Lompat ke isi

Syahrbanu: Perbedaan antara revisi

775 bita ditambahkan ,  29 Januari 2019
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:
  | kualitas = a
  | kualitas = a
  | link = sudah
  | link = sudah
  | foto =
  | foto =-
  | kategori = sudah
  | kategori = sudah
  | infobox =
  | infobox =sudah
  | navbox = sudah
  | navbox = sudah
  | alih=sudah  
  | alih=sudah  
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =  
  | Artikel pilihan =  
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
'''Syahrbanu''' atau ''Syah-e Zanan'' menurut beberapa riwayat adalah istri [[Imam Husain as]] yang berkebangsaan Persia. Menurut sejumlah sejarawan dan ahli hadis, setelah penaklukan Iran oleh kaum muslimin, Imam Husain as menikahi Syahrbanu dan dari pernikahan tersebut lahirlah [[Imam Sajjad as]]. Berdasarkan sumber yang diyakini paling muktabar, Syahrbanu meninggal dunia selepas melahirkan Imam Sajjad as.  
{{Infobox persona
| nama =
| dikenal sebagai = istri [[Imam Husain as]] dan Ibu [[Imam Sajjad as]]
| Nama lengkap = Syahrbanu
| image =
| image size =
| caption =
| Julukan =
| Lakab =
| Terkenal dengan =
| Afiliasi agama =
| Garis keturunan = Menurut sebuah catatan sejarah bahwa Syahrbanu adalah putri Yazdgerd III, raja terakhir dari Dinasti Sassania
| Kerabat termasyhur =
| Lahir =
| Tempat tinggal =
| Wafat = wafat selepas melahirkan Imam Sajjad as
| Waktu Syahid =
| Meninggal=
| Penyebab Wafat/Syahadah =
| Tempat dimakamkan =
| Tempat dikuburkan =
| Era =
| Dikenal sebagai =
| Guru-guru =
| Murid-murid =
| Peran penting =
| Karya penting =
| Aktivitas =
}}
'''Syahrbanu''' atau ''Syah-e Zanan'' menurut beberapa riwayat adalah istri [[Imam Husain as]] yang berkebangsaan Persia. Menurut sejumlah sejarawan dan ahli hadis, setelah penaklukan Persia oleh kaum [[muslimin]], Imam Husain as menikahi Syahrbanu dan dari pernikahan tersebut lahirlah [[Imam Sajjad as]]. Berdasarkan sumber yang diyakini paling muktabar, Syahrbanu wafat selepas melahirkan Imam Sajjad as.  


Menurut riwayat dan catatan sejarah, Syahrbanu adalah putri Yazdgerd III, raja terakhir dari Dinasti Sassania. Sebagian lain berpendapat bahwa ia hanya perempuan Iran tanpa menyebutkan asal usulnya. Sementara juga terdapat pendapat yang meragukan bahwa ia adalah istri Imam Husain as.  
Menurut riwayat dan catatan sejarah, Syahrbanu adalah putri Yazdgerd III, raja terakhir dari Dinasti Sassania. Sebagian lain berpendapat bahwa ia hanya perempuan Iran tanpa menyebutkan asal usulnya. Sementara juga terdapat pendapat yang meragukan bahwa ia adalah istri Imam Husain as.  
Baris 19: Baris 48:


