Lompat ke isi

Konsep:Hadis Ashabi Kannujum

Dari wikishia

|| || || || || || || || editorial box

Hadis Ashabi Kannujum
Nama lainHadis Iqtada wa Ihtada
TemaPeran sahabat dalam memberikan petunjuk
Diriwayatkan dariDInisbahkan kepada Nabi saw
Validitas hadisLemah
Sumber SyiahBashair al-Darajat, 'Uyun Akhbar al-Ridha
Sumber AhlusunahMuntakhab al-Musnad, Al-Ibanah al-Kubra, Al-Madkhal ila al-Sunan, Musnad al-Syahab

Hadis Ashhabi Kannujum atau Hadis Iqtida' wa Ihtida Hadis ini dinisbatkan kepada Rasulullah saw yang oleh ulama Ahlusunah digunakan untuk menyimpulkan kewajiban mengikuti sahabat secara mutlak dan keadilan seluruh sahabat.[1]

Ulama Syiah dan sebagian ulama Ahlusunah menganggap hadis ini lemah dan palsu. Menurut Syiah, menganggap sahih hadis ini berarti mengakui kemaksuman semua sahabat yang tidak dapat diterima karena adanya perbedaan mendasar di antara mereka. Hadis ini juga bertentangan dengan ayat-ayat dan riwayat yang mencela perbuatan sebagian sahabat. Telah ditulis beberapa karya kritik terhadap hadis ini oleh ulama Syiah dan Sunni.

Menurut ulama Syiah, jika hadis ini sahih, hanya berlaku untuk sebagian sahabat yang tidak menyimpang setelah Rasulullah saw. Terdapat dua riwayat dalam sumber Syiah yang menyebut Ahlulbait sebagai sahabat yang menjadi sumber petunjuk.

Dasar Pembuktian Keadilan Sahabat

Hadis Ashhabi Ka al-Nujum atau Hadis Iqtida' wa Ihtida' adalah riwayat dari Rasulullah saw tentang kedudukan sahabat dalam memberi petunjuk.[2] Perawi pertama dari kalangan Ahlusunah adalah Ibnu Humaid[3] (w. 290 H).[4]

Hadis ini menjadi dasar keyakinan Ahlusunah seperti: kebenaran mengikuti sahabat secara mutlak, [5] Sahabat sebagai rujukan dan teladan,[6] kesucian semua sahabat,[7] keutamaan sahabat atas umat lain,[8] keadilan seluruh sahabat[9]

Namun sebagian berpendapat maksud hadis ini adalah kebenaran mengikuti sahabat dalam periwayatan, bukan dalam fatwa.[10]

Pandangan Ulama Syiah

Ulama Syiah menganggap riwayat ini sebagai palsu atau hadis maudhu') karena lemah dari segi sanad (rantai periwayat), bertentangan dengan sejarah, serta[dalil akal dan dalil tekstual.[11] Menurut pandangan mereka, jika pun hadis ini dianggap sahih, maka yang dimaksud dalam riwayat tersebut tidak dapat mencakup seluruh sahabat, melainkan hanya terbatas pada beberapa individu khusus, yaitu Imam Ali bin Abi Thalib as, Imam Hasan Mujtaba as, dan Imam Husain as.[12]

Perbedaan Teks dalam Sumber Syiah dan Sunni

Hadis Iqtida' wa Ihtida' diriwayatkan dengan berbagai versi dalam sumber Ahlusunah:

  • "Innama Ashhabi Ka al-Nujum bi ayyihim iqtaditum ihtaditum".[13] ("Sesungguhnya sahabatku seperti bintang-bintang; siapa yang mengikuti salah satunya akan mendapat petunjuk")
  • "Inna ashhabi bi manzilati al-nujum fi al-sama', fa ayyama akhadztum bihi ihtadaitum". [14]. ("Sesungguhnya sahabatku seperti bintang di langit", siapa yang mengikuti salah satunya akan mendapat petunjuk")
  • "Matsalu ashhabi matsalu al-nujum, man iqtada bi syai'in minha ihtada". [15] ("Perumpamaan sahabatku seperti bintang-bintang", siapa yang mengikuti salah satunya akan mendapat petunjuk")

Versi ketiga dianggap paling populer,[16] meski perbedaan redaksi tidak mengubah makna.[17]

Penunjukan Ahlulbait sebagai Sahabat dalam Riwayat Syiah

Hadis ini diriwayatkan berbeda dalam sumber Syiah:

