Lompat ke isi

Haram Imam Ali ar-Ridha as

Dari wikishia

Astane Qods Razavi adalah Haram Imam Ali ar-Ridha as dan kumpulan tempat-tempat yang terkait dengannya, wakaf dan organisasi administrasi yang mengikutinya yang sebagian besarnya terletak di Masyhad. Bangunan pertama Haram Imam Ali ar-Ridha as dibangun oleh Ma'mun Abbasi dan setelah itu, orang lain di berbagai periode melanjutkan untuk melengkapi dan memperbarui bangunannya.

Sejarah

Makam Imam Ali bin Musa ar-Ridha as (kelahiran 148 atau 151-kesyahidan 203 HQ/765 atau 768-718 M, imam kedelapan Syiah, terletak di kota Masyhad pusat provinsi Khurasan. Jenazah suci Imam Ali ar-Ridha as setelah kesyahidannya dimakamkan di samping makam Harun al-Rasyid (148-193 H/765-808 M) yang berada di rumah Hamid bin Qahtaba (159 H/775 M) di sebuah desa bernama Sanabad dekat Noughan dari distrik Thus. Jarak Sanabad ke Thus dikatakan antara 2 hingga 4 farsakh. Perbedaan pendapat dalam hal ini, tampaknya disebabkan oleh perluasan Sanabad dan perubahan bertahapnya menjadi kota di berbagai periode.

Bangunan Pertama Haram

Terkenal bahwa Ma'mun Abbasi (w. 218 HQ) sebelum kesyahidan Imam Ali ar-Ridha as telah membangun kubah di atas makam Harun yang di bawah kubah yang sama Imam (a.s.) juga dimakamkan. Sekarang juga 2 meter dari dinding haram yang pembangunannya dikaitkan dengan Ma'mun masih ada dan sisa bangunan berada di atas dinding yang sama. Setelah itu hingga zaman Dailamiyah, tidak ada tanda yang menunjukkan pemugaran atau perbaikan haram yang ada, tetapi sudah pasti bahwa ziarah haram telah umum di kalangan kaum Syiah.

Di Zaman Dailamiyah

Kaum Dailamiyah menghiasi bangunan pertama dengan beberapa ornamen dan pada zaman mereka yang merupakan para amir yang bermazhab Syiah, ziarah Haram Razavi menjadi umum.

Di Zaman Ghaznaviyah

Pada abad ke-4 H/10 M Sabuktigin dari Ghaznaviyah menghancurkan haram dan melarang ziarahnya, tetapi putranya Yamin al-Dawlah Mahmud memperbaiki haram dan «membangun istana yang bagus».[1] Oleh karena itu, pendapat yang menghubungkan perbaikan bangunan dengan Sultan Mahmud Ghaznavi tidak benar. Setelah dia, Amid al-Dawlah Fayiq yang oleh Baihaqi disebut «pelayan khusus», mulai melengkapi bangunan Razavi dan mengembangkan Masyhad. Kemudian Suri bin Mu'tazz atau Mu'izz, yang dikenal sebagai Sahib Diwan yang memerintah Khorasan dari pihak Sultan Mahmud, menambahkan hal-hal lain ke haram dan membangun menara untuknya dan mendirikan tembok pertama di sekitar kota. Bangunan ini rusak dalam serangan Ghuzz pada tahun 548 H/1153 M.

Di Zaman Seljuk

Pada masa Sanjar Seljuk (511-552 H), Sharaf al-Din Abu Tahir bin Sa'd bin Ali Qomi setelah memperbaiki bangunan, juga membangun kubah di atasnya. Ubin segi delapan yang sangat berharga yang dikenal sebagai "ubin Sanjari" yang digunakan di azareh (bagian bawah dinding) haram dan sekarang dilindungi di bawah bingkai kaca besar, adalah karya Tarkan Zamurradmalik putri Mahmud Seljuk yang dipasang setelah 557 HQ/1161 M.

Di Zaman Khwarazmshah

Pada masa Khwarazmshah juga, rawza (makam) Razavi mendapat perhatian dan ornamen baru ditambahkan padanya; di antaranya 2 mihrab ubin dan ubin timbul yang berharga di sekitar gerbang depan yang diberkati, dari ornamen Ali bin Muhammad Muqri, dan prasasti yang berisi 2 bait puisi Persia dari Abdullah bin Mahmud bin Abdullah di dinding haram yang bertuliskan "tahun 612", adalah karya dari periode ini.

Dalam Serangan Mongol

Pada tahun 618 HQ/1221 M dengan serangan Tuli putra Jenghis ke makam suci, bangunan Razavi hancur, tetapi tidak sampai hancur total, karena ubin Sanjari di azareh haram yang dipasang setelah 557 HQ/1162 M, masih ada di haram.

Di Zaman Timuriyah

Pada masa Shahrukh Timuriyah (pemerintahan: 807-850 HQ), istrinya Gowharshad Agha, menciptakan karya berharga di haram dan sekitarnya. Di antaranya ia membangun 2 riwaq (serambi) "Dar al-Huffaz" dan "Dar al-Sayadah" dan masjid jami' yang terkenal "Guharsyad" pada tahun 821 HQ/1418 M di bawah pengawasan arsitek besar, Qavam al-DinHSirazi.HSahrukh membangun tembok kedua kota Masyhad. Sultan Husain Bayqara (pemerintahan: 875-912 HQ) yang namanya tertulis di prasasti gerbang iwan emas "Sahn Atiq", dengan bantuan menterinya Amir Alisher Navai, membangun setengah dari Sahn Atiq saat ini yang kemudian dikembangkan oleh Syah Abbas Safawi. Iwan yang dikenal sebagai Iwan Amir Alisyer juga dibangun pada masanya.

