Mandi Taubat

Dari wikishia

Mandi Taubat (bahasa Arab: غسل توبه) adalah mandi yang hukumnya mustahab sebagai salah satu adab dari bertaubat. Sesuai fatwa fukaha Syiah, mandi taubat dari kekufuran, kefasikan dan dosa kecil hukumnya mustahab (sunnah). Sebagian dari Ahlusunah meyakini mandi taubat dari kekafiran hukumnya wajib.

Menurut salah satu riwayat dari Imam Shadiq as, ia memesankan kepada seseorang yang hendak bertaubat dengan meninggalkan kesukaan mendengarkan nyanyian yang sebelumnya sering dia lakukan untuk mandi taubat terlebih dahulu.

Falsafah dari mandi taubat adalah sebagai bentuk penyempurnaan taubat dan mempercepat diterimanya taubat yang ditandai dengan dilakukannya penyucian batin.

Kedudukan

Mandi taubat disebut sebagai salah satu adab dari bertaubat. [1] Mandi jenis ini dijelaskan di dalam kitab-kitab fikih pada bab Thaharah (penyucian) pada bagian mandi yang disebutkan dalam jenis mandi-mandi yang hukumnya sunnah. [2] Pada sebagian kitab-kitab akhlak [3] dan irfan praktis [4] mandi taubat juga disebutkan.

Menurut Sayid Muhammad Kazhim Yazdi, penulis kitab al-‘Urwah al-Wutsqah, sekelompok dari fukaha menyebut mandi taubat sebagaimana mandi tawaf yang merupakan bagian dari mandi-mandi yang hukumnya sunnah dikarenakan hendak melakukan perbuatan tertentu dan sebagian lain menyebutkan mandi taubat masuk dalam bagian mandi-mandi sebagaimana mandi qadha salat gerhana yang hukumnya sunnah disebabkan karena telah melakukan perbuatan tertentu. [5]

Kesunnahan

Mandi taubat kadang dilakukan karena kekufuran, kadang karena kefasikan dan juga kadang karena dosa kecil. Pada kesunnahan mandi taubat dari kekafiran dan kefasikan terjadi kesepakatan sementara pada kesunnahan mandi taubat dari dosa kecil terjadi perbedaan pendapat. [6]

Mandi Taubat dari Kekufuran

Menurut penulis kitab Jauhar (w. 1266 H), semua fukaha Syiah memfatwakan mandi taubat dari kekufuran baik itu kafir asli atau kafir murtad hukumnya sunnah. [7] Dasar dari hukum tersebut adalah ijma’ dan riwayat. [8] Menurut sebuah riwayat, Nabi Muhammad saw kepada dua orang kafir yang baru masuk Islam diperintahkan untuk mandi. [9]

Menurut Syahid Tsani, fakih Syiah abad 10 H, sebagian dari Ahlusunah meyakini mandi taubat dari kekafiran hukumnya wajib. [10] Dalam literatur Ahlusunah mandi jenis ini juga disebut mandi al-Islam. [11] Dalam doktrin Kristen, seseorang yang dibaptis untuk masuk Kristen dilakukan dengan dimandikan. [12]

Mandi Taubat dari Kefasikan

Menurut Allamah Hilli (w. 726 H) semua fukaha Syiah berkeyakinan mandi taubat dari kefasikan hukumnya sunnah. [13] Fasik dengan artian melakukan dosa besar atau terus menerus melakukan dosa kecil. [14]

Kesunnahan mandi taubat dari kefasikan didasarkan dari ijma dan riwayat. [15] Menurut salah satu riwayat, Imam Shadiq as memesankan kepada seseorang yang bertekad untuk meninggalkan dosa mendengarkan nyanyian yang sebelumnya dia menikmati nyanyian terus menerus untuk mandi terlebih dahulu. [16]

Mandi Taubat dari Dosa Kecil

Pada kesunnahan mandi taubat dari dosa kecil, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama fakih. [17] Menurut Sayid Muhammad Mahdi Bahrul Ulum (w. 1212 H), mayoritas fukaha berpendapat taubat dari dosa kecil hukumnya sunnah. [18] Sementara fukaha lain seperti Syaikh Mufid (w. 413 H) dan Abu al-Shalah al-Halabi (w. 447 H) menyebutkan kesunnahan mandi taubat tercakupi oleh taubat dari dosa-dosa besar. [19]

