Pencurian

Prioritas: c, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Mencuri)

Furu'uddin

Salat

Wajib: Salat JumatSalat IdSalat AyatSalat Mayit


Ibadah-ibadah lainnya
PuasaKhumusZakatHajiJihadAmar Makruf dan Nahi MungkarTawalliTabarri


Hukum-hukum bersuci
WudhuMandiTayammumNajasatMuthahhirat


Hukum-hukum Perdata
PengacaraWasiatGaransiJaminanWarisan


Hukum-hukum Keluarga
PerkawinanPerkawinan TemporerPoligamiTalakMaharMenyusuiJimakKenikmatanMahram


Hukum-hukum Yudisial
Putusan HakimBatasan-batasan hukumKisas


Hukum-hukum Ekonomi
Jual Beli (penjualan)SewaKreditRibaPinjaman


Hukum-hukum Lain
HijabSedekahNazarTaklidMakanan dan MinumanWakaf


Pranala Terkait
BalighFikihHukum-hukum SyariatBuku Panduan Fatwa-fatwaWajibHaramMustahabMubahMakruhDua Kalimat Syahadat

Pencurian (bahasa Arab: السرقة) adalah perbuatan mengambil secara sembunyi-sembunyi harta benda bergerak milik orang lain.[1] Pencurian hukumnya haram dan termasuk dalam dosa-dosa besar.[2] Dalam hadis-hadis disebutkan bahwa konsekuensi dari pencurian di antaranya, hilangnya keamanan ekonomi, pertikaian, pembunuhan dan penolakan untuk ikut serta dalam perdagangan.[3] Menurut pendapat para fukaha, pencurian memiliki ganti rugi,[4] dan pencuri harus mengembalikan harta benda yang dicuri atau mengembalikan nilainya kepada pemiliknya.[5] Jika pemiliknya meninggal, harta benda yang dicuri harus diserahkan kepada ahli warisnya, jika tidak memiliki ahli waris diberikan kepada Imam as.[6]

Menurut para fukaha, dengan bersandar kepada ayat "Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya...",[7] meyakini bahwa hukuman bagi pencurian adalah memotong jari-jari tangan.[8] Tetapi, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar hukuman pencurian dapat dilakukan,[9] dan apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, hukuman tidak dapat dilaksanakan dan pencuri akan jatuhi takzir.[10]

Di antara syarat-syarat tersebut adalah merusak pengamanan dan mengambil harta benda dari dalamnya[11] dengan menjauhkannya dari pandangan pemiliknya.[12] Para fukaha menganggap pengamanan sebagai sesuatu yang menurut uruf memiliki kemampuan melindungi harta benda.[13] Menurut pendapat Syekh Thusi, pengamanan adalah sebuah tempat di mana seseorang tidak dapat masuk dan menggunakannya tanpa izin dari pemilik.[14]

Menurut pendapat fukaha, hukuman pencurian tidak berlaku bagi pencopet[15] dan penggelapan (korupsi)[16] karena mereka mencuri harta benda secara terang-terangan dan tanpa merusak pengaman[17] dan mereka hanya dijatuhi takzir.[18]

Seseorang tidak akan melakukan perbuatan zina saat ia memiliki keimanan kepada Allah swt dan hari akhir, begitu juga seseorang tidak akan mencuri di saat ia memiliki keimanan

-Hur Amili, Wasail al-Syiah, jld.14, hlm. 236

Menurut pendapat fukaha, dalam hal pelaksanaan hukuman pencurian bagi seseorang pencopet, apabila pencuriannya itu dilakukan dari saku dalam pakaian, maka hukumannya adalah potong jari-jari tangan, karena seperti halnya merusak pengaman;[19] Tetapi, apabila mencopetnya dari saku luar seseorang yang terlihat, maka jatuhi hukuman takzir, karena saku luar tidak dihukumi seperti halnya pengaman.[20] Imam Khomeini berpendapat bahwa apabila uruf memandang pencurian dari saku luar seperti hal pencurian dari sesuatu yang memiliki pengaman, maka hal itu dapat menyebabkan terlaksananya hukuman pencurian.[21]