==Garis Keturunan==
==Garis Keturunan==
Ada ketidaksepakatan dikalangan sejarawan mengenai siapa ayah Syahrbanu.<ref>Yusufi Gharawi, ''Haul al-Sayidah Syahrbanu'', hlm. 15</ref> Mayoritas berpendapat, ia adalah putri Yazdgerd III, raja Sassania terakhir. Para ahli yang berpendapat demikian adalah Ya'qubi<ref>Ya'qubi, ''Tarikh al-Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 247</ref>, al-Naubakhti, ''al-Asy'ari al-Qummi'', Hasan bin Muhammad al-Qummi <ref>Al-Qummi, ''Tarikh-e Qum'', hlm. 196</ref>, Ibnu Abi Tsalj al-Bagdadi <ref>Bagdadi, ''Tarikh Ahl al-Bait'', hlm. 121</ref>, Ibnu Hayyun<ref>Ibnu Hayyun, ''Syarh al-Akhbar'', jld. 3, hlm. 266</ref>, dan Khalifah ibn Khayyat<ref>''Tarikh Khalifah'', hlm. 240</ref> pada abad ke-3 H, dan al-Kulaini <ref>''Al-Kafi'', jld. 1, hlm. 466</ref>dan Syaikh Shaduq<ref>Shaduq, ''Kamal al-Din'', jld. 1, hlm. 307; Shaduq, '''Uyun Akhbar al-Ridha'', jld. 1, hlm. 41</ref>pada abad ke-4 H.  
Ada ketidaksepakatan dikalangan sejarawan mengenai siapa ayah Syahrbanu.<ref>Yusufi Gharawi, ''Haul al-Sayidah Syahrbanu'', hlm. 15</ref> Mayoritas berpendapat, ia adalah putri Yazdgerd III, raja Sassania terakhir. Para ahli yang berpendapat demikian adalah Ya'qubi<ref>Ya'qubi, ''Tarikh al-Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 247</ref>, al-Naubakhti, ''al-Asy'ari al-Qummi'', Hasan bin Muhammad al-Qummi <ref>Al-Qummi, ''Tarikh-e Qum'', hlm. 196</ref>, Ibnu Abi Tsalj al-Bagdadi <ref>Bagdadi, ''Tarikh Ahl al-Bait'', hlm. 121</ref>, Ibnu Hayyun<ref>Ibnu Hayyun, ''Syarh al-Akhbar'', jld. 3, hlm. 266</ref>, dan Khalifah ibn Khayyat<ref>''Tarikh Khalifah'', hlm. 240</ref> pada abad ke-3 H, dan [[al-Kulaini]] <ref>''Al-Kafi'', jld. 1, hlm. 466</ref>dan [[Syaikh Shaduq]]<ref>Shaduq, ''Kamal al-Din'', jld. 1, hlm. 307; Shaduq, '''Uyun Akhbar al-Ridha'', jld. 1, hlm. 41</ref>pada abad ke-4 H.  


[[Syaikh Mufid]] juga dalam kitab ''al-Muqni'ah''<ref>Syaikh Mufid, ''al-Muqni'ah'', hlm. 472</ref>dan [[Syaikh Thusi]] dalam kitab ''Tahdzib''<ref>''Tahdzib al-Ahkam'', jld. 6, hlm. 77</ref> menyebutkan ibu Imam Sajjad as adalah putri Yazdgerd. Namun sebagian dari sejarawan dan ahli hadis berpendapat berbeda dengan meyakini ibu Imam Sajjad as tersebut adalah perempuan Persia namun bukan putri dari Yazdgerd III.  
[[Syaikh Mufid]] juga dalam kitab ''al-Muqni'ah''<ref>Syaikh Mufid, ''al-Muqni'ah'', hlm. 472</ref>dan [[Syaikh Thusi]] dalam kitab ''Tahdzib''<ref>''Tahdzib al-Ahkam'', jld. 6, hlm. 77</ref> menyebutkan ibu Imam Sajjad as adalah putri Yazdgerd. Namun sebagian dari sejarawan dan ahli hadis berpendapat berbeda dengan meyakini ibu Imam Sajjad as tersebut adalah perempuan Persia namun bukan putri dari Yazdgerd III.  
Baris 26: Baris 55:


