Al-Mabsuth fi Fiqh al-Imamiah (buku)
Al-Mabsuth fi Fiqh al-Imamiah, biasa disingkat dengan al-Mabsuth, adalah salah satu karya Syaikh Thusi (385-460 H) dalam bidang ilmu fikih. Ia menulis kitab ini dalam Bahasa Arab ini dan dalam rangka menjawab tuduhan para penentang Syiah. Mereka mengklaim, tema fikih Syiah sangat dangkal dan kajian yang dimuat sangat sedikit. Menurut pengakuan Syaikh Thusi sendiri, kitab al-Mabsuth memuat seluruh kajian bab fikih dan masalah-masalah cabang yang biasa dibahas di kalangan Ahlusunah.
Para fuqaha Syiah menjadikan kitab al-Mabsuth sebagai sandaran dalam karya-karya tulis mereka. Kitab ini merupakan karya terakhir Syaikh Thusi.
Penulis
Muhammad bin Hasan (385-460 H) yang dikenal dengan gelar Syaikh Thusi[1] adalah salah seorang ulama Syiah yang sangat dan tak tertandingi. Lantaran posisi dan kedudukan ilmiah tak tertandingi yang ia miliki, para fuqaha dan mujtahid Syiah hanya menukil fatwa-fatwanya selama dekade seratus tahun.[2] Ia adalah seorang ulama yang memiliki pandangan diperhitungkan dalam bidang ilmu fikih, tafsir, rijal hadis, teologi, dan ushul fikih. Ia memiliki karya tulis dalam bidang-bidang ini.[3] Al-Tahdzib, al-Istibshar, al-Nihayah, dan al-Khilaf adalah karya-karya tulir terpenting Syaikh Thusi yang ditulis sebelum al-Mabsuth.[4] Dari seluruh karya tulis ini, dua kitab al-Tahdzib dan al-Istibshar termasuk Empat Kitab (al-Kutub al-Arba'ah) yang muktabar dalam Mazhab Syiah.[5]
Urgensi dan Konten
Aqabozorg-e Tehrani menilai kitab al-Mabsuth merupakan sebuah kajian fikih lengkap.[6] Syaikh Thusi menganggap kitab ini tak ada duanya dalam dunia kitab Syiah dan Ahlusunah karena mencakup kajian-kajian prinsip dan cabang dalam bidang fikih.[7] Para ulama Syiah menjadikan kitab al-Mabsuth sebagai sandaran dalam karya-karya tulis mereka.[8] Sayyid Ridha Shadr menilai, kitab al-Mabsuth adalah karya fikih Syiah pertama yang mengupas seluruh prinsip dan cabang fikih. Kitab ini adalah kitab yang paling sempurna dan didasari oleh penelitian yang paling bisa dipertanggungjawabkan. Kedua kriteria ini membuktikan keluasan ilmu yang dimiliki oleh penulis.[9] Dalam kitab al-Mabsuth ini, Syaikh Thusi mengupas hukum fikih dalam aneka ragam tema fikih, seperti taharah, salat, puasa, khumus, zakat, haji, iktikaf, pernikahan, talak, sewa menyewa, wakaf, sedekah, hudud, dan diyat. Hukum setiap tema dikumpulkan satu bab kajian yang diberi judul kitab.[catatan 1]
Seperti ditegaskan oleh syaikh Thusi, kitab al-Mabsuth menghindari menyebutkan doa-doa dan adab-adab ziarah, serta menjelaskan setiap hukum dengan ringkas.[10] Muhammad Baqir Khunsari menyebut kitab al-Mabsuth masih memuat kiyas dan istihsan[11] dengan alasan taqiyah.[12] Syaikh Thusi dalam kitab ini tidak menyebutkan nama-nama ulama yang pandangan mereka telah dinukil, dan hanya menyebutkan nama Ibnu Barraj.[13]
Alasan Menulis al-Mabsuth
Para penentang Syiah selalu melontarkan tuduhan bahwa fikih Syiah Imamiah tidak memiliki konten. Syaikh Thusi menulis kitab al-Mabsuth untuk menjawab tuduhan ini.[14] Menurut pengakuannya, para penentang menyebutkan cabang-cabang fikih Syiah hanya sedikit. Mereka menekankan, alasan hal ini adalah Syiah menolak kiyas dan ijtihad. Akan tetapi, menurut Syaikh Thusi, seluruh cabang dan masalah yang dipaparkan dalam kitab-kitab fikih Ahlusunah terdapat dalam nas dan hadis-hadis para imam maksum as.[15] Untuk itu, aneka ragam cabang masalah fikih dalam kitab al-Mabsuth disimpulkan dari riwayat-riwayat Ahlulbait as.[16]