Para fukaha berpendapat terkait hukuman bagi pelaku pencurian di dunia maya, apabila pencurian di dunia maya memenuhi syarat-syarat had, seperti merusak pengamanan (misalnya mengakses kartu digital dan menarik uang darinya), maka hukumannya adalah potong jari-jari tangan pencuri. Apabila tidak sesuai kondisi tersebut maka pencuri dihukum takzir.[22]

Catatan Kaki

  1. Ibn Idris, as-Sarā'ir, jld. 2, hlm. 483; Fadhil Jawad, Masālik al-Afhām, jld. 4, hlm. 203; Feidh Kasyani, as-Shāfī Fī Tafsīr al-Qur'ān, jld. 1, hlm. 441.
  2. Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 13, hlm. 310.
  3. Hurr Amili, Wasā'il as-Syī'ah, jld. 18, hlm. 482.
  4. Syahid Tsani, ar-Raudhah al-Bahiyyah, jld. 9, hlm. 305; Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 41, hlm. 544.
  5. Syahid Tsani, ar-Raudhah al-Bahiyyah, jld. 9, hlm. 305.
  6. Muhaqqiq Hilli, Syarā'i' al-Islām, jld. 4, hlm. 178; Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 41, hlm. 544.
  7. QS. Al-Ma'idah:84.
  8. Sayyid Murtadha, al-Intishār, hlm. 528-529; Thusi, al-Mabshūth, hlm. 19; Thusi, al-Khilāf, jld. 5, hlm. 452; Allamah Hilli, Mukhtalaf as-Syī'ah, jld. 9, hlm. 249; Mar'asyi, Ahkām as-Sariqah 'Alā Dhau' al-Qur'ān Wa as-Sunnah, hlm. 316.
  9. Lihat: Muhaqqiq Hilli, Syarā'i' al-Islām, jld. 4, hlm. 159; Mar'asyi, Ahkām as-Sariqah 'Alā Dhau' al-Qur'ān Wa as-Sunnah, hlm. 467-472; Tabrizi, Usus al-Hudūd Wa at-Ta'zīzāt, hlm. 309.
  10. Lihat: Sayyid Murtadha, al-Intishar, hlm. 528-529; Syekh Thusi, al-Mabshūth, jld. 8, hlm. 19; Syekh Thusi, al-Khilāf, jld. 5, hlm. 425; Allamah Hilli, Mukhtalaf as-Syī'ah, jld. 9, hlm. 249.
  11. Imam Khomeini, Tahrīr al-Wasīlah, jld. 2, hlm. 458.
  12. Syahid Tsani, ar-Raudhah al-Bahiyyah, jld. 9, hlm. 231; Fadhil Hindi, Kasyf al-Litsām, jld. 10, hlm. 568.
  13. Fadhil Hindi, Kasyf al-Litsām, hlm. 599; Syahid Tsani, ar-Raudhah al-Bahiyyah, jld. 9, hlm. 245; Feidh Kasyani, Mafātīh as-Syarāyi', jld. 2, hlm. 92.
  14. Thabrasi, Majma' al-Bayān, jld. 3, hlm. 297.
  15. Syahid Tsani, Masālik al-Afhām, jld. 15, hlm. 20; Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 41, hlm. 596; Syahid Tsani, ar-Raudhah al-Bahiyyah, jld. 9, hlm. 304; Thabathabai, Riyādh al-Masā'il, jld. 13, hlm. 628.
  16. Syahid Tsani, ar-Raudhah al-Bahiyyah, jld. 9, hlm. 306; Muqaddas Ardabili, Majma' al-Fā'idah, jld. 13, hlm. 291.
  17. Gulpaigani, ad-Durr al-Mandhūdh, jld. 3, hlm. 309.
  18. Gulpaigani, ad-Durr al-Mandhūdh, jld. 3, hlm. 309.
  19. Muhaqqiq Hilli, Syarā'i' al-Islām, jld. 4, hlm. 451.
  20. Syekh Thusi, al-Khilāf, jld. 5, hlm. 451.
  21. Imam Khomeini, Tahrīr al-Wasīlah, jld. 2, hlm. 486.
  22. Markaz-e Tahqiqat-e Feqhi-e Quwe-e Qaza'iye, Majmu'e-e Ara-e Feqhi, jld. 1, hlm. 57.