==Menikah dengan Imam Husain as==
==Menikah dengan Imam Husain as==
Catatan-catatan sejarah yang menyebutkan peristiwa pernikahan Imam Husain as dengan Syahrbanu tidak sepakat mengenai waktu terjadinya. Sejarawan menyebutkan pernikahan tersebut berlangsung ketika Syahrbanu memasuki kota [[Madinah]], namun kapan Syahrbanu memasuki kota Madinah tidak ada catatan yang jelas.  
Catatan-catatan sejarah yang menyebutkan peristiwa pernikahan [[Imam Husain as]] dengan Syahrbanu tidak sepakat mengenai waktu terjadinya. Sejarawan menyebutkan pernikahan tersebut berlangsung ketika Syahrbanu memasuki kota [[Madinah]], namun kapan Syahrbanu memasuki kota Madinah tidak ada catatan yang jelas.  


Berikut pendapat-pendapat yang muncul mengenai waktu berlangsungnya pernikahan antara Imam Husain as dengan Syahrbanu:
Berikut pendapat-pendapat yang muncul mengenai waktu berlangsungnya pernikahan antara Imam Husain as dengan Syahrbanu:
*Pada masa kekhalifahan [[Umar bin Khattab]], diriwayatkan oleh [[Al-Kulaini]] <ref>''Al-Kafi'', jld. 1, hlm. 467</ref>, Ya'qubi<ref>Ya'qubi, ''Tarikh al-Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 303</ref>, Mas'udi dalam kitab Itsbat al-Washiah<ref>Mas'udi, ''Itsbat al-Washiah'', hlm. 170</ref> dan al-Tsaqafi al-Kufi. <ref>Tsaqafi, ''al-Gharat'' (cet. al-Haditsah), jld. 2, hlm. 725</ref>
*Pada masa kekhalifahan [[Umar bin Khattab]], diriwayatkan oleh [[Al-Kulaini]] <ref>''Al-Kafi'', jld. 1, hlm. 467</ref>, Ya'qubi<ref>Ya'qubi, ''Tarikh al-Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 303</ref>, Mas'udi dalam kitab Itsbat al-Washiah<ref>Mas'udi, ''Itsbat al-Washiah'', hlm. 170</ref> dan al-Tsaqafi al-Kufi. <ref>Tsaqafi, ''al-Gharat'' (cet. al-Haditsah), jld. 2, hlm. 725</ref>
*Pada masa kekhalifahan Usman bin Affan, disebutkan oleh Syaikh Shaduq dalam kitab 'Uyun Akhbar al-Ridha<ref>Shaduq, '''Uyun Akhbar al-Ridha'', jld. 2, hlm. 128, hadis no. 6</ref>
*Pada masa kekhalifahan [[Usman bin Affan]], disebutkan oleh [[Syaikh Shaduq]] dalam kitab [['Uyun Akhbar al-Ridha]]<ref>Shaduq, '''Uyun Akhbar al-Ridha'', jld. 2, hlm. 128, hadis no. 6</ref>
*Pada masa kekhalifahan Imam Ali as, disebutkan oleh Syaikh Mufid<ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 1, hlm. 137</ref>, Fattal al-Naisyaburi <ref>Fattal Naisyaburi, ''Raudhah al-Wa'idzhin'', hlm. 332</ref>, Tabarsi<ref>Tabrisi, ''Taj al-Mawalid'', hlm. 89; Tabrisi, ''A'lam al-Wara'', jld. 1, hlm. 480</ref>dan Irbili<ref>Irbili, ''Kasyf al-Ghummah'', jld. 2, hlm. 83</ref>.
*Pada masa kekhalifahan [[Imam Ali as]], disebutkan oleh [[Syaikh Mufid]]<ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 1, hlm. 137</ref>, Fattal al-Naisyaburi <ref>Fattal Naisyaburi, ''Raudhah al-Wa'idzhin'', hlm. 332</ref>, Tabarsi<ref>Tabrisi, ''Taj al-Mawalid'', hlm. 89; Tabrisi, ''A'lam al-Wara'', jld. 1, hlm. 480</ref>dan Irbili<ref>Irbili, ''Kasyf al-Ghummah'', jld. 2, hlm. 83</ref>.


