Pemakaman Wadi al-Salam

tanpa prioritas, kualitas: b
Dari wikishia
Pemakaman Wadi al-Salam di kota Najaf, Irak

Pemakaman Wadi al-Salam (Bahasa Arab:مقبرة وادي السلام) adalah pemakaman besar dan bersejarah di kota Najaf, Irak serta memiliki kedudukan religi penting bagi orang-orang Syi'ah karena ada riwayat-riwayat tentang keutamaannya. Menurut sebagain riwayat, pemakaman ini menjadi tempat raj'ahnya sebagian para nabi dan orang-orang saleh.

Menurut sebagian riwayat yang lain, setiap mukmin yang wafat di tempat mana pun, ruhnya akan datang ke tempat ini. Keberadaan Wadi al-Salam di kota Najaf, dimana makam imam pertama orang-orang Syi'ah, Imam Ali as ada di sana, maka menambah pentingnya tempat itu. Para peziara Atabat Aliyat Irak juga menziarahi pekuburan ini. Makam-makam yang dinisbahkan kepada Nabi Hud as, Nabi Shaleh as dari nabi-nabi terdahulu dan maqam-maqam dengan nama sebagian Imam-imam Syiah ada di tempat ini.

Dalil Penamaan

  • Kata "Wadi" dalam bahasa Arab berarti kali banjir dan lembah diantara dua gunung serta kanal air yang mana air banjir lama kelamaan menyerap ke dalam tanah. Bagi kaum muslimin, kata "al-Salam" adalah salah satu nama Allah yang dalam bahasa Arab bermakna "selamat dari bencana dan melapetaka lahir dan batin"[1]
  • Kulaini (wafat th.328 H) menukil sebuah riwayat mengenai pemakaman ini dari Imam Ali as yang kalimat "Wadi al-Salam" digunakan untuk mengisyaratkan tempat pemakaman ini.[2]
  • Terkait penamaan pemakaman ini dengan Wadi al-Salam, sebagian literatur menyatakan bahwa nama ini diberikan oleh Nabi Muhammad Saw dan bahkan oleh Jibril. Arti nama ini adalah bahwa orang yang dimakamkan di pemakaman ini akan dimaafkan dan selamat dari penghitungan dan azab alam barzah[3]
  • Dalam sebagian riwayat, selain kata "Wadi al-salam" kata "Zhahr al-Kufah" (punggung Kufah) yang digunakan untuk pemakaman ini. Seperti riwayat yang dinukil oleh Majlisi kedua dari Ayyasyi, Imam Ali as berkata: "Bumi pertama yang Allah disembah di atasnya adalah "Zhahr al-Kufah"; ketika Allah menyuruh malaikat sujud pada Adam, mereka sujud di "Zhahr al-Kufah".[4]

Letak Geografi dan Sejarah

  • Wadi al-Salam terletak di kota Najaf, Irak. Dari arah selatan menyambung ke Haram Imam Ali as dan jalan Ali bin Abi Thalib, dari arah timur menyambung ke jalan raya Najaf-Karbala, dari arah utara menyambung ke daerah Hayyul Muhandisin dan dari arah barat menyambung ke danau Bahr al-Najaf.
  • Menurut riwayat-riwayat keagamaan, sejarah pemakaman ini menyambung sampai sebelum Islam. Tapi, menurut riwayat-riwayat historis tidak banyak laporan tentang kondisi pemakaman ini sebelum Islam. Meski demikian, dapat dikatakan bahwa tempat ini sejak dahulu sudah menjadi tempat pemakaman jenazah-jenazah. Riwayat-riwayat keagamaan membawa sejarah tempat ini sampai jaman sujudnya para malaikat pada nabi Adam as. Dalam riwayat yang dinisbahkan kepada Imam Ali as, dimana beliau berkata, "ketika Allah Swt memerintahkan para malaikat sujud kepada Adam as, di tempat inilah mereka sujud di atas tanah".[5]
  • Menurut riwayat keagamaan yang lain, ada beberapa Nabi as dikuburkan di Wadi al-Salam. Dalam riwayat Majlisi dari Ayyasyi, tempat ini adalah tempat shalatnya Nabi Adam as dan nabi-nabi setelahnya.[6]
  • Sejak dahulu, pemakaman Wadi al-Salam adalah menjadi salah satu tempat menarik, religi dan ziarah para rombongan peziarah Iran. Akan tetapi, pada tahun-tahun terakhir dimana negara Irak di sebagian tempatnya tidak aman, mayoritas rombongan itu melarang jemaahnya pergi ke tempat ini. Sebab, pemakaman ini dikarenakan sangat luas dan ada kuburan-kuburan tinggi serta banyak ruangan kuno tampak tidak aman.