Daftar Pustaka

  • Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf. Mukhtalaf as-Syī'ah Fī Ahkām as-Syarī'ah. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1374 HS/1996.
  • Fadhil Hindi, Muhammad bin Hasan. Kasyf al-Litsām 'An Qawā'id al-Ahkām. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1416 H.
  • Fadhil Jawad, Jawad bin Sa'id. Masālik al-Afhām Ilā Ayāt al-Ahkām. Tehran: Murtezawi, 1365 HS/1987.
  • Faidh Kasyani, Muhammad bin Murtadhawi. As-Shāfī Fī Tafsīr al-Qur'ān. Tehran: Entesyarat-e Ketab Furusyi-e Eslami, 1356 HS/1978.
  • Faidh Kasyani, Muhammad bin Murtadhawi. Mafātīh as-Syarī'i'. Sekolah Tinggi Syahid Mutahhari, 1395 HS/2017.
  • Gulpaigani, Sayid Muhammad Ridha. Ad-Durr al-Mandhūdh Fī Ahkām al-Hudūd. Qom: Dar al-Qur'ān al-Karim, 1417 H.
  • Hurr Amili, Muhammad bin Hasan. Wasā'il as-Syī'ah Wa Mustadrakatuhā. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1424 H.
  • Ibn Idris, Muhammad bin Ahmad. As-Sarā'ir: al-Hāwī Li Tahrīr al-Fatāwā. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1410 H.
  • Imam Khomeini, Sayyid Ruhullah. Tahrīr al-Wasīlah. Najaf: Percetakaan al-Adab, 1390 H.
  • Mar'asyi Najafi, Sayyid Syihabuddin. Ahkām as-Sariqah 'Alā Dhau' al-Qur'ān Wa as-Sunnah. Qom: Perpustakaan Ayatullah Mar'asyi Najafi, 1382 HS/2004.
  • Markaz-e Tahqiqat-e Feqhi-e Quwe Qaza'iye. Majmu'e-e Aray-e Feqhi-Qaza'i Dar Umur-e Keifari. Tehran: Nasyr-e Mu'awenat-e Amuzesy Wa Tahqiqat-e Quwe Qaza'iye, 1381 HS/2003.
  • Muhaqqiq Hilli, Ja'far bin Hasan. Syarā'i' al-Islām Fī Masā'il al-Halāl Wa al-Harām. Qom: Yayasan Esma'iliyan, 1409 H.
  • Muqaddas Ardabili, Ahmad. Majma' al-Fā'idah Wa al-Burhān Fī Syarh Irsyād al-Adzhān. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1403 H.
  • Najafi, Muhammad Hasan. Jawāhir al-Kalām Fī Syarh Syarā'i' al-Islām. Riset: Muhammad Qucani. Beirut: Dar Ihya' at-Turats al-'Arabi. Cet. 7, 1362 HS/1984.
  • Sayyid Murtadha. Ali bin al-Husain. Al-Instishār. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1415 H.
  • Syahid Tsani, Zainuddin bin Ali. Ar-Raudhah al-Bahiyyah Fī Syarh al-Lum'ah ad-Damisyqiyyah. Qom: Maktab al-I'lam al-Islami, 1410 H.
  • Syahid Tsani, Zainuddin bin Ali. Masālik al-Afhām Ilā Tanqīh Syarā'i' al-Islām. Qom: Yayasan al-Ma'arif al-Islamiyyah, 1413 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Khilāf. Qom: Daftar-e Nasyr-e Eslami, 1407 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Mabshūth Fī Fiqh al-Imāmiyyah. Tehran: Perpustakaan al-Murtadhawiyah, 1387 HS/2009.
  • Tabrizi, Jawad. Usus al-Hudūd Wa at-Ta'zīzāt. Qom, 1376 HS/1998.
  • Thabathabai, Sayyid Ali. Riyādh al-Masā'il Fī tahqīq al-Ahkām Bi ad-Dalā'il. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1422 H.
  • Thabrasi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayān Fī Tafsīr al-Qur'ān. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1408 H.