==Ibu Imam Sajjad as==
==Ibu Imam Sajjad as==
Baris 48: Baris 77:


==Bantahan==
==Bantahan==
Meskipun sejumlah besar sejarawan telah menyebutkan bahwa Syahrbanu adalah ibu dari Imam Sajjad as dan putri Yazdgerd III, namun sejarawan kontemporer meragukan pendapat tersebut. Diantara mereka yang menyatakan keraguannya adalah Muthahari <ref>Mutahari, ''Khidmat Mutaqabil Islam wa Iran'', hlm. 131-133</ref>, Syariati <ref>Syariati, ''Tasayyu Alawi wa Tasayyu Shafawi'', hlm. 91</ref>, Dehkhuda <ref>''Lugatnameh Dehkhuda''</ref>, Syahidi <ref>''Zendeginame Ali bin al-Husain as'', hlm. 12</ref>, Taqi Zadeh, Sa'id Nafisi dan Christensen dengan mengajukan pendapat yang berbeda. Yusuf Gharawi meskipun pada awalnya menunjukkan keraguannya, namun memilih pendapat masyhur yang menyebut ibu Imam Sajjad as bernama Syahrbanu.<ref>''Haul Sayidah Syahrbanu'', hlm. 20, dan juga ''Mausu'ah al-Tarikh al-Islami'', jld. 4, hlm. 357 dam 652</ref>
Meskipun sejumlah besar sejarawan telah menyebutkan bahwa Syahrbanu adalah ibu dari [[Imam Sajjad as]] dan putri Yazdgerd III, namun sejarawan kontemporer meragukan pendapat tersebut. Diantara mereka yang menyatakan keraguannya adalah [[Murtadha Muthahhari|Muthahhari]] <ref>Muthahhari, ''Khidmat Mutaqabil Islam wa Iran'', hlm. 131-133</ref>, Syariati <ref>Syariati, ''Tasayyu Alawi wa Tasayyu Shafawi'', hlm. 91</ref>, Dehkhuda <ref>''Lugatnameh Dehkhuda''</ref>, Syahidi <ref>''Zendeginame Ali bin al-Husain as'', hlm. 12</ref>, Taqi Zadeh, Sa'id Nafisi dan Christensen dengan mengajukan pendapat yang berbeda. Yusuf Gharawi meskipun pada awalnya menunjukkan keraguannya, namun memilih pendapat masyhur yang menyebut ibu Imam Sajjad as bernama Syahrbanu.<ref>''Haul Sayidah Syahrbanu'', hlm. 20, dan juga ''Mausu'ah al-Tarikh al-Islami'', jld. 4, hlm. 357 dam 652</ref>


Sayid Jakfar Syahidi dalam kitabnya ''Zendegi Name Ali bin al-Husain'' (Biografi Ali bin Husain) menyebutkan secara lengkap perbedaan pendapat yang ada dan memberikan bantahan atas pendapat yang menyebutkan nama ibu Imam Sajjad as adalah Syahrbanu. <ref>Syahidi, ''Zendegi Husain bin Ali,'' hlm. 12-27</ref>
Sayid Jakfar Syahidi dalam kitabnya ''Zendegi Name Ali bin al-Husain'' (Biografi Ali bin Husain) menyebutkan secara lengkap perbedaan pendapat yang ada dan memberikan bantahan atas pendapat yang menyebutkan nama ibu Imam Sajjad as adalah Syahrbanu. <ref>Syahidi, ''Zendegi Husain bin Ali,'' hlm. 12-27</ref>


