Surah-surah al-Musabbihat

Prioritas: c, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Surah-Surah al-Musabbihat)

Musabbihat (bahasa Arab: المُسَبِّحات) adalah surah-surah dari Alquran yang dimulai dengan tasbih kepada Allah swt. Ada tujuh surah yang dimulai dengan tasbih kepada Allah swt, tujuh surah itu adalah surah Al-Isra', surah Al-Hadid, surah Al-Hasyr, surah Al-Shaff, surah Al-Jumu'ah, surah Al-Taghabun, dan surah Al-A'la. Sejatinya, terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah musabbihat itu mencakup keseluruhan surah-surah ini atau tidak?. Pembahasan mengenai Ushuluddin, termasuk salah satu tema umum dari surah-surah ini.

Pahala membaca surah-surah Musabbihat:
قال الباقر ع منْ قَرَأَ الْمُسَبِّحَاتِ کلَّهَا قَبْلَ أَنْ ینَامَ لَمْ یمُتْ حَتَّی یدْرِک الْقَائِمَ وَ إِنْ مَاتَ کانَ فِی جِوَارِ مُحَمَّدٍ النَّبِی ص
Imam Muhammad Baqir as berkata: Siapa saja yang membaca surah-surah musabbihat sebelum tidur ia tidak akan mati sampai dia bertemu dengan Imam Mahdi as dan jika dia meninggal, dia akan berada di sisi Rasulullah saw.”
Kulaini, al-Kafi, jld.2, hlm.52

Penamaan

Musabbihat adalah satu istilah yang dinyatakan untuk penyebutan surah-surah yang dimulai dengan tasbih kepada Allah swt.[1] Tasbih berarti penyucian[2] dan tasbih kepada Allah swt berarti terjauhnya Dia dari segala macam bentuk kekurangan.[3]

Jumlah Surah Musabbihat

Dalam sebagian riwayat, tidak disebutkan nama-nama surah musabbihat; oleh karenanya, terdapat beberapa pandangan yang berbeda mengenai jumlah bilangan surah-surah tersebut:

  1. Lima surah: Surah al-Hadid, surah al-Hasyr, surah al-Shaff, surah al-Jumu'ah, dan surah al-Taghabun, yang dimulai dengan Sabbaha atau Yusabbihu.[4]
  2. Enam surah: Surah al-Hadid, surah al-Hasyr, surah al-Shaff, surah al-Jumu'ah, dan surah Aal-Taghabun, dan surah al-A'la.[5] karena dalam surah-surah tersebut setelah bismillah, dimulai dengan salah satu dari kata kerja-kata kerja seperti sabbaha, yusabbihu dan sabbih. Sayid Ali Qadhi Thabathabai menasehati murid-muridnya untuk membaca enam surah ini setiap malam sebagai zikir tasbih.[6]
  3. Tujuh surah: Surah al-Isra', surah al-Hadid, surah al-Hasyr, surah al-Shaff, surah al-Jumu'ah, dan surah al-Taghabun, dan surah al-A'la.[7] Surah-surah ini dimulai dengan salah satu dari kosa kata-kosa kata turunan dari akar (sa ba ha).[8]
  4. Sembilan surah: Muhammad Hadi Ma'rifat (1930-2006) seorang ulama peneliti ilmu-ilmu Alquran juga telah menambahkan Surah Al-Furqan dan surah Al-Mulk, yang dimulai dengan kata tabarak, ke dalam tujuh surah.[9]

Keistimewaan

Surah-surah musabbihat memiliki keistimewaan-keistimewaan dan kandungan-kandungan umum yang diantaranya adalah:

  • Mencakup Ushuluddin: Tema dan kandungan surah-surah musabbihat adalah tauhid, kenabian, kebangkitan, keadilan dan Imamah.[10]
  • Peran sentral surah Al-Isra': Sebagian orang mempercayai bahwa dengan memperhatikan pada tema dan kandungan musabbihat, akan ada hubungan istimewa di antara surah-surah tersebut dan surah al-Isra' adalah poros bagi surah-surah yang lain. Menurut pandangan ini, musabbihat bagaikan sebuah buku, yang pengantarnya adalah surah Al-Isra', bab-babnya adalah lima surah lainnya, dan hasilnya adalah surah Al-A'la.[11]
  • Rentang waktu: Surah-surah ini kurang lebih telah mencakup hampir seluruh periode kenabian Nabi Besar Islam Saw; surah al-A'la adalah surah ketujuh, surah al-Isra' adalah kelima puluh surah yang diturunkan di Mekah dan surah-surah seperti surah Al-Hadid, surah Al-Hasyr, surah Al-Shaff, surah Al-Jumu'ah, dan surah Al-Taghabun diturunkan di Madinah, dan berada di urutan kesembilan puluh empat hingga seratus sepuluh surah-surah Alquran yang diturunkan.[12]