Di Zaman Safawiyah

Kaum Safawiyah juga meninggalkan karya berharga dalam pengembangan dan penyelesaian Astan Quds. Penyepuhan kubah Sultan Muhammad Khodabandeh dan perbaikan serta penyepuhan menara pada masa Ghaznaviyah, pada masa Syah Tahmasp I (pemerintahan: 930-984 HQ/1523-1576 M) diselesaikan dan tembok terakhir kota juga dibangun pada masanya. Syah Abbas I (pemerintahan: 996-1038 HQ/1587-1628 M) selain mengembangkan Sahn Atiq, juga memperbarui penyepuhan kubah haram yang perlu diperbaiki, selama tahun 1010 hingga 1016 HQ/1601 hingga 1607. Prasasti kubah dengan tulisan Alireza Abbasi menegaskan hal ini.Syah Abbas juga mempersembahkan sejumlah Al-Qur'an tulisan tangan yang dinisbatkan kepada Aimmah Athar (a.s.) ke Astan Quds dan menjual berlian besar yang telah dijarah oleh Uzbek dari Astan Quds dan ia telah merebutnya kembali, dengan fatwa ulama dan dengan harganya membeli banyak properti dan mewakafkannya. Syah Abbas II (pemerintahan: 1052-1077 HQ/1642-1666 M) selain mengembangkan Sahn Atiq, juga memperbarui penyepuhan kubah haram yang perlu diperbaiki, selama tahun 1010 hingga 1016 HQ/1601 hingga 1607.Syah Abbas II (pemerintahan: 1052-1077 HQ) memperbaiki dan mengubin Sahn Atiq dan Syah Sulaiman (pemerintahan: 1077-1105 HQ/1666-1694 M) memperbaiki kubah yang retak akibat gempa bumi 1084 HQ/1673 M - sesuai dengan prasasti yang dipasang di atasnya - dan membangun beberapa madrasah. 2 bangunan penting Astan Quds, salah satunya Riwaq Allahverdi Khan dan yang lainnya Riwaq Hatam Khani juga merupakan karya Allahverdi Khan dan Hatam Beg Ordubadi dari para amir besar negara Safawi. Iwan yang terletak di sisi barat "Dar al-Ziyafah" juga merupakan bangunan Allahverdi Khan.

Di Era Afshariyah

Pada masa Afshariyah, NaderHSah (1100-1160 H/1688-1747 M) sesuai dengan qasidah (puisi) Persia Nadim dan prasasti yang ditulis pada tahun 1145 H/1732 M dan 1146 H/1733 M di iwan (serambi) emas Sahn Atiq, dan sesuai dengan Muhammad Kazem Marvi menteri Marw, menyepuh menara periode Ghaznaviyah dan iwan Amir Alisher dan mendirikan menara lain di sahn yang sama dan mempersembahkan benda-benda emas dan bertatahkan permata ke Astan Quds. Tempat minum air yang berada di tengah "Sahn Atiq" juga merupakan bangunan Naderi yang sangab (batu besar tempat air minum) monolitiknya dibawa atas perintah Nader dari Herat dan Ismail Tala'i membangun atap di atas pilar-pilar marmer di atasnya dan menghiasnya dengan ubin emas. Atas perintah Nader, jalur aliran air dialihkan ke bawah kolam agar kolam selalu penuh air. Tempat minum air ini dengan sedikit perubahan, masih ada. Ibrahim Khan saudara Nader juga "melapisi kedua pintu sahn dengan perak".[2]

Di Era Qajar

Bekas serangan Rusia di kubah Haram Imam Ali ar-Ridha as
Bekas serangan Rusia di Haram Imam Ali ar-Ridha as

Pada masa Fath AliHSah Qajar (pemerintahan: 1212-1250 HQ), pembangunan "Sahn Jadid" dimulai dan dilanjutkan pada masa MuhammadHSah (pemerintahan: 1250-1264 HQ) dan diselesaikan pada masa Nasr al-Din Syah (pemerintahan: 1264-1313 HQ) dan iwan-nya disepuh. Iwan dan gerbang utara Sahn Atiq yang dikenal sebagai "Iwan Syah Abbasi" juga sesuai dengan prasasti yang ada di atasnya, dipugar pada masa Muhammad Syah. "Tauhid Khaneh Mubarakeh" juga dipugar pada masa jabatan niyabat-e tawliyat (perwakilan pengawas) Adud al-Mulk pada tahun 1276 HQ. Pada tahun 1275 HQ ia memerintahkan lukisan dan ubin berharga haram untuk dilapisi cermin. Nasr al-Din Syah juga memerintahkan azareh dinding hingga di atas iwan Nasiri dan langit-langit muqarnas-nya ditutupi dengan ubin emas. Oleh karena itu, iwan ini dikenal sebagai "Iwan Nasiri". Pada masa Mozaffar al-Din Syah (pemerintahan: 1313-1324 HQ) kedua Sahn Jadid dan Atiq diperbaiki. Prasasti yang ditulis di sisi kanan dinding interior iwan dan gerbang barat Sahn Atiq dalam kaligrafi Nastaliq, menegaskan hal ini. Pada tahun 1330 HQ tentara Rusia Tsar dengan alasan menjaga nyawa rakyatnya dan menciptakan keamanan dan ketenangan di Masyhad dan membubarkan orang-orang yang dengan formasi militer membela Muhammad Ali Syah (raja yang digulingkan) yang melakukan aksi duduk di tempat suci, menembaki kubah dan menyebabkan kerusakan.[3] Setelah beberapa waktu, Husein Mirza Nayr al-Dawlah gubernur Khorasan memperbaiki kerusakan tersebut dengan bantuan orang-orang dermawan.