==Alasan Keraguan==
==Alasan Keraguan==
Sejumlah peneliti sejarah menyebutkan ibu Imam Sajjad as adalah seorang budak dari Sistan, Sind atau Kabul. <ref>Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 46, hlm. 9</ref>Disebutkan tidak seorangpun sejarawan yang menyebutkan bahwa Syahrbanu adalah diantara anak-anak dari raja Sasania terakhir.<ref>''Zendeginame Ali bin al-Husain as'', hlm. 12</ref>Mas'udi menyebutkan tiga putri Yazdgerd III bernama Adark, Shahin dan Muravand.<ref>Marwaj, ''al-Dzahab'', jld. 1, hlm. 314</ref>Dan ketiga putri tersebut tidak dikenal oleh Bani Hasyim sampai abad 2 H. Mansur al-Dawaniqi ketika membalas surat dari Muhammad bin Abdullah (al-Nafs al-Zakiyyah) menulis, "Pasca wafat Rasullah saw tidak ada yang dilahirkan lebih tinggi dari Ali bin Husain as, ibunya adalah Umm Walad (budak)."<ref>Thabari, ''Tarikh Thabari'', jld. 6, hlm. 198</ref>
Sejumlah peneliti sejarah menyebutkan ibu [[Imam Sajjad as]] adalah seorang budak dari Sistan, Sind atau Kabul. <ref>Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 46, hlm. 9</ref>Disebutkan tidak seorangpun sejarawan yang menyebutkan bahwa Syahrbanu adalah diantara anak-anak dari raja Sasania terakhir.<ref>''Zendeginame Ali bin al-Husain as'', hlm. 12</ref>Mas'udi menyebutkan tiga putri Yazdgerd III bernama Adark, Shahin dan Muravand.<ref>Marwaj, ''al-Dzahab'', jld. 1, hlm. 314</ref>Dan ketiga putri tersebut tidak dikenal oleh [[Bani Hasyim]] sampai abad 2 H. Mansur al-Dawaniqi ketika membalas surat dari Muhammad bin Abdullah (al-Nafs al-Zakiyyah) menulis, "Pasca wafat [[Rasulullah saw]] tidak ada yang dilahirkan lebih tinggi dari Ali bin Husain as, ibunya adalah Umm Walad (budak)."<ref>Thabari, ''Tarikh Thabari'', jld. 6, hlm. 198</ref>


==Ulasan==
==Ulasan==
Baris 63: Baris 92:


==Wafat==
==Wafat==
Berdasarkan catatan dari mayoritas sejarawan, Syahrbanu disebutkan meninggal dunia selepas melahirkan Imam Sajjad as. <ref>Mas'udi, ''Itsbat al-Washiah'', hlm. 145; ''al-Rijal'', hlm. 372</ref> Terdapat pendapat yang lemah yang menyebutkan Syahrbanu turut hadir dalam [[peristiwa Karbala]] dan setelah tragedi tersebut ia kembali ke Iran dan meninggal dunia di kota Rey dan dimakamkan di kaki bukit di kota tersebut. <ref>Syahid, ''Zendegi Ali bin Husain'', hlm. 27</ref> Hari ini, kuburan yang terdapat di dekat kota Rey tersebut tetap diyakini sebagai kuburan Syahrbanu.
Berdasarkan catatan dari mayoritas sejarawan, Syahrbanu disebutkan wafat selepas melahirkan [[Imam Sajjad as]]. <ref>Mas'udi, ''Itsbat al-Washiah'', hlm. 145; ''al-Rijal'', hlm. 372</ref> Terdapat pendapat yang lemah yang menyebutkan Syahrbanu turut hadir dalam [[peristiwa Karbala]] dan setelah tragedi tersebut ia kembali ke Iran dan meninggal dunia di kota Rey dan dimakamkan di kaki bukit di kota tersebut. <ref>Syahid, ''Zendegi Ali bin Husain'', hlm. 27</ref> Hari ini, kuburan yang terdapat di dekat kota Rey tersebut tetap diyakini sebagai kuburan Syahrbanu.


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==