Hasan bin Ali bin Syadqam
| Informasi Pribadi | |
|---|---|
| Nama Lengkap | Abu al-Makarim Badruddin, al-Hasan bin Ali bin Hasan bin Ali bin Syadqam al-Husaini |
| Lakab | Ibnu Syadqam |
| Garis keturunan | Salah satu keturunan Imam Sajjad as |
| Lahir | 932 atau 942 H |
| Tempat lahir | Madinah |
| Wafat/Syahadah | 995 atau 999 H |
| Tempat dimakamkan | Dakhan, India. kemudian dipindah ke Madinah |
| Informasi ilmiah | |
| Guru-guru | Muhammad bin Ali Tullai Bashri • Muhammad bin Ahmad Sadidi • Syekh Husain Hamadani • Syekh Muhammad Bakri Shiddiqi • Mulla Inayatullah • Syekh Ni'matullah |
| Tempat pendidikan | Qazvin, Mekkah, Yazd, Shiraz |
| Ijazah Riwayat dari | Ni'matullah bin Ahmad bin Khatun Amili, "Shahib Madarik" • Husain bin Abdushshamad Amili |
| Karya-karya | "Zahr al-Riyadh wa Zulal al-Hiyadh" • "Al-As'ilah al-Syadqamiyah" |
| Kegiatan Sosial dan Politik | |
| Sosial | Niqabat al-Sadat |
Abu al-Makarim Badruddin, al-Hasan bin Ali bin Hasan bin Ali bin Syadqam al-Husaini (bahasa Arab: أبو المكارم بدر الدين الحسن بن علي بن الحسن بن علي بن شدقم الحسيني) yang dikenal sebagai (ابن شَدقَم) Ibnu Syadqam, adalah seorang sejarawan, fakih, muhaddits, penyair, dan sastrawan Madinah pada abad ke-10 H.
Ia memperoleh ijazah periwayatan dari Ni'matullah bin Ahmad bin Khatun al-Amili dan Husain bin Abdul Shamad al-Haritsi, ayah dari Syekh Bahai. Setelah ayahnya wafat, ia sempat memegang jabatan "Niqabat al-Sadat". Perjalanannya ke India berujung pada pernikahan dengan saudari Sultan Husain Nizham Syah, yang membuatnya menetap di India hingga akhir hayatnya.
Kelahiran dan Wafat
Agha Buzurg Tehrani, mengutip dari "Tuhfat al-Azhar" karya cucunya Dhamin bin Ali, menyebutkan tahun kelahiran dan wafatnya adalah 932 H -995 H[1], meskipun ada juga yang menyebutkan tahun kelahiran dan wafatnya sebagai 942-999 H.[2]
Ibnu Syadqam wafat pada usia 57 tahun di Dekkan dan dimakamkan di sana. Beberapa waktu kemudian, putra bungsunya, Husain, memindahkan jenazahnya ke Madinah sesuai wasiatnya dan dimakamkan di Pemakaman Baqi'.[3]
Tempat Lahir dan Nasab
Gelar Ibnu Syadqam juga ditujukan kepada ayahnya.[4] Ia lahir dan dibesarkan di Madinah; belajar ilmu dari ayahnya dan mengungguli teman-teman sebayanya[5], sehingga menjadi salah satu ulama besar Imamiyah.[6] Keluarganya juga terdiri dari para ulama, dan mereka mengaku sebagai keturunan Imam Sajjad as.[7]
Mazhab
Majlisi menyatakan bahwa ia "secara lahiriah" adalah pengikut Imamiyah dan meragukan kesyiah-annya[8], namun karya-karyanya dan ijazah yang diberikan oleh ulama pada masanya menunjukkan bahwa Ibnu Syadqam adalah seorang Syiah.[9]
Guru, Ijazah, dan Niqabah
Selain belajar dari ayahnya, Ibnu Syadqam juga berguru kepada ulama seperti Muhammad bin Ali al-Tullawi al-Bashri[10] (dalam ilmu maqulat), Muhammad bin Ahmad al-Sadidi al-Husaini al-Hijazi (dalam qiraat sab'ah, nahwu, dan sharaf), Syekh Husain al-Hamdani di Qazwin, Syekh Muhammad al-Bakri al-Siddiqi di Mekah, Mulla Inayatullah, dan Syekh Ni'matullah di Yazd dan Syiraz.[11]
Pada tahun 966 H, ia memperoleh ijazah periwayatan dari Ni'matullah bin Ahmad bin Khatun al-Amili dan[12] penulis al-Madarik, serta pada tahun 983 H dari Syekh Husain bin Abdul Shamad al-Amili, ayah dari Syekh Bahai.[13]
Setelah ayahnya wafat (960 H), Ibnu Syadqam menggantikannya dalam jabatan "niqabat sadat", namun kesederhanaan dan kesalehannya membuatnya mengundurkan diri dari jabatan tersebut tidak lama kemudian.
