Konsep:Tsaniyatul Wada
Tsaniyatul Wada (bahasa Arab:ثَنِیّة الْوَداع) adalah sebuah tempat yang menghadap ke Madinah di mana para musafir dilepas dan disambut di sana. Tempat ini berjarak sekitar satu kilometer dari Masjid Nabawi. Tsaniyatul Wada dikenal sebagai jalan keluar dari Madinah menuju Syam (sebelah utara Madinah). Disebutkan pula adanya kawasan lain dengan nama yang sama di selatan Madinah yang konon Nabi Muhammad saw memasukinya saat masuk ke Madinah. Dalam penyambutan Nabi saw, disenandungkan sebuah nasyid yang di dalamnya disebutkan nama kawasan ini. Karena letak geografisnya, Tsaniyatul Wada menjadi saksi berbagai peristiwa sejarah.
Lokasi
Tsaniyatul Wada adalah sebuah tempat yang menghadap ke Madinah[1] di mana para musafir dilepas dan disambut di sana.[2] Tempat ini terletak pada jarak sekitar satu kilometer dari Masjid Nabawi.[3] Tsaniyatul Wada dikenal sebagai jalur keluar Madinah menuju Syam (utara Madinah).[4] Menurut Sayid Jakfar Murtadha Amili (W. 1441 H), Nabi saw juga melewati tempat ini dalam perang-perang yang menuju ke arah Syam.[5]
Berdasarkan beberapa sumber, terdapat daerah lain bernama Tsaniyatul Wada di jalur selatan Madinah menuju Mekah.[6] Nabi Muhammad saw memasuki Madinah dari wilayah ini.[7] Disebutkan pula tentang sebuah masjid bernama Masjid Tsaniyatul Wada di Madinah.[8] Beberapa sumber juga menyebutkan sebuah daerah di kota Mekah dengan nama yang sama.[9]
Penamaan
Terdapat perbedaan pendapat mengenai alasan penamaan Tsaniyatul Wada. Dikatakan bahwa tempat ini merupakan tempat perpisahan dengan para musafir sebelum hijrah Nabi saw ke Madinah dan karena itulah dinamakan demikian.[10] Selain itu, perpisahan Nabi saw dengan para komandan yang beliau utus untuk berperang ke berbagai wilayah disebutkan sebagai alasan lain penamaan ini.[11]
Sebagian sumber Ahlusunah mengaitkan penamaan ini dengan keyakinan mereka tentang pengharaman nikah mut'ah; berdasarkan keyakinan ini, larangan Nabi saw terhadap mut'ah dan perpisahan dengan istri-istri mut'ah di wilayah ini menjadi penyebab penamaan tersebut.[12] Sebagian laporan menyebutkan terjadinya peristiwa ini saat kembali dari perang Khaibar atau perang Tabuk,[13] namun nama Tsaniyatul Wada sudah umum digunakan sebelum perang-perang ini.[14]
Peristiwa
Tsaniyatul Wada menjadi saksi berbagai peristiwa sejarah; Nabi Muhammad saw disambut di wilayah ini setelah hijrah dari Mekah ke Madinah.[15] Untuk kedatangan Nabi saw, disenandungkan sebuah syair yang dimulai dengan penggalan Thala'a al-Badru 'Alaina[16] dan di dalamnya disebutkan nama wilayah ini.[17]
Tsaniyatul Wada juga disebutkan dalam peristiwa-peristiwa lain. Nabi saw menemani orang-orang yang beliau utus untuk Perang Mu'tah sampai ke tempat ini dan menyampaikan pidato kepada mereka di sana.[18] Selain itu, pasukan muslimin berkumpul di wilayah ini saat pemberangkatan menuju perang Tabuk.[19] Di tempat itu pula, Nabi saw berpamitan dengan Ali as, pengganti beliau di Madinah pada masa perang Tabuk, dan Ali as merasa sedih atas perpisahan ini.[20]
Di dekat wilayah ini, terdapat makam Nafs al-Zakiyyah yang melakukan kebangkitan melawan Bani Abbasiyah pada abad kedua Hijriah, dan jejak kuburannya telah hilang.[21]
Catatan Kaki
- ↑ Yaqut al-Hamawi, Mu'jam al-Buldan, 1995 M, jld. 2, hlm. 86.
- ↑ Jafariyan, Atsar-e Eslami-ye Makkeh va Medineh (Peninggalan Islam Mekah dan Madinah), 1387 HS, hlm. 309.
- ↑ Al-Ka'ki, Ma'alim al-Madinah al-Munawwarah baina al-'Imarah wa al-Tarikh, 2007 M, jld. 1, hlm. 38.
- ↑ Al-Maqrizi, Imta' al-Asma', 1420 H, jld. 8, hlm. 394.
- ↑ 'Amili, Al-Shahih min Sirah al-Nabi al-A'zham, 1426 H, jld. 4, hlm. 109.
- ↑ Sabri Basya, Mausu'ah Mir'ah al-Haramain al-Syarifain wa Jazirah al-'Arab, 2004 M, jld. 3, hlm. 172; 'Amili, Al-Shahih min Sirah al-Nabi al-A'zham, 1426 H, jld. 4, hlm. 109.
- ↑ Sabri Basya, Mausu'ah Mir'ah al-Haramain al-Syarifain wa Jazirah al-'Arab, 2004 M, jld. 3, hlm. 172.