Di Era Pahlavi

Haram Imam Ali ar-Ridha as pada tahun 50-an

Setelah era Qajar, sejumlah bangunan Astan Quds dan zarih (struktur di atas makam) itu sendiri dipugar dan bangunan baru didirikan. Pada tahun 1342-1344 HS ketika ruang haram diperluas dari sisi "Bala Sar Mubarak", atap Masjid Bala Sar yang sudah usang juga dilepas dan setelah membangun atap beton, sekali lagi diubin dan dihias. Sisi utara haram juga diperluas dan terhubung ke riwaq "Dar al-Syukr". Mihrab kuno masjid ini yang terletak di sisi selatan, karena perluasan dan perbaikan dipindahkan dari sana dan dipindahkan ke museum. Dari tindakan lain yang dilakukan pada periode ini, dapat disebutkan pembangunan gedung museum dan perpustakaan yang besar dan gedung administrasi dan pengembangan jalan di sekitar haram dan pembuatan ruang hijau.

Di Era Republik Islam

Gambar Haram Imam Ali ar-Ridha as

Setelah berdirinya Republik Islam Iran, terjadi perubahan pada bangunan Astan Quds dan bangunan-bangunan baru didirikan. Pada tahun 1358 HS, riwaq "Posht-e Sar" diperluas sekitar 18 meter dan tahun berikutnya perluasan 2 sisi "Pisy-e Ru" dan "Payin-e Pa" dengan total luas 36 meter persegi diselesaikan dan Payin-e Pa diperlebar 1,70 meter. Dari karya-karya periode ini, dapat disebutkan pembangunan kembali bast dan pembangunan Bast Tabarsi, gedung Universitas Ilmu Islam Razavi, pembangunan 2 sahn Republik Islam dan Quds, dimulainya pembangunan perpustakaan dan museum baru dan pembangunan riwaq yang dikenal sebagai "Dar al-Wilayah".

Bangunan dan Lembaga Kebudayaan

Yang dimaksud dengan bangunan Astan Quds adalah haram dan bangunan-bangunan yang berada di sekitar haram dan terkait dengan suatu organisasi administrasi. Bangunan-bangunan ini terdiri dari haram, kubah, menara, sahn, iwan, riwaq dan bast (lihat: Haram Imam Ali ar-Ridha as). Dari lembaga-lembaga kebudayaan Astan Quds dapat disebutkan perpustakaan, museum, Universitas Ilmu Islam, Lembaga Penelitian Islam, Yayasan Kebudayaan Razavi dan Lembaga Percetakan dan Penerbitan.

Perpustakaan

Perpustakaan Astan Quds Razavi

Perpustakaan Astan Quds adalah khazanah besar dan berharga dari Al-Qur'an dan kitab-kitab tulisan tangan yang telah dikumpulkan di sana selama beberapa abad dan sebagian besar langka dan beberapa unik. Selain itu, sejumlah besar murraqa'at (album kaligrafi) tulisan tangan yang berharga dari karya para ahli kaligrafi besar disimpan di perpustakaan. Jumlah Al-Qur'an tulisan tangan yang berharga dalam kaligrafi Kufi, Naskh dan Tsuluts adalah 2290 naskah yang paling berharganya disimpan di khazanah Al-Qur'an. Banyak dari Al-Qur'an ini disepuh dan di sejumlah di antaranya seluruh ayat ditulis dengan emas.

Sejarah

Mengenai perpustakaan Astan Quds dan sejarah pembentukannya, tidak ada informasi yang tepat yang tersedia. Berdasarkan bukti sejarah, tempat untuk menyimpan Al-Qur'an dan kitab-kitab wakaf telah ada di Astan Quds. Makna ini dapat dipahami dari nama dan keadaan beberapa pemberi wakaf kitab, dalam surat wakaf yang tertulis di belakang beberapa kitab dan Al-Qur'an. Naskah tertua yang ada adalah Al-Qur'an yang diwakafkan pada tahun 393 HQ. Juga ada beberapa juz yang pemberi wakafnya adalah Abu al-Barakat Ali bin Husein dan diwakafkan pada tahun 421 HQ. Selain ini, dapat disebutkan Al-Qur'an dari abad ke-5 HQ yang diwakafkan oleh Syahrastti putri Amir Abu al-Abbas Khusraw putra Rukn al-Dawlah Dailami. Setelah itu, seiring berjalannya waktu, Al-Qur'an dan kitab-kitab dikumpulkan di Astan Quds dan sudah pasti disimpan di suatu tempat. Misalnya, di sudut selatan iwan Amir Alisher ada tempat bernama "Qur'an Khaneh" di mana Al-Qur'an tulisan tangan disimpan di sana. Dalam surat wakaf kitab Ghayat al-Wusul (825 HQ) terlihat kalimat "Khizanat al-Kutub". Dari sini diketahui bahwa pada abad ke-9 H terdapat perpustakaan di Astan Quds. Dengan serangan Uzbek pada tahun 998 H, perpustakaan juga dijarah dan banyak Al-Qur'an dan kitab berharganya hilang.