Falsafah

Sayid Muhammad Kazhim Yazdi (w. 1337 H) penulis kitab al-‘Urwah al-Wutsqah menyebutkan falsafah dari mandi taubat adalah menyempurnakan pertaubatan dan mempercepat diterimanya taubat. [20]

Menurut Sayid Muhammad Mahdi Bahrul Ulum marja taklid Syiah pada abad 13 H, mandi itu membersihkan tubuh adalah semacam optimisme akan kesucian spritual yang dicapai melalui pertaubatan, karena penampilan fisik adalah cerminan batin dari seseorang. [21]

Catatan Kaki

  1. Tim Peneliti, Mausu’ah al-Fiqh al-Islami, 1422 H, jld. 33, hlm. 67
  2. Bahrul Ulum, Mashabih al-Ahkam, 1385 HS, jld. 2, hlm. 507
  3. Madani, Riyadh al-Salikin, jld. 4, hlm. 382
  4. Bahrul Ulum, Risalah Sair wa Suluk, 1418 H, hlm. 213; Husaini Tehrani, Lab al-Labab, 1419 H, hlm. 92
  5. Thabathabai Yazdi, al-Urwah al-Wutsqa, 1419 H, jld. 2, hlm. 156 dan 157
  6. Tim Peneliti, Mausu’ah al-Fiqh al-Islami, 1423 H, jld. 33, hlm. 67
  7. Najafi, Jauhar al-Kalam, 1421 H, jld. 2, hlm. 67
  8. Najafi, Jauhar al-Kalam, 1421 H, jld. 2, hlm. 67
  9. Najafi, Jauhar al-Kalam, 1421 H, jld. 2, hlm. 67
  10. Syahid Tsani, Masalik al-Afham, 1413 H, jld. 1, hlm. 107
  11. Hajawi Muqaddasi, al-Iqna’ fi Fiqh al-Imam Ahmad bin Hanbal, Dar al-Ma’rifah, jld. 1, hlm. 45; Ibnu Taimiyah, Syarh al-‘Umdah fil Fiqh, 1412 H, hlm. 350
  12. Taufiqi, Asynai ba Adyan Buzurgh, 1394 HS, jld. 1, hlm. 195
  13. Allamah Hilli, Muntaha al-Mathalib, 1412 H, jld. 2, hlm. 474
  14. Syahid Tsani, Masalik al-Afham, 1413 H, jld. 1, hlm. 107
  15. Bahbani, Mashabih al-Zhalam, Muassasah al-‘Allamah al-Mujaddid al-Wahid al-Bahbahani, jld. 4, hlm. 92
  16. Kulaini, al-Kafi, 1429 H, jld. 12, hlm. 785
  17. Bahrul Ulum, Mashabih al-Ahkam, 1385 HS, jld. 2, hlm. 508
  18. Bahrul Ulum, Mashabih al-Ahkam, 1385 HS, jld. 2, hlm. 508
  19. Syaikh Mufid, al-Muqni’ah, 1410 H, jld. 1, hlm. 51; Abu al-Shalah Halabi, al-Kafi fi al-Fiqih, Maktabah al-Imam Amir al-Mu’minin, hlm. 135; Ibnu Zuhrah, Ghuniyah al-Nazu’, 1417 H, jld. 1, hlm. 62
  20. Thabathabai Yazdi, al-‘Urwah al-Wutsqah, 1419 H, jld. 2, hlm. 156 dan 157
  21. Bahrul Ulum, Mashabih al-Ahkam, 1385 HS, jld. 2, hlm. 518