Urgensi dan Keutamaan

Salah satu dalil terpenting terkait urgensi pemakaman ini adalah kebersebelahannya dengan Haram Imam Ali as. Dalam literatur Syi'ah, pekuburan Wadi al-Salam banyak disinggung dan baginya disebutkan keutamaan-keutamaan lain. Diantara riwayat-riwayat itu adalah:

  • Dalam tafsir Ayyasyi dinukil, pada malam Mi'raj, Nabi Saw bersama Jibril datang ke Kufah dan Wadi al-Salam dan mendirikan salat di sana. Sesuai penukilan ini, Wadi al-Salam adalah tempat salat Nabi Adam as dan para Nabi as.[7]
  • Kulaini (wafat th. 328 H) menukil sebuah riwayat mengenai pemakaman ini dari Imam Ali as. Dalam riwayat ini, Imam Ali as bersama salah seorang sahabatnya pergi ke Wadi al-Salam dan berkata di sana:"Orang mukmin tidak meninggal dunia di muka bumi kecuali diserukan pada ruhnya, 'bergabunglah ke Wadi al-Salam, sebab ia sebidang surga Adn".[8]
  • Diriwayatkan juga bahwa tempat ini adalah tempat pertama di muka bumi yang Allah Swt disembah di atasnya.[9]
  • Ada beberapa riwayat dinukil dari Imam Ali as tentang kecintaan beliau kepada kota Najaf dan Wadi al-Salam serta keinginan beliau untuk dimakamkan di kota dan pemakaman ini. Seperti riwayat yang menerangkan bahwa beliau memohon kepada Allah Swt supaya menjadikan makamnya di kota ini.[10]

Bangunan di Dalam Pemakaman

Selain makam-makam yang ada di pemakaman besar ini, dibuat juga di dalamnya tempat-tempat yang senantiasa menarik simpati para peziarah Syi'ah. Di atas sebagian makam tokoh-tokoh terkemuka dibuat juga bangunan-bangunan yang punya nilai religi, historis dan seni, antara lain adalah:

Makam Nabi Hud as dan Saleh as

Menurut sebagian riwayat, makam dua nabi samawi, Hud dan Saleh ada di pemakaman ini. Di Wadi al-Salam ada dua makam yang dinisbahkan kepada dua nabi tersebut. Pada mulanya, di dua makam ini dibangun kubah dan bangunan dari kapur dan batu oleh Allamah Bahrul Ulum. Dan pada tahun 1337 H bangunan itu direnovasi dan kubahnya dilapisi ubin oleh salah seorang dermawan Iran.[11]

Maqam-maqam Imam Mahdi afs, Imam Shadiq as dan Imam Sajjad as

Di bagian utara Wadi al-salam ada tempat bernama "Maqam Imam Mahdi afs dan Imam Shadiq as". Di sana terdapat bangunan relatif kuno dengan dua panel dan kubah berwarna biru, dimana tempat salat dua imam tadi ditandai. Di dalam bangunan ada sumur yang dikenal dengan "sumur Imam Mahdi afs" dan di sekitarnya terdapat beberapa makam. Dikisahkan bahwa Imam Mahdi as terlihat di tempat ini.

Bangunan ini berdiri atas usaha Allamah Bahrul Ulum. Sampai tahun 1310 H bangunan ini masih ada. Dan pada tahun itu pula ada seorang bernama Sayid Muhammad Khan merenovasi bangunannya. Kini, bangunan itu tetap dalam bentuk demikian. Dia juga membuat kubah dengan ubin warna biru.

Di dalam bangunan ada sebongkah batu yang ditulisi ziarah Imam Mahdi afs. Tahun penulisan batu ini 1200 H. Dinukil dari Imam Shadiq as: "Orang yang menziarahi Haram kakekku, hendaklah salat dua rakaat, lalu salat dua rakaat lagi, kemudian salat dua rakaat lagi. Yang pertama dilakukan di pintu tempat makam Imam Ali as, yang kedua di tempat kepala al-Husain as dan yang ketiga di tempat mimbar Imam Mahdi afs".[12]

Di dalam tempat ini, ada maqam lain yang dinisbahkan kepada Imam Shadiq as. Tidak ada data tentang penamaan maqam ini. Sekitar 1 km barat Haram, disebelah danau "Bahru al-Najaf" dengan jarak kurang lebih 250 M, dibangun masjid dan maqam di samping monumen Shafi Shafa untuk mengenang penginapan dan salatnya Imam Sajjad as. Masjid yang berukuran 18×15 M ini, memiliki kubah dan tembok yang diubini dan di dalamnya terdapat sebuah mihrab sebagai tempat salat Imam Sajjad as. Dikatakan, disaat beliau datang ke Najaf untuk menziarahi Imam Ali as, beliau salat dan menginap di tempat ini.