1. Muhammad bin Hasan Shaffar Qummi (w. 290 H) dalam Basha'ir al-Darajat: Nabi saw menyebut Ahlulbait sebagai "sahabat" yang dimaksud.[18]

2. Syekh Shaduq (w. 381 H) dalam '''Uyun Akhbar al-Ridha'': Imam Ridha as menjelaskan yang dimaksud adalah mereka yang tidak berubah setelah Rasulullah saw.[19]

Menurut riwayat-riwayat ini, hanya Ahlulbait as yang menjadi maksud hadis ini, didukung oleh Hadis Safinah, Hadis Tsaqalain, Hadis Kisa'[20]

Dalam sebagian sumber Sunni juga terdapat redaksi "Ahlul baiti kannujum" menggantikan "Ashhabi Ka al-Nujum".[21]

Kelemahan Kandungan Hadis

Para ulama Syiah telah mengemukakan argumen untuk menolak tafsiran terhadap hadis "Ashhabi Ka al-Nujum" yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori utama:

  • Penerimaan kandungan hadis dan konsekuensinya seperti kemaksuman, keadilan, dan sifat memberi petunjuk semua sahabat adalah mustahil mengingat pertentangan dan kontradiksi perilaku di antara para sahabat - bahkan sampai pada tingkat peperangan dan pertumpahan darah di antara mereka.[22]
  • Kandungan hadis ini tidak dapat diselaraskan dengan ayat-ayat Al-Qur'an seperti; Surah Al-Anfal:15-16, Surah At-Taubah:16, 23-25, 38, 86-87, 107 dan Surah Al-Jumu'ah:11 yang secara jelas mencela sebagian sahabat dan menyebutkan adanya munafik di antara mereka.[23]

Pengakuan para sahabat akan kebodohan mereka dalam hukum agama[24] Ketidakpatuhan mereka terhadap agama[25] Perbuatan bid'ah mereka[26][27]

Kelemahan Sanad Menurut Ulama Sunni

Sebagian ulama Sunni seperti:

  • Ibnu Hazm (w. 456 H)[28]
  • Ibnu Abdil Barr (w. 463 H)[29]
  • Ibnu Qudamah (w. 620 H)[30]
  • Abu Hayyan al-Andalusi (w. 745 H)[31]
  • Ibnu Qayyim al-Jauziyah (w. 751 H)[32]
  • Ibnu Abil 'Izz al-Hanafi (w. 792 H)[33]
  • Muhammad Nashiruddin al-Albani (w. 1420 H)[34]

menganggap hadis "ashhabi Kannujum" sebagai hadis palsu, tidak valid, batil, dan dusta.

Ulama lain seperti:

  • Al-Baihaqi (w. 458 H)[35]
  • Ibnu Taimiyah (w. 728 H)[36]
  • Ibnu Mulqin (w. 804 H)[37]
  • Al-Sakhawi (w. 902 H)[38]
  • Al-Mubarakfuri (w. 1353 H)[39]

menganggap hadis ini memiliki kelemahan serius dan diriwayatkan dalam kitab-kitab yang tidak otoritatif.

Para ahli ilmu rijal Sunni juga menilai sebagian perawi hadis ini sebagai lemah dan palsu.[40]

Monograf

Kitab "Ashhabi Ka al-Nujum" karya Sayid Ali Husaini Milani

Para ulama Syiah telah menulis karya-karya independen untuk mengkritik hadis Iqtida' wa Ihtida':[41]

  • Ahmad bin Ali Najasyi menyebutkan kitab "Masalah fi Qaul an-Nabi Ashhabi Ka al-Nujum" yang dinisbatkan kepada Syekh Mufid.[42] Kitab ini dianggap telah hilang namun diperkirakan Syekh Mufid tidak menganggap hadis ini palsu.[43]
  • Agha Buzurg Tehrani menyebutkan kitab "Syarh Hadith Ashhabi Ka al-Nujum bi Ayyihim uqtaditum uhtaditum" dengan penulis yang tidak diketahui.[44] Menurutnya, kitab ini berisi argumen tentang kepalsuan hadis tersebut.[45]

3. Sayid Ali Husaini Milani menulis kitab "ashhabi Kannujum" yang mengkaji sanad dan kandungan hadis ini secara kritis.[46]

4. Kitab "Nazharat fi Hadits ashhabi Kannujum" karya Shalih bin Sa'id al-Halabi (ulama Sunni) yang mengkritik enam versi hadis ini berdasarkan pandangan ulama Sunni.[47]