Keutamaan

  • Satu ayatnya lebih baik daripada seribu ayat: Menurut satu riwayat, Nabi saw setiap malam sebelum tidur membaca surah-surah musabbihat dan berkata: "Satu ayat di dalam musabbihat lebih baik daripada seribu ayat".[13]
  • Pertemuan dengan Imam Zaman as: Dalam sebuah riwayat yang dinukil dari Imam Muhammad al-Baqir as: "Siapa saja yang membaca surah-surah musabbihat sebelum tidur ia tidak akan mati sampai dia bertemu dengan Imam Mahdi as dan jika dia meninggal, dia akan berada di sisi Rasulullah saw."[14]

Catatan Kaki

  1. Hariri, Farhangge Estilahat-e Qurani, hlm.185
  2. Jauhari, al-Shahhah, jld.1, hlm.372 (di bawah kata sabaha)
  3. Daghim, Mausu'ah Musthalahat Ilmi al-Kalam al-Islami, jld.1, hlm.310
  4. Thabathabai, al-Mizan, jld.19, hlm.144; Makarim Shirazi, Tafsir Nemuneh, jld.23, hlm.292
  5. Hasan Zadeh Amuli, Risalah Nur ala Nur, hlm.29; Jawadi Amuli, Tafsir Sureye Hasyr, hlm.7
  6. Hasan Zadeh, Hezoru Yek Nokte, hlm.605
  7. Faidh Kasyani, al-Wafi, jld.9, hlm.1756; Hujjati, Pazuheshi dar Tarikhe Quran, hlm.105; Ramyar, Tarikhe Quran, hlm.596
  8. Hasan Zadeh, Hezoru Yek Nokte, hlm.605
  9. Ma'rifat, al-Tamhid fi Ulum al-Qur'an, jld.5, hlm.293
  10. Alu Rasul- I'tishami, Sure Shenasi Musabbihat, hlm.52
  11. Alu Rasul- I'tishami, Sure Shenasi Musabbihat, hlm.52
  12. Alu Rasul- I'tishami, Sure Shenasi Musabbihat, hlm.52
  13. Suyuthi, al-Dur al-Mantsur, jld.6, hlm.170; Qurthubi, al-Jami' li Ahkami al-Qur'an, hlm.235
  14. Kulaini, al-Kafi, jld.2, hlm.52

Daftar Pustaka

  • Alu Rasul, Susan dan I'tishami, Sayideh Zahra. Sure Shenasi Musabbihat, Jurnal Fadak. Tahun 1. No. 1. Musim semi. 1389 H.
  • Daghim, Samih. Mausu'atu Musthalahati Ilmi al-Kalam al-Islami. Beirut. Maktabah Lubnan Nasyirun. 1998.
  • Faidh Kasyani, Muhammad Muhsen bin Syah Murtadha. Al-Wafi. Isfahan. Perpustakaan Imam Amirul Mukminin Ali alaihisalam. 1409 H.
  • Hariri, Muhammad Yusuf. Farhangge Estilahate Qurani. Qom. Hijrat. Cet. Kedua. 1384 HS.
  • Hasan Zadeh Amuli, Hasan. Hezoru Yek Nokte. Teheran. Raja’. Cet. Kelima. 1365 HS.
  • Hasan Zadeh Amuli, Hasan. Risalah Nur ala Nur dar Zikr va zakir va Mazkur. Qom. Tasyyu’. Cet. Keenam. 1371 SH.
  • Hujjati, Sayid Muhammad Baqir. Pajoheshi dar Tarikhe Quran. Teheran. Penerbitan Islami. 1377 HS.
  • Jauhari, Ismail bin Hammad. Al-Shahhah Taj al-Lughah wa Shahhah. Riset: Ahmad Abdul Ghafur Atha. Beirut. Dar al-Ilm li al-Malayiin. 1410 H.
  • Jawadi Amuli, Murtadha. Tafsir Sureye Hasyr. Majalah Pasdare Islam. No.183 dan 184, Isfand 1375 HS dan Farwardin 1376 HS.
  • Kulaini, Muhammad bin Yakub.Al-Kafi. Editor: Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi. Teheran. Dar al-Kutub al-Islamiyah. 1407 H.
  • Makarim Shirazi, Nashir. Tafsir Nemuneh. Teheran. Dar al-Kutub al-Islamiyah. Cet. Kedua belas. 1371 HS.
  • Ma'rifat, Muhammad Hadi. Al-Tamhid fi Ulum al-Qur'an. Qom. Jamiah Mudarrisin. Cet. Kedua. 1416 H.
  • Qurthubi, Muhammad bin Ahmad. Al-Jami' li Ahkami al-Qur'an. Teheran. Nashir Khosru. 1364 SH.
  • Ramyar, Mahmud. Tarikhe Quran. Teheran. Amir Kabir. Cet. Ketiga. 1363 HS.
  • Shaduq, Muhammad bin Ali. Tsawab al-A’mal dan Iqab al-A’mal, terjemah Ali Akbar Ghaffari. Teheran. Penerbit Shaduq. 1373 H.
  • Suyuthi, Jalaluddin. Al-Dur al-Mantsur fi Tafsir bil Ma’tsur. Beirut. Dar al-Fikr. Tanpa tahun.
  • Thabathabai, Muhammad Husein. Al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an. Qom. Kantor penerbitan Islami Jamiah Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qom. Cet. Kelima. 1417 H.