Pada Masa Safawiyah

Syah Abbas dengan mengumpulkan kitab-kitab yang tersisa dan apa yang ia sendiri atau Syeikh Baha'i wakafkan, mendirikan perpustakaan baru dan menunjuk seorang direktur untuknya.

Pada Masa Afshariyah

Pada masa Afshariyah perpustakaan ini buka dan digunakan. Nader Syah juga mewakafkan kitab-kitab untuk perpustakaan. Dalam gulungan Ali Syah, nama-nama karyawan perpustakaan (pada waktu itu) dengan menyebutkan pekerjaan dan gaji mereka tercantum.

Pada Masa Qajar

Pada masa Qajariyah juga perpustakaan diperhatikan dan digunakan. Pada tahun 1342-1344 HS, bangunan-bangunan tua yang terletak di sisi timur museum dikumpulkan dan sebagai gantinya dibangun sebuah aula untuk museum dalam 3 lantai, bangunan ini dari selatan terhubung ke halaman museum, dan dari barat ke perpustakaan, dan sisi utaranya berada di belakang bangunan Sahn Jadid yang dari sana dibuka jalan ke Sahn Jadid. Bangunan ini kemudian dibongkar dan ruangnya ditambahkan ke area Sahn Imam.

Pada Masa Pahlavi

Pada 1353 HS di sisi timur Sahn Imam, sebuah bangunan baru untuk perpustakaan, khazanah dan museum dengan luas lebih dari 10.000 meter persegi dibangun dalam 5 lantai. 2 lantai bangunan ini berada di bawah permukaan tanah dan 3 lantai lainnya di atas permukaan tanah. Setiap lantainya memiliki luas 2.000 meter persegi. Salah satu dari 2 lantai bawah diperuntukkan bagi khazanah Astan, dan yang lainnya untuk penyimpanan kitab tulisan tangan dan ruang pameran. Dinding kedua bagian ini memiliki pintu keamanan khusus dan dinding beton. Di lantai dasar, terletak aula museum. Lantai pertama memiliki 2 ruang baca terpisah untuk pria dan wanita. Bagian ini juga memiliki lift khusus kitab dan layanan yang diperlukan. Di lantai dua, terletak penyimpanan kitab, dan sebagiannya juga diperuntukkan bagi organisasi administrasi perpustakaan. Di seluruh bangunan ini, peralatan khusus untuk penyimpanan kitab dan benda-benda berharga museum seperti instalasi keamanan, televisi sirkuit tertutup, peralatan pemadam kebakaran dan perangkat ventilasi dan pemanas sentral dan perangkat khusus pengaturan suhu untuk lingkungan berharga juga telah diupayakan. Al-Qur'an dan kitab-kitab ini ditempatkan di lemari pajang yang berbeda agar dapat dilihat.

Setelah Revolusi Islam

Setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, diputuskan untuk membangun gedung baru untuk perpustakaan yang berkembang pesat. Untuk tujuan ini, pembangunan perpustakaan baru di antara jalan Tabarsi dan Bala Khiaban, yang terletak di sisi utara bundaran Hadrat, di atas lahan seluas 12.000 meter persegi, dengan 3 lantai bangunan dimulai. Perpustakaan ini akan memiliki kapasitas satu juta kitab.

Jumlah Kitab

Jumlah kitab Astan Quds menurut statistik 1364HS adalah sebagai berikut:

  • Jumlah kitab cetak 149.000 jilid
  • Jumlah kitab tulisan tangan 15.070 jilid
  • Jumlah Al-Qur'an tulisan tangan berharga 2.290 jilid
  • Jumlah juz tulisan tangan 8.750 jilid
  • Jumlah kitab perpustakaan cabang 15.000 jilid
  • Jumlah total kitab Astan Quds Razavi 190.110 jilid.

Wakaf Perpustakaan

Perpustakaan Malik di Tehran dan Perpustakaan Vaziri di Yazd, oleh Haji Husein Agha Malik dan Haji Sayid Ali Muhammad Vaziri pendirinya, diwakafkan untuk perpustakaan Astan Quds dan di bawah pengawasannya, dikelola. Perpustakaan pusat Astan Quds juga memiliki 2 cabang bernama Perpustakaan Masjid al-Reza yang dikenal sebagai cabang 1 dan 2 Perpustakaan Pusat Astan Quds Razavi. Selain ini, Perpustakaan Marvaj Yazd dan Perpustakaan Na'in dianggap sebagai perpustakaan yang berada di bawah Perpustakaan Pusat Astan Quds.

Khazanah Al-Qur'an

Salah satu pusat yang terkait dengan perpustakaan adalah khazanah Al-Qur'an. Pada tahun 1342 HS, Al-Qur'an yang dari segi tulisan, iluminasi, tatahan, jilid dan keunggulan lainnya, unik, dikumpulkan di satu tempat bernama khazanah Al-Qur'an dan untuk masing-masing dibuat kartu identifikasi. Al-Qur'an tulisan tangan tertua dari khazanah ini diwakafkan untuk haram Razavi oleh Abu al-Qasim Mansur bin Muhammad bin Katsir menteri dan pemilik diwan (kantor administrasi) Sultan Mahmud Ghaznavi pada Rabi' al-Awwal 393 HQ/Januari 1003 M. Al-Qur'an tulisan tangan terbaru juga merupakan Al-Qur'an dengan tulisan naskh dari abad ke-9 HQ dengan ungkapan "Baysunghur bin Syahrukh bin Timur Gurkan" yang pada tahun 1347 HS diwakafkan ke Astan Quds dan dari segi tulisan, iluminasi dan tatahan sangat berharga. Jumlah Al-Qur'an yang dikumpulkan di khazanah ini lebih dari 200 naskah.