Daftar Pustaka

  • Abu Shalah Halabi, Taqi bin Najm, al-Kafi fi al-Fiqh, Tehran, Isfahan, Maktbah al-Imam Amir al-Mu’minin Ali as al-Ammah, tanpa tahun
  • Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf, Muntaha al-Mathalib fi Tahqiq al-Madzhab, Muqaddimah oleh Mahmud Bastani dan Shafa al-Din Bashri, riset: Majma’ al-Bahuts al-Islamiyah, Qasam al-Fiqh, Masyhad, Astanah al-Radhawiyah al-Muqaddasah, Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah, 1412 H
  • Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf, Tadzkirah al-Fuqaha, Qom, Muassasah Al Al-Bait (as) li Ahya al-Turats, 1414 H
  • Bahbahani, Muhammad Baqir, Mashabih al-Dhalam fi Syarh Mafatih al-Syara’i, riset: Muassasah al-‘Allamah al-Mujaddad al-Wahid al-Bahbahani, tanpa kota, Muassasah al-‘Allamah al-Mujaddad al-Wahid al-Bahbahani, tanpa tahun, Muasassah al-‘Allamah al-Mujaddad al-Wahid al-Bahbahani, tanpa tahun
  • Bahrul Ulum, Muhammad Mahdi bin Murtadha, Mashabih al-Ahkam, riset: Mahdi Thabatahbai, Fakhr al-Din Shana’i, Qom, Maitsam al-Tamar, 1385 HS
  • Bahrul Ulum, Muhammad Mahdi bin Murtadha, Risalah Sair wa Suluk Mansub beh Bahr al-Ulum, Syarah: Muhammad Husain Husaini Tehrani, Masyhad, Allamah Thabathabai, 1418 H
  • Hajawi Muqaddasi, Musa bin Ahmad dan Syaraf al-Din Shallihi, al-Iftah fi Fiqh al-Imam Ahmad bin Hanbal, riset: Abd al-Lathif Muhammad, Musa al-Sabuki, Beirut, Dar al-Ma’rifah, tanpa tahun
  • Husaini Tehrani, Sayid Muhammad, Lab al-Labab dar Sair wa Suluk, Masyhad, Intisyarat Allamah Thabathabai, 1419 H
  • Ibnu Taimiyah Harani, Ahmad bin Abd al-Halim, Syarh al-‘Umdah fi al-Fiqh, riset: Sa’ud bin Shalih al-‘Athaisyan, Riyadh, Maktabah al-‘Abaikan, 1412 H
  • Ibnu Zuhrah, Hamzah bin Ali, Ghuniyah al-Nazu’ ila ‘Ilmi al-Ushul wa al-Furu’, riset: Ibrahim Bahadari, Qom, Muassasah al-Imam al-Shadiq as, 1417 H
  • Kulaini, Muhammad bin Ya’qub, al-Kafi, riset dan editor: Dar al-Hadits, Qom, Dar al-Hadits, 1429 H
  • Madani, Alikhan bin Ahmad, Riyadh al-Salikin fi Syarh Shahifah Sayid al-Sajadain, riset: Muhsin Husaini Amini, Qom, Jama’ah al-Mudarrisin fi Hauzah al-‘Alamiah bi Qum, Muassasah al-Nasyr al-Islami, 1409 H
  • Muhaqqiq Hilli, Ja’far bin Hasan, Syara’i al-Islam fi Masail al-Halal wa al-Haram, riset dan editor: Abd al-Husain Muhammad Ali Baqal, Qom, Muassasah Ismailiyan, 1408 H
  • Muhaqqiq Kurki, Ali bin Husain, Jami’ al-Maqashid fi Syarh al-Qawaid, riset: Muassasah Al Al-Bait (as) li Ahya al-Turats, Muassasah Al al-Bait (as) li Ahya al-Turats, 1414 H
  • Najafi, Muhammad Hasan bin Baqir, Jauhar al-Kalam, dengan pengantar Mahmud Hasyimi Syahrudi, riset: Muassasah Dairah al-Ma’arif Fiqh Islami bar Mazhab Ahl Bait (as), Qom, Muassasah Dairah al-Ma’arif Fiqh Islami bar Mazhab Ahl Bait (as), 1421 H
  • Syahid Tsani, Zain al-Din bin Ali, Masalik al-Afham ila Tanqih Syara’i al-Islam, Qom, Muassasah al-Ma’arif al-Islamiyah, 1413 H
  • Syaikh Mufid, Muhammad bin Muhammad, al-Muqni’ah, riset: Muassasah al-Nasyr al-Islami, Qom, Muassasah al-Nasyr al-Islami al-Tabi’ah li Jama’ah al-Mudarrisin bi Qum, 1410 H
  • Taufiqi, Husain, Asynai ba Adyan Buzurg, Tehran, Kitab Thaha (berafiliasi dengan Muassasah Farhang-e Thaha), Markaz Bainal Milali Tarjemeh wa Nasyr al-Musthafa (saw), Samt, 1394 HS
  • Thabathabai Yazdi, Sayid Muhammad Kazhimi, al-‘Urwah al-Wutsqah fi ma Ta’am bihi al-Balawi (al-Mahsya), Qom, Daftar Intisyarat Islami, 1419 H
  • Tim Peneliti, Mausu’ah al-Fiqh al-Islami Thabaqa al-Mazhab Ahl al-Bait (as), Qom, Muassasah Dairah al-Ma’arif Fiqh Islami bar Mazhab Ahl Bait (as), 1423 H