muawiyah mengulang salat dengan tasmiyah dan takbir. Fakhrurazi<ref> Jld. 1, hlm. 204. </ref>dengan bersandar kepada dua riwayat berdalil bahwa sunah Nabi Muhammad Saw adalah mengeraskan bismilah oleh karena itu masuk akal jika Muawiyah memilih cara yang berkebalikan dengan cara Imam Ali As dalam mengucapkan bismillah dengan lafadz keras atau pelan. Dzikir bismillah hanya wajib dalam salat, kecuali dalam situasi di mana bismilah menjadi misdak tasmiyah (dzikir nama Tuhan). Dengan demikian, wajib untuk membaca dzikir bismillah ketika menyembelih hewan sebagai tasmiyah, jika tidak, maka haram untuk memakan daging hewan itu. <ref> QS Al-Maidah: 45, Al-An’am : 6, 118, 121, Muhaqiq Hilli, jld. 3, hlm. 200-204. </ref>
Diriwayatkan bahwa Imam Ali As sangat berkukuh membaca bismillah dengan suara keras. Menurut riwayat dari Syafi’i, Muawiyah mengerjakan salat di Madinah, di mana dalam salatnya itu  tidak membaca bismillah dan takbir sebelum ruku dan sujud. Oleh karena itu, para sahabat melancarkan kritik atasnya bahwa ia telah mencuri salat, Muawiyah mengulang salat dengan tasmiyah dan takbir. Fakhrurazi<ref> Jld. 1, hlm. 204. </ref>dengan bersandar kepada dua riwayat berdalil bahwa sunah Nabi Muhammad Saw adalah mengeraskan bismilah oleh karena itu masuk akal jika Muawiyah memilih cara yang berkebalikan dengan cara Imam Ali As dalam mengucapkan bismillah dengan lafadz keras atau pelan. Dzikir bismillah hanya wajib dalam salat, kecuali dalam situasi di mana bismilah menjadi misdak tasmiyah (dzikir nama Tuhan). Dengan demikian, wajib untuk membaca dzikir bismillah ketika menyembelih hewan sebagai tasmiyah, jika tidak, maka haram untuk memakan daging hewan itu. <ref> QS Al-Maidah: 45, Al-An’am : 6, 118, 121, Muhaqiq Hilli, jld. 3, hlm. 200-204. </ref>


Pengguna anonim