Museum

Museum Astan Quds Razavi

Di museum Astan Quds, benda-benda yang sangat berharga dan sebagian besar tak tertandingi disimpan yang telah dikumpulkan di khazanah Razavi selama berabad-abad. Benda-benda museum meliputi koin berharga dari periode sebelum Islam dan setelahnya, perhiasan berharga, karpet berharga, pedang dan belati bertatahkan permata milik para amir dan penguasa dari berbagai periode, mimbar, sangab, tempat lilin, lampu gantung dan banyak benda lainnya yang sekarang semuanya diklasifikasikan dan dipamerkan untuk umum. Pendapatan museum digunakan untuk membeli kitab untuk perpustakaan.

Selain museum pusat Astan Quds, Museum Malekabad di lokasi bekas istanaHSah, yang terkait dengan Astan Quds yang saat ini buka dan juga Museum Antropologi yang hingga saat ini belum diresmikan, keduanya, dianggap sebagai museum yang berada di bawah Astan Quds dan organisasi administrasinya.

Universitas Ilmu Islam

Templat:Utama

Universitas Ilmu Islam Astan Quds Razavi

Universitas ini setelah kemenangan Revolusi Islam, dibangun oleh Astan Quds di samping Bast Tabarsi dekat Iwan Abbasi. Universitas tersebut yang sekarang buka dibangun di tempat sekolah tua Mirza Jafar, termasuk Madrasah Khairat Khan dan beberapa bangunan di sekitarnya. Universitas Ilmu Islam memiliki 22 ruang kelas, 250 kamar tidur, masjid, tempat cuci pakaian, dapur, toko, swalayan dan ruang pertemuan. Luas universitas ini secara keseluruhan mencapai 22.000 meter persegi.

Lembaga Penelitian Islam

Templat:Utama

Yayasan Penelitian Astan Quds Razavi

Lembaga ini didirikan pada tahun 1364 HS dengan tujuan penelitian di bidang pengetahuan Islam, studi sosial, bahasa asing, penerbitan kitab dan majalah berkala, dengan kerjasama para profesor universitas dan Hauzah Ilmiah. Lembaga ini terletak di Boulevard Syahid Muntazeri (Televisi).

Yayasan Kebudayaan Razavi

Merupakan lembaga penelitian dan pendidikan, yang terdiri dari serangkaian sekolah dasar hingga universitas di mana para pencari ilmu sejak awal belajar untuk memasuki periode pendidikan tinggi di kompleks pendidikan tersebut.

Lembaga Percetakan dan Penerbitan

Organisasi ini didirikan pada tahun 1362 HS dan tujuan pendiriannya adalah penulisan, penerjemahan, koreksi dan penerbitan kitab dan karya yang berkaitan dengan pengetahuan Islam dan penelitian modern dalam berbagai ilmu dan seni. Lembaga ini terletak di jalan Kuh Sangi Masyhad.

Wakaf

Yang dimaksud dengan wakaf Astan Quds adalah harta dan properti yang jual beli "pokok"-nya dihentikan dan manfaat serta pendapatan yang diperoleh darinya digunakan untuk tujuan yang ditentukan dalam surat wakaf. Dokumen wakaf banyak harta bergerak dan tidak bergerak yang telah diwakafkan untuk haram Razavi sejak zaman dahulu masih ada dan memiliki nilai sejarah yang sangat besar. Banyak wakaf yang diwakafkan oleh orang kaya atau amir dan penguasa pada masanya untuk membantu peziarah atau orang miskin yang berada di dekat dan beri'tikaf di haram, atau para peziarah sendiri sesuai dengan keadaan mereka mewakafkan harta. Banyak dokumen wakaf ini hilang dalam berbagai serangan Mongol dan Uzbek dan Afghan ke Masyhad dan yang tersisa sebagian besar terkait dengan wakaf zaman Safawi dan seterusnya. Nama semua properti yang telah diwakafkan ke Astan dan kemudian diambil alih dan hilang, masih ada. ====Pada Masa NaderHSah==== Pada masa NaderHSah, properti Astan untuk sementara waktu disita oleh kantornya, tetapi kemudian keponakannya Adel Syah (Ali Syah) mengembalikan wakaf yang disita ditambah "seratus pasangan lahan pertanian dari properti pertanian pembelian dan pengalihan miliknya dan negara" kembali ke Astan dan mengatur daftar properti wakaf dalam "Gulungan Ali Syah" yang sekarang disimpan di perpustakaan.

Pada Masa Nasir al-DinHSah

Pada masa Nasir al-Din Syah, Adud al-Mulk wakil pengawas pada saat itu juga menyusun daftar properti dan real estat wakaf Astan Quds. Gulungan ini pada saat itu ditandatangani oleh para wali Astan Quds dan ulama pada saat itu. Sebuah dekrit juga dikeluarkan oleh Nasir al-DinHSah tentang hal ini yang disimpan di perpustakaan Astan. Di antara ini, kadang-kadang karena peristiwa politik yang tidak menguntungkan dan kelemahan para pengawas atau keuntungan para petugas, manfaat dan pendapatan yang diperoleh dari wakaf atau properti wakaf itu sendiri disita atau tidak dapat dimanfaatkan. Dalam Gulungan Ali Syahi dan Gulungan Wakaf Adud al-Mulk, hal ini ditegaskan dan pada dasarnya tujuan pembuatan daftar properti wakaf juga merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kejadian seperti itu. Dalam beberapa dekade terakhir, wakaf Astan Quds secara bertahap didaftarkan dan untuk semuanya diterbitkan akta kepemilikan atas nama Astan Quds.