Di masa Safawiyah, di tempat ini dibuat sebuah bangunan yang hingga sekarang masih ada. Di akhir pemerintahan Usmani, bangunan ini dibenahi dan di mihrabnya dipasang lempengan batu indah yang terukir di atasnya Huruf-huruf Muqatthaah (terputus-putus). Tentu saja, bagi seseorang artinya tidak jelas.[13]

Tokoh-tokoh Terkenal Yang Dimakamkan di Pemakaman Wadi al-Salam

Banyak dari tokoh-tokoh agama, politik dan masyarakat terkemuka Syi'ah atas wasiatnya atau permohonan keluarganya dikuburkan di pemakaman ini. Tampaknya, motivasi mereka lebih mengacu pada kedekatan pekuburan ini dengan Haram imam pertama Syi'ah. Diantara tokoh-tokoh terkenal Syi'ah yang dimakamnkan di pemakaman ini adalah:

  • Sayid Jamaluddin Gulpaigani
  • Sayid Muhammad Baqir Shadr
  • Sayid Jamaluddin Afjih-i
  • Sayid Ali Qadhi Thabathabai
  • Rais Ali Dilwari
  • Muhammad Husain Kasyiful Ghita
  • Muhammad Ridha Tunikabuni
  • Sayid Muhammad Baqir Hakim

Perbuatan Khurafat di Pemakaman

Pada bulan Desember tahun 2012 M kantor berita Syafaqna melaporkan berita kelakuan-kelakuan aneh masyarakat di pemakaman ini. Menurut laporan ini, sebagian warga menulis namanya di atas batu supaya ruh mereka setelah meninggal pindah ke tempat ini. Atau mereka membawa tanahnya dengan niat tabarruk atau memendam kuku dan rambutnya di tempat ini. Kantor berita ini meyakini sikap itu suatu penyimpangan.[14]

Galeri Foto

Catatan Kaki

  1. Raghib Isfahani, Mufradat Alfadz Al-Qur'an, 421; Qurasyi, jld.3, hlm.296
  2. Kulaini, al-Kafi, jld.3, hlm.243
  3. Barraqi, Tarikh al-Najaf, hlm.242
  4. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld.22, hlm.37
  5. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld.22, hlm.37
  6. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld.18, hlm.384
  7. Ayyasyi, Tafsir 'Ayyasyi, jld.2, hlm.146
  8. Kulaini, al-Kafi, jld.3, hlm.143
  9. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld.22, hlm.37
  10. Dailami, Irsyad al-Qulub, jld.2, hlm.238
  11. Qāidan, 'Atabat 'Aliyat 'Iraq, hlm. 50
  12. Qāidan, 'Atabat 'Aliyat 'Iraq, hlm.50
  13. Qāidan, 'Atabat 'Aliyat 'Iraq, hlm. 50 dan 51
  14. Wadi al-Salam di Najaf Dan Beberapa Penyimpangan

Daftar Pustaka

  • Ayyasyi, Muhammad bin Mas'ud. Tafsir Ayyasyi. Teheran: Al-Mathbaah al-Ilmiyyah, 1380 S.
  • Buraqi, Husain. Tarikh al-Najaf al-Ma'ruf bi al-Yatimah al-Gharawiyah wa al-Tuhfah al-Najafiyyah fi al-Ardh al-Mubarakah al-Zakiyyah. Beirut: Dar al-Muwarrikh al-'Arabi, cet. 1, 2009 M.
  • Dailami, Hasan bin Abi Hasan. Irsyad al-Qulub. Intisyarat Syarif Radhi, 1412 H.
  • Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. Al-Kafi. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1365 H.
  • Majlisi, Muhammad Baqir.Bihar al-Anwar. Beirut: Muasasah al-Wafa', 1404 H.
  • Musthafawi, Husain. Al-Tahqiq li Kalimat al-Quran al-Karim. Markaz al-Kitab li al-Tarjumah wa al-Nasyr, 1402 H.
  • Qāidan, Ali asghar. Atabat Aliyat Iraq. Teheran: Nasyri Masy'ar, 1429 H.
  • Raghib, Muhammad Husain. Mufradat Alfadz al-Quran. lebanon: Dar al-Ilm, Suriah: Dar al-Syamiyah, 1412 H.