Topik Terkait

Catatan Kaki

  1. Subhani, Al-Ilahiyyat, 1412 H, jil. 4, hlm. 443; Turkasyund, Naqd wa Barrasi-ye Sanadi wa Dalali Hadis Ashhabi Ka al-Nujum', hlm. 132.
  2. Subhani, Al-Ilahiyyat, 1412 H, jil. 4, hlm. 443; Turkasyund, Naqd wa Barresi-ye Sanadi wa Dalali Hadis Ashhabi Ka al-Nujum', hlm. 132.
  3. Ibnu Humaid, Muntakhab al-Musnad, 1408 H, hlm. 215.
  4. Bastani, Wakawi Ruykard Syiah beh Hadis Ashhabi Ka al-Nujum', hlm. 160.
  5. Zamakhsyari, Al-Kasyaf, 1407 H, jil. 2, hlm. 628.
  6. Ibnu 'asakir, Tabyin Kidzb al-Muftara, 1404 H, hlm. 420.
  7. Ghazali, Al-Iqtishad fi al-I'tiqad, 1424 H, jil. 1, hlm. 131-132.
  8. Haitsami, Majma' al-Zawa'id, 1412 H, jil. 2, hlm. 615.
  9. Safarini, Lawami' al-Anwar, 1402 H, jil. 1, hlm. 53.
  10. 'Aini, 'Umdat al-Qari, Dar Ihya' al-Turats al-'Arabi, jil. 10, hlm. 202; Ibnu 'Abdul Barr, Al-Istidzkar, 1421 H, jil. 4, hlm. 7.
  11. Ibn Syadzan, Al-Idhah, 1363 Syamsi, hlm. 521; Syekh Mufid, Al-Ifshah, 1414 H, hlm. 49; Abu al-Shalah Halabi, Taqrib al-Ma'arif, 1404 H, hlm. 393–397; Karajaki, Al-Ta'ajjub, 1421 H, hlm. 94.
  12. Syekh Thusi, Talkhis al-Syafi, 1383 H, juz 2, hlm. 249; Ibn Thawus, Al-Tharaif, 1400 H, juz 2, hlm. 523; Qumi Syirazi, Al-Arba’in, 1418 H, juz 1, hlm. 305; Syusytari, Al-Shawarim al-Muhriqah, 1367 H, juz 3, hlm. 5.
  13. Ibnu Baththah al-'Ukbari, Al-Ibanah al-Kubra, 1426 H, jil. 1, hlm. 210.
  14. Baihaqi, Al-Madkhal ila al-Sunan, 1437 H, jil. 2, hlm. 580.
  15. Qadha'i, Musnad al-Syihab, 1407 H, jil. 2, hlm. 275.
  16. Turkasyund, "Naqd wa Barrasi-ye Sanadi wa Dalali Hadis Ashhabi Ka al-Nujum", hlm. 132.
  17. Turkasyund, "Naqd wa Barrasi-ye Sanadi wa Dalali Hadis Ashhabi Ka al-Nujum", hlm. 132.
  18. Shaffar, Basha'ir al-Darajat, 1404 H, jil. 1, hlm. 11.
  19. Syekh Shaduq, 'Uyun Akhbar al-Ridha, 1404 H, jil. 2, hlm. 87.
  20. Turkasyund, "Naqd wa Barrasi-ye Sanadi wa Dalali Hadis Ashhabi Ka al-Nujum", hlm. 140
  21. Ibnu Hajar al-'Asqalani, Lisan al-Mizan, 2002 M, jil. 1, hlm. 404; Dzahabi, Mu'jam al-Syuyukh al-Kabir, 1408 H, jil. 2, hlm. 43.
  22. Ibnu Hayyun, Da'a'im al-Islam, 1385 H, jil. 1, hlm. 87; Abul Shalah Halabi, Taqrib al-Ma'arif, 1404 H, hlm. 393 dan 396-397; Karajaki, Al-Ta'ajjub min Aghlat al-'Ammah, 1421 H, hlm. 95; Ibnu Thawus, Al-Thara'if, 1400 H, jil. 2, hlm. 523; 'Amili Nubati, Al-Sirat al-Mustaqim, 1384 H, jil. 3, hlm. 146; Syusytari, Al-Shawarim al-Muhriqah, 1367 H, hlm. 5.