Wakaf Tidak Bergerak

Wakaf tidak bergerak Astan Quds selain lahan pertanian, juga meliputi pasar, penginapan, tanah, pabrik, rumah sakit, pemandian, kebun, kariz (saluran air bawah tanah), toko dan rumah. Sebagian besar wakaf ini berada di Masyhad dan kota-kota Khurasan, dan sisanya di Tehran, Qazvin, Rasht, Mazandaran, Azerbaijan, Kerman, Isfahan dan Syiraz. Penggunaan wakaf seringkali ditentukan oleh para pemberi wakaf. Beberapa juga diwakafkan secara mutlak untuk digunakan atas kebijakan pengawas pada saat itu. Properti yang surat wakafnya hilang, termasuk dalam jenis wakaf ini. Di bagian lain dari wakaf, para pemberi wakaf menentukan penggunaan sebagiannya dan menyerahkan sebagian lainnya kepada pengawas Astan Quds.

Pengawasan dan Organisasi Administrasi

Tentang bagaimana pengawasan dan organisasi administrasi Astan Quds pada periode sebelum Tahmasp I Safawi (920-984 HQ/1514-1576 M), tidak banyak informasi yang tersedia. Dari beberapa bukti dan peninggalan diketahui bahwa haram sejak dahulu memiliki pelayan dan pengurus. Juga Arbili (w. 683 HQ/1284 M) dalam Kasyf al-Ghummah menyebutkan seorang wanita yang pada masa Samaniyah bertanggung jawab atas pengelolaan makam yang diberkati.

Pengelolaan oleh Para Naqib, Sadat dan Ulama

Sebelum masa Safawi, pengelolaan makam Razavi berada di tangan para Naqib yang sebagian besar berasal dari kalangan Sadat dan ulama. Khwandamir berbicara tentang "para Sayid agung dan Naqib terhormat dari makam suci Razavi" dan menyebutkan nama beberapa dari mereka. Orang pertama yang disebut sebagai Naqib Masyhad adalah Mirza Badr al-Din Naqib (abad ke-8 HQ/14 M) sezaman dengan Sultan Muhammad Khodabandeh (Öljaitü) yang menjaga kota Masyhad dari serangan dan perampokan "Yasavar". Pada masa Syahrukh Timuriyah juga, Naqib Masyhad bernama Ala al-Dawlah Ali Hamidi Alavi Masyhadi Razavi yang dalam surat wakafnya, Guharsyad mempercayakan pengawasan "makam suci dan wakaf tersebut Masjid Guharsyad" kepadanya.

Pada Masa Safawiyah

Pengelolaan Astan Quds oleh para Naqib berlanjut hingga penaklukan Masyhad oleh Tahmasp Safawi. Setelah itu, Syah Tahmasp dengan mewakafkan properti ke Astan Quds, menunjuk pengawas khusus selain para Naqib dari pihaknya. Wakil pengawas pertama Astan Quds pada masanya adalah Amir Abu al-Wali putra Mir Syah Mahmud Anjavi Syirazi "Sayid yang berbudi luhur, ahli hukum yang fanatik dalam Syiah".[4] Pada masa Safawiyah, terkadang dua orang diangkat sebagai wakil pengawas. Para petugas bawahan di organisasi administrasi Astan Quds pada masa itu terdiri dari beberapa pelayan, farrash (penjaga) dan qari (pembaca Al-Qur'an) yang bertugas secara berurutan di bawah kepemimpinan kepala pelayan, kepala jaga dan kepala penghafal Al-Qur'an. Sejumlah orang juga bekerja sebagai petugas kantor dan pengurus properti. Para pelayan dan karyawan Astan Quds memiliki gaji tetap dan setiap tahun menerima sejumlah uang tunai dan sejumlah gandum dari pendapatan wakaf.

Pada Masa Nader Syah

Pada masa Nader Syah ketika wakaf Astan disita, hanya apa yang dimasukkan peziarah ke dalam zarih (struktur di atas makam) yang diberikan kepada para pelayan dan jumlah pelayan juga dikurangi dari 5 orang menjadi 3 orang. Dalam Gulungan Ali Syahi, tingkatan dan tugas pengawas dan karyawan termasuk pengawas, kepala jaga, pemegang kunci, pemegang segel, pengajar, kepala pelayan, wakil peziarah, kepala penghafal Al-Qur'an, imam, khatib, penceramah dan lainnya tercantum. Mengenai "pengeluaran" wakaf Astan juga, dekrit komprehensif termasuk penyediaan penerangan, pemberian makan kepada fakir miskin, pengobatan orang sakit, pengawasan dan perbaikan bangunan, dan hak karyawan telah dikeluarkan secara rinci.

