Lompat ke isi

Syahrbanu: Perbedaan antara revisi

28 bita ditambahkan ,  26 April 2019
imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 86: Baris 86:
*Putri raja tersebut pada abad [[2 H]] tidak dikenal oleh [[Bani Hasyim]]. Mansur al-Dawaniqi ketika membalas surat dari Muhammad bin Abdullah (al-Nafs al-Zakiyyah) menulis, "Pasca wafat [[Rasulullah saw]] tidak ada yang dilahirkan lebih tinggi dari Ali bin Husain as, ibunya adalah Ummu Walad (budak)."<ref>Thabari, ''Tarikh Thabari'', jld. 6, hlm. 198</ref>
*Putri raja tersebut pada abad [[2 H]] tidak dikenal oleh [[Bani Hasyim]]. Mansur al-Dawaniqi ketika membalas surat dari Muhammad bin Abdullah (al-Nafs al-Zakiyyah) menulis, "Pasca wafat [[Rasulullah saw]] tidak ada yang dilahirkan lebih tinggi dari Ali bin Husain as, ibunya adalah Ummu Walad (budak)."<ref>Thabari, ''Tarikh Thabari'', jld. 6, hlm. 198</ref>


==Ulasan==
===Pandangan Para Pembantah===
Sayid Jakfar Syahid secara kritis menyatakan pendapatnya:"Al-Mansur al-Dawaniqi menggunakan istilah Umm Walad untuk melecehkan Muhammad bin Abdullah (dikenal dengan laqab al-Nafs al-Zakkiyah). Surat ini ditulis setengah abad setelah Imam Sajjad as wafat yang pada waktu itu sejumlah besar dari [[Bani Hasyim]] yang masih hidup. Jika kisah Syahrbanu itu benar, maka al-Mansur tidak menuliskan hal demikian namun jika itu salah, maka tentu Muhammad bin Abdullah akan membalas surat tersebut dengan keras dan menyatakan ibu Imam Sajjad as adalah putri raja, bukan seorang budak.<ref>Syahidi, ''Zendegani Ali bin al-Husain'', hlm. 24</ref>
Sayid Jakfar Syahid secara kritis menyatakan pendapatnya: "Mansur Dawaniqi menggunakan istilah "Ummu Walad" untuk melecehkan Muhammad bin Abdullah (dikenal dengan laqab al-Nafs al-Zakkiyah). Surat ini ditulis setengah abad setelah Imam Sajjad as wafat yang pada waktu itu sejumlah besar dari [[Bani Hasyim]] masih hidup. Jika kisah Syahrbanu itu benar, maka Mansur tidak menuliskan hal demikian namun jika itu salah, maka tentu Muhammad bin Abdullah akan membalas surat tersebut dengan keras dan menyatakan ibu Imam Sajjad as adalah putri raja, bukan seorang budak.<ref>Syahidi, ''Zendegani Ali bin al-Husain'', hlm. 24</ref>


Menurut Dehkhuda, hasil penelitian menyebutkan kisah tersebut tidak benar, karena Yazdgerd tidak memiliki putri yang bernama Syahrbanu. Syahrbanu adalah kisah dari Rabi' al-Abrar oleh Zamakhsari dan Qabusnameh.<ref>''Qabusnameh'', bab. 27, hlm. 144</ref>
Menurut Dehkhuda, hasil penelitian menyebutkan kisah tersebut tidak benar, karena Yazdgerd tidak memiliki putri yang bernama Syahrbanu. Kisah Syahrbanu pada hakikatnya diambil dari Rabi' al-Abrar Zamakhsari dan Qabusnameh.<ref>''Qabusnameh'', bab. 27, hlm. 144</ref>


Yusufi Gharawi tidak menerima pendapat Ya'qubi dengan alasan pendapat tersebut tanpa sanad. Selain itu nama Harrar tidak dikenal sebagai nama perempuan di masa Persia kuno. Ia juga menolak riwayat dari al-Kafi, karena pada sanad terdapat Amr bin Syimr yang oleh al-Najasyi disebut sebagai perawi yang lemah. Demikian pula, ia menolak riwayat Syaikh Shaduq karena jalur riwayatnya terdapat nama Sahl bin Qasim al-Nusyjani yang dikatakan sebagai perawi yang majhul (identitasnya tidak diketahui). Oleh karena itu, pendapat tersebutpun ditolak oleh Gharawi, namun setelah melakukan penelitian lebih detail, ia berpendapat nama yang benar adalah Syahrbanu dan merupakan putri dari Yazdgerd.<ref>''Haul al-Sayidah Syahrbanu'', hlm. 28 dan juga ''Mausu'ah al-Tarikh al-Islami'', jld. 4, hlm. 357 dan 652</ref>
Yusufi Gharawi tidak menerima pendapat Ya'qubi dengan alasan pendapat tersebut tanpa sanad. Selain itu nama Harrar tidak dikenal sebagai nama perempuan di masa Persia kuno. Ia juga menolak riwayat dari ''[[al-Kafi]]'', karena pada sanad terdapat Amr bin Syimr yang oleh Najasyi disebut sebagai perawi yang lemah. Demikian pula, ia menolak riwayat [[Syaikh Shaduq]] karena jalur riwayatnya terdapat nama Sahl bin Qasim al-Nusyjani yang dikatakan sebagai perawi yang majhul (identitasnya tidak diketahui). Oleh karena itu, pendapat tersebutpun ditolak oleh Gharawi, namun setelah melakukan penelitian lebih detail, ia berpendapat nama yang benar adalah Syahrbanu dan merupakan putri dari Yazdgerd.<ref>''Haul al-Sayidah Syahrbanu'', hlm. 28 dan juga ''Mausu'ah al-Tarikh al-Islami'', jld. 4, hlm. 357 dan 652</ref>


==Wafat==
==Wafat==
Pengguna anonim