- ↑ Jafariyan, Atsar-e Eslami-ye Makkeh va Medineh (Peninggalan Islam Mekah dan Madinah), 1387 HS, hlm. 309.
- ↑ Ibnu Manzhur, Lisan al-'Arab, 1414 H, jld. 8, hlm. 387.
- ↑ Yaqut al-Hamawi, Mu'jam al-Buldan, 1995 M, jld. 2, hlm. 86.
- ↑ Yaqut al-Hamawi, Mu'jam al-Buldan, 1995 M, jld. 2, hlm. 86.
- ↑ Rabbani, «Thaniyyat al-Wada'», hlm. 606; Abu Ya'la al-Tamimi, Musnad Abi Ya'la, 1404 H, jld. 11, hlm. 503.
- ↑ Ibnu Syabbah, Tarikh al-Madinah al-Munawwarah, 1399 H, hlm. 269.
- ↑ Al-Maqrizi, Imta' al-Asma', 1420 H, jld. 9, hlm. 202; Al-Khiyari, Tarikh Ma'alim al-Madinah al-Munawwarah Qadiman wa Haditsan, 1419 H, hlm. 176.
- ↑ Al-Khiyari, Tarikh Ma'alim al-Madinah al-Munawwarah Qadiman wa Haditsan, 1419 H, hlm. 176.
- ↑ Syu'aib, Mir'at al-Awliya (Cermin Para Wali), 1379 HS, hlm. 81.
- ↑ Al-Maqrizi, Imta' al-Asma', 1420 H, jld. 9, hlm. 202.
- ↑ Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 21, hlm. 60.
- ↑ Al-Qummi, Tafsir al-Qummi, 1404 H, jld. 1, hlm. 292.
- ↑ Syekh al-Thusi, Al-Amali, 1414 H, hlm. 171.
- ↑ Jafariyan, Atsar-e Eslami-ye Makkeh va Medineh (Peninggalan Islam Mekah dan Madinah), 1387 HS, hlm. 309.
Daftar Pustaka
- 'Amili, Ja'far Murtadha. Al-Shahih min Sirah al-Nabi al-A'zham. Qom: Dar al-Hadits, cetakan pertama, 1426 H.
- Abu Ya'la al-Tamimi, Ahmad bin Ali. Musnad Abi Ya'la. Damaskus: Dar al-Ma'mun li al-Turats, cetakan pertama, 1404 H.
- Al-Ka'ki, Abdul Aziz. Ma'alim al-Madinah al-Munawwarah baina al-'Imarah wa al-Tarikh, korektor: Ubaidullah Muhammad Amin Kurdi, Ahmad Muhammad Muhammad Sya'ban. Beirut: Dar wa Maktabah al-Hilal, 2007 M.
- Al-Khiyari, Ahmad Yasin Ahmad, Tarikh Ma'alim al-Madinah al-Munawwarah Qadiman wa Haditsan, Arab Saudi, Al-Amanah al-'Ammah li al-Ihtifal bi Mururi Mi'ati 'Amin 'Ala Ta'sis al-Mamlakah, 1419 H.
- Al-Majlisi, Muhammad Baqir. Bihar al-Anwar. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-'Arabi, cetakan kedua, 1403 H.
- Al-Maqrizi, Ahmad bin Ali. Imta' al-Asma' bima li al-Nabi min al-Ahwal wa al-Amwal wa al-Hafadah wa al-Mata'. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, cetakan pertama, 1420 H.
- Al-Qummi, Ali bin Ibrahim, Tafsir al-Qummi, Peneliti dan editor: Sayid Thayib Musawi Jazairi, Qom: Dar al-Kitab, cetakan ketiga, 1404 H.
- Ibnu Manzhur, Muhammad bin Mukarram. Lisan al-'Arab. Beirut: Dar Shadir, cetakan ketiga, 1414 H.
- Ibnu Syabbah al-Bashri, Umar bin Syabbah. Tarikh al-Madinah. Jeddah: Penerbit Sayid Habib Mahmud Ahmad, 1399 H.
- Jafariyan, Rasul. Atsar-e Eslami-ye Makkeh va Medineh (Peninggalan Islam Mekah dan Madinah). Teheran: Penerbit Masya'r, cetakan kesembilan, 1387 HS.
- Rabbani, Abu al-Fadhl, «Thaniyyat al-Wada'», Majalah Daneshnameh-ye Hajj va Haramain-e Syarifain (Ensiklopedia Haji dan Dua Tanah Suci). Teheran: Masya'r, 1395 HS.
- Sabri Basya, Ayyub. Mausu'ah Mir'ah al-Haramain al-Syarifain wa Jazirah al-'Arab, Penerjemah: Majidah Ma'ruf, Husain Mujib al-Mashri, Abdul Aziz 'Awadh. Kairo: Dar al-Afaq al-'Arabiyyah, 2004 M.
- Syekh al-Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Amali. Qom: Dar al-Tsaqafah, cetakan pertama, 1414 H.
- Syu'aib, Muhammad. Mir'at al-Awliya (Cermin Para Wali). Islamabad: Markaz-e Tahqiqat-e Farsi-ye Iran va Pakistan, 1379 HS.
- Yaqut al-Hamawi, Syihabuddin. Mu'jam al-Buldan. Beirut: Dar Shadir, cetakan kedua, 1995 M.