  23. Syekh Mufid, Al-Ifshah fi al-Imamah, 1413 H, hlm. 54-63; Abul Shalah Halabi, Taqrib al-Ma'arif, 1404 H, hlm. 393-394.
  24. Lihat: Taftazani, Syarh al-Maqashid, 1401 H, jil. 2, hlm. 294; Al-Hanafi, Falak al-Najat, 1418 H, hlm. 149.
  25. Darimi, Sunan, 1349 H, jil. 1, hlm. 51;Thabarani, Al-Mu'jam al-Kabir, 1405 H, jil. 11, hlm. 359.
  26. Sarakhsi, Al-Mabsuth, Dar al-Ma'rifah, jil. 24, hlm. 7
  27. Syekh Mufid, Al-Ifshah fi al-Imamah, 1413 H, hlm. 49 dan 54; Abul Shalah Halabi, Taqrib al-Ma'arif, 1404 H, hlm. 394-396; Muzhaffar, Dalail al-Shidq, 1422 H, jil. 4, hlm. 433-434.
  28. Ibnu Hazm, Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam, 1404 H, jil. 5, hlm. 61.
  29. Ibnu 'Abd al-Barr al-Qurthubi, Jami' Bayan al-'Ilm wa Fadhlihi, 1398 H, jil. 2, hlm. 90-91.
  30. Ibnu Qudamah, Al-Muntakhab min 'Ilal al-Khalal, Dar ar-Rayyah, jil. 1, hlm. 143.
  31. Abu Hayyan, Al-Bahr al-Muhith, 1420 H, jil. 6, hlm. 582.
  32. Ibnu Qayyim, I'lam al-Muwaqqi'in, 1411 H, jil. 2, hlm. 171.
  33. Ibnu Abi al-'Izz, Syarh al-Thahawiyyah, 1418 H, jil. 3, hlm. 132.
  34. Al-Albani, Shifah Shalat al-Nabi saw, Maktabah al-Ma'arif, hlm. 49.
  35. Al-Baihaqi, Al-Madkhal ila 'Ilm al-Sunan, 1437 H, jil. 2, hlm. 581.
  36. Ibnu Taimiyah, Minhaj al-Sunnah, 1406 H, jil. 8, hlm. 364.
  37. Ibnu Mulqin, Al-Badr al-Munir, 1426 H, jil. 9, hlm. 584.
  38. Sakhawi, Al-Maqashid al-Hasanah, 1375 H, jil. 1, hlm. 27.
  39. Al-Mubarakfuri, Tuhfat al-Ahwadzi, 1410 H, jil. 10, hlm. 155.
  40. Turkasyund, "Naqd wa Barrasi-ye Sanadi wa Dalali Hadis Ashhabi Ka al-Nujum", hlm. 135-136.
  41. Bastani, Wakawi Ruykard Syiah beh Hadis Ashhabi Ka al-Nujum', hlm. 161.
  42. Najasyi, Al-Rijal, 1416 H, hlm. 402.
  43. Bastani, Wakawi Ruykard Syiah beh Hadis Ashhabi Ka al-Nujum', hlm. 161.
  44. Agha Buzurg at-Tehrani, 'Al-Dzari'ah', 1408 H, jil. 13, hlm. 188.
  45. Tehrani, Al-Dzari'ah, 1408 H, jil. 13, hlm. 188.
  46. Al-Husaini al-Milani, Ashhabi Ka al-Nujum, 1429 H, hlm. 11-13.
  47. Al-Halabi, Nazharat fi Hadith Ashhabi Ka al-Nujum, 1390 H, hlm. 134-142.