Perjalanan
Pada masa mudanya (Sya'ban 962 H), ia berangkat dari Madinah menuju India dan tiba di istana Sultan Husain Nizham Syah di Dekkan. Setelah beberapa waktu, ia meninggalkan kota tersebut menuju Syiraz. Pada Dzulkaidah 964 H, ia pergi ke Khurasan untuk ziarah ke makam Imam Ridha as dan bertemu dengan Syah Tahmasp I, yang kemudian memberinya perhatian khusus.
Ketika kabar tentang keilmuannya sampai ke telinga Sultan Husain, ia diundang kembali ke India. Ibnu Syadqam pun kembali ke India dan disambut dengan hangat.[14]
Pernikahan
Setelah tiba di India, Nizham Syah menikahkan saudarinya, Fath Syah, dengan Ibnu Syadqam dan memberinya kekayaan melimpah. Setelah Nizham Syah wafat, ia kembali ke Madinah untuk bertemu keluarganya, namun karena posisi dan kehormatannya di India tidak dapat ia peroleh di tanah kelahirannya, ia segera kembali ke India[15] dan bergabung dengan istana Syah Murtadha, putra dan penerus Sultan Husain Nizham Syah, yang memberinya penghormatan dan penghargaan.[16]
Karya
Dhamin bin Ali bin Hasan, cucu Ibnu Syadqam, banyak menggunakan materi dari karya ini dalam penulisan bukunya "Tuhfat al-Azhar".[18] Menurutnya, buku ini terdiri dari 4 jilid, namun Aqa Buzurg Tehrani[19] menyebutkan bahwa buku ini disusun dalam 2 jilid.
Salinan jilid ketiga buku ini tersimpan di British Museum, Perpustakaan Nazhir Husain di Lucknow dan perpustakaan lainnya.
- 2. "Al-As'ilah al-Syadqamiyyah" atau "Masa'il al-Syadqamiyyah". Karya ini berisi pertanyaan-pertanyaan Ibnu Syadqam kepada gurunya Husain bin Abdul Shamad dan jawaban-jawabannya. Salinan buku ini, yang diperiksa dan dikoreksi oleh Ibnu Syadqam pada tahun 992 H di Kota Ahmadnagar, ditulis oleh Abd al-Lathif al-Jami'i dan tersimpan di Perpustakaan Radhawiyyah.[20]
- 3. "Al-Jawahir al-Nizhamiyyah min Hadits Khair al-Bariyyah" atau "Al-Jawahir al-Nizham Syahiyyah", yang ditulis untuk Nizham Syah, Sultan Haydarabad, dan berisi banyak riwayat tentang kehidupan Imam. Dari tulisan cucunya dalam buku "Tuhfat al-Azhar", diketahui bahwa ia menyelesaikan penulisan buku ini pada tahun 992 H.[21]
- 4. "Jawahir al-Mathalib fi Fadhail Maulana Ali bin Abi Thalib", sebuah buku komprehensif yang membahas keutamaan, peperangan, khotbah, dan perkataan Imam Ali as.[22]
- 5. "Diwan Ibnu Syadqam".[23]
Penyalinan Nahjul Balaghah
Ibnu Syadqam memiliki tulisan yang indah. Ia menyalin sebuah naskah Nahjul Balaghah pada tahun 994 H dengan khat naskhi, yang kini tersimpan di Perpustakaan Pusat Universitas Teheran.[24]
Catatan Kaki
- ↑ Agha Buzurg Tehrani, "Thabaqat A'lam al-Syiah", hlm. 52.