Menurut keyakinan Syaikh Thusi, sebelum kitab al-Mabsuth ditulis, tidak ada satu pun kitab pernah ditulis yang memuat seluruh prinsip dan cabang fikih berdasarkan Mazhab Syiah.[17]
Masa Penulisan
Menurut Muhammad Baqir Khunsari, penulis kitab Raudhat al-Jannat, dengan merujuk kepada kitan al-Mabsuth, menganggap bahwa kitab ini adalah karya terakhir Syaikh Thusi dalam bidang fikih.[18] Begitu pula, Syaikh Thusi menjadikan kitab-kitab seperti Mishbah al-Mutahajjid,[19] al-Khilaf,[20] al-Nihayah,[21] dan al-Jumal wa al-'Uqud[22] sebagai rujukan dalam al-Mabsuth, atau menyebut nama kitab-kitab ini. Sekalipun demikian, Syaikh Thusi juga menjadikan kitab al-Mabsuth sebagai rujukan dalam kitab al-Iqtishad al-Hadi ila Thariq al-Rasyad.[23]
Cetakan dan Naskah
Pada tahun 1270 H, kitab al-Mabsuth dicetak di Iran dengan khat Muhammad Ali Khunsari dan revisi Mirza Masih.[24] Pada tahun 1387 H, al-Maktabah al-Ridhawiyyah menerbitkan al-Mabsuth dengan dilengkapi catatan Muhammad Taqi Kasyfi dan revisi Muhammad Baqir Behbudi dalam delapan jilid.[25]Aqabozorg-e Tehrani menyebutkan dua naskah kuno kitab al-Mabsuth yang diterbitkan pada tahun 586 H dan 613 H.[26] Dalam buku Moqaddemehi bar Feqh-e Syi'eh disebutkan aneka ragam naskah al-Mabsuth. Naskah yang terkuno diterbitkan pada tahun 507 H.[27]
catatan
- ↑ Kitab al-Thaharah, Kitab al-Shalah, Kitab Shalat al-Musafir, Kitab Shalat al-Jumu'ah, Kitab Shalat al-Jama'ah, Kitab Shalat al-Khauf, Kitab Shalat al-'Idain, Kitab Shalat al-Kusuf, Kitab al-Jana'iz, Kitab al-Zakah, Kitab al-Fithrah, Kitab al-Hajj, Kitab al-Jihad wa Sirat al-Imam, Kitab al-Jazaya wa Ahkamuha, Kitab Qismat al-Fai' wa al-Ghana'im, Kitab al-Buyu', Kitab al-Salam, Kitab al-Rahn, Kitab al-Muflis, Kitab al-Hijr, Kitab al-Shulh, Kitab al-Hawalah, Kitab al-Dhaman, Kitab al-Syirkah, Kitab al-Wakalah, Kitab al-Iqrar, Kitab al-'Ariyah, Kitab al-Ghashb, Kitab al-Syuf'ah, Kitab al-Qiradh wa al-Mudharabah, Kitab al-Musaqah, Kitab al-Ijarat, Kitab al-Muzara'ah, Kitab Ihya' al-Mawat, Kitab al-Wuquf wa al-Shadaqat, Kitab al-Hibat, Kitab al-Luqathah, Kitab al-Nafaqat, Kitab al-'Itq, Kitab al-Makatib, Kitab al-Tadbir, Kitab Ummahat al-Aulad, Kitab al-Aiman, Kitab al-Nadzr, Kitab al-Shaid wa al-Dzaba'ih, Kitab al-Ath'imah, Kitab al-Sabq wa al-Rimayah, Kitab al-Washaya, Kitab al-Fara'idh wa al-Mawarits, Kitab al-Wadi'ah, Kitab al-Nikah, Kitab al-Shadaq, Kitab al-Qasam, Kitab al-Khul', Kitab al-Thalaq, Kitab al-Raj'ah, Kitab al-Ila', Kitab al-Zhihar, Kitab al-Li'an, Kitab al-'Adad, Kitab al-Radha', Kitab al-Jarah, Kitab al-Diyat, Kitab al-Qasamah, Kitab Kaffarat al-Qatl, Kitab Qital Ahl al-Baghy, Kitab al-Murtad, Kitab al-Hudud, Kitab al-Sariqah, Kitab Quththa' al-Thariq, Kitab al-Asyribah, Kitab Qital Ahl al-Riddah, Kitab al-Daf' 'an al-Nafs, Kitab al-Syahadat, Kitab al-Da'awa wa al-Bayyinat adalah judul bab-bab kitab al-Mabsuth.
Catatan Kaki
- ↑ Dawani, Hezareh-ye Syaikh Thusi, 1386 S, hlm. 47.
- ↑ Dawani, Hezareh-ye Syaikh Thusi, 1386 S, hlm. 66.