Pada Masa Republik Islam

Setelah Revolusi Islam pada tahun 1357HS, Imam Khomeini pertama-tama menyerahkan pengawasan Astan Quds Razavi kepada Abbas Va'ez Tabasi (w. 1394 HS) dan setelah dua tahun pada tahun 1359HS, ia menunjuknya sebagai pengawas.[5] Perluasan Haram Imam Ali ar-Ridha as termasuk pembangunan Sahn Jami' Razavi, Riwaq Imam Khomeini dan penggantian Zarih Imam Ali ar-Ridha as pada tahun 1379HS adalah beberapa tindakan pengawasan Astan Quds pada masa kepemimpinan Va'ez Tabasi. Va'ez Tabasi memegang jabatan pengawas Astan Quds Razavi selama 37 tahun dan hingga akhir hayatnya.[6] • Pada 17 Esfand tahun 1394 HS, Sayid Ebrahim Raisi diangkat oleh Pemimpin Republik Islam sebagai pengawas baru[7] yang memegang tanggung jawab ini selama tiga tahun dan hingga menjabat sebagai kepala Kehakiman. Setelah itu pada 15 Farvardin tahun 1398 HS Ahmad Marvi dengan perintah Ayatullah Khamenei diangkat sebagai pengawas Astan Quds Razavi.[8]

Perhitungan Keuangan Astan Quds

Perhitungan keuangan Astan Quds yang menggunakan metode perhitungan kantor kuno yaitu siyaq-nevissi. Hingga pertengahan periode Qajariyah, dengan metode yang sama, pada akhir setiap tahun laporan komprehensif pendapatan dan pengeluaran satu tahun disusun oleh para mustaufi (akuntan) dengan menyebutkan detailnya dan ditandatangani dan disegel oleh wakil pengawas pada saat itu. Dari pertengahan periode Qajariyah karena jual beli jabatan wakil pengawas, dan korupsi para pengawas, pengelolaan Astan Quds mengalami gangguan dan urusan menjadi kacau hingga sebagian lahan pertanian dan real estat Astan disita dan dijadikan milik mereka. Pada tahun 1305 HS, peraturan untuk pengelolaan Astan Quds ditetapkan yang berlaku hingga tahun 1328 HS. Pada tahun ini, peraturan baru dalam 9 bab dan 76 pasal disusun dan pada tahun 1340 HS 2 pasal ditambahkan. Pada tahun 1354 HS, karyawan Astan dimasukkan dalam rencana klasifikasi pekerjaan dan masing-masing ditempatkan dalam kelompok yang sesuai. Dengan tindakan ini, setiap jenis promosi, mutasi dan perekrutan dilakukan berdasarkan aturan dan regulasi yang ditetapkan. Pada tahun yang sama, peraturan administrasi dan keuangan baru untuk Astan Quds disusun dan urusan administrasi Astan berjalan berdasarkan peraturan tersebut.

Catatan Kaki

  1. Ahsan al-Taqasim fi Ma'rifat al-Aqalim, jilid 2, hlm. 50
  2. Marvi, jilid 1, hlm. 203
  3. Khorasani, 633-635
  4. Iskandar Beg, jilid 1, hlm. 148
  5. Imam Khomeini, Sahifeh Imam, jilid 6, hlm. 143.
  6. Zendegi Nameh Ayatullah Abbas Vaiz Thabasi, Pangkalan Informasi Astan Quds Razavi.
  7. Hujatul Islam Sayid Ibrahim Raisi be Tauliyat-e Astan-e Qods Razavi alaihissalam, Pangkalan Informasi Ayatullah Khamenei.
  8. [[نشانی وب نامعتبر برداشته شد] حجة‌الاسلام مروی به تولیت آستان قدس رضوی منصوب شد], Pangkalan Informasi Ayatullah Khamenei.