Catatan

  1. Hadis-hadis seperti: "Akan terjadi fitnah di antara para sahabatku, Allah mengampuni mereka karena keutamaan (iman) mereka yang terdahulu. Jika suatu kaum setelah mereka mengikuti (jejak) mereka, niscaya Allah akan melemparkan mereka ke dalam neraka Jahannam" (Al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-'Ummal, 1998 M, jil. 11, hlm. 87).
  2. Riwayat seperti hadis "Dzat al-Syimal" dimana Nabi saw memberitakan akan kembalinya (murtad) sebagian sahabat setelah wafat beliau (Tirmidzi, Sunan, 1403 H, jil. 5, hlm. 4; Al-Hakim an-Naisaburi, Al-Mustadrak, 1411 H, jil. 34, hlm. 8).

Daftar Pustaka

  • Agha Buzurg al-Tehrani, Muhammad Husain. Al-Dzari'ah ila Tafsili al-Mu'allafat al-Syi'iyyah. Qom: Isma'iliyan, 1408 H
  • Ibnu 'Asakir, Tabyin Kidzb al-Muftara fi ma Nushiba ila al-Imam Abi al-Hasan al-Asy'ari. Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1404 H
  • Al-Baghawi, Ahmad bin Muhammad. Ma'alim al-Tanzil. terj. Mahdi Rastgar, Teheran: Amir Kabir, cet. ke-2, 1379 Syamsi.
  • Abu Hayyan, Muhammad bin Yusuf. Al-Bahr al-Muhith fi al-Tafsir. Beirut: Dar al-Fikr, 1420 H
  • Al-Albani, Muhammad Nasiruddin. Shifat Shalat al-Nabi saw. Riyadh: Maktabah al-Ma'arif, tanpa tahun.
  • Abu al-Salah al-Halabi, Taqi bin Naja. Taqrib al-Ma'arif. tanpa tempat, Matba'ah al-Hadi, 1417 H
  • Ibnu Abi al-'Izz al-Hanafi, Ali bin Ali. Syarh al-Thahawiyah fi al-'Aqidah al-Salafiyyah. Arab Saudi: Kementerian Urusan Islam, 1418 H
  • Ibnu Baththah al-'Akbari, 'Abdullah bin Muhammad. Al-Ibanah al-Kubra. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1426 H
  • Ibnu Taimiyyah, Ahmad bin Abdul Halim. Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyyah. tahqiq Muhammad Rasyad Salim, tanpa tempat, Universitas Imam Muhammad bin Saud al-Islamiyyah, 1406 H
  • Ibnu Hajar al-'Asqalani, Ahmad bin Ali. Lisan al-Mizan. Beirut: Dar al-Bashair al-Islamiyyah, 2002 Masehi.
  • Ibnu Hazm, Ali bin Ahmad, Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam. Kairo: Dar al-Hadits, 1404 H
  • Ibnu Humaid, 'Abd. Muntakhab al-Musnad. tanpa tempat, Maktabah al-Nahdhah al-Arabiyyah, 1408 H
  • Ibnu Hayyun, Nu'man bin Muhammad. Da'aim al-Islam. Qom: Al al-Bayt (as), 1385 H
  • Ibnu Shadzan, Fadhl. Al-Idhah. Teheran: Penerbit Universitas Teheran: 1363 Syamsi.
  • Ibnu Thawus, Ali bin Musa. Al-Tara'if fi Ma'rifat Madzahib al-Thawa'if. Qom: Khayyam, 1400 H
  • Ibnu 'Abdil Barr al-Namiri al-Qurtubi, Yusuf. Al-Istidzkar. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1421 H
  • Ibnu 'Abdil Barr, Yusuf. Jami' Bayan al-'Ilm wa Fadhlihi. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1398 H
  • Ibnu Qudamah, Abdullah bin Ahmad. Al-Muntakhab min 'Ilal al-Khalal. Yordania: Dar al-Rayyah, tanpa tahun.
  • Ibnu al-Qayyim, Muhammad bin Abu Bakr. I'lam al-Muwaqqi'in 'an Rabb al-'Alamin. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1411 H
  • Ibnu Mulqin, Umar bin Ali. Al-Badr al-Munir fi Takhrij Ahadits wa Atsar al-Syarh al-Kabir. Riyadh: Dar al-Hijrah, 1426 H
  • Bastani, Qasim, Wakawwi Roykord Syi'ah terhadap Hadis "Ashabiyya Kallannujum, dalam Majalah Amoozeh-haye Hadisi, No. 11, Musim Semi dan Panas 1401 Syamsi.
  • Al-Baihaqi, Ahmad bin Husain. Al-Madkhal ila Sunan al-Kubra. Kairo: Dar al-Yasa' lil Nashr wa al-Tauzi', 1437 H
  • Turkashwand, Hassan, Nekd va Barrasi Sandi wa Dalili Hadis Sahabi Kallannujum, Majallah Kalam-e Eslami, No. 97, Musim Semi 1395 Syamsi.
  • Al-Tirmidzi, Muhammad bin Isa. Sunan. Beirut: Dar al-Fikr, 1403 H