- ↑ "A'yan al-Syiah", jld. 5, hlm. 175; "A'lam", jld. 2, hlm. 204.
- ↑ "Thabaqat A'lam al-Syiah", hlm. 54; "Mu'jam al-Mu'allifin", jld. 3, hlm. 251.
- ↑ "Riyadh al-'Ulama", jld. 1, hlm. 249.
- ↑ "A'yan al-Syiah", jld. 5, hlm. 175.
- ↑ "Riyadh al-'Ulama", jld. 1, hlm. 236.
- ↑ "Fawa'id al-Radhawiyyah", jld. 1, hlm. 104; "Riyadh al-'Ulama", jld. 1, hlm. 248-249.
- ↑ "Bihar al-Anwar", jld. 1, hlm. 25.
- ↑ "A'yan al-Syiah", jld. 5, hlm. 176-177; "Thabaqat A'lam al-Syiah", hlm. 53; "Riyadh al-'Ulama", jld. 1, hlm. 236.
- ↑ Hasan bin Ali al-Husaini.
- ↑ "A'yan al-Syiah", jld. 5, hlm. 177.
- ↑ Muhammad bin Ali bin Abi al-Hasan al-Amili.
- ↑ "Amal al-Amal", jld. 2, hlm. 70; "A'yan al-Syiah", jld. 5, hlm. 176-177; "Thabaqat A'lam al-Syiah", hlm. 53; "Rijal Bahr al-'Ulum", jld. 3, hlm. 112.
- ↑ "Thabaqat A'lam al-Syiah", hlm. 52; "A'yan al-Syiah", jld. 5, hlm. 176.
- ↑ "Salafat al-'Ashr", hlm. 249.
- ↑ "A'yan al-Syiah", jld. 5, hlm. 176.
- ↑ "Kasyf al-Hujub wa al-Astar", hlm. 305.
- ↑ "Rijal Bahr al-'Ulum", hlm. 112.
- ↑ "Al-Dzari'ah", jld. 12, hlm. 70.
- ↑ "Al-Dzari'ah", jld. 2, hlm. 87.
- ↑ "Al-Dhari'ah", jld. 5, hlm. 285; "Thabaqat A'lam al-Syiah", hlm. 54.
- ↑ "Bihar al-Anwar", jld. 1, hlm. 25.
- ↑ "Al-Dzari'ah", jld. 9 (1), hlm. 239.
- ↑ "Fehrest Nuskheha-e al-Khaththiyyah", jld. 2, hlm. 322.
Daftar Pustaka
- Agha Buzurg Tehrani. "Al-Dzari'ah".
- Agha Buzurg Tehrani. "Thabaqat A'lam al-Syiah". abad ke-10, disunting oleh Manzawi. Teheran: 1972 M.
- Ibnu Ma'shum al-Madani, Sayid Ali Shadruddin. "Salafat al-'Ashr". Teheran.
- Afandi al-Ishfahani, Abdullah. "Riyadh al-'Ulama". Disunting oleh Mahmud Mar'asyi dan Ahmad Husaini. Qom: 1401 H.
- Amin, Sayid Muhsin. "A'yan al-Syiah". Disunting oleh Hasan Amin. Beirut: 1983 M.
- Bahr al-'Ulum, Muhammad Mahdi. "Rijal". Disunting oleh Muhammad Shadiq Bahr al-'Ulum dan Husain Bahr al-'Ulum. Najaf: 1212 H.
- Hurr al-Amili, Muhammad. "Amal al-Amal". Baghdad: 1385 H.
- Zirikli. "A'lam".
- Qummi, Abbas. "Fawa'id al-Radhawiyyah". Teheran: 1327 HS.
- Kahhalah, Umar Ridha. "Mu'jam al-Mu'allifin". Beirut: 1957 M.
- Kanturi, I'jaz Husain. "Kasyf al-Hujub wa al-Astar". Kolkata: 1330 H.
- Majlisi, Muhammad Baqir. "Bihar al-Anwar". Beirut: 1403 H / 1983 M.
- Perpustakaan Pusat Universitas Tehran, naskah tulisan tangan.
Pranala Luar
- Sumber Artikel: "Dairah al-Ma'arif Buzurgh-e Islami"