Lompat ke isi

Konsep:Thariq al-Ulama

Dari wikishia

b || b || || || || - || || || editorial box

Peta rute jalan kaki Thariq al-'Ulama di sepanjang Sungai Furat.

Thariq al-Ulama (bahasa Arab: طَریقُ اْلعُلَماء) atau Thariq al-Furat (طَریقُ الْفُرات)[1] adalah sebuah rute lama yang digunakan oleh para peziarah Imam Husain as untuk melakukan perjalanan kaki menuju Karbala.[2] Kehadiran banyak ulama dan rohaniwan di rute ini menyebabkannya terkenal dengan nama Thariq al-Ulama (Rute Para Ulama).[3] Thariq al-Ulama dimulai dari Masjid Sahlah di Kufah.[4] Rute ini merupakan satu dari dua rute untuk melakukan perjalanan kaki dari Najaf ke Karbala.[5] Sebagian besar rute ini melewati tepi Sungai Furat[6] dan para peziarah di beberapa bagian rute ini melewati kebun kurma.[7]

Jalan raya utama dari Najaf ke Karbala, berbeda dengan Thariq al-Ulama, adalah sebuah rute gurun pasir. Di masa lalu, tidak ada fasilitas bagi peziarah pejalan kaki di rute tersebut. Namun, di sepanjang Thariq al-Ulama, terdapat suku-suku Syiah yang sangat mencintai para peziarah Imam Husain as dan menyediakan jamuan serta penginapan bagi para peziarah. Oleh karena itu, para peziarah yang menuju Karbala melalui rute sepanjang aliran sungai Furat, kemudian dikenal sebagai Thariq al-Ulama.[8] Pada suatu periode pemerintahan Partai Ba'ats dan Saddam Hussein atas negara Irak dimana perjalanan kaki Arbain dilarang, para ulama, rohaniwan, dan masyarakat biasa menggunakan rute ini untuk menghindari pemerintah.[9]

Longmarch Arbain, selain melalui jalan raya utama Najaf ke Karbala, juga dilakukan melalui tiga rute lain yaitu, Kazhimain, Hilah, dan Thariq al-Ulama menuju Haram Imam Husain as.[10] Panjang rute Thariq al-Ulama sekitar 89 kilometer.[11] Sebagian besar penduduk daerah ini bermata pencaharian sebagai petani dan peternak.[12] Rute ini dianggap sebagai rute perjalanan kaki paling hijau menuju Karbala[13] di mana selain keindahannya, juga memiliki cuaca yang lebih baik dibandingkan rute-rute lainnya.[14]

Di sepanjang Thariq al-Ulama, tidak terdapat tiang penanda seperti yang ada di rute utama Najaf ke Karbala. Di rute ini hanya terdapat penanda-penanda dengan jarak yang berbeda-beda.[15] Kondisi yang sepi,[16] dan sedikit kebisingan merupakan ciri khas dari rute ini.[17] Maukib-maukib di Thariq al-Ulama kebanyakan berada di rumah-rumah penduduk desa dan para peziarah dilayani di rumah-rumah penduduk.[18]

Catatan Kaki

Daftar Pustaka