  • Al-Taftazani, Sa'duddin. Syarh al-Maqashid. Pakistan: Dar al-Ma'arif al-Nu'maniyyah, 1401 H
  • Hakim al-Nisyaburi, Muhammad bin Abdullah. Al-Mustadrak 'ala Shahihain. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1411 H
  • Husaini Milani, Sayid Ali. Ashabi Ka al-Nujum. Qom: Nashr al-Haqa'iq, 1429 H
  • Hanafi, Ali Muhammad. Falk al-Najat fi al-Imamah wa al-Shalah. tanpa tempat, Muassasah Dar al-Salam, 1418 H
  • Darimi, Abdullah bin Rahman. Sunan. Damaskus: Matba'ah al-'Itidal, 1349 H
  • Al-Dzahabi, Muhammad bin Ahmad. Mu'jam al-Syu-yukh al-Kabir. Tha'if: Maktabah al-Siddiq, 1408 H
  • Al-Dzahabi, Muhammad Husain. Al-Tafsir wa al-Mufassirun. Kairo: Maktabah al-Wahbah, 1421 H
  • Rafi'i Husayni, Ahmad bin Ali. Al-Burhan al-Mu'id li Shahib Mawalid. Beirut: Dar al-Kutub al-Nafi'sah, 1408 H
  • Al-Zarkasyi, Muhammad bin Bahadir. Al-Burhan fi Ulum al-Qur'an. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1391 H
  • Al-Zamakhsyari, Mahmud bin Umar. Al-Kasysyaf 'an Haqaiq Gawamidh al-Tanzil wa 'Uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta'wil. Kairo: Dar al-Rayyan, 1407 H
  • Subhani, Ja'far. Al-Ilahiyyat 'ala Huda al-Kitab wa al-Sunnah wa al-'Aql. Qom: Markaz Alami lil Dirasat al-Islamiyyah, 1412 H
  • Sakhawi, Muhammad bin Abdurrahman. Al-Maqashid al-Hasanah fi Bayan Katsir min al-Ahadits al-Musytahirah 'ala al-Alsinah. Mesir: Maktabah al-Khanji, 1375 H
  • Sarkhasi, Muhammad bin Ahmad. Al-Mabsuth. Beirut: Dar al-Ma'rifah, tanpa tahun.
  • Safarini, Muhammad bin Ahmad. Lawaami' al-Anwar al-Bahiyyah wa Sawathi' al-Asrar al-Atsariyyah. Damaskus: Muassasah al-Khaafiqain, 1402 H
  • Syusytari, Nurullah bin Syarifuddin. Al-Shawarim al-Muhriqah fi Naqd al-Shawa'iq al-Muhriqah. Teheran: Mathba'ah al-Nahdhah, 1367 H
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Talkhis al-Syafi. Najaf: Mathba'ah al-Adab, 1383 H
  • Syekh Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Ifshah fi al-Imamah. Beirut: Dar al-Mufid, 1414 H
  • Syekh Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Ifshah fi al-Imamah. Qom: Kongres Syekh Mufid, 1413 H
  • Thabari, Sulaiman bin Ahmad. Al-Mu'jam al-Kabir. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1405 H
  • Amili Nabhani, Ali bin Muhammad bin Ali. Al-Shirath al-Mustaqim ila Mustahiqqi al-Taqdim. Najaf: Al-Maktabah al-Haidariyyah, 1384 H
  • 'Ayni, Badr al-Din. Umdat al-Qari Syarh Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, tanpa tahun.
  • Ghazali, Muhammad bin Muhammad. Al-Iqtishad fi al-'Itiqad. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1424 H
  • Qudha'i, Muhammad bin Salamah. Musnad al-Syahab. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1407 H
  • Qumi Syirazi, Muhammad Thahir. Al-Arba'in fi Imamah al-A'immah al-Thahirin. tahqiq Sayyid Mahdi Rajai, tanpa tempat, tanpa tahun, 1418 H
  • Karajaki, Muhammad bin Ali. Al-Ta'ajjub min Aghlat al-'Ammah fi Mas'alah al-Imamah. Qom: Dar al-Ghadir, 1421 H
  • Mubarrafuri, Tuhfat al-Ahwadzi bi Syarh Jami' al-Tirmidzi, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1410 H
  • Muttaqi Hindi, Ali bin Husamuddin. Kanz al-'Ummal fi Sunan al-Aqwal wa al-Af'al. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1989 Masehi.
  • Muzhaffar, Muhammad Husain. Dalail al-Shidq li Nahj al-Haq. Qom: Al al-Bayt (as), 1422 H
  • Najasyi, Ahmad bin Ali. Rijal. Qom: Muassasah al-Nashr al-Islami, 1416 H
  • Halabi, Shalih bin Said. Nazharat fi Hadis Ashabi Kannujum. Madinah: Universitas Islamiah, 1390 H
  • Haitsami, Ali bin Abu Bakr. Majma' al-Zawaid wa Manba' al-Fawa'id. Beirut: Dar al-Fikr, 1412 H