- ↑ Dawani, Hezareh-ye Syaikh Thusi, 1386 S, hlm. 55-56 dan 66.
- ↑ Khunsari, Raudhat al-Jannat, Maktabah Ismailiyan, jld. 6, hlm. 222.
- ↑ Dawani, Hezareh-ye Syaikh Thusi, 1386 S, hlm. 65.
- ↑ Aqabozorg-e Tehrani, al-Dzari'ah, 1408 H, jld. 19, hlm. 54.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 3; Khunsari, Raudhat al-Jannat, Maktabah Ismailiyan, jld. 6, hlm. 223.
- ↑ Sebagai contoh, silakan rujuk: Ibnu Idris al-Hilli, al-Sara’ir, 1410 H, jld. 1, hlm. 647; al-Bahrani, al-Hada’iq al-Nadhirah, 1405 H, jld. 1, hlm. 459.
- ↑ Shadr, Maqam-e Feqhi-ye Syaikh Thusi, hlm. 388.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 3.
- ↑ Khunsari, Raudhat al-Jannat, Maktabah Ismailiyan, jld. 6, hlm. 217.
- ↑ Khunsari, Raudhat al-Jannat, Maktabah Ismailiyan, jld. 6, hlm. 218.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 3, hlm. 11.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 1-3.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 1-3.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 1-3.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 3.
- ↑ Khunsari, Raudhat al-Jannat, Maktabah Ismailiyan, jld. 6, hlm. 222.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 117.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 221, dan jld. 4, hlm. 63 dan 111.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 211, dan jld. 7, hlm. 54.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H, jld. 1, hlm. 3.
- ↑ Syaikh Thusi, al-Iqtishad al-Hadi, 1375 H, hlm. 239 dan 316.
- ↑ Aqabozorg-e Tehrani, al-Dzari'ah, 1408 H, jld. 19, hlm. 54.
- ↑ Silakan rujuk Syaikh Thusi, al-Mabsuth, 1387 H.
- ↑ Aqabozorg-e Tehrani, al-Dzari'ah, 1408 H, jld. 19, hlm. 54.
- ↑ Silakan rujuk Modarresi Thabathaba'i, Moqaddemehi bar Feqh-e Syi'eh, 1368 S, hlm. 79.
Referensi
- Aqabozorg-e Tehrani, Muhammad Muhsin. (1408 H). Al-Dzari'ah ila Tashanif al-Syi'ah, Qom: Ismailiyan dan Tehran: Ketabkhaneh-ye Eslamiyyah.
- Ibnu Idris al-Hilli, Muhammad bin Manshur. (1410 H). Al-Sara'ir al-Hawi li Tahrir al-Fatawa, Qom: Daftar-e Entesyarat-e Eslami berfiliasi dengan Jamiah al-Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qom.
- Al-Bahrani, Yusuf bin Ahmad. (1405 H). Al-Hada'iq al-Nadhirah fi Ahkam al-'Itrah al-Thahirah, revisi Muhammad Taqi Iravani dan Sayyid Abdurrazzaq Muqarram, Qom: Daftar-e Entesyarat-e Eslami berfiliasi dengan Jamiah al-Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qom.
- Khunsari, Muhammad Baqir, (n.d.). Raudhat al-Jannat, riset Asadullah Ismailiyan, Qom: Maktabah Ismailiyan.
- Dawani, Ali. (1386 S). Hezareh-ye Syaikh Thusi: Kumpulan Makalah Milenium Kelahiran Syaikh Thusi, Tehran: Muassasah Amir Kabir.
- Syaikh Thusi, Muhammad bin Hasan. (1387 H). Al-Mabsuth fi Fiqh al-Imamiah, revisi Muhammad Taqi Kasyfi, Tehran: al-Maktabah al-Murtadhawiyyah li Ihya' al-Atsar al-Ja'fariyyah.
- Syaikh Thusi, Muhammad bin Hasan. (1375 H). Al-Iqtishad al-Hadi ila Thariq al-Rasyad, Tehran: Ketabkhaneh-ye Jame'-e Chehl-sotun.
- Shadr, Maqam-e Feqhi-ye Syaikh Thusi dar Seh Ketab-e Por-arj-e Vey: al-Nihayah, al-Khilaf, va al-Mabsuth dalam Hezareh-ye Syaikh Thusi: Kumpulan Makalah Milenium Kelahiran Syaikh Thusi, mukadimah, terjemah, dan penyusunan oleh Ali Dawani, Tehran: Muassasah Amir Kabir.
- Modarresi Thabathaba'i, Sayyid Husain. (1368 S). Moqaddemehi bar Feqh-e Syi'eh, terjemah Muhammad Asef Fekrat, Masyhad: Bonyad-e Pazhuhesy-haye Eslami.