Daftar Pustaka

  • Āstān-e Qods-e Razavi, Diruz va Emruz, Tehran, Sahab, 1356 HS, ss. 28, 29, 32, 33, 38, 150, 151.
  • Āstān-e Qods-e Razavi, Enqelab-e Eslami va Āstān-e Qods-e Razavi, Tehran, 1364 HS, ss. 39, 45, 48, 50, 54-59, 65, 229, 242, 243.
  • Ibnu Athir, Ezzoddin, Al-Kamel, Beirut, Dar Sader, 1402 HQ/9/401.
  • Ibnu Battuta, Muhammad ibnu Abdullah, Safarnameh, Tarjumeh Muhammad-Ali Movahed, Tehran, Elmi va Farhangi, 1361sh, 1/441.
  • Ibnu Hauqal, Abulqasem Muhammad, Sureh al-Arz, Tarjumeh Ja'farHSo'ar, Tehran, Bonyad-e Farhang-e Iran, 1345sh, s. 169.
  • Ibnu Khallekan, Ahmad ibn Muhammad, Vafayat al-A'yan, Beirut, Dar Sader, 1970m, 3/270.
  • Ibnu Tiqtaqi, Muhammad ibn Ali, Tarikh-e Fakhri, Tarjumeh Muhammad-Vahid Golpayegani, Tehran, Bongah-e Tarjumeh va Nashr-e Ketab, 1360sh, s. 301.
  • Abulfeda, Esma'il, Taqvim al-Boldan, be koshish Renou et Duslan, Paris, 1840m, s. 150.
  • Adib Heravi, Muhammad-Hasan, Hadiqat al-Razavieh, Mashhad, 1326sh, ss. 170-232.
  • Arbeli, Abolhasan Ali, Kashf al-Ghommeh, Beirut, Dar al-Kotob al-Eslami, 1401q, s. 71.
  • Esterabadi, Mirza Mehdi Khan, Jahangoshay-e Naderi, be koshish Abdullah Anvar, Tehran, Anjoman-e Asar-e Melli, 1341sh, s. 360.
  • Eskandar Beyg Torkaman, Alam-Aray-e Abbasi, Tehran, Amir Kabir, 1350sh, 2/827, 854, 871.
  • Estakhri, Aboles'haq Ebrahim, Masalek va Mamalek, be koshish Iraj Afshar, Tehran, Bongah-e Tarjumeh va Nashr-e Ketab, 1347sh, s. 205.
  • E'tezadpour, Ali, "Abniyeh-ye Astan-e Qods", Nameh-ye Astan-e Qods, Doreh 6 No. 2 & 3 (Bahman, 1344 HS), s. 225.
  • E'temad al-Saltaneh, Muhammad-Hasan Khan, Matla' al-Shams, Tehran, 1301q/2/8'50, 51'155'238.
  • Barthold, Tazkereh-ye Joghrafia-ye Tarikhi-ye Iran, Tarjumeh Hamzeh Sardadvar, Tehran, Tus, 1358 HS, s. 133.
  • Beihaqi, Abulfazl, Tarikh, be koshish Qasem Ghani va Ali Akbar Fayyaz, Tehran, Donya-ye Ketab, 1363 HS, s. 413.
  • Pope, Arthur Upham, "Haram-e Motahhar-e Emam Reza dar Mashhad", Tarjumeh Muhammad-Ali Sabouri, Nameh-ye Astan-e Qods, Doreh 8 No. 1 (Esfand 1347 HS).
  • Khurasani, Muhammad-Hashem, Montakhab al-Tavarikh, Tehran, Elmi, 1352 HS.
  • Khandmir, Ghias al-Din, Habib al-Siyar, Tehran, Khayyam, 1362 HS, 2/82, 4/139, 319, 333, 508.
  • Khansari, Muhammad-Baqir, Rozat al-Jannat, Beirut, 1390 HQ, 6/273.
  • Rezvan, Muhammad-Hasan, "Sakhteman-e Jadid-e Bestha-ye Astan-e Qods", Nameh-ye Astan-e Qods, Doreh 6, No. 19 (Azar 1343 HS), ss. 97-99.
  • Sa'idi, Ghulamreza, "Tahqiqat-e Tarikhi-ye Khorasan", Nameh-ye Astan-e Qods, Doreh-ye 6, No. 17, Nowruz 1343 HS, ss. 52, 53.
  • Syusytari Qazi Nurullah, Majales al-Mu'menin, Tehran, Eslamiyeh, 1375 HQ, s. 115.
  • Thabarsi, Fazl ibn Hasan, E'lam al-Vara, Beirut, Dar al-Ma'refeh, 1399 HQ, s. 303.
  • Qazvini, Zakariya ibn Muhammad, Asar al-Belad, Beirut, Dar Sader, ss. 392-401.
  • Karbala'i Thabrizi, Hafiz Husein, Rozat al-Jannat, be koshish Ja'far Sultan Qara'i, Tehran, Bongah-e Tarjumeh va Nasyr-e Ketab, 1344 HS.
  • Marvi, Muhammad-Kazem, Alam-Aray-e Naderi, be koshish Muhammad-Amin Riahi, Tehran, Zavvar, 1364 HS, 1/201.
  • Mustaufi, Hamdullah, Nozhat al-Qolub, be ehtemam Guy Le Strange, Tehran, Dunya-ye Ketab, 1362 HS, s. 151.
  • Mas'udi, Ali ibn Husein, Moruj al-Zahab, Beirut, Dar al-Andalus.
  • Mufid, Abu Abdullah Muhammad, Al-Irshad, Tarjumeh Muhammad-Baqir Sa'edi Khorasani, Tehran, Eslamiyeh, 1351 HS, ss. 613, 614.
  • Moqaddasi, Muhammad ibnu Ahmad, Ahsan al-Taqasim, Tarjumeh Ali-Naqi Monzavi, Tehran,Syerkat-e Mo'allefan va Mutarjeman-e Iran, 1361HS, 2/515.
  • Muqaddasi, Motahhar ibn Taher, Al-Bad' va al-Tarikh, be koshish Clement Huart, Paris, 1916m, 5/110'111.
  • Mu'tamen, Ali, Rahnamā yā Tarikh-e Astan-e Qods-e Razavi, Tehran, Astan-e Qods, 1348 HS.
  • Maulavi, Abdulmajid, "Nazari be Harim-e Pak-e Emam", Nameh-ye Astan-e Qods, Doreh-ye 6, No. 20 (Nowruz 1344 HS), s. 113.
  • Mirkhund, Muhammad ibnu Khavandshah, Rowzat al-Safa, Tehran, Khayyam va digaran, 1339 HS, 5/498, 8/312.
  • Nasir al-Din Syah Qajar, Safarnameh-ye Khorasan, be koshish Muhammad-Hasan Khan E'temad al-Saltaneh, Tehran, Sangi, 1306 HQ, ss. 140-141.
  • Yaqut Hamavi, Abu Abdullah, Mo'jam al-Boldan, be koshish Ferdinand Wüstenfeld, Leipzig, 1866-1870m; 3/153-156.
  • Ya'qubi, Ibnu Vazeh, Al-Boldan, Tarjumeh Muhammad-Ebrahim Ayati, Tehran, Bongah-e Tarjumeh va Nashr-e Ketab, 1347 HS, s. 53.